Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di era kerajaan Majapahit dizaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih
Gajah Mada,kerajaan Sambas disebut sebut sebagai satu kerajaan di
Borneo yang berada dibawah kekuasaan Maja Pahit,hal ini dibuktikan oleh
tulisan Empu Prapanca didalam buku “NEGARA KERTAGAMA” yang
dituliskanya tahun 1365 m.
PUPUH XIV :
Menjelaskan,
Berdasarkan cerita dongeng rakyat Sambas,nama Sambas berasal dari tiga
orang sahabat seorang diantarnya bernama ABBAS,bersama mereka
terdapat pula seorang Cina,jadi mereka adalah tiga orang sahabat yang selalu
bekerja sama,,didalam bahasa Cina, tiga biasa disebut SAM,,maksud dari
kata Sambas adalah kerjasama bertiga dengan Abbas mereka sebutlah
Sambas,lama kelamaan nama tersebut semakin populer dan melekatlah kata
Sambas yang merupakan symbol kerjasama tiga sahabat.
bernama
Syamsudin dan Saribas ,
Syamsudin kawin dengan orang halus(Jin) diNegeri Kebanaran,tetapi
kemudian dia menghilang karena diperecayai dia pindah dan ikut berdiam
diNegeri Kebanaran.namun jiwa Sam selalu mengikuti sahabatnya
Saribas(suku Dayak),,Dimana ada Sam disitu ada Saribas..,itu terjadi karena
ketika mereka berada di Muara Ulakan (Sekarang tempat berdirinya Istana
Sambas) mereka pernah berikrar berjanji tidak akan ada pertikaian dan saling
dendam antara mereka,walau mereka dari suku berdeda (Dayak
danMelayu),janji tersebut mereka tandai dengan melempar batu bersama
disimpang tiga muara ulakan sambil berikrar tak ada
permusuhan,pertikaian,selamanya kecuali batu yang mereka lemparkan bisa
mengapung dipermukaan air Muara ulakan..Sejak itu diambilah Nama Sam(dari
Syamsudin) dan Bas(dari Saribas) untuk menamai tempat tersebut dengan
nama “SAMBAS”,.
Sampai sekarang orang Dayak Maupun Melayu percaya mereka adalah satu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan semboyan..”IBARAT
AUR(Bambu) DAN TEBING” selalu terikat dan memerlukan satu sama
lain,hal tersebut dapat terlihat disaat kerusuhan etnis berdarah tahun
1999,persaudaraan mereka tetap kokoh dan tak pernah goyah…….
SUMBER:
2.KERAJAAN SAMBAS
HTTP://BERT972.BLOGSPOT.COM
HTTP://WWW.ALBERTKENNEDY.CO.CC
Ratu Sepudak sebagai raja Sambas dikota lama adalah raja beragama Hindu
terakhir Di Kota Lama Sambas…Belanda(VOC) yang baru saja menguasai
Batavia pada tahun 1596,pada tahun 1604 telah mengunjungi kerajaan Matan
dan membuka hubungan dagang dengan Matan ...Dari Matan ,VOC
mendapatkan informasi tentang kerajaan yang ada di pantai barat
Kalimantan.tahun 1609,VOC datang kekota Lama Sambas.mengetahui
Sambas kaya dengan emas,VOC mengikat perjanjian dengan Ratu
Sepudak.dalam perjanjian tanggal 1 Oktober 1609 itu,wakil VOC Samuel
Bloemaert sekaligus mengikat kerajaan Landak dan Sukadana.Belanda paham
benar karena landak adalah penghasil intan terkenal dan Sambas serta Matan
adalah pusat penjualan emas dan intan pada masa itu.inilah awal dari
perjanjian Belanda di Sambas,walaupun baru sejak 1817 Belanda duduk dan
berkuasa di Sambas(sumber lampiran perjanjian VOC dan Sambas 1
Oktober 1609).
sumber:
-Prof.Dr.E.Gade Malsbergen ;”Geschidemis van Nederland indie,llitgertrd
Mij,Amsterdam,1939,deel’,hal.349.
-lampiran perjanjian VOC dan Sambas 1 Oktober 1609.
3.KESULTANAN SAMBAS
arah barat-timur.
GAMBAR 4
Sungai Sambas sejak awal sejarah sudah lama
dihuni manusia. Mereka bertempat tinggal di
tepian sungai pada rumah-rumah rakit atau rumah
kolong yang didirikan di atas tiang.
membujur arah barat-timur. Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah
bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah
gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti
keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. Bangunan keraton menghadap
ke arah barat ke arah sungai Sambas,Ke arah utara dari dermaga terdapat
Sungau Sambas Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai Teberau. Di
sekeliling tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa dan mengelompok di
beberapa tempat terdapat makam keluarga sultan.
Bangunan keraton yang lama dibangun oleh Sultan Bima pada tahun 1632
(sekarang telah dihancurkan), sedangkan keraton yang masih berdiri sekarang
dibangun pada tahun 1933. Sebagai sebuah keraton di tepian sungai, di mana
sarana transportasinya perahu/kapal, tentunya di tepian sungai dibangun
dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar. Dermaga yang terletak di
depan keraton dikenal dengan nama jembatan Seteher. Jembatan ini
menjorok ke tengah sungai. Dari dermaga ini ada jalan yang menuju keraton
dan melewati gerbang masuk.
GAMBAR 5
Di daerah pertemuan sungai Sambas dan
Sambas Kecil terdapat sebuah keraton yang
seluruh dindingnya dibuat dari kayu.
Gerbang masuk yang menuju halaman keraton dibuat bertingkat dua dengan
denahnya berbentuk segi delapan dan luasnya 76 meter persegi. Bagian
bawah digunakan untuk tempat penjaga dan tempat beristirahat bagi rakyat
yang hendak menghadap sultan, dan bagian atas digunakan untuk tempat
mengatur penjagaan. Selain itu, bagian atas pada saat-saat tertentu digunakan
sebagai tempat untuk menabuh gamelan agar rakyat seluruh kota dapat
-9-
Setelah melalui gerbang kedua dan pagar halaman inti, sampailah pada
bangunan keraton. Pada bagian atas ambang pintu keraton terdapat tulisan
"Alwatzsyikhubillah" yang berarti "Berpegang teguh dengan nama Allah". Di
bagian atasnya tulisan ini terdapat ukiran yang menggambarkan dua ekor
burung laut yang bermakna "Kekuatan Kerajaan Sambas pada angkatan laut",
dan angka sembilan yang berarti bangunan keraton ini dibangun oleh sultan
yang kesembilan.
GAMBAR 6
Masjid Agung Sambas yang dibangun oleh Sultan
Abubakar Tajuddin (1848-1853). Letaknya di
sebelah baratdaya keraton (Dok. Puslitarkenas).
Bangunan utama keraton berukuran 11,50 x 22,60 meter. Terdiri atas tujuh
ruangan, yaitu balairung terletak di bagian depan, kamar tidur sultan, kamar
tidur istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan, ruang keluarga, ruang makan,
dan ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang pintu yang
menghubungkan balairung dan ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan
Sambas dengan tulisan "Sultan van Sambas" dan angkatahun 15 Juli 1933.
Angka tahun ini merupakan tanggal peresmian bangunan keraton. Di bagian
dalam bangunan ini, pada kamar tidur Sultan tersimpan barang-barang
khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya tempat peraduan sultan, pakaian
kebesaran, payung kesultanan, pedang, getar, puan, dan meja tulis Sultan.
Pada bagian dinding terpampang gambar-gambar keluarga Sultan yang
pernah memerintah Sambas.
BAGIAN 2
sekarang sudah berumur sekitar 200 tahun dan beberapa kali mengalami
perehaban.
1. Raden Mas
2. Raden Putri
3. Raden Sambir
4. Raden Pajang
5. Ratu Kilat
6. Pangeran Pajajaran
7. Panglima Guntur.
Menurut Gusti Sofyan Kailani (60 th) Penjaga Kamar Pusaka, saat ini Meriam
Ratu Kilat sedang tidak ada ditempat dan telah lama pergi dari istana.itu
biasanya akan menandakan kejadian alam luar biasa didunia.Namun
menurutnya Meriam tersebut bisa saja tiba tiba ada ditempat(kembali dengan
sendirinya)...Karena menurut beliau,meriam itu bukan Raib,atau dicuri
orang,melainkan pergi meninggalkan keraton untuk mengatasi sesuatu hal atau
peristiwa.tapi bila sudah sampai waktunya ia akan kembali dengan sendirinya.
SUMBER
-Buku “Kabupaten Sambas Sejarah Kesultanan Dan Pemerintahan Daerah”,Dari Pemda
Sambas,Dinas Pariwisata Kabupaten Sambas Th 2001.
-Harian “Tribun Pontianak”,edisi 246 Th 1,hal 09.
-Situs Situs Internet Yang Tak Dapat Saya Sebutkan Satu Persatu.
KERAJAAN BRUNAI
Hubungan dagang yang erat antara Cina dengan Brunai telah menjadikan salah
seorang China menjadi Sultan Brunai yang kedua.yaitu Sultan Ahmad,sultan
Ahmad adalah Putera dari Ong Sun Ping (Wong SanTing) yang kawin dengan
puteri Ratna Dewi,menurut Tarsilah Brunai sultan Ahmad adalah Patih
Berbai,saudara sultan Muhammad Syah.menurut Sultan Muhammad
Syafiuddin II(Sultan Sambas) didalam bukunya “Silsilah Sambas” ,hal 3,Sultan
Ahmad itu adalah Wang San Ting ,sebagai mana kutipan dibawah ini.
“Maka dapat pula kemala naga itu oleh Wang Kang,maka Wang San Ting pun
merajuklah tida lagi mau pulang kenegeri China,lalu berbaliklah ke Brunai,lalu
beristrikan puteri sultan Muhammad itu,maka digelar pula sultan Ahmad.maka
kerajaan Brunai diberikan baginda kepada anaknda sultan Ahmad.”
Sumber :
1.Pemerintah kerajaan Brunai Darussalam,”BRUNAI BERDAULAT”,Federal Publication
1984,hal 63,64.
2.Catatan Sultan Muhammad Syafi’uddin II “SILSILAH SAMBAS”.
- 17 -
SEJARAH BRUNEI
Delapan orang pembesar dari pulau tersebut telah naik kekapal duduk diatas
permadani diburitan kapal menghadiahkan sebuah cerana yang penuh berisi
surih dan pinang,limau,bunga melati yang ditutupi kain sutera kuning,dia juga
memberi kami dua kurung ayam,2 ekor kambing,3 tempayan arak yang
disuling dari beras,dan beberapa tebu. .
Ketika kami datang ke kota,kami harus menunggu sekitar 12 jam
diperahu,sehingga datang 2 ekor gajah yang dihiasi dengan kain sutera,dan 12
orang yang masing masing membawa sebuah wadah porselin yangditutupi
kain sutera,untuk menyambut hadiah hadiah kami...kami naik keatas
gajah,sementara 12 orang tadi berjalan kaki dihadapan membawa hadiah
hadiah.kami pergi kerumah Syahbandar,disana malamnya kami tidur diatas
tilam kapuk berseprai kain sutera,berselimutkan sejenis kain Cambay….
Keesokan harinya kami tinggal dirumah itu hingga tengah hari tanpa kerja apa
apa,dan kemudian kami pergi ke istana raja…diujung Balairung,terdapat
sebuah Balairung kecil agak tinggi,namun tidak begitu besar tempat itu dihiasi
derngan kain sutera dan 2 buah jendela bertabir kain Brokat,utuk menerangi
ruangan itu.
Disitu terdapat 300 pengawal raja dalam keadaan siap siaga dengan pedang
terhunus.pada ujung balairung kedua ini,terdapat sebuah ruangan besar yang
terbuka ditutupi dengan tirai brokat,apabila tirai ini dibuka kami melihat Raja
tersenyum disinggasananya bersama salah seorang Puteranya,sambil
mengunyah sirih.dibelakang baginda kelihatan perempuan perempuan belaka.
.
Kami telah menerangkan kepada raja itu,bahwa kami adalah rakyat raja
- 18 -
Kami menunggang gajah lagi dan kembali kerumah Syahbandar.7 orang laki
laki mengikuti kami untuk membawa hadiah hadiah yang telah diberikan
kepada kami...apabila kami telah sampai dirumah diberikanya hadiah tersebut
kapada kami masing masing,dengan meletakkan pada bahu kami seperti yang
telah dilakukan diistana raja.”(kunjungan Pigetta ke Brunai telah tercata
diprasasti makam Raja Raja Brunai di Kota Batu,Bandar Sri Begawan). .
rajakan di Serawak dan bawa oleh adinda sakai seribu orang akan
teman adinda sebanyak “.
Maka sembah Raja Tengah :” mana titah patik junjung”.Maka ia pu
berlayar ke Serawak (kutipan tulisan Sultan Muhammad syafiuddin II
“silsilah Sambas” hal 8,pasal yang kedua,sebutan Raja Tengah dipakai
pula dalam buku “Borneos western Afdeeling” oleh P.Y Veth)
Susur galur antara Sultan Brunai yang ditulis oleh Sultan Muhammad
Syafiuddin II,terdapat perbedaan dengan yang yang ditulis oleh
Brunai.menurut Brunei Raja Tengah dan Sultan Jalilul Akbar adalah saudara
dan sama sama anak dari Sultan Muhammad Hasan . menurut catatan Sultan
Muhammad Syafiuddin II,raja Tengah bersaudara dengan Sultan Abdul Jalilul
Akbar bin Sultan Jalilul Akbar.untuk sama sama menyelidiki perbedaan ini
dikutip tulisan Sultan Muhammad Syafiuddin II hal.7 (alih aksara) dan Susur
Galur Sultan Brunai Darussalam.
“Adapun pancar tulisan Raja Brunai yang masuk di Sambas,yaitu asal mulanya
:
1.Sultan Muhammad beranak perempuan ,berlaki menteri raja China bernama
Wang San Ting digelar Sultan Ahmad
2.Sultan Ahmad beranak perempuan berlaki tuan syarif Ali bin Hasan bin Aby
Umay ibnu Barkat,pancar Amir Hasan cucu Rosulullah SAW,dating dari Negeri
Tha’if digelar Sultan Barkah.
3.Sultan Barkat beranakan Sultan Sulaiman.
4.Sultan Sulaiman beranakan Sultan Bolkiah.
5.Sultan Bolkiah beranakan Sultan Abdul Kahar.
6.Sultan Abdul Kahar beranakan
7.Sultan Saiful Rijal beranakan Sultan Syah Brunei.
8.Sultan Syah Brunei Beranakan Sultan (Muhammad) Hasan.
9. Sultan (Muhammad) Hasan beranakan Sultan Abdul Jalilul Akbar.
10. Sultan Abdul Jalilul Akbar beranakan Raja Tengah.
11.Raja Tengah Artinya anak yang Tengah”Raja Brunei”.
Saat itu yang menjadi raja diSukadana adalah Panembahan Giri Mustika,ia
sedang kedatangan tamu utusan Raja Mekkah yang bernama Syech
Syamsuddin.Utusan tersebut menyampaikan sebuah Kitab Suci Al Qur’
an,sebentuk Cincin Bermata Jakut Merah dan surat pengangkatan/pemberian
gelar Panembahan Giri Mustika,dengan nama dan gelar (Islami) yaitu “Sultan
Muhammad Syafi’uddin”.Raja Tengah pun belajar memperdalam pengetahuan
ilmu agama islam kepada Syech Syamsuddin,sebelumnya Raja Tengah
memang sudah memeluk agama Islam…
Catatan :
Sultan Muhammad Syafiuddin(Matan) adalah kakek dari Raden Sulaiman Sultan Sambas
yang pertama
Menurut Raja Ali Haji dalam buku “Silsilah Melayu Dan Bugis Dan Sekalian
Raja Rajanya” dan P.J Veth dalam buku “Borneo’s Westerafdeeling” ,raja raja
Sukadana Matan berasal dari Majapahit dimulai dari Prabu Brawijaya
beranakkan Raja Bapurung (Pangeran Prabu)...dalam bahasa dayak Bapurung
berarti bertato,Raja Bapurung beranakkan Panembahan Karang
Junjung(Talaunia Canddlei),beranakkan Panembahan Bandala,beranakkan
Panembahan Sukadana,beranakkan Panembahan Air Mala,beranakkan
Panembahan Baruh,beranakkan Panembahan Giri Kesuma,yang kawin
dengan Ratu Mas Jaintan disebut juga Ratu Bunku dari Landak dan
mempunyai tiga orang anak Yaitu Panembahan Giri Mustika bergelar Sultan
Syafi’uddin,Puteri Surya Kesuma kawin dengan Raja Tengah,Gusti Lekar
kawin dengan Utin Periuk dari Meliau/Tayan.
Catatan : Menurut Tim Peniliti Sejarah Sambas,”KOTA LAMA” dulunya disebut “KOTA
SAMBAS”,namun setelah ibukota Sambas berpindah...Kota tersebut disebut KOTA LAMA
(Bekas ibu kota yang lama).
“Maka Sultan pun telak mempertaruhkan akan saudaranya Ratu Surya Kesuma
kepada Raja Tengah.Maka adalah ketika itu Raja Tengah sudah dapat lima
orang putera,3 laki laki dan 2 perermpuan,yang tuanya laki laki bernama Raden
Sulaiman,yang kedua bernama Raden Badaruddin,yang ketiga bernama
Raden Abdul Wahab yang keempat bernama Raden Rasymi Puteri yang
- 23 -
Ratu Sepudak telah wafat tidak lama setelah Raja Tengah sampai di
Sambas.sesuai dengan wasiatnya Pangeran Prabu Kencana telah dinobatkan
menjadi Ratu dengan dengan nama dan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda.
Setelah setahun perkawinan Raden Sulaiman mendapat seorang anak laki laki
diberi nama Raden Bima.
Ratu Anom Kesuma Yuda, sangat mempercayai adik dan iparnya.Pangeran
Aria Mangkurat diangkat sebagai Wazir I dan iparnya Raden Sulaiman diangkat
sebagai Wazir II.
Catatan :Sumber utama,Buku “SILSILAH SAMBAS”,Yang ditulis oleh Sultan Syafi’uddin II.
Gambar gambar adalah koleksi"Bert972"
Http://bert972.blogspot.com---Http://www.albertkennedy.co.cc
Untuk lebih lengkap tentang sejarah sambas,silakan baca pada situs "Bert972" diatas.