Anda di halaman 1dari 24

Meniti Hidup dengan Kemuliaan

Hidup Mulia dengan


Pengendalian Diri
(Mujhadah an-Nafs)

Hidup Mulia dengan


Prasangka Baik
(husnuzzan)

Hidup Mulia dengan


Persaudaraan
(ukhuwwah)

1. Pengendalian Diri
(Mujhadah an-Nafs)
Apa yang
dimaksud
pengendalia
n diri??

Pengendalian diri (Mujhadah


an-Nafs) adalah menahan diri
dari segala perilaku yang dapat
merugikan diri sendiri dan juga
orang lain, seperti sifat serakah
atau tamak. Dalam literatur
Islam, pengendalian diri dikenal
dengan istilah a-aum, atau
puasa.

Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah


saw. bersabda:

Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam


perkelahian, tetapi orang yang perkasa adalah orang yang
mengendalikan dirinya ketika marah. (H.R. Bukhari dan
Muslim)

1. Bersabar dengan tidak membalas


terhadap ejekan atau cemoohan
teman yang tidak suka terhadap
kamu.

3. Ikhlas terhadap segala bentuk


cobaan dan musibah yang
menimpa, dengan terus berupaya
memperbaiki diri dan lingkungan.

2. Memaafkan kesalahan teman


dan orang lain yang berbuat
aniayakepada kita.

4. Menjauhi sifat dengki atau iri


hati kepada orang lain dengan
tidak membalas kedengkian
mereka kepada kita.

2. Prasangka Baik (husnuzzan)


Prasangka baik atau husnuzzan berasal

dari kata Arab yaitu husnu yang artinya


baik, dan zan yang artinya prasangka.
Jadi prasangka baik atau positive thinking
dalam terminologi Islam dikenal dengan
istilah husnuzzan.

Dalam ilmu akhlak,


husnuzzan dikelompokkan ke
dalam tiga bagian:

Husnuzzan kepada
Allah Swt

Husnuzzan kepada diri


sendiri

Husnuzzan kepada
orang lain

Rasulullah saw. bersabda:

Jauhkanlah dirimu dari prasangka


buruk, karena sesungguhnya
prasangka itu adalah perkataan
yang paling dusta. (H.R. Bukhari)

1. Memberikan apresiasi atas prestasi yang dicapai


oleh teman atau orang lain dalam bentuk ucapan
atau pemberian hadiah.
2. Menerima dan menghargai pendapat
teman/orang lain meskipun pendapat tersebut
berlawanan dengan keinginan kita.
3. Memberi sumbangan sesuai kemampuan kepada
peminta-minta yang datang ke rumah kita.
4. Turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial baik
ketika di lingkungan rumah,sekolah, ataupun
masyarakat.
5. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada
kita dengan penuh tanggung jawab.

Yaitu menyangka orang lain


melakukan hal-hal buruk tanpa
adanya bukti yang benar. Dan
prasangka buruk adalah sifat
yang harus dijauhi dan
dihindari.

Q.S. al-Hujurt/49:12

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka


(kecurigaan),sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah
kamu mencaricari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu
yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa
jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima
tobat, Maha Penyayang.

Kandungan Ayat

Kosakata

Bacaan

Cara Membaca

Hukum

Sebab

Ijtanibu

Qalqalah
sughra

Ada jim sukun(mati asli) di


tengah kalimat

Katsiirammin

Idgham
bighunnah

Ada fathah tanwin bertemu


dengan huruf mim,

Badukum
badan

Ikhfa
syafawi

Ada mim mati bertemu


dengan huruf ba

Ayyakula

Idgham
bighunnah

Ada nun sukun bertemu


huruf ya

Innallaha
tawwaburrahiim

Idgham
bilagunnah

Ada sukun tanwin bertemu


dengan huruf ra

Persaudaraan (ukhuwwah) dalam Islam


dimaksudkan bukan sebatas hubungan kekerabatan
karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud
dengan persaudaraan dalam Islam adalah
persaudaraan yang diikat oleh tali aqidah (sesama
muslim) dan persaudaraan karena fungsi
kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah Swt.).
Kedua persaudaraan tersebut sangat jelas
dicontohkan oleh Rasulullah saw. saw., yaitu
mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan
kaum Ansar, serta menjalin hubungan persaudaraan
dengan suku-suku lain yang tidak seiman dan
melakukan kerja sama dengan mereka

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad


dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan
tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin),
mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang
yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun
atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika
mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama,
maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah
ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.

No Bacaa
n
1.

Cara
Membaca

Hukum

Sebab

Inna

Gunnah

nun bertasydid

2.

Wa- angfusihim Ikhfa hakiki

nun mati bertemu huruf


fa

3.

Bi-amwalihim

Idzhar syafawi

mim mati bertemu


dengan wau

4.

Walayatihimmi
n syai-in

Idgham mimi,
ikhfa hakiki

mim mati bertemu mim,


nun mati bertemu syin

5.

Qaumim
bainakum

Mad layyin atau


mad lin

wawu sukun didahului


huruf berfathah qaf dan
ya sukun didahului
huruf berfathah ba

Sesungguhnya orang-orang
mukmin itu bersaudara, karena
itu damaikanlah antara kedua
saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwalah kepada Allah agar
kamu mendapat rahmat.

Pada ayat di atas Allah Swt. menegaskan


dua hal pokok. Pertama, bahwa
sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara. Kedua, jika terdapat
perselisihan antarsaudara, kita
diperintahkan oleh Allah Swt. untuk
melakukan ilah (upaya perbaikan atau
perdamaian).

1. Menjenguk/mendoakan/membantu
teman/orang lain yang sedang sakit
atau terkena musibah.
2. Mendamaikan teman atau saudara
yang berselisih agar mereka sadar
dan kembali bersatu.
3. Bergaul dengan orang lain dengan
tidak memandang suku, bahasa,
budaya, dan agama yang dianutnya.
4. Menghindari segala bentuk
permusuhan, tawuran, ataupun
kegiatan yang dapat merugikan
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai