Anda di halaman 1dari 5

1. Apakah hukum itu ?

Hukum adalah suatu peraturan yang dapat membuat kebaikan didalam berkehidupan
manusia(word view = pandangan hidup).hukum terdapat ditempat yang paling tinggi
(supremasi hukum), hukum berfungsi sebagai pencegah dan mengobati penyakit
rasional manusia.
A. Hukum sebagai pandangan hidup suatu peraturan yang dapat membuat kebaikan
didalam berkehidupan manusia, artinya hukum adalah sebagai tatanan bagaimana
manusia harus berbuat sehingga terjadinya suatu keharmonisan antara manusia
lain, dan lingkungan hidup.
B. Hukum terdapat ditempat yang paling tinggi (supremasi hukum), artinya
memandang hukum sebagai sesuatu yang tempatnya berada di tempat yang paling
tinggi, lebih tinggi daripada pemimpin karena hukum merupakan sumber dari
kekuasaan yang artinya seorang pemimpin menentukan bagaimana ia berkuasa
adalah berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku. Hal ini dikarenakan,
seorang pemimpin adalah manusia dan manusia itu seperti binatang buas,
sebijaksana apapun dia, tetap saja memiliki nafsu.
C. Hukum berfungsi sebagai pencegah dan mengobati penyakit rasional manusia,
artinya hukum adalah sarana(preventif) penting guna menghindarkan manusia dari
perbuatan kejahatan dan ketidaktertiban serta sebagai sarana pemasyarakatan bagi
yang para pelaku tindak pidana. Karena rakyat haruslah diatur agar senantiasa
tertib sehingga negara menjadi damai dan teratur.

2. Apa sifat dasar dari hukum itu sendiri?


Agar terciptanya tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat, maka haruslah peraturanperaturan (hukum) itu dipatuhi oleh tiap-tiap orang. Tetapi karena pada zaman dahulu
pun sudah banyak yang tidak mau mematuhi hukum, maka hukum harus mempunyai
suatu sifat dasar yaitu mengatur dan memaksa.
A. Mengatur adalah, karena hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan/
atau larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat
demi terciptanya ketertiban di dalam masyarakat.
B. Memaksa adalah, karena hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk
mematuhi normanya. Apabila melanggar akan dikenakan sanksi tegas.

3. Apa tujuan diadakannya hukum?


Tujuan diadakannya hukum ialah merupakan nilai yang ingin diwujudkan manusia.
Tujuan hukum yang utama ada tiga, yaitu:
1) Keadilan untuk keseimbangan,
2) Kepastian untuk ketepatan,
1

3) Kemanfaatan untuk kebahagiaan.


Sehingga agar kepentingan setiap orang baik individu maupun kelompok tidak di
ganggu oleh orang atau kelompok lain yang selalu menonjolkan kepentingan
pribadinya atau kepentingan kelompoknya.

4. Mengapa hukum dan keadilan diperlukan ?


Hal ini dikarenakan, Hukum sebagai suatu instrumen yang keberadaannya sangat
dibutuhkan dan melekat pada setiap kehidupan sosial masyarakat. Hukum diperlukan
untuk mewujudkan dan menjaga tatanan kehidupan bersama yang harmonis. Tanpa
adanya aturan hukum, maka kehidupan masyarakat akan tercerai-berai dan tidak dapat
lagi disebut sebagai satu kesatuan kehidupan sosial yang harmonis.
Norma hukum dapat berupa sebagai suatu perintah ataupun larangan yang bertujuan
agar setiap individu anggota masyarakat dalam melakukan sesuatu tindakan yang
diperlukan untuk menjaga harmoni kehidupan bersama atau sebaliknya agar
masyarakat tidak melakukan suatu tindakan yang dapat merusak tatanan kehidupan
masyarakat itu sendiri. Jika tindakan yang diperintahkan itu tidak dilakukan atau
dengan kata lain suatu larangan dilanggar maka keseimbangan harmoni masyarakat
akan terganggu.
Karakteristik hukum sebagai norma atau kaidah selalu dinyatakan berlaku secara
umum dan universal yang dikenal dengan asas equality before the law persamaan di
depan hukum untuk siapa saja dan dimana saja dalam wilayah negara tanpa
membeda-bedakan dari segi apapun atau tidak berlaku secara diskriminatif kecuali
jika dalam pelaksanaannya ada oknum aparat penegak hukum dalam struktur hukum
telah memberlakukan hukum itu sendiri secara diskriminatif.
Kedamaian tersebut dapat diartikan bahwa di satu pihak terdapat ketertiban antar
pribadi yang bersifat eksteren dan dilain pihak terdapat ketentraman pribadi interen.
Demi tercapainya suatu ketertiban dan kedamaian maka hukum berfungsi untuk
memberikan jaminan bagi seseorang agar kepentingannya diperhatikan oleh setiap
orang lain. Jika kepentingan itu terganggu maka hukum harus melindunginya serta
setiap ada pelanggaran hukum. Oleh karenanya hukum itu harus dilaksanakan dan
ditegakan tanpa membeda-bedakan atau tidak memberlakukan hukum secara
diskriminatif.
Dengan demikian, dalam upaya untuk menjaga ketertiban kehidupan bermasyarakat
maka hukum harus ditegakan ditandai bahwa setiap kejahatan dan pelanggaran

terhadap hukum harus mendapatkan sanksi sesuai dengan tingkat kejahatan dan
pelanggaran itu sendiri. Sanksi terdiri atas berbagai macam bentuk yang bertujuan
memberikan keadilan tidak saja kepada korban tetapi juga sebagai tata nilai yang
merekatkan tatanan kehidupan bermasyarakat.
Selain keadilan, tujuan lain dari hukum yaitu adanya kepastian hukum dan
kemanfaatan. Namun keadilan adalah tujuan yang tertinggi dari hukum. Kepastian
hukum adalah bagian dan dibutuhkan sebagai upaya menegakkan keadilan. Dengan
kepastian hukum setiap perbuatan yang terjadi dalam kondisi yang sama akan
mendapatkan sanksi. Adapun kemanfaatan dilekatkan pada hukum sebagai alat untuk
mengarahkan masyarakat yang tentu saja tidak boleh melanggar keadilan.

5. Untuk siapa keadilan itu?


Keadilan adalah hak semua makhluk hidup didunia ini untuk memperoleh dan
kewajiban bagi setiap makhluk didunia ini untuk menegakkannya. Yaitu dengan mulai
dari diri sendiri untuk menerima sesuai kodrat dan porsinya tanpa mengambil hak dari
orang lain meskipun sedikit.

6. Kapan keadilan itu dapat terwujud?


Keadilan dapat terwujud ketika aku, kita dan semua dapat berlaku adil dan berbuat
kebajikan. Dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 90 :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan
permusushan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran

7. Apakah hukum sama dengan keadilan?


Hukum belum sama dengan keadilan. Simbol antara keadilan dan hukum telah lama
disandingkan maupun diperdebatkan oleh berbagai kalangan. Keadilan dan hukum
seharusnya seimbang demi menegakkan hukum yang proporsional. Tujuan hukum
adalah untuk menciptakan kepastian, kemanfaatan, dan keadilan. Sejalan dengan teori
tersebut konstitusi Bangsa Indonesia, yaitu dalam amanat prembule UUD 1945 telah
jelas menegaskan Negara Indonesia, yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Secara historis, frasa Adil disematkan dalam konstitusi karena merupakan cita-cita
berbangsa dan bernegara. Namun sesungguhnya yang terjadi kulminasi pertarungan
panjang antara keadilan dan hukum belakangan ini perlahan meretas sebagai
romantisme mengenai tujuan hukum tersebut.
3

8. Apa hubungan antara manusia, hukum, dan keadilan?


Belum seharmonis seperti yang di cita-citakan, hubungan ini dikarenakan manusia
didalam menjalankan hukum dan sebagian juga dari yang mereka buat masih belum
bisa sepenuhnya mencapai kedalam cita-cita. Yaitu tujuan dibuatnya hukum itu sendiri
yaitu kepastian, kemanfaatan dan keadilan.

9. Sudah adilkah manusia terhadap alam semesta beserta isi yang


terkandung di dalamnya?
Belum, manusia yang hakikatnya diciptakan oleh Allah sebagai makhluk paling
sempurna untuk menjadi khalifah di Bumi, ternyata masih sangat jauh dari kata adil
dengan alam semesta. Hal ini dengan banyak dibuktikan dengan perilaku manusia
yang melakukan eksplorasi besar-besaran tanpa melakukan reklamasi ulang. Akhirnya
sudah bisa ditebak. Hutan gundul, lubang mengangah sisa tambang, banjir besar dan
kekeringan dimana-mana dimusim awal kemarau akibat dampak buruknya.

10.Hukum untuk manusia atau manusia untuk hukum?


Hukum untuk manusia, bukan manusia untuk hukum. Hukum itu bukan hanya
bangunan peraturan, melainkan juga bangunan ide, kultur, dan cita-cita yang
menyatakan pemikiran. hukum perlu kembali pada filosofis dasarnya, yaitu hukum
untuk manusia yang sering disebut hukum progresif karya Prof Satjipto Rahardjo.
Dengan filosofis tersebut, maka manusia menjadi penentu dan titik orientasi hukum.
Hukum bertugas melayani manusia, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, hukum itu
bukan merupakan institusi yang lepas dari kepentingan manusia. Mutu hukum
ditentukan oleh kemampuannya untuk mengabdi pada kesejahteraan manusia. Ini
menyebabkan hokum progresif menganut ideologi Hukum yang pro-keadilan dan
Hukum yang Pro-rakyat.
Dalam logika itulah revitalisasi hokum dilakukan setiap kali. Bagi hukum progresif,
proses perubahan tidak lagi berpusat pada peraturan, tetapi pada kreativitas pelaku
hukum mengaktualisasikan hukum dalam ruang dan waktu yang tepat. Para pelaku
hukum progresif dapat melakukan perubahan dengan melakukan pemaknaan yang
kreatif terhadap peraturan yang ada, tanpa harus menunggu perubahan peraturan
(changing the law). Peraturan buruk tidak harus menjadi penghalang bagi para pelaku
hukum progresif untuk menghadikarkan keadilan untuk rakyat dan pencari keadilan,
karena mereka dapat melakukan interprestasi secara baru setiap kali terhadap suatu
peraturan. Untuk itu agar hokum dirasakan manfaatnya, maka dibutuhkan jasa pelaku
4

hukum yang kreatif menterjemahkan hokum itu dalam kepentingan-kepentingan


sosial yang memangharus dilayaninya.
Berdasarkan teori ini keadilan tidak bisa secara langsung ditemukan lewat proses
logis formal. Keadilan justru diperoleh lewat institusi, karenanya, argument-argumen
logis formal dicari sesudah keadilan ditemukan untuk membingkai secara yuridisformal keputusan yang diyakini adil tersebut. Oleh karena itu konsep hokum
progresif, hokum tidak mengabdi bagi dirinya sendiri, melainkan untuk tujuan yang
berada di luar dirinya.
Dalam masalah penegakan hukum, terdapat 2 (dua) macam tipe penegakan hokum
progresif :
1) Dimensi dan factor manusia pelaku dalam penegakan hokum progresif. Idealnya,
mereka terdiri dari generasi baru professional hukum yang memiliki visi dan
filsafat yang mendasari penegakan hokum progresif.
2) Kebutuhan akan semacam kebangunan di kalangan akademisi, intelektual dan
ilmuan serta teoritisi hukum Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai