Anda di halaman 1dari 20

RESUME BAB 15

Bab ini memfokuskan pada siklus pengeluaran, khususnya transaksi pembelian dan
pengeluaran serta pengujian substansi atas hutang usaha. Bab ini kemudian akan membahas :

Penggunaan pengetahuan tentang bisnis dan industri klien

Pemahaman aspek-aspek pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian


untuk siklus pengeluaran

Perancangan pengujian substantif rinci yang tepat

SIFAT SIKLUS PENGELUARAN


Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan
pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utamanya adalah pembelian, pembayaran. Bab ini
terutama akan memusatkan perhatian pada kedua transaksi tersebut, pengendalian internal
yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan pengeluaran kas, serta pengujian atas saldo
hutang usaha.
TUJUAN AUDIT
Tujuan-tujuan audit didefinisikan melalui asersi-asersi implisit atau eksplisit. Tujuan-tujuan
spesifik tersebut dirangkum dalam tabel berikut :
Kategori Asersi

Kelompok

Tujuan Audit Spesifik

Eksistensi

Transaksi

Mencatat pembelian barang,


jasa, dan aktiva produktif
yang diterima selama periode
berjalan.

Mencatat hutang usaha yang


Saldo

mencerminkan
hutang

jumlah

perusahaan

per

tanggal neraca
Kelengkapan

Transaksi

Semua

pembelian

pengeluaran
dilakukan

dan

kas

yang

selama

periode

berjalan telah tercatat

Hutang usaha meliputi semua


Saldo
Hak dan Kewajiban

Transaksi

jumlah yang terutang kepada


pemasok per tanggal neraca
Perusahaan
jawab

bertanggung

atas

hutang

dari

pencatatan pembelian

Hutang
Saldo

usaha

kewajiban

merupakan

perusahaan

per

tanggal neraca
Penilaian atau Alokasi

Transaksi

Semua transaksi pembelian


dan pengeluaran kas telah
dinilai dengan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta
diposting dengan benar

Hutang

usaha

dinyatakan

dalam jumlah yang benar.


Saldo

Saldo beban yang berkaitan


telah sesuai dengan GAAP

Penyajian dan Pengungkapan

Transaksi

Rincian

pembelian

dan

pengeluaran kas mendukung


penyajiannya dalam LK

Hutang usaha dan beban


Saldo

terkait

telah

diidentifikasi

dan diklasifikasikan dengan

benar dalam LK
Pengungkapan

yang

memadai berkaitan dengan


komitmen,

kewajiban

kontinjensi, dan penjaminan


serta

hutang

mempunyai

pihak

yang

hubungan

istimewa

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK


MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Pemahaman tentang Bisnis dan Indusatri Klien
Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan hal-hal
seperti :
1. Bisnis klien
2. Kekuatan pasar
Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang berbeda, sehingga membuat
permintaan atas arus kas perusahaan yang berbeda.
Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko
bisnis klien. Selain itu, pemahaman juga akan membantu auditor dalam membuat
pertimbangan tentang :
1. Materialitas siklus pengeluaran
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan
jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini dimana risiko terjadinya salah saji
yang material adalah tinggi. Siklus pengeluaran memiliki pengaruh terhadap banyak
akun seperti persediaan, properti, pabrik dan peralatan, dan beban-beban utama.
Akun-akun ini dapat bersifat material terhadap laporan keuangan.
2. Risiko Inheren
3. Pengendalian internal
4. Pemberian jasa bernilai tambah

Pemahaman tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam memahami risiko
bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat
pertimbangan tentang:

Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan


Risiko inheren dalam siklus pengeluaran
Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan risiko
pengendalian bisnis
Pemberian jasa bernilai tambah

Materialitas
Mengilustrasikan fakta bahwa transaksi dalam siklus ini mempengaruhi lebih banyak akun
laporan keuangan dibandingkan dengan siklus lainnya. Beberapa dari akun itu, seperti
persediaan, property, pabrik dan peralatan serta jenis beban utama yang secara individual
dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi ini, auditor mencapai
tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya
salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Sistem akuntansi yang terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut
kelompok beban dan besarnya transaksi, serta memudahkan perhitungan observasi, jumlah
total, dan rata-ratanya. Karena pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya
untuk mendeteksi kesalahan hutang usaha tidaklah sebesar biaya untuk mendeteksi kesalahan
piutang usaha atau persediaan. Akibatnya, jumlah materialitas yang lebih kecil mungkin
dialokasikan ke siklus pengeluaran dan hutang usaha.
Risiko Inheren
Auditor harus mempertimbangkan factor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersiasersi di seluruh laporan keuangan, serta factor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi
spesifik dalam siklus pengeluaran. Factor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen
untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi:

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang
memenuhi target profitabilitas atau norma industry yang telah ditetapkan, yang dalam
kenyataan tidak tercapai akibat factor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional,
atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi
terhadap profitabilitas perusahaan, atau manajemen yang tidak yang baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang
menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang
menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.

Kedua factor diatas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji daripada lebih saji
pengeluaran dan hutang.

Auditor harus mempertimbangkan factor-faktor yang berkaitan dengan industry seperti


ketersediaan dan volatilitas harga bahan baku serta produk yang dibutuhkan perusahaan untuk
menjalankan bisnis.
Siklus pengeluaran cenderung menanggung risiko kecurangan yang dilakukan karyawan
melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Factor-faktor lain yang dapat menimbulkan
salah saji dalam asersi siklus pengeluaran mencakup;

Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi


Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otorisasi
Pembelian aktiva dapat diselewengkan
Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal seperti
apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi. (misalnya, perlakuan atas biaya
reparasi dan pemeliharaan atau klasifikasi lease sebagai lease operasi atau modal)

Risiko Prosedur Analitis


Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-akun siklus
pengeluaran yang mengandung salah saji.risiko prosedur analitis merupakan unsure
risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang
material.
Rasio

Rumus

Signifikansi Audit

Jumlah hari
Perputaran hutang
usaha

Rata-rata hutang Usaha /


pembelian x 365

Perputaran hutang usaha dipadukan


dengan pengetahuan tentang
pembelian sekarang dapat
bermanfaat dalam mengestimasi
hutang periode berjalan. Semakin
periode dapat menunjukka masalah
kelengkapan

Harga Pokok
Penjualan terhadap
hutang usaha

Hpp : Hutang Usaha

Jumlah ini akan berubah sekitar


persentase yang sama dari tahun ke
tahun, kecuali perusahaan
mengubah kebijakan
pembayarannya.

Hutang sebagai
persentase dari Total
Aktiva

Hutang Usaha / Total Aktiva

Saldo hutang usaha diluar neraca


bermanfaat dalam
membandingkannya dengan data
industry. Penurunan rasio ini yang
signifikan dapat menunjukkan
kelengkapan.

Aktiva lancar / Kewajiban Lancar

Kenaikan yang signifikan atas rasio

Rasio Lancar

(Current Ratio)

Rasio Cepat (Quick


Ratio)

lancar dibandingkan dengan


pengalaman tahun sebelumnya
dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga
dapat dipengaruhi oleh perubahan
akun aktiva.
Aktiva Moneter Lancar /
Kewajiban Moneter Lancar

Kenaikan yang signifikan atas rasio


lancar dibandingkan dengan
pengalaman tahun sebelumnya
dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga
dapat dipengaruhi oleh perubahan
akun aktiva.

MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL


Auditor memperoleh pemahaman tentang komponen pengendalian internal melalui review
atas pengalaman sebelumnya dengan klien, jika berlaku, dan melalui Tanya jawab dengan
manajemen dan personil perusahaan, mengobservasi aktivitas dan konsisi, serta menginspeksi
dokumen, catatan, buku pedoman, dan sebagainya. Pemahaman tersebut harus
didokumentasikan dalam formulir kuesioner yang lengkap, bagan arus, atau memorandum
naratif.
Lingkungan pengendalian
Factor-faktor lingkungan pengendalian yang relevan pada siklus pengeluaran yang harus
tercakup dalam pemahaman auditor atas lingkungan pengendalian;

Adanya sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan


Integritas dan nilai etis sangat penting dalam siklus pengeluaran
Komitmen terhadap kompetensi manajemen
Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenangan serta tanggung
jawab (hal yang sangat mendasar dalam mempelajari lingkungan penegndalian adalah
memahami bagaimana manajemen bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya
perusahaan)
Merupakan hal yang berguna untuk menentukan:
Laporan yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi review kinerja
perusahaan
Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview
Keputusan yang didasarkan atas laporan itu
Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari
laporan utama

Penilaian Risiko Manajemen

Yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal
berikut:
o Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi
pembelian
o Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian
o Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting
o Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
o Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda
o Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai
Jika manajemen menunjukkan pertimbangan yang tepat atas risiko-risiko diatas bersama
dengan komitmen untuk menjalankan aktivitas pengendalian untuk menghadapi risiko tsb,
maka kemungkinan salah saji yang berkaitan dengan situasi ini akan berkurang.
Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan perngetahuan tentang metode pemoresesan
dana dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus
pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi:

Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.

Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau
barang dikembalikan.

Proses mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

Pemantauan
Beberapa jenis aktivitas pemantauan secara terus-menerus atau periodik dalam komponen ini
dapat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan komponen pengendalian
internal lainnya. Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatakan
pengetahuan, apabila berlaku, mencakup (1) umpan balik yang terus menerus dari pemasok
perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan,
(2) komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit
sebelumnya, dan (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian
Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan
prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Bukti yang diperoleh dari
pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan penilaian
awal atas risiko pengendalian untuk asersi-asersi terkait tertentu sedikit di bawah maksimum
atau tinggi.

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PEMBELIAN


Memulainya dengan mengidentifikasi beberapa dokumen dan catatan penting yang
digunakan dalam pemrosesan transaksi pembelian secara kredit. Selanjutnya, akan
diidentifikasi dan dijelaskan tentang fungsi-fungsi yang terlibat dalam pelaksanaan serta
pencatatan pembelian barang dan jasa. Aktivitas pengendalian tersebut memiliki sistem
akuntansi yang terkomputerisasi, ada dua jenis pengendalian komputer:

Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang


mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.

Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang


terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.

DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM


Dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:

Permintaan pembelian

Register voucher

Pesanan pembelian

Laporan penerimaan

File induk pemasok yang telah


disetujui

Faktur penjualan

File pesanan pembelian terbuka

Voucher

File penerimaan

Laporan pengecualian

File transaksi pembelian

Ikhtisar voucher

File induk hutang usaha

File suspensi atau penolakan

FUNGSI-FUNGSI

Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:

Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk


melakukan transaksi dengan perusahaan lain, meliputi:
Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.
Pengajuan kembai permintaan barang dan jasa.
Pembuatan pesanan pembelian.

Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa,
yang mencakup:
Penerimaan barang.
Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.
Pengembalian barang ke pemasok.

Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,


yang meliputi:
Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

Pengajuan Pembelian

Pada umumnya, suatu transaksi diawalai dengan proses pemberian persetujuan


atas transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ketiga yang independen. Apabila
perusahaan memberikan kebebasan yang lebih besar pada suatu departemen dalam
mengawali transaksi, maka perusahaan biasanya menetapkan anggaran dan
tanggung jawab pengendalian yang lebih ketat.

Mencantumkan Nama Pemasok pada Daftar Pemasok yang Telah Disetujui

Jika manajemen, biasanya departemen pembelian, menetapkan pengendalian

yang ketat atas penentuan pemasok yang diotorisasi dalam daftar pemasok yang telah
disetujiu, maka karyawan akan sulit melakukan pembelian dengan pemasok fiktif.

Permintaan Barang dan Jasa

Permintaan pembelian merupakan dokumen yang menyediakan bukti tentang

tujuan audit spesifik. Permintaan pembelian biasanya diajukan oleh bagian gudang

untuk item-item persediaan atau tiap departemen untuk item-item yang bukan
ditujukan sebagai persediaan. Supervisor yang bertanggung jawab atas anggaran
pembelian harus menyetujui setiap formulir permintaan.

Pembuatan Pesanan Pembelian

Departemen pembelian menerbitkan pesanan pembelian hanya setelah

menerima permintaan pembelian yang telah disetujui dengan benar. Pesanan


pembelian harus berisi uraian yang jelas mengenai barang dan jasa yang diinginkan,
kuantitas, harga, nama serta alamat pemasok. Pesanan pembelian juga harus berisi
nomor dan ditanda tangani oleh agen pembelian yang berwenang.

Lembar yang asli dikirimkan kepada pemasok dan salinannya didistribusikan

secara internal ke departemen penerimaan, hutang usaha, dan departemen yang


mengajukan permintaan itu.

Penerimaan Barang dan Jasa

Pesanan pembelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen penerimaan


untuk menerima barang yang dikirim pemasok. Personil departemen penerimaan
harus membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada
pesanan pembelian, menghitung, dan memeriksa.

Pembuatan Laporan Penerimaan

Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang

diterima, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima, dan bahwa


kewajiban telah ditetapkan. Informasi dalam laporan penerimaan akan diteruskan ke
bagian hutang usaha melalui salinan laporan penerimaan atau secara elektronis.

Penyimpanan Barang yang Diterima sebagai Persediaan

Setelah menyerahkan barang ke gudang atau departemen yang mengajukan

permintaan lainnya, klerk penerimaan harus meminta tanda terima. Pencantuman


tanda tangan pada salinan permintaan ini diperlukan sebagai bukti asersi eksistensi.

Perusahaan harus menyimpan barang di tempat yang aman dengan akses

terbatas dan diawasi secara memadai.

Pencatatan Kewajiban

Pengendalian atas pencatatan kewajiban dan asersi meliputi hal-hal berikut:


Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan faktur penjual serta
laporan penerimaan dan pesanan pembelian yang bersangkutan

Membandingkan tanggal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan voucher,


harus pada periode sama

Melaksanakan pengecekan yang independen atas keakuratan matematis setiap


voucher dan faktur pemasok pendukung

Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan secara tepat dalam catatan
akuntansi

Memberikan kode atas distribusi akun

Dokumen pendukung harus segera diberi tanda agar dokumen tersebut tidak bisa
digunakan lagi untuk mengajukan permintaan pembayaran.

PEMBUATAN VOUCHER DAN PENCATATAN KEWAJIBAN

Voucher merupakan dokumen bernomor urut yang berhubungan dengan pencatatn

kewajiban dalam jurnal atau register voucher. Biasanya departemen hutang usaha
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pembelian telah dicatat secara akurat.

Setelah menerima faktur dari penjual, biasanya personil departemen hutang usaha

akan memasukkan data transaksi melalui terminal.

Seorang supervisor akuntansi harus melakukan pengecekan yang independen atas

kesesuaian total voucher yang dicatat dengan ikhtisar voucher harian, serta membandingkan
saldo awal hutang usaha, ditambah transaksi harian, sehingga dapat diperoleh saldo akhir
transaksi.

SISTEM ILUSTRATIF UNTUK TRANSAKSI PEMBELIAN

Berikut informasi penting dalam bagan arus untuk mendokumentasikan pemahaman

auditor tentang pengendalian internal:


1. Fungsi-fungsi kunci
2. Dokumentasi jejak audit

3. Laporan penting yang dihasilkan sistem


4. Program file komputeryang terdapat dalam sistem akuntansi

PEROLEHAN

PEMAHAMAN

DAN

PENILAIAN

RESIKO

PENGENDALIAN
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang

mencukupi untuk merencanakan audit, serta memahami prosedur pengendalian


atas suatu asersi, agar mampu :

Mengidentifikasi jenis-jenis salah saji yang potensial

Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material

Merancang pengujian substantif


Pemahaman tentang aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi

pembelian terutama diperoleh melalui pengalaman sebelumnya dengan klien, tanya


jawab, observasi, dan inspeksi dokumen.
Pengujian pengendalian adalah cara untuk menentukan keefektifan dari

pengendalian. Luasnya pertimbangan auditor tentang faktor-faktor yang berkaitan


dengan penilaian risio pengendalian untuk setiap asersi tergantung pada strategi
audit.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat

sedang atau tinggi, auditor dapat menilai keefektifan pengendalian dengan :

Menggunakan pengetahuan yang diperoleh ketika memahami pengendalian internal

Mengevaluasi keefektifan operasi pengendalian umum komputer, pengajuan pertanyaan


dan inspeksi dokumen

Pengendalian anggaran dan review manajemen atas transaksi yang menjadi tanggung
jawabnya

Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat


rendah, auditor dapat menilai keefektifan pengendalian dengan :

Menguji keefektifan pengendalian umum

Menggunakan teknik audit berbantuan komputer (CAATs) untuk evaluasi

Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi


pengendalian terprogram

Penilaian risiko pada tingkat ini membuktikan bukti yang lebih kompeten dibanding

penilaian pada tingkat tinggi, dan lebih cenderung melibatkan CAATs

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGELUARAN KAS

DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM


Dokumen dan catatan dalam hal ini meliputi :

1. Check. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan
pada perintah kepada payee.
2. Check Summary. Laporan total cek yang diterbitkan secara rombongan atau selama hari
tertentu.
3. Cash disbursements transaction file. Informasi pengeluaran dengan cek kepada pemasok
dan pihak lain, digunakan untuk pemostingan ke file induk hutang usaha dan buku besar.
4. Cash disbursements journal or check register. Catatan akuntasi formal mengenai cek.

PEMBAYARAN KEWAJIBAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN


Bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk menentukan
voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh
tempo.

Dalam sistem komputerisasi, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Voucher diidentifikasi sebagai voucher yang harus dibayar


2. Komputer mencocokkan informasi tentang cek dengan informasi pendukung
3. Melaksanakan pengendalian aplikasi terprogram
4. Memberi tanda bahwa voucher telah dibayar
5. Mencatat transaksi dalam file transaksi pengeluaran kas

Pengendaliaan ini mencakup hal-hal seperti pertsnggungjawaban pejabat


berwenang atas penandatanganan cek bernilai besar, pengendalian yang
terprogram, pengendalian pengiriman cek, serta akses ke blanko cek dan cap
tandatangan harus dibatasi kepada pejabat yang diotorisasi.

Dalam sistem komputerisasi, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengecekan cek dengan voucher serta dokumen pendukung yang mendasari


2. Penandaan voucher untuk mencegah pembayaran berganda
3. Pembuatan file transaksi pengeluaran kas
4. Pembuatan jurnal pengeluaran kas dan ikhtisar buku besar yang akan diteruskan ke
akuntansi

Pengendaliaan ini mencakup hal-hal seperti total run to run membandingkan


saldo awal dan saldo akhir pengeluaran kas, pengecekan kesesuaian cek yang

diterbitkan, pengecekan kesesuaian jumlah pada jurnal dengan ikhtisar cek yang
diterima bendahara, serta rekonsiliasi bank secara independen.
SISTEM ILUSTRATIF UNTUK TRANSAKSI PENGELUARAN KAS

Program dan File


Komputer

Voucher yang
jatuh tempo

PROGRAM
PENGELUARAN KAS

SaldoKas

Pemasukkan
Voucher yang
akandibayar

Membuatdaftar
voucher yang jatuh
tempo,
membandingkanpeng
eluarandengan data
yang mendasaridan

File
IndukHu
tang
Usaha

LaporanPen
gecualian

File
indukka
sawal
per G/L

File
Transaks
ipengelu
arankas

Cek

File
Suspens
i

JurnalPengelua
rankas

PROGRAM PEMUTAKHIRAN FILE


INDUK:

Memutakhirkan file induk,


mencetakjurnalpenjualan, G/L,
danLapoanbulanan

BukuBesar

File
IndukBu
kuBesar

LaporanPengecu
alian

File
IndukHu
tang
Usaha

Perubahan File
Induk A, P

IkhtisarCekHari
an

MEMPEROLEH

PEMAHAMAN

DAN

MENILAI

RISIKO

PENGENDALIAN

Pengujian Pengendalian merupakan cara untuk menilai keefektifan pengendalian


internal. Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik
dengan penolaian tingkat resiko pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian
tingkat resiko pengendalian yang lebih rendah akan membutuhkan bukti yang lebih
kompeten tentang keedekti dan operasi pengendalian internal. Bukti mengenai
keefektifan pengendalian internal dapat diperoleh ketika auditor memperoleh
pemahaman atau melalui pengujian pengendalian spesifik.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA

Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan
merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek
perusahaan. Seperti halnya dengan piutang usaha, hutang usaha biasanya juga
dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan
terhadap salah saji. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan audit atas saldo aktiva,
audit atas hutang lebih ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi
eksistensi atau kejadian. Alasanya adalah bahwa jika manajemen termotivasi untuk
memanipulasi hutang, maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar
dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.

PENENTUAN RESIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN

Hutangusahadipengaruhibaikolehtransaksipembelian

yang

menambahsaldomaupunolehtransaksipengeluarankas

yang

menurunkansaldotersebut.Jadi,
dipengaruhi

oleh

resiko

resikopengujianrincianuntukasersihutangusaha
inheren,

resikoproseduranalitis,

danfaktor-

faktorrisikopengendalian yang berkaitandengankeduakelompoktransaksitersebut.

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

Tingkat resikodeteksi yang dapatditerimauntuksetiapasersilaporankeuangan yang


signifikandicapaidenganmengumpulkanbuktidaripengujan

substantive

yang

dirancangsecaratepat, termasukproseduranalitisdanpengujianrincian.

PROSEDUR AWAL

Titikawalbagisetiappengujian

audit

adalahmendapatkanpemahamantentangbisnisdan

industry

klien.Pemahamantentangsignifikansisikluspembeliandalamperusahaanmenyediaka
nkonteksuntukpenilaianresiko

yang

penting.Pemahamanataspemicuataupenggerakekonomiperusahaan,
terminperdaganganstandar,
danseberapaluaskonsentrasibisnisdenganpemasoktertentumenyediakankonteksuntu
kmengevaluasihasilproseduranalitis,

pengujianpengendalian,

danpengujiansubstantif.

PROSEDUR ANALITIS

Tujuan

Auditor

menetapkanproseduriniadalahuntukmengembangkanekspektasiatassaldoakunhutan
gdanhubunganantarahutangusahadenganakunakunkuncilainnyasepertipembelianataupersediaan.Proseduranalitisakandilakukanpa
datahapakhirpenugasanuntukmemastikanbahwabukti

yang

dievaluasidalampengujianrinciantelahkonsistendengangambaranmenyeluruh yang
dilaporkandalamlaporankeuangan.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Terdapat

pengujain

substantive

atasrinciantransaksihutangusaha

utama.Dalammelaksanakanpengujiantersebut,
terutamaakanmenitikberatkanpadapendeteksiankurangsajihutang
dicatatsertahutang

yang

yang
auditor
yang

belumtercatat.

Seberapaluassetiappengujianitudilakukanakanbervariasimenuruttingkatresikodetek
sispesifik yang dapatditerimauntukasersi-asersi terkait.

Menelusuri Hutang yang Dicatat ke Dokumentasi Pendukung

Ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke dokumentasi pendukung
dalam file klien, seperti voucher, faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan
pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas,
seperti buku pengeluaran cek, atau memo dari penjual menyangkut retur pembelian
dan pengurangan harga

Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Pembelian

Purchases Cutoff Test mencakup penentuan bahwa transaksi pembelian yang


terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini
dapat dilakukan dengan menelusuri tangga-tanggal laporan penerimaan ke ayat
jurnal register voucher dan memvouching ayat jurnal yang dicatat ke dokumentasi
pendukungnya.

Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Pengeluaran Kas

Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah
sangat penting untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal
neraca. Bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh
melalui observasi langsung dan review atas dokumentasi internal.

Melakukan Pencarian Hutang yang Belum Tercatat

Terdiri dari prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi


kewajiban signifikan yang belum dicatat pada tanggal neraca. Prosedur ini
berkaitan dengan asersi kelengkapan untuk hutang usaha.

PEMBAYARAN KEMUDIAN

Terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk cek-cek yang diterbtkan atau voucher
yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila dokumentasi ini menunjukan bahwa
pembayaran tersebut adalah untuk membayar kewajiban yang ada pada tanggal
neraca, maka auditor harus menulusuri ke daftar hutang usaha guna menentukan
apakah hal tesebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha.

PROSEDUR LAINNYA

Dokumentasi pendukung hutang yang telah dicatat, tetapi masih belum dibayar
sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan, juga harus diperksa atas dasar
pengujian.

Prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan hutang yang belum dicatat meliputi :

(1) Menginvestasi pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjual yang tidak
sesuai pada akhir tahun
(2) Mengajukan pertanyaan kepada personil akuntansi dan pembelian tentang hutang
yang belum dicatat
(3) Mereview anggaran modal, pemerintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari
bukti adanya hutang yang belum dicatat.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Dua pengujian yang termasuk dalam kategori ini adalah

(1) Konfirmasi hutang usaha


(2) Rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang dterima
oleh klien dari penjual dan pemasok

Konfirmasi Hutang Usaha

Prosedur ini bersifat opsional

1. Konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat
ditemukan, dan
2. Bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk
mendukung saldonya.

Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok utama yang,

1. Telah digunakan sebelumnya, tetapi tidak dalam tahun berjalan


2. Tdak mengirimkan laporan bulanan.

Merekonsiliasi Hutang yang Belum Dikonfirmasi dengan Laporan Pemasok

Para pemasok basanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai dalam fle
klien. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini juga berlaku untuk asersi yang sama
seperti konfirmasi, tetapi kurang dapat diandalkan.

PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP

Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka yang material kepada
beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa di masa depan, maka jumlah
semacam itu harus direklasfikasi sebagai uang muka kepada pemasok.

JASA BERNILAI TAMBAH

Standar Audit yang berlaku umum tidak mensyaratkan bahwa auditor harus
melakukan jasa bernilai tambah. Apabla auditor telah menyelesaikan suatu audit,
maka basanya mereka sangat mengetahui tentang bisnis klien, hasil operasi dan
arus kasnya, serta pengendalian internal perusahaan.

Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur atas
pengeluaran perusahaan lain dalam ndustri yang sama.

Anda mungkin juga menyukai