METODE PENELITIAN
oven,
spektrofotometer
rotary
UV-1800
evaporator
RV06-ML
KIKA
WERKE,
26
27
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial
dengan perlakuan variasi pelarut dan lima (5) kali ulangan pada setiap
perlakuan yang diujikan pada bakteri Escherichia coli, dan Staphylococcus
aureus. Kontrol positif menggunakan ampisilin dan kontrol negatif
menggunakan metanol tanpa ekstrak, etil asetat tanpa ekstrak, dan nheksana tanpa ekstrak. Rancangan percobaan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Pengaruh Variasi Pelarut Daun Pohpohan terhadap Zona Hambat
bakteri uji.
Bakteri
Jenis Pelarut Pengulangan
E.coli
S.aureus
EE1SA
1
EM1EC
EE2SA
2
EM2EC
Metanol +
EE3SA
3
EM3EC
Ekstrak
EE4SA
4
EM4EC
EE5SA
5
EM5EC
1
EA1EC
EA1SA
Etil asetat +
Ekstrak
2
EA2EC
EA2SA
28
n-heksana +
Ekstrak
Metanol
Etil asetat
n-heksana
Ampisilin
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
EA3EC
EA4EC
EA5EC
EH1EC
EH2EC
EH3EC
EH4EC
EH5EC
KM1EC
KM2EC
KM3EC
KM4EC
KM5EC
KA1EC
KA2EC
KA3EC
KA4EC
KA5EC
KH1EC
KH2EC
KH3EC
KH4EC
KH5EC
KP1EC
KP2EC
KP3EC
KP4EC
KP5EC
EA3SA
EA4SA
EA5SA
EH1SA
EH2SA
EH3SA
EH4SA
EH5SA
KM1SA
KM2SA
KM3SA
KM4SA
KM5SA
KA1SA
KA2SA
KA3SA
KA4SA
KA5SA
KH1SA
KH2SA
KH3SA
KH4SA
KH5SA
KP1SA
KP2SA
KP3SA
KP4SA
KP5SA
Keterangan :
EM
= Ekstrak daun pohpohan dengan pelarut metanol
EA
= Ekstrak daun pohpohan dengan pelarut etil asetat
EH
= Ekstrak daun pohpohan dengan pelarut n-heksana
KM = Kontrol pelarut metanol
KA
= Kontrol pelarut etil asetat
= Kontrol pelarut n-heksana
KH
KP
= Kontrol positif ampisilin
D. Pelaksanaan
1. Penentuan waktu pengeringan daun pohpohan
Penentuan waktu pengeringan daun pohpohan dilakukan
dengan suhu optimal pengeringan daun menggunakan oven adalah
29
Suhu
yang
digunakan
untuk
proses
penguapan
30
31
32
33
34
adanya
perubahan
warna
menjadi
merah
setelah
35
36
37
Keterangan:
d1
: diameter kertas saring (cm)
d2
: rata-rata diameter zona hambat (cm)
12. Pengukuran Konsentrasi Hambat Minimum (Cappucino dan Sherman,
2011 dengan modifikasi)
Pengukuran Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dapat
dilakukan dengan menggunakan metode seri pengenceran. Tabung
reaksi disiapkan 8 buah untuk setiap pengenceran ekstrak. Masingmasing tabung reaksi diberi label dari 1 sampai 8 pada masing-masing
seri pengenceran ekstrak, kemudian ditambahkan pelarut yang sesuai
dengan ekstrak masing-masing sebanyak 9 ml dari tabung reaksi no 2
sampai 8.
Ekstrak daun pohpohan yang sudah dipekatkan dengan rotary
evaporator dianggap memiliki konsentrasi 100%. Ekstrak daun
pohpohan 100% dimasukkan ke dalam tabung no 1 sebanyak 10 ml,
kemudian diambil dan ditambahkan sebanyak 1 ml ke dalam tabung 2
38
Pelarut
Ekstrak
10 1 1
1
1
1
1
1
daun
pohpohan
Presentase
100 50 25 12,25 6,25 3,625 1,8125 0,90625
ekstrak (%)
Volume
9
9 9
9
9
9
9
9
total
Kultur mikrobia diambil 0,1 ml diinokulasikan pada medium
NA dengan metode spread plate. Paper disk ditetesi ekstrak daun
pohpohan kemudian diletakkan di atas medium sebanyak 4-6 paper
disk secara simetri dengan jarak paling kecil 20 mm dari tepi cawan
petri. Kemudian diinkubasi selama 16-18 jam dengan suhu 37 oC.
Setelah diinkubasi, zona hambat yang terjadi diamati, diukur dan
difoto. Kemudian sebagai pembanding digunakan antibiotik ampisilin
yang dilihat zona hambatnya pada mikrobia uji. Luas zona hambat
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
39
Keterangan:
d1
: diameter kertas saring (cm)
d2
: rata-rata diameter zona hambat (cm)
E. Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANAVA dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Apabila hasil ANAVA menunjukkan
hasil yang beda nyata, analisis dilanjutkan dengan Duncans Multiple
Range Test (DMRT) untuk mengetahui beda nyata antara perlakuan
(Gazpers, 1994). Analisis ANAVA dan DMRT dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 15.0.