Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan Di Desa Malaj Kecamatan Kilo
Kabupaten Dompu pada tagal 01 april sampai 01 mei 2014
a. Persiapan Bibit Unggul
Masyarakat Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu
merupakan penghasil bawang merah yang berkualitas tinggi di antra desa
desa yang lain.
Semula Masyarakat Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten
Dompu menanam bawang merah yang biasa disebut dengan bawang Keta
Monca, bawang tersebut merupakan Bawang merah yang berkualitas rendah
dan tidak mampu bertahan terhadap serangan hama penyakit.
Kemunculan Bawang merah Unggul Super Pilpin Di Desa Malaju
Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu yang di bawah oleh penyuluh pertanian
adalah suatu keberuntungan bagi petani Bawang merah karna Bawang
tersebut merupakan Bawang merah yang tahan pada serangan hama penyakit
seperti kangker busuk, kangker buah,kangker daun dan ulat grayak. Bawang
merah super Pilin dapat menghasilkan umbi yang sangat besar di banding
Bawang merah keta monca. Bawang merah super pilipin bisah
menghasilkan 15/17 Ton H.
Kemunculan Bawang merah super pilipin dapat meningkatkan
tingkat perekonomian masyarakat khususnya para petani Bawang merah
super pilipin.
b. Pengolahan Lahan

20

Pengolahan lahan yg dilakukan petani Bawang Merah Di Desa


Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu dengan menggunakan alat
bantu mesin Traktor dan Pancul.
Tanah
Tanah yang biasa di gunakan oleh para petani bawang merah
untuk melakukan penanaman ialah Tanah debu atau lempung
berpasir, tanah yang dimaksud tersebut adalah tanah yang
memiliki unsur hara yang sangat membantu pertumbuhan bawang
merah sehingga bawang merah dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan umbi yang sangat bagus sesuai yang diharapkan
oleh para petani bawang merah super pilipin.
Mesin traktor
Mesin traktor digunakan untuk membelah tanah utuh agar
dapat memudahkan petani melakukan proses pembelahan lahan
supaya tanah tersebut dapat mengeluarkan unsur hara yang
membangun pertumbuhan bawang merah.

Pancul
Pancul digunakan untuk membentuk berbagai macam pola
sehingga berbentuk bedengan misalnya, berbentuk segi empat dan
bentuk-bentuk pola lainya.
Dilakukan pola segi empat agar memudahkan petani pada saat
melakukan penanaman bawang merah.
c. Penanaman
Penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, dengan jarak
tanam 10-20 cm x 20 cm. Cara penanamannya; kulit pembalut umbi
dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung-siungnya. Untuk

21

mempercepat keluarnya tunas, sebelum ditanam bibit tersebut dipotong


ujungnya hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam berdiri diatas bedengan
sampai permukaan irisan tertutup oleh lapisan tanah yang tipis.
d. Pemeliharaan
Dalam upaya perawatan pada bawang merah diperlukan beberapa
Cara yang sesuai untuk menghasilkan bawang merah yang bagus,
maka cara yang sesuai untuk perawatan yaitu sebagai berikut :
Penyiraman dapat menggunakan gembor (Boru), dengan cara
menggenangi air disekitar bedengan. Penyiraman dilakukan tigal
kali seminggu agar bawang merah tersebut dapat tumbuh
dengang subur. penciraman dilakukan secara teratur sesuai
dengan keperluan tanaman, terutama jika tidak ada hujan.

Pembumbunan dan penyiangan, dilakukan bersamaan pada saat


tanaman berumur 21 hari.
Pemupukan : pemupukan dilakukan dengan dua tahap.
Tahap pertama dilakukan pemupukan pada umur
bawang merah sekitar 20/25 hari Pupuk yang diberikan
adalah pupuk urea 200 kg/Ha dengan dosis 15 ton/Ha,
pupuk poska 100 kg/Ha. (sesuai dengan kesuburan

tanah)
Tahap kedua dilakukan pemupukan pada umru bawang
merah sekitr 40 hari Pupuk yang diberikan adalah
pupuk urea 200 kg/Ha dengan dosis 15 ton/Ha, pupuk
poska 100 kg/Ha. (sesuai dengan kesuburan tanah).

22

Dilakukan

pemupukan

kedua

untuk

membantu

pembesaran umbi bawang merah.


Pengendalian hama dilakukan tergantung pada serangan hama
dan penyakit. Hama yang menyerah tanaman bawang merah
adalah ulat tanah, ulat daun, ulat grayak, kutu daun dan
Nematoda Akar.
Pengendalian hama ulat petani Bawang Merah Di Desa Malaju
Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu biasa melakukan dengan
cara menggunakan obat-obatan yang mengandung bahan kimia
seperti nurele,dupon,arjuna,metic,abdeh dan drusban.

e. Penyemprotan
Petani Di Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu melaku
penyemprotan bawang merah dengan beberapa tahap yaitu:
1. Penyemprotan bawang mera dilakukan pada umur bawang merah
sekitar 28/30 hari denga menggunaka pupuk organic seperti
grentoni,sprait,gandasi D dan raja laut. Penyemprota ini supaya
menambah daya tumbuh bawang merah dan meningkatkan kesuburan
tanaman bawang merah.
2. Penyemprotan susulan dilakukan pada umur bawang merah sekitar
40/45 hari. Petani bawang merah melakukan penyemprotan susulan
denga menggunakan pupuk organik seperti Gandasi B dan grentonic.
Dosis yang diberikan sekitar masing-masing persatu botol pertangki.
Pupuk organik ini dapat memberikan perangsang terhadap kelopak
umbibawang merah sehinga umbi bawang mera menjadi besar.
1. Pasca Panen Bawang Merah

23

Tanaman bawang merah yang telah berumur 90 HST (.)sudah dapat


dipanen dengan tanda-tanda leher batang lunak, tanaman rebah dan daun
menguning. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah kering dan cuaca
cerah untuk menghindari adanya serangan penyakit busuk umbi sebelum
pengeringan. Pemanenan bawang merah merah menggunakan cabut manual, lalu
daunnya diikat untuk digantung di gudang penyimpanan. Setelah 10 hari
digantung, selanjutnya daun bawang merah dipotong dan umbinya dijemur selama
1 hari penuh. Rata-rata jumlah produksi bawang merah di daerah penelitian
adalah 7.219 Kg/Ha, dengan rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk panen 32
HKO/Ha dan untuk kegiatan penjemuran 9 HKO/Ha.
a) Usia Pasca Panen Bawang Merah
Proses pasca panen yang dilakukan oleh Usaha tani perlu diperhatikan
beberapa bentuk hal-hal, antara lain pasca Panen, Tanaman bawang merah dapat
dipanen hasilnya setelah berumur 60-90 hari dari saat tanam, atau tergantung
variatas dan tujuan penggunaan hasil umbinya.
Hal ini diharapakan bahwa kualitas bawnag yang dihasilkan bisa lebih
besar dan kualitas bawang yang diharapakan bisa lebih berkualitas, pasca panen
bawang merah juga dilakukan oleh petani juga ada yang dibawah usia 60 90
hari hal tersebut diakibatkan, banyak petani yang melihat kondisi cuaca yang bisa
membuat kondisi bawang merah tidak bagus.
b) Ciri-ciri fisik Pasca Panen Bawang Merah
Proses pasca panen bawang meerah yang dilakukan oleh petani di Desa
Malaju Kecamatan Kilo dengan memperhatikan beberapa ciri bawang merah

24

seperti : Tanaman cukup tua, hamper 60%-90% leher batangnya lemas dan daundaunnya menguning, umbi lapis sudah kelihatan penuh (padat) berisi dan
berserabul sebagian diatas tanah, warna kulit telah mengkilap atau memerah,
tergantung variatas atau kultivarnya.
c) Cara panen
Panen bawang merah dilakukan disaat tanahnya kering dengan cara
mencabut secara tradisional, hal ini dilakukan agar bawang yang dicabut tidak
terdapat cacat, selanjutnya cara mencabut tradisional juga bisa menghindari aga
tidak menjalarnya penyakit tular tanah maupun tular bibit seperti busuk umbi dan
busuk lunak.
d) Penanganan Pasca Panen
Pembersihan, Umbi bawang merah dibersihkan dari tanah dan akar
yang menempel dengan alat bantu pisau tajam secara hati-hati agar tidak
menyebabkan luka atau rusak pada umbinya. Dan untuk memudahkan
pengakutan dari kebun ketempat penjemuran dilakukan pengikatan rata-rata
2-5 kg/ikatan
e) Penyimpanan
Penyimpanan umbi bawang merah dapat dilakukan berbagai cara
penyimpanan antara lain :
1) Ikatan bawang merah digantungkan di atas para-para tungku dapur.
Dengan cara ini bawang merah dapat tahan 60 bulan.
2) Ikatan bawang merah digantungkan diruang terbuka pada suhu 26-29 0C
dan kelembaban udara 70%-80%
3) Digudang penyimpanan atau ruangan bersuhu dingin 0 0C pada kelebaban
udara 65%.
4) Ikatan bawang merah disimpan dalam rak-rak di gudang penyimpanan
yang bersuhu antara 25-300C kelembaban udara 70-80% keadaan gudang
kering, dan peredaran udaranya baik.

25

Cara panen bawang merah adalah dengan mencabut rumpun tanaman


beserta batangnya. Hasil panen dikumpulkan disuatu tempat penampungan
sementara, pada pertanaman yang baik dapat dihasilkan 10-21 ton umbi basah
/ hektar.
1. Proses Pengeringan Bawang Merah Pasca Panen
Pengeringan yang dilakukan oleh petani bawang merah pada saat pasca
panen dengan dua cara yaitu antara lain :
1) Pengeringan tradisional, yakni dengan cara dijemur dibawah sinat matahari
selama 1-2 minggu sambil dibolak-balik hingga keringnya merata. Tempat
pengeringan dapat di atas tanah rata yang dialasi ayaman bambu dilantai
penjemuran. Penjemuran dihentikan Bila Kadar Air dalam umbi berkisar
antara 80%-85%.
2) Pengeringan buatan, yakni dengan cara dimasukan ke ruangan atau tempat
yang suhunya sekitar 460 C selama 16 jam alat pengeringan buatan ini
dikembangkan oleh lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI), yang prinsip
kerjanya memanfaatkan panas dari energy surya (matahari) kompor.
2. Mutu Bawang Merah
Proses panen juga terdapat kerusakan dalam menghasilkan bawang merah
pada masyarakat di Desa Malaju kecamatan Kilo yang rusak itu disebabkan oleh
keadaan cuaca, akan tetapi pada proses panen yang dilakukan pada saat dilakukan
oleh peneliti sangat kurang, bawang merah yang rusak dalam panen yaitu bawang
merah yang tidsak bisa di jual. Berikut persentase kerusakan bawang merah hasil
panen :

26

Tabel 01. Tingkat persentase Kerusakan Bawang Merah Yang Mengikuti


Anjuran tehnik pasca pane dan Yang Belum Mengikuti Anjuran
tehnik pasca panen di Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten
Dompu 2014
No

Hasil Panen
Bawang Merah

B.

Kriteria Bawang Merah


Baik Pers (%)
B. Rusak/kg

Pers.(%)

/kg
1
2
3
4

297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Data primer 2015

602
972
1311
1661
4546

13,24
21,38
28,84
36,54
100

33
41
43
52
169

23,22
24,17
26,55
26,07
100

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat lihat bahwa terjadinya kerusakan


panen bawang merah pada macam-macam skala hasil panen bahwa untuk skala
penghasilan 297-722 Kg jumlah bawang rusak sebanyak 33 Kg, untuk skala
penghasilan 723-1148 Kg jumlah bawang rusak sebanyak 41 Kg, untuk skala
penghasilan 1149-1574 jumlah bawang rusak sebanyak 43 Kg, untuk skala
penghasilan 1575-2000 jumlah bawang rusak sebanyak 52 Kg.
Dari hasil persentase dari tia p-tiap skala diatas, maka jumlah keseluruhan
bawang yang dikategorikan rusak adalah sebanyak 169 Kg dengan persentase
3,71 %. Kerusakan pada panen bawang merah kerusakan yang sangat fatal
menurut petani hanya diakibatkan oleh cuaca musim hujan yang berkepanjangan.
3. Persentase bawang merah busuk pasca panen
Untuk kondisi pasca panen bawang merah pada masyarakat di Desa
Malaju kecamatan Kilo yang busuk sering terjadi, pada hasil penelitian juga
ditemukan beberapa bentuk bawang busuk. Berikut persentase bawang merah
busuk hasil panen :

27

Tabel 02. Tingkat persentase Bawang Merah busuk pasca panen di Desa
Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu 2014
No

Hasil Panen
Bawang Merah

B.

Kriteria Bawang Merah


Baik Pers (%)
B. Busuk/kg

Pers.(%)

/kg
1
2
3
4

297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Data primer 2015

602
972
1311
1661
4546

13,24
21,38
28,84
36,54
100

19
23
23
20
85

22,35
27,05
27,05
23.52
100

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat lihat bahwa terjadinya busuk pada
panen bawang merah pada macam-macam skala hasil panen bahwa untuk skala
penghasilan 297-722 Kg jumlah bawang busuk sebanyak 19 Kg, untuk skala
penghasilan 723-1148 Kg jumlah bawang busuk sebanyak 23 Kg, untuk skala
penghasilan 1149-1574 jumlah bawang busuk sebanyak 23 Kg, untuk skala
penghasilan 1575-2000 jumlah bawang busuk sebanyak 20 Kg.
Dari hasil persentase dari tiap-tiap skala diatas, maka jumlah keseleruhan
bawang yang dikategorikan busuk adalah sebanyak 85 Kg dengan persentase 1,87
%. Karena terjadinya busuk pada bawang merah akibat proses pengeringan yang
dilakukan tidak maksimal.
4. Persentase kotoran bawang merah pasca penen
Kebersihan pada bawang merah pasca panen merupakan salah satu unsur
yang bisa memberikan kualitas bawang merah yang sangat bagus, sehingga usaha
yang dilakukan oleh petani bawang merah dalam membersihkan bawang sanagt
baagus. Berikut persentase bawang merah kotor pasca panen :
Tabel 03. Tingkat persentase Bawang Merah kotor pasca panen di Desa
Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu 2014

28

No

Hasil Panen
Bawang Merah

B.

Kriteria Bawang Merah


Baik Pers (%)
B. Kotor/kg

Pers.(%)

/kg
1
2
3
4

297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Data primer 2015

611
984
1315
1671
4527

13,24
21,38
28,84
36,54
100

25
16
19
21
81

22,35
27,05
27,05
23.52
100

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat lihat bahwa terjadinya kotoraan


bawang merah pada macam-macam skala hasil panen bahwa untuk skala
penghasilan 297-722 Kg jumlah krtiteria bawang yang memiliki kotoran sebanyak
25 Kg, untuk skala penghasilan 723-1148 Kg jumlah krtiteria bawang yang
memiliki kotoran sebanyak 16 Kg, untuk skala penghasilan 1149-1574 jumlah
krtiteria bawang yang memiliki kotoran sebanyak 19 Kg, untuk skala penghasilan
1575-2000 jumlah krtiteria bawang yang memiliki kotoran sebanyak 21 Kg.
Dari hasil persentase dari tiap-tiap skala diatas, maka jumlah keseleruhan
bawang yang dikategorikan krtiteria memiliki kotoran adalah sebanyak 81 Kg
dengan persentase 1,78 %. Kotoran pada bawang merah jarang terjadi secara fatal
pasca panen bawang merah para petani.
5. Kuliatas Bawang Merah Pasca Panen
Tingkat produksi tanaman bawang yang dihasilkan oleh para petani di desa
malaju kecamatan kilo kabupaten dompu dari perbandingan dua krietria anjuran
penggunaan yang disampaikan oleh peneliti sangat berfariasi sesuai. Dengan
melihat kualitas bawang merah yang dihasilkan oleh petani bawang merah didesa
malaju Kecamatan kilo sangat berfariasi ada yang kualitas bagus dan ada kualitas

29

kurang bagus. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada table yang kualifikasi sebagai
berikut :

Tabel 04. Tingkat Kualitas Bawang Merah Yang Mengikuti Anjuran tehnik
pasca panen dan Yang Belum Mengikuti Anjuran tehnik pasca
panen di Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu 2014
Hasil Produksi
bawang merah /Kg
N
o
1
2
3
4

297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Sumber : Data Primer 2014

Kualitas Bawang Merah


Tidak Berdasarkan
Berdasarkan
Anjuran
F
P (%)

Anjuran
F
P (%)

2
4
4
2
12

5
7
10
8
30

16,67
33,33
33,33
16,67
100

16,67
23,33
33,33
26,67
100

Berdasarkan table diatas menunjukan bahwa tingkat kualitas tanaman


bawang merah yang mengikuti anjuran teknik pasca panen (297-722) adalah
sebanyak 5 orang sedangkan yang tidak mengikuti anjuran sejumlah 2 orang,
tingkat produksi (723-1148) yang mengikuti anjuran teknik pasca panen adalah 7
orang dan yang tidak mengikuti anjuran adalah sejumlah 4 orang,

tingkat

produksi (1149-1574) yang mengikuti anjuran adalah sejumlah 10 orang dan yang
tidak mengikuti anjuran sejumlah 4 orang, dan tingkat produksi (1575-2000) yang

30

mengikuti anjuran adalah sejumlah 8 orang, sedangkan yang tidak mengikuti


anjuran adalah 2 orang. Dan yangpaling banyak dicapai oleh petani responden
yang mengikuti anjuran pasca panen yaitu (1149- 1574 kg) sebanyak 10 orang
dari jumlah responden 30 orang, sedangkan yang paling sedikit yaitu (297 722
kg) sebanyak 5 orang dari 30 orang responden.

Hasil Produksi
bawang merah /Kg

Kualitas Bawang Merah


Tidak Berdasarkan
Berdasarkan
Anjuran
F
P (%)

N
o
1
2
3

Anjuran
F
P (%)

Bawang Busuk
4527
33,24
81
32,27
Bawang Kotor
4546
33,38
85
33,86
Bawang Rusak
4546
33,38
85
33,86
Jumlah
13619
100
251
100
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat lihat bahwa persentase bawang busuk

pada jumlah bawang bersih 4527 dengan persentase 33,24 dengan jumlah bawang
kotor sebesar 81 dengan persentase 32,27. Untuk bawang kotor kriteria bawang
bersih 4546 dengan jumlah bawang kotor 85 Kg dengan persentase 32,27.
Sedangkan untuk bawang rusak dengan jumlah bawang bersih 4546 dengan
pesentase 33,38% dengan persentase bawang kotor sebesar 85 kg dengan
persentase 33,86%.
Dari hasil persentase dari tiap-tiap skala diatas, maka jumlah keseluruhan
bawang merah kotor, rusak, busuk, yang dikategorikan krtiteria memiliki kotoran
adalah sebanyak 251 Kg dengan persentase 1,78 %. Kotoran pada bawang merah
jarang terjadi secara fatal pasca panen bawang merah para petani.
A. Pembahasan Hasil Penelitian

31

Dari hasil analisis hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 42
orang sampel petani bawang merah maka dapat dijelaskan sbagai berikut :
1. Prapanen bawang merah
Usaha yang dilakukan oleh petani bawang merah pada pra panen,
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa petani melakukan pengolahan
lahan yang dilakukan oleh petani bawang merah dilakukan secra tradisional
namun petani merancang berdasarkan standar anjuran pengolahan, bawang merah.
Dengan demikian bahwa pengolahan lahan prapanen bawang merah kebayakan
dari responden sudah banyak yang menggunakan cara pengolahan lahan denga
cara modern sesuai standar operasional pengolahan lahan yaitu sebanyak 30 orang
dengan persentase 71,42%, dari 42 responden masih terdapat 12 orang responden
yang masih melakukan pertanian bawang merah yang menggunakan cara tidak
berdasarkan anjuran sebanyak 12 orang.
Selanjutnya pada pemilihan bibit yang dilakukan oleh petani bawang
merah untuk bibit yang dikategorikan bibit yang diketgorikan unggul pada
persentase persentase 99,9%, ini berarti petani bawang merah rata-rata memilih
bibit bawang merah yang memiliki kualitas bagus untuk digunakan sebagai bibit
tanam. Akan tetapi pada proses pemupukan yang dilakukan oleh petani bawang
merah didesa malaju kecamatan kilo yang menggunakan pupuk tradisional untuk
criteria yang tidak mengikuti anjuran dan yang mengikuti anjuran sebanyak
sebanyak 2 orang dengan persentase 40,00% dan 7,40%, untuk criteria pengguna
pupuk organic dari jumlah sampel 27 orang yang tidak mengikuti anjuran
sebanyak 3 orang dengan persentase 60,00%, untuk yang criteria yang mengikuti

32

anjuran sebanyak 25 orang dengan persentase 92,59%. Dengan demikian


penggunaan pupuk organic paling dominan digunakan oleh petani bawang merah.
2. Pasca Penen bawang merah
Proses pasca panen yang dilakukan oleh Usaha tani yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pasca panen antara lain Tanaman bawang merah
dapat dipanen hasilnya setelah berumur 60-90 hari dari saat tanam, atau
tergantung variatas dan tujuan penggunaan hasil umbinya. Seteleh tanda dan
bawang sudah samapi pada umur 60 90 hari bawang merah sudah bisa menjadi
hasil panen yang baik berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat kualitas tanaman
bawang merah pasca panen (297-722), untuk tingkat hasil yang termasuk pada
tingkat yang maksimal dari hasil panen yaitu pada tingkat produksi (723-1148)
yang mengikuti anjuran teknik pasca panen adalah 7 orang dan yang tidak
mengikuti anjuran adalah sejumlah 4 orang, tingkat produksi (1149-1574) yang
mengikuti anjuran adalah sejumlah 10 orang dan yang tidak mengikuti anjuran
sejumlah 4 orang, dan tingkat produksi (1575-2000) yang mengikuti anjuran
adalah sejumlah 8 orang, sedangkan yang tidak mengikuti anjuran adalah 2 orang.
Dan yang paling banyak dicapai oleh petani responden yang mengikuti anjuran
pasca panen yaitu (1149- 1574 kg) sebanyak 10 orang dari jumlah responden 30
orang, sedangkan yang paling sedikit yaitu (297 722 kg) sebanyak 5 orang dari
42 orang responden.
Dengan demikian bahwa pendapatan hasil panen bawang merah yang
dilakukan oleh petani bawang merah sudah sesuai dengan anjuran dan mencapai
hasil yang maksimal dengan persentase 92,85% hasil dari 42 petani yang menjadi

33

sampel. Dengan demikian bahwa kriteria penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dalam hal ini adalah sesuai dengan anjuran yang berlaku dalam proses petani
bawang merah.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan ini, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Jumlah responden berdasarkan jumlah petani yang mengikuti anjuran
tehnik pasca panen sesuai teknik pasca panen di daerah penelitian adalah

34

sejumlah 30 orang (71,43%) dari jumlah responden 42 orang sedangkan


yang belum mengikuti teknik pasca panen adalah sejumlah 12 orang
(28,57%) dari jumlah responden 42 orang. Secara umum sudah banyak
mengikuti anjuran yang telah di sampaikan oleh tehnik pasca panen
pertanian dalam usaha tani bawang merah di Desa Malaju Kecamatan Kilo
Kabupaten Dompu.
2. Tingkat kualitas bawang merah hasil produksi yang mengikuti anjuran
teknik pasca panen (297-722) adalah sebanyak 5 orang sedangkan yang
tidak mengikuti anjuran sejumlah 2 orang, tingkat produksi (723-1148)
yang mengikuti anjuran teknik pasca panen adalah 7 orang dan yang tidak
mengikuti anjuran adalah sejumlah 4 orang, tingkat produksi (1149-1574)
yang mengikuti anjuran adalah sejumlah 10 orang dan yang tidak
mengikuti anjuran sejumlah 4 orang, dan tingkat produksi (1575-2000)
yang mengikuti anjuran adalah sejumlah 8 orang, sedangkan yang tidak
mengikuti anjuran adalah 2 orang.
3. Tingkat Pendapatan petani bawang merah bahwa kalsifikasi pendapatan
petai bawang merah pada petani di Desa Malaju Kecamatan Kilo yang
dilakukan oleh usaha tani yang mengikuti anjuran teknik standar
operasional kurang baik sebanyak 12 orang dari jumlah sampel 42 orang,
dengan rata-rata maksimal pendapatan Rp, 1,143,240,000. Sedangkan
untuk hasil yang criteria bawang merah baik sebanyak 30 dari jumlah
keseluruhan 42 orang sampel, rata-rata pendapatan sebesar Rp,
3,037,020,000. Artinya bahwa pendapatan yang hasilkan oleh petani

35

bawang merah di Desa malaju Kecamatan Kilo seamkin meningkat bila


dilihat dari peningkatan pendapatan dari tahun2 sebelumnya.
B. Saran
1. Penanganan pasca panen bawang merah, petani belum menerangkan secara
keseluruhan petunjuk penanganannya maka pembinaan/bimbingan perlu
lebih ditingkatkan lagi yaitu mengadakan pendekatan-pendekatan secarah
lebih terarah dan berkelanjutan baik menyangkut materi, metode maupun
waktu agar perlakuan pasca panen bawang merah ditingkat petani dapat
dilakukan sebaik-baiknya.
2. Pembinaan penguasaan dan keterampilan dalam menyampaikan teknik
pasca panen bawang merah perluterus di tingkatkan sehingga dapat
meyakinkan petani dan penumbuhan kemauan petani untuk menerapkan.

36

Anda mungkin juga menyukai