Bab Iv
Bab Iv
20
Pancul
Pancul digunakan untuk membentuk berbagai macam pola
sehingga berbentuk bedengan misalnya, berbentuk segi empat dan
bentuk-bentuk pola lainya.
Dilakukan pola segi empat agar memudahkan petani pada saat
melakukan penanaman bawang merah.
c. Penanaman
Penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, dengan jarak
tanam 10-20 cm x 20 cm. Cara penanamannya; kulit pembalut umbi
dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung-siungnya. Untuk
21
tanah)
Tahap kedua dilakukan pemupukan pada umru bawang
merah sekitr 40 hari Pupuk yang diberikan adalah
pupuk urea 200 kg/Ha dengan dosis 15 ton/Ha, pupuk
poska 100 kg/Ha. (sesuai dengan kesuburan tanah).
22
Dilakukan
pemupukan
kedua
untuk
membantu
e. Penyemprotan
Petani Di Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu melaku
penyemprotan bawang merah dengan beberapa tahap yaitu:
1. Penyemprotan bawang mera dilakukan pada umur bawang merah
sekitar 28/30 hari denga menggunaka pupuk organic seperti
grentoni,sprait,gandasi D dan raja laut. Penyemprota ini supaya
menambah daya tumbuh bawang merah dan meningkatkan kesuburan
tanaman bawang merah.
2. Penyemprotan susulan dilakukan pada umur bawang merah sekitar
40/45 hari. Petani bawang merah melakukan penyemprotan susulan
denga menggunakan pupuk organik seperti Gandasi B dan grentonic.
Dosis yang diberikan sekitar masing-masing persatu botol pertangki.
Pupuk organik ini dapat memberikan perangsang terhadap kelopak
umbibawang merah sehinga umbi bawang mera menjadi besar.
1. Pasca Panen Bawang Merah
23
24
seperti : Tanaman cukup tua, hamper 60%-90% leher batangnya lemas dan daundaunnya menguning, umbi lapis sudah kelihatan penuh (padat) berisi dan
berserabul sebagian diatas tanah, warna kulit telah mengkilap atau memerah,
tergantung variatas atau kultivarnya.
c) Cara panen
Panen bawang merah dilakukan disaat tanahnya kering dengan cara
mencabut secara tradisional, hal ini dilakukan agar bawang yang dicabut tidak
terdapat cacat, selanjutnya cara mencabut tradisional juga bisa menghindari aga
tidak menjalarnya penyakit tular tanah maupun tular bibit seperti busuk umbi dan
busuk lunak.
d) Penanganan Pasca Panen
Pembersihan, Umbi bawang merah dibersihkan dari tanah dan akar
yang menempel dengan alat bantu pisau tajam secara hati-hati agar tidak
menyebabkan luka atau rusak pada umbinya. Dan untuk memudahkan
pengakutan dari kebun ketempat penjemuran dilakukan pengikatan rata-rata
2-5 kg/ikatan
e) Penyimpanan
Penyimpanan umbi bawang merah dapat dilakukan berbagai cara
penyimpanan antara lain :
1) Ikatan bawang merah digantungkan di atas para-para tungku dapur.
Dengan cara ini bawang merah dapat tahan 60 bulan.
2) Ikatan bawang merah digantungkan diruang terbuka pada suhu 26-29 0C
dan kelembaban udara 70%-80%
3) Digudang penyimpanan atau ruangan bersuhu dingin 0 0C pada kelebaban
udara 65%.
4) Ikatan bawang merah disimpan dalam rak-rak di gudang penyimpanan
yang bersuhu antara 25-300C kelembaban udara 70-80% keadaan gudang
kering, dan peredaran udaranya baik.
25
26
Hasil Panen
Bawang Merah
B.
Pers.(%)
/kg
1
2
3
4
297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Data primer 2015
602
972
1311
1661
4546
13,24
21,38
28,84
36,54
100
33
41
43
52
169
23,22
24,17
26,55
26,07
100
27
Tabel 02. Tingkat persentase Bawang Merah busuk pasca panen di Desa
Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu 2014
No
Hasil Panen
Bawang Merah
B.
Pers.(%)
/kg
1
2
3
4
297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Data primer 2015
602
972
1311
1661
4546
13,24
21,38
28,84
36,54
100
19
23
23
20
85
22,35
27,05
27,05
23.52
100
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat lihat bahwa terjadinya busuk pada
panen bawang merah pada macam-macam skala hasil panen bahwa untuk skala
penghasilan 297-722 Kg jumlah bawang busuk sebanyak 19 Kg, untuk skala
penghasilan 723-1148 Kg jumlah bawang busuk sebanyak 23 Kg, untuk skala
penghasilan 1149-1574 jumlah bawang busuk sebanyak 23 Kg, untuk skala
penghasilan 1575-2000 jumlah bawang busuk sebanyak 20 Kg.
Dari hasil persentase dari tiap-tiap skala diatas, maka jumlah keseleruhan
bawang yang dikategorikan busuk adalah sebanyak 85 Kg dengan persentase 1,87
%. Karena terjadinya busuk pada bawang merah akibat proses pengeringan yang
dilakukan tidak maksimal.
4. Persentase kotoran bawang merah pasca penen
Kebersihan pada bawang merah pasca panen merupakan salah satu unsur
yang bisa memberikan kualitas bawang merah yang sangat bagus, sehingga usaha
yang dilakukan oleh petani bawang merah dalam membersihkan bawang sanagt
baagus. Berikut persentase bawang merah kotor pasca panen :
Tabel 03. Tingkat persentase Bawang Merah kotor pasca panen di Desa
Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu 2014
28
No
Hasil Panen
Bawang Merah
B.
Pers.(%)
/kg
1
2
3
4
297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Data primer 2015
611
984
1315
1671
4527
13,24
21,38
28,84
36,54
100
25
16
19
21
81
22,35
27,05
27,05
23.52
100
29
kurang bagus. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada table yang kualifikasi sebagai
berikut :
Tabel 04. Tingkat Kualitas Bawang Merah Yang Mengikuti Anjuran tehnik
pasca panen dan Yang Belum Mengikuti Anjuran tehnik pasca
panen di Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu 2014
Hasil Produksi
bawang merah /Kg
N
o
1
2
3
4
297 722
723 1148
1149 1574
1575 2000
Jumlah
Sumber : Data Primer 2014
Anjuran
F
P (%)
2
4
4
2
12
5
7
10
8
30
16,67
33,33
33,33
16,67
100
16,67
23,33
33,33
26,67
100
tingkat
produksi (1149-1574) yang mengikuti anjuran adalah sejumlah 10 orang dan yang
tidak mengikuti anjuran sejumlah 4 orang, dan tingkat produksi (1575-2000) yang
30
Hasil Produksi
bawang merah /Kg
N
o
1
2
3
Anjuran
F
P (%)
Bawang Busuk
4527
33,24
81
32,27
Bawang Kotor
4546
33,38
85
33,86
Bawang Rusak
4546
33,38
85
33,86
Jumlah
13619
100
251
100
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat lihat bahwa persentase bawang busuk
pada jumlah bawang bersih 4527 dengan persentase 33,24 dengan jumlah bawang
kotor sebesar 81 dengan persentase 32,27. Untuk bawang kotor kriteria bawang
bersih 4546 dengan jumlah bawang kotor 85 Kg dengan persentase 32,27.
Sedangkan untuk bawang rusak dengan jumlah bawang bersih 4546 dengan
pesentase 33,38% dengan persentase bawang kotor sebesar 85 kg dengan
persentase 33,86%.
Dari hasil persentase dari tiap-tiap skala diatas, maka jumlah keseluruhan
bawang merah kotor, rusak, busuk, yang dikategorikan krtiteria memiliki kotoran
adalah sebanyak 251 Kg dengan persentase 1,78 %. Kotoran pada bawang merah
jarang terjadi secara fatal pasca panen bawang merah para petani.
A. Pembahasan Hasil Penelitian
31
Dari hasil analisis hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 42
orang sampel petani bawang merah maka dapat dijelaskan sbagai berikut :
1. Prapanen bawang merah
Usaha yang dilakukan oleh petani bawang merah pada pra panen,
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa petani melakukan pengolahan
lahan yang dilakukan oleh petani bawang merah dilakukan secra tradisional
namun petani merancang berdasarkan standar anjuran pengolahan, bawang merah.
Dengan demikian bahwa pengolahan lahan prapanen bawang merah kebayakan
dari responden sudah banyak yang menggunakan cara pengolahan lahan denga
cara modern sesuai standar operasional pengolahan lahan yaitu sebanyak 30 orang
dengan persentase 71,42%, dari 42 responden masih terdapat 12 orang responden
yang masih melakukan pertanian bawang merah yang menggunakan cara tidak
berdasarkan anjuran sebanyak 12 orang.
Selanjutnya pada pemilihan bibit yang dilakukan oleh petani bawang
merah untuk bibit yang dikategorikan bibit yang diketgorikan unggul pada
persentase persentase 99,9%, ini berarti petani bawang merah rata-rata memilih
bibit bawang merah yang memiliki kualitas bagus untuk digunakan sebagai bibit
tanam. Akan tetapi pada proses pemupukan yang dilakukan oleh petani bawang
merah didesa malaju kecamatan kilo yang menggunakan pupuk tradisional untuk
criteria yang tidak mengikuti anjuran dan yang mengikuti anjuran sebanyak
sebanyak 2 orang dengan persentase 40,00% dan 7,40%, untuk criteria pengguna
pupuk organic dari jumlah sampel 27 orang yang tidak mengikuti anjuran
sebanyak 3 orang dengan persentase 60,00%, untuk yang criteria yang mengikuti
32
33
sampel. Dengan demikian bahwa kriteria penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dalam hal ini adalah sesuai dengan anjuran yang berlaku dalam proses petani
bawang merah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan ini, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Jumlah responden berdasarkan jumlah petani yang mengikuti anjuran
tehnik pasca panen sesuai teknik pasca panen di daerah penelitian adalah
34
35
36