PNEUMONIA
Oleh:
dr. Ari Andriyanto
Pembimbing:
dr. Tri .R, SpA
Pendamping:
dr. Kurniati, SpKK
2015
Identitas Pasien
O Nama
: An. M. Naufal
O Jenis Kelamin
: Laki-laki
O Alamat
: Jl. KH. Sahlan 13/3 RT 5
RW 2 Manyar Sidorukun
Gresik
O Usia
: 11 bulan
O Tanggal MRS
: 16 Maret 2015
O No. RM
: 597XXX
Anamnesa
O Keluhan Utama: Sesak
O Riwayat Penyakit Sekarang:
serta
pasien
rewel
dan
nafsu
O Riwayat Pengobatan :
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Vital Sign :
N : 153 x/menit RR : 52x/menit
S : 38,1 0C
BB:8,5 Kg
OKU : Rewel
OK/L : A (-)/I (-)/C (-)/D (+)
ONapas cuping hidung (+)
Thorax : simetris ,
retraksi +, Tarikan dinding dada
bagian
bawah kedalam (+)
O Jantung
O Abdomen :
Soepel, flat,
BU (+) normal
O Extrimitas :
Laboratorium
Darah Lengkap
OHb
: 12,5
OWBC : 20.200
OLED : 13-27
OTRO : 434.000
OPCV : 37
ODIFF: 1/0/0/45/48/6
O GDA : 111
O MCV : 62
O MCH : 27
O MCHC : 33
Assesment
Pneumonia
PLANNING
PDx: BGA, Foto Thorax
PTx :
OInf D5 NS 700cc/24jam
OInj. Ceftriaxone 2x75mg
OInj. Gentamycin 2x25mg
OInj. Antrain 3x100mg
OL-Bio 1x1
ONebul Combiven
PNEUMONIA
adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru yang
disebabkan mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian
kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dll).
Manifestasi Klinis
Gambaran
Klinis
pneumonia
pada
bayi
dan
anak
mual,
muntah,
atau
diare;
kadang-kadang
Diagnosis
Pneumonia pada anak umumnya didiagnosis berdasarkan
gambaran klinis yang menunjukkan keterlibatan sistem
respiratori, serta gambaran radiologis.
Prediktor paling kuat adanya pneumonia adalah:
1. Demam
2. Sianosis
3.
Lebih dari satu gejala respiratori sebagai berikut
takipnea, batuk, napas cuping hidung, retraksi, ronkhi, dan
suara napas melemah.
Pedoman WHO
Akibat tingginya angka morbiditas dan mortalitas
pneumonia
pada
balita,
penanggulangannya WHO
maka
dalam
upaya
mengembangkan pedoman
Pedoman WHO
Tujuannya
ialah
menyederhanakan
kriteria
diagnosis
: > 60 x/menit
: > 50 x/menit
: > 40 x/menit
Klasifikasi Pneumonia
Pneumonia Berat
Pneumonia Ringan
Bukan Pneumonia
Pneumonia Berat
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal satu
hal berikut:
Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrate
Sumber: Modul Tatalaksana Standar Pneumonia, Kemenkes RI, Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2012
dapat
menyusu
memuntahkan semuanya
Kejang
Sianosis
Distres pernapasan berat.
atau
minum/makan,
atau
Pneumonia Ringan
Disamping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat
pneumonia berat
Bukan Pneumonia
Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya
Penatalaksanaan
Pneumonia Ringan (Rawat Jalan)
Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan
antibiotik lini pertama secara oral.
=> Amoksisilin (25 mg/KgBB) 2 kali sehari selama 3 hari
atau
=> Kotrimoxazole (4mg/KgBB TMP - 20mg/KgBB
Sulfametoxazole) 2 kali sehari selama 3 hari.
Pneumonia Ringan
Edukasi:
Anjurkan ibu untuk memberi makan anak. Nasihati ibu
Pneumonia Ringan
Ketika Anak Kembali:
Jika
pernapasannya
membaik
(melambat),
demam
Pneumonia Berat
Terapi Antibiotik
keadaan
yang
berat
ditambahkan
Terapi Oksigen
Perawatan Penunjang
KOMPLIKASI
Pneumonia Stafilokokus
Curiga kearah iini jika terdapat perburukan klinis secara
kulit
diagnosis.
yang
disertai
pus/pustule
mendukung
Empiema
Curiga kearah ini apabila terdapat demam persisten, ditemukan
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. Direktoral Jendral Bina Pelayanan Medik,
PEMBAHASAN
Anamnesa:
KASUS
TEORI
Anamnesa:
Pasien mengeluh sesak sejak 2 hari sebelum 1. Gejala Infeksi Umum, yaitu demam, sakit
masuk rumah sakit sesak, disertai demam dan kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
batuk, pilek, serta pasien rewel dan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual,
makan dan minumnya menurun, kemudian muntah,
atau
diare;
kadang-kadang
pasien dibawa oleh orang tuanya ke bidan ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
setempat
tetapi
masih
belum
membaik,
KASUS
TEORI
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Fisik:
Vital Sign :
N : 153 x/menit
RR :
52x/menit
S : 38,1 0 C
BB : 8,5 Kg
KU : Rewel
K/L : A(-)/I (-)/C (-)/D (+)
Napas cuping hidung (+)
Thorax :Simetris , retraksi +,
Tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam (+)
Jantung
S1 S2 tunggal
Murmur (-)
Paru :
ves/ves, wh -/-, rh +/+
Abdomen :
Soepel, flat, BU (+) normal
Extrimitas :
Hangat +/+ Edema -/+/+
-/-
1. Sianosis
2. Lebih dari satu gejala respiratori
sebagai berikut takipnea, batuk,
napas cuping hidung, retraksi,
ronkhi , dan suara napas melemah.
KASUS
TEORI
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Penunjang:
Lab DL:
Hb
: 12,5
WBC : 20.200
LED : 13-27
TRO : 434.000
PCV : 37
DIFF: 1/0/0/45/48/6
GDA : 111
MCV : 62
MCH : 27
MCHC : 33
Terapi:
KASUS
Inf D5 NS 700cc/24jam
Inj. Ceftriaxone 2x75mg
Inj. Gentamycin 2x25mg
Inj Antrain 3x100
L-Bio 1x1
Nebul Combiven
Terapi:
TEORI
TERIMA KASIH