Analisa PH Dan Gas Darah
Analisa PH Dan Gas Darah
DARAH
Wiryatun Lestariana
Bagian Biokimia
Fak. Kedokteran
Pendahuluan
Selain paru-paru, ginjal
alat tubuh
penting ikut mengendalikan pH cairan tubuh
Gangguan keseimbangan asam-basa, jelas tak
dpt. diperbaiki dng. sempurna oleh paru-paru
dengan fungsi respirasinya bila penyebab
utamanya gangguan kation dan anion non volatil
Pada kondisi normal
bikarbonat yang
berlebihan dan asam-asam non volatil
dikeluarkan oleh ginjal
pH urin
beragam sebagai fungsi tubuh untuk
mengeluarkan zat-zat tersebut
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Filtrasi glomerular
Komposisi filtrat glomerulus sama dengan
plasma
Protein
- Protein dalam urin (proteinuria) terjadi hanya pada
* penyakit ginjal
* gagal jantung kongestif (krn payah jantung:
hipertensi yang lama, gangguan paru-paru yg berat
* proteinuria ortostatik (bila berdiri lama ada protein
dalam urin)
* kenaikan permeabilitas membran filtrasi pd kondisi
abnormal misalnya pasokan darah kurang memadai
(kegagalan sirkulasi), anoksia, agen toksis (obat,
racun, bakteri)
efektif
tekanan darah turun karena:
- dehidrasi,pendarahan, gagal bilik kanan
tekanan interstisial ginjal naik karena:
- proses inflamasi
tekanan intratubular naik karena:
- sumbatan pada tubulus collectivus: ureter
akibatnya plasma tak difiltrasi
sehingga zat
yg seharusnya diekskresi melalui ginjal beredar
kembali dalam darah
berbahaya bagi
tubuh.
Contoh: - urea
uremia
- asam urat
gout
Fungsi tubulus
Senyawa-senyawa dengan nilai ambang batas
(NAB)
* rendah
direabsorbsi pelan atau
sama sekali tidak:
kreatinin, asam urat, urea
* tinggi
direabsorbsi baik:
karbohidrat, asam amino
yg reabsorbsinya berlangsung
di tubulus proksimalis
Reabsorbsi glukosa
Glukosa dalam filtrat glomerulus
direabsorbsi di tubulus proksimalis
perlu carrier yang kapasitasnya terbatas
jika glukosa berlebihan, carrier tidak dpt.
membantu mereabsorbsinya
NAB glukosa, yang besarnya 180 mg/dl
Jika kadar glukosa darah > 180 mg/dl
glukosa tidak dapat direabsorbsi di
tubulus
lanjutan
Reabsorbsi glukosa dengan fosforilasi
Pada kadar glukosa darah 100 mg/dl (normal) maka 120
mg glukosa difiltrasi per menit karena glomerular
filtration rate (GFR) = 120 mg/menit
Pada Renal threshold = 180 mg/dl, maka glukosa yang
difiltrasi =
180
X 120 mg/menit = 216 mg/menit
100
1dl = 100 ml
180mg/100ml
NAB glukosa
Reabsorbsi air
Tempat
- tubulus konvolutus proksimalis, permeabel
thd. obligat
- bagian turun loop Henle: reabsorbsi air dan
elektrolit
- tubulus convolutus distalis: fakultatif,
dipengaruhi ADH
- tubulus kolektivus
lanjutan
proksimalis
air direabsorbsi bersama
elektrolit-elektrolit. Jika banyak zat terlarut dapat
terjadi diuresis.
Misalnya pd DM, terlalu banyak glukosa
butuh banyak air untuk melarutkannya
banyak urin keluar
reabsorbsi fakultatif: berlangsung di tubulus
konvolutus distalis = 15 ml/menit atau biasa
ditulis (16 1) karena pengaruh ADH
artinya air yang direabsorbsi 16ml/menit dan
yang diekskresi 1ml/menit
Reabsorbsi ion-ion
Natrium
- diabsorbsi secara aktif, diikuti anion terutama
klorida (Cl-)
- dalam tubulus proksinalis 7/8 X 560g = 490g
70g masuk ke dalam Ansa Henle dan
tubulus renalis
5g Na+ tdp dalam urin
- 2/3 air dan Na+ direabsorbsi (air
pasif,
Na
aktif)
tekanan osmotik tubulus
tetap
Diekskresi dengan filtrasi dan disekresi tubulus
Kalium
Direabsorbsi di tubulus proksimalis dipengaruhi
oleh hormon aldosteron
Disekresi di tubulus distalis terjadi pertukaran
ion H+
Kemampuan mengekskresi kalium sangat besar
shg. jarang tjd. hiperkalemia
Jika gagal ginjal tdk. boleh diberi kalium agar
tdk. terjadi hiperkalemia spt. pada gangguan
ginjal kronis
Reabsorbsi Na+ da K+ dipengaruhi aldosteron
Bikarbonat
7/8 bikarbonat (HCO3-) filtrat glomerolus akan
direabsorbsi
Fosfat
Direabsorbsi di tubulus proksimalis
HPO4-- dan H2PO4- direabsorbsi dengan rasio 4 :
1
Kreatinin
Dalam fungsi ginjal dikenal adanya creatinin
clearance.
Pada orang normal tiap hari dihasilkan
kreatininin dari kreatin
jumlahnya
ditentukan oleh ukuran masa otot
Lanjutan kreatinin
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Asam fosfat
- senyawa non volatile
untuk dapat
diekskresi dalam urin perlu ion Na+
untuk
dibufer fosfat
Na2HPO4
4
=
NaH2PO4
1
- bufer ini untuk menghemat Na+ sebab Na+
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar
yaitu selain untuk sel-sel tubuh juga untuk
ginjal krn. untuk mengeluarkan asam-asam
non volatile menggunakan bufer tsb.