Anda di halaman 1dari 46

ANALISA pH Dan GAS

DARAH

Biokimia Peran Ginjal Dalam


Kesimbangan Asam Basa

Wiryatun Lestariana
Bagian Biokimia
Fak. Kedokteran

Aspek Biokomia Ginjal


Pendahuluan
Fungsi ginjal
Peran ginjal dalam keseimbangan
asam - basa

Pendahuluan
Selain paru-paru, ginjal
alat tubuh
penting ikut mengendalikan pH cairan tubuh
Gangguan keseimbangan asam-basa, jelas tak
dpt. diperbaiki dng. sempurna oleh paru-paru
dengan fungsi respirasinya bila penyebab
utamanya gangguan kation dan anion non volatil
Pada kondisi normal
bikarbonat yang
berlebihan dan asam-asam non volatil
dikeluarkan oleh ginjal
pH urin
beragam sebagai fungsi tubuh untuk
mengeluarkan zat-zat tersebut

lanjutan

Kebanyakan asam dikeluarkan dalam bentuk


selain H+, terutama H2PO4- atau NH4+
Gangguan thd. fungsi ginjal
berakibat
timbulnya gangguan asam basa
Selama tubuh masih normal
gangguan
keseimbangan asam basa diatasi dengan
ekskresi dan reabsorbsi selektif
Hanya saja respon lewat ginjal berlangsung
lebih lambat dibandingkan respon melalui
respirasi

Peran dan Fungsi ginjal


Sebagai alat ekskresi yg. berperan dalam
pengeluaran dan reabsorbsi beberapa
metabolik yg. ada dalam plasma darah
Ginjal mengandung unit-unit fungsional
nefron
Dalam ginjal tdpt. sekitar 1,3 X 106 nefron
yang bekerja secara paralel

lanjutan

Tiap nefron mgd. satu glomerulus yang dipasok


darah dalam suatu sistem kapiler
memungkinkan terjadinya ultrafiltrasi
berbagai senyawa ber BM kecil dalam plasma
Hasil filtrasi dikumpulkan dalam kapsul Bowman
tubulus konvolutus proksimalis
loop Henle
tubulus konvolutus distal dan
saluran pengumpul yang menerima saluran dari
beberapa nefron

lanjutan

Pada kondisi normal


160 liter cairan disaring tiap hari, tetapi
air urin hanya 500 2500ml/hari
tergantung pada diet dan aktivitas
sekitar 99% air yang disaring direabsorbsi
Filtrasi glomerulus memiliki osmolaritas
serupa dengan plasma yaitu 300
osmol/L
trtm. mengandung Na +,
K+, HCO3-, HPO4=, SO4=, urea, glukosa dan
kreatinin

lanjutan

Dalam tubulus konvolutus proksimal, Na+ dari


filtrat bertukar dengan H+ dari sel pada
permukaan saluran sel tubulus
secara
aktif diangkut dari sel ke dalam cairan
peritubulus oleh pompa Na+,K+, dalam membran
basal
K+ dari filtrat
ke dalam sel dengan
proses pasif dan berdifusi ke cairan peritubulus
bersama dengan K+ yang dipompa ke dalam
membran basal
bersama aliran Na+, ikut pula CL- masuk
secara pasif

lanjutan

Air dari filtrasi pindah secara pasif


osmolaritas filtrat hampir konstan
Bersama penyerapan air, elektrolit juga
diserap dengan proporsi yg sama
70 - 85% filtrat glomerulus direabsorbsi
kembali dalam tubulus proksimal

Cairan lumen dari tubulus proksimal


turun ke loop Henle
Air berdifusi secara osmotik ke vasa rekta yang
peka terhadap ADH (vasopresin)
berlanjut sampai volume urin
berkurang sekali pada belokan loop.
Kepekatan di daerah belokan ini dapat 4 X lebih
besar dibanding ditempat lain
Pada bagian loop yang naik bersifat tidak
permeabel thd air tetapi tidak yang lain
Cl- diserap secara aktif dan Na+ diserap
dng pompa Na+, K+
hipertonis

lanjutan

Bagian loop yg naik bersifat hipertonis


cairan masuk ke dalam tubulus distal dan 50%
Na+ yang direabsorbsi
Volume cairan yang memasuki tubulus distal
15% dari filtrat glomerulus semula
Segmen nefron ini peka sekali thd. Vasopresin
tanpa adanya vasopresin, tubulus tak
permeabel untuk air
Adanya vasopresin
air berdifusi dari
tubulus distal
saluran pengumpul
Reabsorbsi Na+ terus berlangsung secara aktif
yang dipengaruhi aldosteron (suatu mineralokortikoid)

Filtrasi glomerular
Komposisi filtrat glomerulus sama dengan
plasma
Protein
- Protein dalam urin (proteinuria) terjadi hanya pada
* penyakit ginjal
* gagal jantung kongestif (krn payah jantung:
hipertensi yang lama, gangguan paru-paru yg berat
* proteinuria ortostatik (bila berdiri lama ada protein
dalam urin)
* kenaikan permeabilitas membran filtrasi pd kondisi
abnormal misalnya pasokan darah kurang memadai
(kegagalan sirkulasi), anoksia, agen toksis (obat,
racun, bakteri)

Energi untuk filtrasi


Untuk filtrasi glomerulus perlu energi yg
berbeda untuk masing-masing kondisi
* tekanan hidrostatik darah
: 75 mmHg
* tekanan osmotik (protein plasma): 30 mmHg
* tekanan interstisial ginjal
: 10 mmHg
* tekanan intratubuler ginjal
: 10 mmHg
* tekanan filtrasi efektif (75 50) mmHg
= 25 mmHg

Gangguan tekanan filtrasi

efektif
tekanan darah turun karena:
- dehidrasi,pendarahan, gagal bilik kanan
tekanan interstisial ginjal naik karena:
- proses inflamasi
tekanan intratubular naik karena:
- sumbatan pada tubulus collectivus: ureter
akibatnya plasma tak difiltrasi
sehingga zat
yg seharusnya diekskresi melalui ginjal beredar
kembali dalam darah
berbahaya bagi
tubuh.
Contoh: - urea
uremia
- asam urat
gout

Fungsi tubulus
Senyawa-senyawa dengan nilai ambang batas
(NAB)
* rendah
direabsorbsi pelan atau
sama sekali tidak:
kreatinin, asam urat, urea
* tinggi
direabsorbsi baik:
karbohidrat, asam amino
yg reabsorbsinya berlangsung
di tubulus proksimalis

Reabsorbsi glukosa
Glukosa dalam filtrat glomerulus
direabsorbsi di tubulus proksimalis
perlu carrier yang kapasitasnya terbatas
jika glukosa berlebihan, carrier tidak dpt.
membantu mereabsorbsinya
NAB glukosa, yang besarnya 180 mg/dl
Jika kadar glukosa darah > 180 mg/dl
glukosa tidak dapat direabsorbsi di
tubulus

lanjutan
Reabsorbsi glukosa dengan fosforilasi
Pada kadar glukosa darah 100 mg/dl (normal) maka 120
mg glukosa difiltrasi per menit karena glomerular
filtration rate (GFR) = 120 mg/menit
Pada Renal threshold = 180 mg/dl, maka glukosa yang
difiltrasi =
180
X 120 mg/menit = 216 mg/menit
100
1dl = 100 ml
180mg/100ml

NAB glukosa

Reabsorbsi air
Tempat
- tubulus konvolutus proksimalis, permeabel
thd. obligat
- bagian turun loop Henle: reabsorbsi air dan
elektrolit
- tubulus convolutus distalis: fakultatif,
dipengaruhi ADH
- tubulus kolektivus

lanjutan

* reabsorbsi wajib: 80% air di tubulus konvolutus

proksimalis
air direabsorbsi bersama
elektrolit-elektrolit. Jika banyak zat terlarut dapat
terjadi diuresis.
Misalnya pd DM, terlalu banyak glukosa
butuh banyak air untuk melarutkannya
banyak urin keluar
reabsorbsi fakultatif: berlangsung di tubulus
konvolutus distalis = 15 ml/menit atau biasa
ditulis (16 1) karena pengaruh ADH
artinya air yang direabsorbsi 16ml/menit dan
yang diekskresi 1ml/menit

ADH = anti diuretik hormon


Meningkatkan permeabilitas tubulus konvolutus
distalis dan tubulus kolektivus terhadap air
ADH secara selektif mengikatkan diri pada sel
Adenilat siklase meningkat
cAMP meningkat
Adenil siklase aktif
Permeabilitas membran sel meningkat
Reabsorbsi air

Pemacu dan penghambat ADH


Pemacu ADH: stress tertentu
- pembedahan
- obat-obat anestesi
- trauma berat
Penghambat ADH:
- alkohol
urin meningkat
diuresis

Reabsorbsi ion-ion
Natrium
- diabsorbsi secara aktif, diikuti anion terutama
klorida (Cl-)
- dalam tubulus proksinalis 7/8 X 560g = 490g
70g masuk ke dalam Ansa Henle dan
tubulus renalis
5g Na+ tdp dalam urin
- 2/3 air dan Na+ direabsorbsi (air
pasif,
Na
aktif)
tekanan osmotik tubulus
tetap


Diekskresi dengan filtrasi dan disekresi tubulus
Kalium
Direabsorbsi di tubulus proksimalis dipengaruhi
oleh hormon aldosteron
Disekresi di tubulus distalis terjadi pertukaran
ion H+
Kemampuan mengekskresi kalium sangat besar
shg. jarang tjd. hiperkalemia
Jika gagal ginjal tdk. boleh diberi kalium agar
tdk. terjadi hiperkalemia spt. pada gangguan
ginjal kronis
Reabsorbsi Na+ da K+ dipengaruhi aldosteron

Bikarbonat
7/8 bikarbonat (HCO3-) filtrat glomerolus akan
direabsorbsi

Fosfat
Direabsorbsi di tubulus proksimalis
HPO4-- dan H2PO4- direabsorbsi dengan rasio 4 :
1
Kreatinin
Dalam fungsi ginjal dikenal adanya creatinin
clearance.
Pada orang normal tiap hari dihasilkan
kreatininin dari kreatin
jumlahnya
ditentukan oleh ukuran masa otot

Lanjutan kreatinin

Semua kreatinin yang masuk filtrat


glomerulus
diekskresi sempurna
Pengukuran kreatinin bersama volume
urin tiap hari
merupakan ukuran
filtrat glomerulus
pengukuran
creatinin clearance
merupakan
salah satu pengukuran fungsi ginjal

Pengaturan keseimbangan asam


basa oleh ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa
dengan mengendalikan
- reabsorbsi bikarbonat
- mensekresi asam
yang semuanya tergantung pd. pembentukan H +
dan HCO3- dari CO2 dan air dari dalam tubulus
Dalam kondisi normal plasma mengandung 25
26 mmol/L HCO3 NAB ginjal untuk HCO3-: 2 6 28 mmol/L
maka hanya sedikit HCO3- yang dikeluarkan

lanjutan

Bikarbonat (HCO3-) direabsorbsi dalam tubulus


proksimal dan distal
90% bikarbonat direabsorbsi dalam proksimal
Dengan adanya ion Na+ filtrat yang masuk ke
proksimal
untuk keseimbangan tekanan
osmose
ion H+ keluar ke filtrat
Na+ selanjutnya dipompa oleh pompa Na+, K+
menuju cairan peritubulus (darah)
Kadar Na+ dalam sel tubulus dipertahankan
rendah

lanjutan

H+ dengan adanya HCO3- dalam filtrat


terbentuk H2CO3
oleh karbonik
anhidrase terurai
CO 2 + H2O
masuk sel tubulus proksimal
Selanjutnya CO2 tadi bergabung dg. CO2
dalam tubulus, dengan adanya infiltrasi
H2O dan karbonik anhidrase
H2CO3 yang selanjutnya terurai lagi
menjadi HCO3- + H+

lanjutan

Kenaikan pCO2 dalam darah tinggi dan


juga dalam filtrat glomerulus
kenaikan H2CO3 dalam sel tubulus
H2CO3 selanjutnya terurai
kadar H+
dalam tubulus meningkat, HCO3- dapat
diserap ke darah dan H+ nya dikeluarkan
melalui urin
Jadi pada kondisi asidosis yaitu tekanan
CO2 darah tinggi kompensasinya adalah
reabsorbsi HCO3- ditingkatkan

lanjutan

Kadar bikarbonat (HCO3-) dalam darah


Dipengaruhi oleh kadar K+ dan Cl Bila kadar K+ plasma tinggi (hiperkalemia)
ditukar dengan H+ dalam sel
H+
dalam sel tubulus kurang
reabsorbsi
HCO3- kurang
air kemih menjadi alkalis
karena mengandung KHCO3
Pada hipokalemia, reabsorbsi HCO3- meningkat
krn kadar H+ dalam sel tinggi
hipokalemia
menyebabkan dipertahankan HCO3- dalam sel

Kadar Klorida dalam darah


Pada hipokloremia (Cl- dalam darah
rendah)
HCO3- plasma meningkat
untuk mempertahankan kadar anion
Pada hiperkloremia
penurunan
HCO3- dalam plasma
sekresi H +
menurun

lanjutan

Asam fosfat
- senyawa non volatile
untuk dapat
diekskresi dalam urin perlu ion Na+
untuk
dibufer fosfat
Na2HPO4
4
=
NaH2PO4
1
- bufer ini untuk menghemat Na+ sebab Na+
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar
yaitu selain untuk sel-sel tubuh juga untuk
ginjal krn. untuk mengeluarkan asam-asam
non volatile menggunakan bufer tsb.

Ion hidrogen dalam sel tubulus


Sekresi H+ oleh sel tubulus dapat digunakan
dalam 3 peristiwa utama
1. reabsorbsi HCO3-. Disini H+ bereaksi dg.
HCO3- membentuk H2CO3 dan kemudian
terurai menjadi CO2 dan H2O
2. Reaksi dengan dapar HPO42-/H2PO4- yang
pengaruhnya pertukaran satu Na+ dalam
Na2HPO4 untuk menghasilkan NaH2PO4
penghematan Na+
3. Pembentukan amonia dalam sel tubulus.
Disini NH3 berdifusi dari sel ke dalam lumen
NH4+

Gangguan keseimbangan asam


basa
Asidosis respirasi
1. Respirasi
Alkalosis respirasi
Asidosis metabolik
2. Metabolik
Alkalosis metabolik

Anda mungkin juga menyukai