Gestasional Diabetes
Gestasional Diabetes
GESTASIONAL DIABETES
Pembimbing:
dr. Tonny Ertiatno, Sp.OG (K)
Pendamping:
dr. Kurniati, Sp.KK
Tinjauan Pustaka
Diskusi
Riset
Presentasi &
Kasus
E-mail
Audit
Pos
diskusi
Data Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 34 tahun
6. Riwayat Perkawinan : Pasien menikah satu kali dengan suami yang sama kurang lebih 3
tahun
7. Riwayat Kehamilan :
Pasien kontrol dibidan sebanyak 5 kali selama kehamilan. Tes PPT dikerjakan dan hasilnya
positif pada bulan April 2014 setelah pasien telat haid 1 bulan. Pasien juga memeriksakan
kandungannya ke poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ibnu Sina, dan dilakukan
USG sebanyak 5x.
9. Riwayat Kontrasepsi : Pasien menggunakan kontraspesi berupa pil kombinasi
10. Pemeriksaan Fisik:
BB: 75 kg
-RR : 20 x/mnt
-Temp : 36,5 oC
Status General:
Kepala : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
Cloasma gravidarum (-)
Extermitas:
AH +/+ ; Edema -/-; CRT < 2dtk
+/+
-/-
Status Obstetrik :
III :Teraba bagian besar janin lunak, tidak melenting, batas tidak
3
tegas.
Kesan: bokong
IV: konvergen
TFU : 37cm
His : (-)
VT : Tidak dilakukan
Darah Lengkap
Parameter
Hasil
16/12/2014
Hasil
17/12/2014
Rujukan
WBC
6,9
8,7
4,10 10,20
K/L
RBC
4,62
4,71
3,80 6,50
M/L
Unit
HGB
13,7
14
11,5 18,0
g/dL
HCT
40,6
41,4
37,0 54,0
PLT
328
340
150 400
K/L
GULA DARAH
Parameter
Hasil
16/12/2014
Hasil
17/12/2014
324
336
220
245
304
GD puasa
GD 2 jam PP
TTGO
Rujukan
80 100
80 140
140-200
Urinalisis (17/12/2014)
Parameter
Hasil
kuning
Warna
Bau
Khas
Leukosit
Negatif
pH
6,0
Protein
+1
Glukosa
Negatif
Bilirubin
Negatif
Urobilinogen
Negatif
Keton
Negatif
Nitrit
Negatif
Eritrosit
Negatif
Kristal
Negatif
Cast
Negatif
Bakteri
Negatif
Unit
mg/dl
mg/dl
Mg/dl
Rencana Terapi
MRS
SC elective 18 Desember 2014
Rencana Monitoring
Observasi keluhan, tanda vital
Rencana Edukasi
KIE keluarga tentang keadaan pasien
KIE keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan
KIE keluarga mengenai rencana perawatan pasien
Follow Up Pasien
17 Desember 2014
S
Sakit perut hilang timbul (-) , keluar air ketuban (-)
O
Status Present:
KU : Baik
TD : 110/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
Tax: 36C
St. General :
Mata
Thoraks
Inspeksi
: distensi (-)
Auskultasi
Palpasi
Vagina
A
Inspeksi
: Perdarahan aktif (-)
G3P0020, 39-40 mgg T/H/letkep + makrosomia + ROB + DM
18 Desember 2014
S
Pasien datang dari ruang OK pusing (-), mobilisasi (-), nyeri (+) post
op, perdarahan aktif (-), flatus (-), BAB/BAK (-/terpasang kateter
O
K es a d a r a n : C M
TD : 110/80 mmHg
RR : 20x/mnt
N : 80 x/mnt
Tax : 36,5C
St. General :
Mata
Thoraks
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Vagina
A
P
Inspeksi
: Perdarahan aktif (-)
P1021 post SC hari 0 ec ROB + makrosomia + DM Gestasional
Observasi 2 jam post partum
Monitoring
V. ASSESSMENT
G3P0020, 39-40 mgg T/H/letkep + makrosomia + ROB + DM Gestational + TBJ
4000g
VI. PLANNING
Cefazolim 2x1
Drip oxytocin
BAB I
PENDAHULUAN
pada kehamilan 24-28 minggu. Ditambah lagi, risiko mendapat GDM pada ibu hamil
yang umurnya kurang dari 21 tahun adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah 14%, umur
ibu diantara 21-30 tahun adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang umurnya lebih dari
30 tahun adalah 8-14% mengikuti statistik yang didapatkan dari buku Diabetology of
Pregnancy, oleh M.Porta,F.M. Matschinsky Vol 17 dengan tahun publikasi 2005.
Dengan ini, kita bisa merangkupkan wanita di Negara Asia atau di Negara Indonesia
sendiri mempunyai risiko untuk mendapat GDM dan pada lingkupan usia lebih dari
25 tahun mempunyai risiko tinggi mendapat GDM.
Teknik skrining dianjurkan bagi semua wanita hamil menurut American
Diabetes Association (2005) dengan memberikan pasien dengan 50g beban glukosa
oral, dan kadar gula darahnya diperiksa 1 jam kemudian. Bila kadar glukosa plasma
lebih dari 140mg/dl maka perlu dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa 3 jam. Tes
ini cukup efektif untuk mengidentifikasikan wanita dengan diabetes gestational. Tes
toleransi glukosa oral adalah tes di mana pasien diberikan 100g beban glukosa oral,
kemudian diperiksa kadar gula darahnya dengan hasil pada pasien normal. Standarstandar pengukuran kadar gula darah yang telah ditentukan oleh American Diabetes
Association adalah pada keadaan puasa ialah < 95mg/dl, pada jam pertama ialah
<180mg/dl, pada jam kedua ialah <155mg/dl dan akhirnya pada jam ketiga ialah
<140mg/dl. Bila ditemukan 2 nilai abnormal maka ibu tersebut menderita diabetes
mellitus. Tes tesebut dilakukan pada awal kehamilan kemudian diulangi pada usia
kehamilan 34 minggu.
Practical Manual of Diabetes In Pregnancy, oleh David R. McCance, Micheal
Maresh dan Davis A. Sacks dengan tahun publikasi 2010 menyatakan bahwa ibu-ibu
GDM, kira-kira 1,7% dapat menyebabkan mortilitas perinatal, 4,3% melahirkan anak
secara cesarean, 7,3% melahirkan anak yang berat badan lahirnya lebih dari 4,5kg dan
23,5 % bisa menimbulkan kasus distosia bahu saat dilahirkan bayi. Tambahan lagi,
komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi kepada neonates yang ibunya mengalami
GDM adalah gangguan pada sistem saraf pusat (18,4%), penyakit jantung congenital
(21,0%), penyakit respiratori (7,9%), atresia intestitum (2,6%), defek pada kandung
kemih dan ginjal (11,8%), atresia anal (2,6%), defisiensi anggota gerak atas (3,9%),
defisiensi anggota gerak bawah (6,6%), kelainan di spinal bagian atas dan bawah
(6,6%) dan disgenesis kaudal (5,3%). Penelitian ini telah dibahaskan oleh Dr. NamHan Cho, Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For
Clinical Epidemiology dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea.
10
Dengan ini, komplikasi yang bakal yang dihadapi oleh ibu GDM berdasarkan
statistik yang dipublikasi di buku. Akhirnya dari segi antenatal care bagi ibu yang
menghidap GDM, mengikut data dari buku A Practical Manual of Diabetes In
Pregnancy, oleh David R. McCance, Micheal Maresh dan Davis A. Sacks dengan
tahun publikasi 2010; Tempe et al, tahun 2006 yang penelitiannya dilakukan pada ibu
dengan diabetes tipe 1 mendapati ibu yang tidak lakukan antenatal care mempunyai
kecederungan 14,2% partus kurang dari 34 minggu berbanding yang melakukan
antenatal care yaitu 5 % saja. 43,4 % bayi dilahirkan makrosomia bagi ibu yang tidak
melakukan antenatal care berbanding yang melakukan antenatal care adalah 44% dan
bagi kasus pre-eklampsia pula 12,7% kasus bisa ditemui kalau ibunya tidak
melakukan antenatal care manakala yang melakukan antenatal care adalah 13,1%.
Berdasarkan data-data yang dikumpul dari berbagai penelitian , jelas sekali ibu hamil
di negara ASEAN mempunyia risiko tinggi untuk mendapat GDM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai derajat apapun
intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. (WHOWorld Health Organisation 2011). Hal ni berlaku baik insulin atau modifikasi diet
hanya digunakan untuk pengobatan dan apakah atau tidak kondisi tersebut terus
berlangsung setelah kehamilan. Ini tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa
intoleransi glukosa yang belum diakui mungkin telah dimulai bersamaan dengan
kehamilan.
2. ETIOLOGI
Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon tertentu dibuat dalam plasenta
(organ yang menghubungkan bayi dengan tali pusat ke rahim) nutrisi membantu
pergeseran dari ibu ke janin. Hormon lain yang diproduksi oleh plasenta untuk
membantu mencegah ibu dari mengembangkan gula darah rendah.
Selama kehamilan, hormon ini menyebabkan terganggunya intoleransi glukosa
progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi). Untuk mencoba menurunkan kadar
11
gula darah, tubuh membuat insulin lebih banyak supaya sel mendapat glukosa bagi
memproduksi sumber energi.
Biasanya pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga kali
jumlah normal) untuk mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah.
Namun, jika pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi
efek dari peningkatan hormon selama kehamilan, kadar gula darah akan naik,
mengakibatkan GDM.
3. Faktor Resiko
Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko terkena GDM selama kehamilan:
Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black,
penduduk asli Amerika, atau Asia).
Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula
darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).
Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki
diabetes).
Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.
Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.
Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut
polihidramnion).
4. Patogenesis
Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi
insulin dengan peningkatan kompensasi sebagai respon -sel dan hyperinsulinemia.
Resistensi insulin biasanya dimulai pada trimester kedua dan memaju ke seluruh sisa
dari kehamilan. Plasenta sekresi hormon seperti progesteron, kortisol laktogen,
plasenta, prolaktin, dan hormon pertumbuhan, merupakan penyumbang utama kepada
resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan. Resistensi pada insulin mungkin
berperan dalam memastikan bahwa janin memiliki tenaga yang cukup dari glukosa
dengan mengubah metabolisme energi ibu dari karbohidrat ke lemak.
Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi
insulin dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan normal.
Mereka juga memiliki penurunan dari peningkatan kompensasi dalam sekresi insulin,
khususnya pada fase pertama sekresi insulin. Penurunan pada insulin fase pertama
mungkin menandakan kerusakan fungsi sel . Xiang et al menemukan bahwa wanita
dengan GDM Latino meningkat resistensi terhadap pengaruh insulin pada clearance
glukosa dan produksi dibandingkan dengan wanita hamil normal. Selain itu, mereka
12
5. Gejala Klinis
Diabetes mellitus gestasional adalah bentuk sementara (dalam banyak kasus)
diabetes dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk
menangani gula selama kehamilan. Hal ini juga bisa disebut intoleransi glukosa atau
intoleransi karbohidrat. Tanda dan gejala dapat termasuk:
Gula dalam urin
Sentiasa rasa haus
Sering buang air kecil
Kelelahan
Mual
Sering infeksi kandung kemih, vagina dan kulit
Penglihatan kabur
6. Pemeriksaan
Tes Tolenrasi Glukosa Oral (TTGO) adalah rutin untuk semua wanita hamil.
Tes ini juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional).
Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan gejala, tetapi
menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil.
A. Prosedur Pemeriksaan TTGO
Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi sekitar
150 gram karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium harus dihentikan hingga tes dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison),
kontrasepsi oral, estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat.
Selain itu penderita juga tidak boleh minum alkohol.
Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan pengambilan
darah setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah
13
jam ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada jam dan 1 jam
setelah pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah pengambilan darah
pada waktu jam, 1 jam, 1 jam, dan 2 jam.
Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam. Pengambilan sampel
darah dilakukan sebagai berikut :
Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji glukosa
darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan
sampel urinenya.
Penderita diberikan minum glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam segelas air
(250ml). Lebih baik jika dibumbui dengan perasa, misalnya dengan limun.
Pada waktu jam, 1 jam, 1 jam, dan 2 jam, penderita diambil darah untuk
pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita mengosongkan
Interpretasi
Puasa: 95 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Pertma: 180 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Kedua: 155 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Ketiga: 140 mg / dL atau lebih tinggi
(Sumber : PERKENI, 2002)
7. Diagnosa
Tes Toleransi glukosa oral (TTGO) yang paling umum digunakan untuk
mendiagnosis GDM di Amerika Serikat adalah TTGO, 3-jam-g 100. Menurut kriteria
diagnostik yang direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA),
GDM didiagnosa jika kadar plasma dua atau lebih glukosa memenuhi atau melebihi
ambang batas berikut: konsentrasi glukosa puasa 95 mg / dl, kadar glukosa 1-jam 180
mg / dl , 2-jam glukosa konsentrasi 155 mg / dl, atau 3 jam konsentrasi glukosa 140
mg / dl. Tetapi nilai-nilai ini lebih rendah daripada batas yang direkomendasikan oleh
National Diabetes Data Group dan didasarkan pada Carpenter dan modifikasi
Coustan. Rekomendasi ADA juga mencakup penggunaan-g OGTT-jam 75 2 dengan
batas glukosa yang sama terdaftar untuk berpuasa, 1-jam, dan jam nilai 2.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kriteria diagnostik, yang digunakan
hanya di negara di luar Amerika Utara, didasarkan pada TTGO 75-g 2-jam. GDM
14
didiagnosa oleh WHO kriteria jika baik glukosa puasa> 126 mg / dl atau glukosa 2
jam adalah> 140 mg / dl.
Penilaian risiko untuk GDM harus dilakukan pada kunjungan prenatal
pertama. Wanita dengan karakteristik klinis yang konsisten dengan risiko tinggi GDM
(obesitas ditandai, sejarah pribadi GDM, glikosuria, atau riwayat keluarga yang kuat
diabetes) harus menjalani pengujian secepat mungkin. Jika mereka ternyata tidak
memiliki GDM pada skrining awal, mereka harus diuji ulang antara minggu
kehamilan ke 24 hingga ke 28. Perempuan risiko sedang harus memiliki pengujian
dilakukan pada minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28.
Jika tingkat glukosa plasma puasa > 126 mg / dl (7,0 mmol / l) atau glukosa
plasma santai> 200 mg / dl (11,1 mmol / l) memenuhi ambang batas normal untuk
diagnosis diabetes, dan dapat dikonfirmasi pada hari seterusnya, maka tidak perlu
untuk lakukan test menentukan kadar glukosa yang lain. Maka bagi pasien tidak
menunjukan sebarang tanda hiperglikemia, evaluasi untuk GDM pada wanita dengan
karakteristik risiko sedang atau risiko tinggi harus mengikuti salah satu dari dua
pendekatan:
Lakukan tes diagnostik toleransi glukosa oral (TTGO) tanpa plasma
sebelumnya atau skrining serum glukosa. Pendekatan langkah pertama ini
adalah paling efektif pada pasien berisiko tinggi atau populasi (misalnya,
15
8. Komplikasi
Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada ibu.
Komplikasi janin termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal, kematian perinatal,
kelainan bawaan, hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia, dan sindrom
gangguan pernapasan. Makrosomia, yang didefinisikan sebagai berat lahir> 4.000 g,
terjadi pada 20-30% bayi yang ibunya menderita GDM. Faktorfaktor lain yang dapat
diperlihat pada ibu yang memicukan peningkatan insiden kelahiran janin makrosomia
termasuk hiperglikemia, Body Mass Index (BMI) tinggi, usia yang lebih tua,
multiparitas. Dengan ini, kasus makrosomia dapat menyebabkan untuk morbiditas
janin meningkat sewaktu dilahirkan, seperti distosia bahu, dan meningkatkan risiko
kelahiran secara sactio caesaria. Hipoglikemia neonatal dapat terjadi dalam beberapa
jam setelah dilahirkan . Hal ini adalah karena ibu yang hiperglikemia dapat
menyebabkan janin hiperinsulinemia Komplikasi jangka panjang pada janin dengan
ibu GDM termasuk peningkatan risiko intoleransi glukosa, diabetes, dan obesitas.
Komplikasi pada ibu GDM meliputi hipertensi, preeklampsia, dan peningkatan
risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipertensi ini mungkin terkait dengan
resistensi insulin. Oleh karena itu, intervensi yang menunjukkan peningkatkan
sensitivitas insulin dapat membantu mencegah komplikasi ini. Selain itu, wanita
dengan riwayat GDM memiliki peningkatan risiko diabetes setelah kehamilan
dibandingkan dengan populasi umum, dengan tingkat konversi hingga 3% per tahun.
16
9. Penatalaksanaan
a. Manajemen Farmakologi
Insulin adalah terapi farmakologis yang paling konsisten yang telah
ditunjukkan untuk mengurangi morbiditas janin ketika ditambahkan dengan evaluasi
Terapi Nutrisi Medis (MNT). Pemilihan kehamilan untuk terapi insulin dapat
didasarkan pada ukuran glikemia ibu dengan atau tanpa penilaian karakteristik
pertumbuhan janin. Ketika kadar glukosa ibu digunakan, terapi insulin dianjurkan
ketika MNT gagal untuk mempertahankan glukosa dipantau berdasarkan kadar
glukosa berikut:
harus konsisten dengan tujuan glukosa darah ibu yang telah ditetapkan. Diet
10.Prognosis
Kehamilan kedua dalam waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang
mempunyai GDM memiliki tingkat kekambuhan tinggi. Wanita didiagnosa dengan
GDM memiliki peningkatan risiko terkena diabetes melitus di masa depan.
Wanita yang membutuhkan insulin pengobatan sewaktu kehamilan kerana
didiagnosa dengan GDM mempunyai risiko tinggi untuk mendapat diabetes kerana
telah mempunyai antibodi yang terkait dengan diabetes (seperti antibodi terhadap
dekarboksilase glutamat, islet sel antibodi dan / atau antigen insulinoma- 2),
berbanding wanita dengan dua kehamilan sebelumnya dan pada wanita yang gemuk.
Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola gestational diabetes memiliki
resiko 50% terkena diabetes dalam lima tahun ke depan. Tergantung pada populasi
yang diteliti, kriteria diagnostik dan panjang tindak lanjut, risiko dapat bervariasi
sangat besar. Risiko tampaknya tertinggi dalam 5 tahun pertama, mencapai dataran
tinggi setelahnya. Penelitian lain menemukan risiko diabetes setelah GDM lebih dari
25% setelah 15 tahun.
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Ross G. Gestational diabetes. Aust Fam Physician. 2006; 35(6): 392-6. PMID
16751853
4.
Chu SY, Callaghan WM, Kim SY, Schmid CH, Lau J, England LJ, Dietz PM.
Maternal obesity and risk of gestational diabetes mellitus. Diabetes Care 2007; 30(8):
2070-6. PMID 17416786
5.
England LJ, Levine RJ, Qian C, et al. Glucose tolerance and risk of gestational
diabetes mellitus in nulliparous women who smoke during pregnancy. Am J Epidemiol
2004; 160(12): 1205-13. PMID 15583373
6.
Toulis KA, Goulis DG, Kolibianakis E, Venetis CA, Tarlatzis BC, Papadimas
I. Risk of gestational diabetes mellitus in women with polycystic ovary
syndrome. Fertility and Sterility2008;doi:10.1016/j.fertnstert.2008.06.045 PMID:
18710713
19
7.
Ma RM, Lao TT, Ma CL, et al. Relationship between leg length and
gestational diabetes mellitus in Chinese pregnant women.Diabetes Care 2007; 30(11):
2960-1. PMID 17666468
8.
Gabbe S.G., Niebyl J.R., Simpson J.L. OBSTETRICS: Normal and Problem
Pregnancies. Fourth edition. Churchill Livingstone, New York, 2002. ISBN 0-44306572-1
9.
10.
11.
Carpenter MW, Coustan DR. Criteria for screening tests for gestational
diabetes. Am J Obstet Gynecol 1982; 144(7): 768-73.PMID 83071919
12.
13.
14.
Jones CW. Gestational diabetes and its impact on the neonate. Neonatal Netw.
2001;20(6):17-23. PMID 12144115
15.
Allen VM, Armson BA, Wilson RD, et al. Teratogenicity associated with preexisting and gestational diabetes. J Obstet Gynaecol Can2007; 29(11): 927-34. PMID
17977497
16.
20
diabetes
mellitus. J
Clin