DIKTAT AJAR
Oleh :
CITRA HADI KURNIATI, S.ST
BAB I
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
a. KOMPETENSI DASAR
-
b. URAIAN MATERI
Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan
imatur adalah persalinan saat kehamilan 20 -28 minggu dengan berat janin
antara 500 1000 gr. Persalinan premature adalah persalinan saat
kehamilan 28 36 minggu dengan berat janin antara 1000 2500 gr.
Macam-macam persalinan:
a. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan
lahir ibu tersebut.
b. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin.
Sebab sebab mulainya persalinan
a. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun
sehingga timbul his.
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot rahim makin rentan.
d. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama
dari biasa.
e. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra
dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap
umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
Tahapan persalinan (Kala I, II,III,IV)
a. Kala I / Kala Pembukaan
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan cervix
menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka Kala I
dibagi menjadi:
-
Fase latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0
sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi
menjadi:
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai keluarnya janin
c. Kala III
Dimulai dari keluarnya janin sampai lahirnya plasenta
d. Kala IV
Masa 1 2 jam setelah placenta lahir. Dalam klinik, atas
pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV
persalinan meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa
dimulainya masa nifas (puerperium), mengingat pada masa ini sering
timbul perdarahan.
bidan
harus
mampu
menggunakan
pengetahuan,
j.
k. Memfasilitasi hubungan dini antara ibu dan bayi baru lahir (Bounding
and Attachment).
Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
Pollakisuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala
janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu
untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
False labor
3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari
kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:
Tidak teratur
Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa
cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak namun
menjadi: lebih lembut, beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan
dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing-masing ibu,
misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada
primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
Energy Spurt
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam
sebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari
sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu
ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan
rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah
lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi,
persalinan menjadi panjang dan sulit.
Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan.
Tanda-tanda persalinan
-
Kala II
-
Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar.
Kejadian ini disebut: Kepala membuka pintu.
Sesudah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak
keluar waktu ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah.
Kala III
-
Setelah anak lahir uterus teraba seperti tumor yang keras, segmen
atas lebar karena mengandung placenta, fundus uteri teraba sedikit
di bawah pusat.
Bila placenta telah lepas bentuk uterus menjadi bundar dan tetap
bundar hingga perubahan bentuk ini dapat diambil sebagai tanda
pelepasan placenta.
c. RANGKUMAN MATERI
-
Tahapan persalinan mulai dari Kala I, kala II, kala III dank ala IV.
Tanda-tanda persalinan:
a. Timbulnya his persalinan
b. Bloody show (Lendir disertai darah dari jalan lahir)
c. Premature Rupture of Membrane
10
d. LATIHAN / TUGAS
1. Diskusikan tentang persalinan!
2. Diskusikan tentang sebab sebab terjadinya persalinan!
3. Diskusikan tentang tahapan dalam persalinan!
adalah
serangkaian
kejadian
yang
berakhir
dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan imatur adalah persalinan
saat kehamilan 20 -28 minggu dengan berat janin antara 500 1000 gr.
Persalinan premature adalah persalinan saat kehamilan 28 36 minggu
dengan berat janin antara 1000 2500 gr.
2. Sebab sebab terjadinya persalinan
a. Penurunan kadar progesterone
b. Teori oksitosin
c. Keregangan otot otot
d. Pengaruh janin
e. Teori prostaglandin
3. Tahapan dalam persalinan
a. Kala I / Kala Pembukaan
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan cervix
menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka Kala I
dibagi menjadi:
-
Fase latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0
sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi
lagi menjadi:
11
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai keluarnya janin
c. Kala III
Dimulai dari keluarnya janin sampai lahirnya plasenta
d. Kala IV
Masa 1 2 jam setelah placenta lahir. Dalam klinik, atas
pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV
persalinan meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa
dimulainya masa nifas (puerperium), mengingat pada masa ini sering
timbul perdarahan.
f. DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
2. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala 1. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
3. Depkes, RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
4.
5.
12
2006,
Ilmu
Kebidanan,
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
13
BAB II
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
a. KOMPETENSI DASAR
-
b. URAIAN MATERI
Faktor yang mempengaruhi persalinan
1. Passage
Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas:
a. Bagian keras :Tulang-tulang panggul (Rangka panggul).
b. Bagian lunak : Otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen.
Rangka Panggul / Ukuran Panggul
-
Tulang panggul
1. Os coxae : os ilium, os ischium, os pubis
2. Os sacrum = promontorium
3. Os Coccygis
Artikulasi
1. Simfisis pubis, di depan pertemuan os pubis
2. Artikulasi sakro-iliaka yang menghubungkan os sacrum & os ilium
3. Artikulasi sakro-koksigium yang menghubungkan os sacrum dan
koksigis
Ruang panggul
1. Pelvis mayor (False pelvis)
2. Pelvis minor (True pelvis)
14
Pintu panggul
1. Pintu atas panggul (PAP) = Inlet, dibatasi oleh linea terminalis
(linea inominata)
2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadika,
disebut midlet
3. Pintu bawah panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet.
4. Ruang panggul yang sebenarnya berada antara inlet dan outlet
Sumbu panggul
Adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul
yang melengkung ke depan (sumbu carus).
Bidang-bidang
1. Bidang Hodge I : jarak antara promontorium dan pinggir atas
simfisis, sejajar dengan PAP.
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan PAP, melewati pinggir bawah
simfisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar dengan PAP, melewati Spina ischiadika
4. Bidang Hodge IV : sejajar dengan PAP, melewati ujung
coccygeus.
Ukuran-ukuran panggul
1. Alat pengukur ukuran panggul :
-
pita meter
15
Conjugata oblique 13 cm
16
Jenis gineko-android
Jenis gineko-antropoid
2. Power
Adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan
sempurna.
17
Kontraksi simetris
Relaksasi
Pada saat kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi
tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil mendorong janin dan
kantong amnion kearah bawah rahim dan serviks.
Sifat-sifat lainnya dari his adalah :
-
Involuntir
Intermitten
Terasa sakit
Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin, hal-hal yang harus diperhatikan
dari his adalah :
-
Frekuensi his : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit
atau per 10 menit.
Durasi (lama his) : adalah lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan
dengan detik, misalnya 50 detik.
Interval his : adalah jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya
his datang tiap 2 3 menit.
Pada uterus dan serviks : Uterus teraba keras / padat karena kontraksi.
Serviks tidak mempunyai otot-otot yang banyak, sehingga setiap muncul
18
Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim, terdapat
pula kenaikan nadi dan tekanan darah.
Tenaga mengejan
a. Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang
mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi
otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan
intraabdominal.
b. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi
jauh lebih kuat lagi.
c. Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang
mengakibatkan ibu menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot
perutnya dan menekan diafragmanya kebawah.
d. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap
dan paling efektif sewaktu ada his.
e. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita
yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps
f. Tenaga mengejan ini juga melahirkan placenta setelah placenta lepas dari
dinding rahim.
19
3. Passanger
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,
yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah, dan
posisi janin.
1. Sikap (Habitus) :
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi
dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan
bersilang di dada.
2. Letak (Situs):
Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya
Letak Lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu. Letak
membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak
kepala atau letak sungsang.
3. Presentasi:
Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim
yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya
presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan lain-lain.
a. Bagian terbawah janin:
Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.
b. Posisi janin
Untuk indikator atau menetapkan arah bagian terbawah janin apakah
sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu (materal
pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil
(uuk) kiri depan, uuk kanan belakang.
20
c. RANGKUMAN MATERI
-
Passage / jalan lahir, terdiri dari bagian keras yaitu tulang- tulang panggul
dan lunak yaitu otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen
Passanger yaitu keadaan janin, yang meliputi sikap janin, letak janin,
presentasi janin, bagian terbawah, dan posisi janin.
1. Sikap (Habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap
fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi,
lengan bersilang di dada.
2. Letak (Situs)
Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya
Letak Lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu. Letak
membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak
kepala atau letak sungsang.
3. Presentasi
Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah
rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam.
Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan
lain-lain.
d. LATIHAN / TUGAS
1. Diskusikan faktor apa sajakan yang mempengaruhi persalinan?
2. Diskusikan presentasi pada janin pada saat persalinan?
21
Passage / jalan lahir, terdiri dari bagian keras yaitu tulang- tulang
panggul dan lunak yaitu otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamentligamen
Passanger yaitu keadaan janin, yang meliputi sikap janin, letak janin,
presentasi janin, bagian terbawah, dan posisi janin
2. Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim
yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya
presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan lain-lain.
f. DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
2. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala 1. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
3. Depkes, RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
4.
5.
2006,
Ilmu
Kebidanan,
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
22
BAB III
KEBUTUHAN DASAR PADA IBU DALAM PROSES PERSALINAN
a. KOMPETENSI DASAR
-
b. URAIAN MATERI
Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan
Persalinan merupakan tugas berat yang harus dilakukan oleh seorang ibu
hamil. Diperlukan segenap tenaga dan pikiran untuk melaksanakannya. Rasa
sakit, rasa lelah, tegang, dan hal lainnya membayangi proses persalinan yang
dihadapi. Banyak ibu hamil merasakan bahwa persalinan merupakan proses yang
cukup menakutkan untuk dilalui, namun ada juga ibu hamil yang mengatakan
bahwa proses melahirkan adalah merupakan kodrat wanita yang mudah untuk
dilalui. Mudah atau sulitnya suatu proses persalinan tergantung oleh banyak
faktor, salah satunya adalah ibu hamil cukup pengetahuan untuk menghadapi
persalinan, kesehatan yang cukup baik, dan dukungan yang cukup dari berbagai
pihak, serta adanya perasaan nyaman saat melahirkan. Dukungan yang dapat
diberikan dalam proses persalinan yaitu :
Mengatur Posisi
Mencari posisi yang paling nyaman sesuai dengan waktunya dan
perhatikan perbedaan tentang cara ibu hamil mengatasi nyeri persalinan. Pada
tahap awal, ketika kontraksi relatif masih ringan usahakan untuk berjalan, duduk,
bergoyang atau berendam. Dengan meningkatnya kontraksi, duduk, bergoyang (di
kursi goyang) atau berbaring kerap kali merupakan hal paling nyaman. Rasa nyeri
yang paling berat adalah pada punggung dan ini sering bisa diredakan dengan
duduk tegak, dengan lengan memeluk pendamping, atau dengan mengambil posisi
23
merangkak. Posisi perlu dirubah rubah selama proses persalinan, hal ini baik
untuk memperbaiki peredaran darah dan membantu pencegahan kelelahan otot.
Titik Pusat Perhatian
Bawalah sesuatu dari rumah sebagai titik pusat perhatian secara visual
selama kontraksi. Foto atau gambar yang membuat pikiran menjadi tenang
merupakan pilihan yang baik. Sering kali sangat besar manfaatnya mendengarkan
musik dengan lagu-lagu kesayangannya. Banyak ibu hamil tidak menggunakan
titik pusat perhatian, lebih suka memejamkan mata atau memusatkan perhatian
pada penolong persalinan. Tetapi anda mungkin akan mendapat rasa nyeri
berkurang ketika anda mengalihkan perhatian ke titik pusat perhatian, maka
pilihlah salah satu untuk menyertai anda dalam proses persalinan.
Kompres
Pada awal persalinan kehangatan terasa lebih nyaman pada otot yang
bekerja keras. Gunakanlah waslap yang dicelupkan dalam air hangat dan letakkan
pada punggung, leher, atau perut. Kemudian setelah mulai kontraksi pada tahap
transisi atau ketika mengedan membuat ibu hamil merasa kepanasan, lakukan
kompres dingin pada dahi dan perut akan terasa menyejukkan . Kompres ini harus
sering diganti
Pijatan
Pijatan pada otot kerap kali akan sangat efektif dalam proses persalinan.
Ini terutama sangat membantu dalam mengurangi sakit punggung dan membantu
otot untuk relaksasi dari ketegangan pada akhir kontraksi. Karena pijatan hanya
baik kalau terasa enak dan nyaman, maka ibu hamil dan pendampingnya perlu
berkomunikasi mengenai bagian mana yang terasa nyaman kalau dipijat dan mana
yang tidak. Tapi ada juga beberapa ibu hamil dalam proses persalinan ada yang
sama sekali tidak mau disentuh, namun meskipun demikian mereka masih
memerlukan dukungan emosional.
24
Sering sekali ibu hamil sangat menderita oleh nyeri persalinan di daerah
punggung bagian bawah. Kalau hal ini terjadi tekanan yang kuat dan tetap terasa
paling enak diberikan dengan ibu jari atau pangkal telapak tangan di tengah di
atas pantat.
Usapan atau Sentuhan
Banyak ibu hamil dalam proses persalinan merasa berkurang rasa nyerinya
karena sapuan lembut pada perut selama kontraksi. Hal ini bisa dilakukan sendiri
oleh ibu hamil sendiri atau pendampingnya. Gunakanlah satu atau dua tangan,
kemudian sapulah
25
menghargai
kebiasaan
budaya,
praktik
keagamaan
dan
Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat
dengan bidan.
2. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan
dalam pemberian asuhan.
3. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan
dihadapi ibu dan keluarga.
4. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga
sehubungan dengan proses persalinan.
26
27
Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman
dan nyaman selama proses persalinan.Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan
prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan
lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Memberikan dukungan emosional.
2. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran
bayinya.
3. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
4. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
a. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
b. Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
c. Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
d. Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
e. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
5. Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
6. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi Memberikan kecukupan energi dan
mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak
teratur dan kurang efektif.
7. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan
spontan Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan
dan menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman;
meningkatkan
resiko
perdarahan
pasca
persalinan;
mengganggu
28
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai
keluarnya bayi.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh
suami dan anggota keluarga yang lain.
2. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain :
a. Membantu ibu untuk berganti posisi.
b. Melakukan rangsangan taktil.
c. Memberikan makanan dan minuman.
d. Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
e. Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai
kelahiran bayinya.
3. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran
dengan cara :
a. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga.
b. Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
c. Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan kelahiran.
4. Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan dengan cara
memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk
meneran dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak
ada his.
6. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan cara :
a. Mengurangi perasaan tegang.
b. Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
c. Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan
penolong.
d. Menjawab pertanyaan ibu.
e. Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.
29
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
kala
IV
adalah
kala
dimana
1-2
jam
setelah
lahirnya
plasenta.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
30
c. RANGKUMAN MATERI
Persalinan merupakan tugas berat yang harus dilakukan oleh seorang
ibu hamil. Diperlukan segenap tenaga dan pikiran untuk melaksanakannya. Rasa
sakit, rasa lelah, tegang, dan hal lainnya membayangi proses persalinan yang
dihadapi. Mudah atau sulitnya suatu proses persalinan tergantung oleh banyak
faktor, salah satunya adalah ibu hamil cukup pengetahuan untuk menghadapi
persalinan, kesehatan yang cukup baik, dan dukungan yang cukup dari berbagai
pihak, serta adanya perasaan nyaman saat melahirkan.
-
Mengatur posisi
Kompres
Pijatan
Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
1. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan
kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai
budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan
keinginan ibu.
2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses
persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan
kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan
keputusan.
3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa
adanya komplikasi.
4. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
d. LATIHAN / TUGAS
1. Diskusikan tentang asuhan sayang ibu sesuai dengan kebutuhannya?
31
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Pencegahan infeksi
32
c.
d.
e.
f.
g.
f. DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
2. Depkes, RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
3.
4.
2006,
Ilmu
Kebidanan,
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
33
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I
a. KOMPETENSI DASAR
-
b. URAIAN MATERI
Persalinan Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedmen,
diperhitungkan
pembukaan
primigravida
cm/jam
dan
pembukaan
35
1. Tekanan Darah
Tekanan Darah (TD) meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg,
diastolik 5-10mmHg, antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas,
dapat meningkatkan TD.
2. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara
berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal.
peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi,
kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.
3. Suhu Tubuh, suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C)
karena peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah
persalinan.
4. Detak Jantung, Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi
berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara
kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding
sebelum persalinan.
5. Pernafasan, Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme. Hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan
alkalosis.
6. Perubahan pada ginjal, poliuri (jumlah urin lebih dari normal) sering
terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output,
peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal.
proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan
7. Perubahan Gastro Intestinal (GI) motilitas lambung dan absorbsi
makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalian.
pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas
pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat.
cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang
biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I.
8. Perubahan Hematologi, hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml
selama persalianan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum
36
37
Sumber air bersih yang mengalir untuk cuci tangan dan mandi ibu
sebelum dan sesudah melahirkan.
sebelum
periksa
dalam
selama
persalinan
dan
38
Partus set yang terdiri dari dua klem kelly atau dua klem kocher,
gunting tali pusat, benang tali pusat atau klem plastik, kateter
nelaton, gunting episotomi, alat pemecah selaput ketuban atau
klem kocher, dua pasang sarung tangan DTT steril, kasa atau
kain kecil, gulungan kapas basah menggunakan air DTT, tabung
suntik 3 ml dengan larutan IM sekali pakai, kateter penghisap de
lee (penghisap lendir) atau bola karet yang baru dan bersih, empat
kain bersih, tiga handuk atau kain untuk mengeringkan dan
menyelimuti bayi.
39
Peralatan resusitasi bayi baru lahir yang terdiri dari balon resusitasi
dan sungkup, lampu sorot 60 watt.
Obat
dan
perlengkapan
untuk
asuhan
rutin
dan
Set jahit yang terdiri dari 1 tabung suntik 10 ml steril sekali pakai
dengan jarum IM ukuran 22 panjang 4 cm atau lebih, pinset,
pegangan jarum, 2-3 jarum jahir tajam ukuran 9 11, benang
chromic sekali pakai ukuran 2.0 dan 3.0, satu pasang sarung tangan
DTT atau steril, satu kain bersih.
c. Menyiapkan Rujukan
Menkaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika
perlu dirujuk disiapkan dan disertakan dokumentasi tertulis semua
asuhan dan perawatan dan hasil penilaian yang telah dilakukan untuk
dibawa ke fasilitas rujukan.
d. Memberikan Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk, memberikan
dukungan emosional, membantu pengaturan posisi, memberikan cairan
40
Gambar
bar 4.1 Menentukan tinggi fundus
b. Memantau kontraksi uterus
Letakkan tangan dengan hati-hati
hati hati di atas uterus dan rasakan jumlah
kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi
atau lama setiap kontraksi berlangsung. Pada fase aktif, minimal
minim
terjadi dua kontraksi dalam waktu 10 menit, lama kontraksi 40 detik
41
42
panggul.
Bandingkan
dengan
pemeriksaan
luar
43
Partograf
Instrumen untuk memantau kemajuan persalinan, data untuk membuat
keputusan klinik dan dokumentasi asuhan persalinan yang diberikan oleh
seorang penolong persalinan.
c. RANGKUMAN MATERI
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kla
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedmen,
diperhitungkan
pembukaan
primigravida
cm/jam
dan
pembukaan
44
b.
Menyiapkan rujukan
2. Pemeriksaan fisik
-
Menentukan presentasi
Pemeriksaan vagina
Pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan
kepuasan
dalam
melalui
proses
persalinan
normal.
d. LATIHAN / TUGAS
1. Diskusikan persalinan Kala I?
2. Diskusikan tanda tanda kala I?
3. Diskusikan perubahan fisiologis pada kala I?
45
46
metabolisme.
Hipeventilasi
yang
lama
dapat
menyebabkan alkalosis.
f. Perubahan pada ginjal, poliuri (jumlah urin lebih dari normal) sering
terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output,
peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal.
proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan
g. Perubahan Gastro Intestinal (GI) motilitas lambung dan absorbsi
makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalian.
pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas
pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi
lambat. cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo
yang biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I.
h. Perubahan
Hematologi, hemoglobin
meningkat
sampai
1,2
f. DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Wiknjosastro,
2006,
Ilmu
Kebidanan,
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
47
BAB V
ASUAHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA II
a. KOMPETENSI DASAR
-
persalinan
kala II normal
-
b. URAIAN MATERI
ASUHAN KALA II
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi , kala II dikenal juga sebagai kala pengeluaran.
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi)
yang dapat hidup, dari dalam rahim (uterus) melalui vagina atau jalan lain ke
dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal (matur / aterm) untuk
melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus terjadi di usia
kehamilan < 38 minggu disebut preterm (prematur), sebaliknya jika partus
terjadi saat usia kehamilan > 42 minggu dinamakan posterm (postmatur).
48
2.
3.
4.
5.
49
d. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses melahirkan dan segera
setelahnya. Peningkatan normal adalah 1 sampai 2 derajat Farenheit (0,5
sampai 1 derajat celcius).
e. Perubahan Gastrointestinal
Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat berlanjut sampai kala
II. Biasanya mual dan muntah pada transisi mereda selama kala II persalinan
tetapi dapat terus ada pada beberapa wanita. Muntah, ketika terjadi, normalnya
hanya sesekali. Yang konstan dan menetap kapan saja selama persalinan
merupakan hal yang abnormal dan mungkin merupakan indikasi komplikasi
obstetrik, seperti ruptur uterus atau toxemia.
Pemantauan ibu pada kala II
1. Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
2. Suhu , Nadi , dan respirasi ibu setiap 60 menit
3. Tekanan darah setiap 15 menit
4. Pastikan ibu sudah berkemih dalam 2 jam terakhir, anjurkan agar ia berkemih
setiap 2 jam, atau lebih sering jika kandung kemih terasa penuh. Sebab
kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi dan penurunan
kepala bayi, hal ini akan menambah rasa sakit, kesulitan untuk melahirkan
plasenta, perdarahan pascapersalinan dan menghambat penatalaksanaan
distosia bahu.
5. Adanya kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya (setelah bayi
pertama lahir).
Pemantauan Janin
a. Sebelum bayi lahir :
-
50
Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah ( jernih atau bercampur
mekonium atau darah )
Apakah ada presentasi majemuk ( misalnya tangan atau tali pusat berada
di samping atau di atas kepala
51
pemberian dukungan mental juga penjelasan kepada ibu bahwa rasa sakit yang
ia alami selama persalinan merupakan suatu proses yang harus dilalui dan
diharapkan ibu tenang menghadapi persalinannya.
5. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman
Dalam setiap persalinan wanita atau keluarga membutuhkan penjelasan
mengenai persalinan yang dihadapinya baik mengenai kondisi ibu maupun
bayinya, serta perkembangan persalinannya.
Hasil penelitian telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik,
emosional dan psikologis selama persalinan dan kelahiran. Dari 14 percobaan
yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran seorang
pendamping secara terus menerus selama persalinan akan menghasilkan :
1. Kelahiran dengan bantuan vakum dan forsep semakin kecil atau sedikit
2. Seksio sesaria untuk membantu kelahiran menjadi berkurang
3. Kejadian asfiksia menjadi berkurang
52
53
54
Rasionalisasi : Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, karena ibu bisa
beristirahat dengan mudah di antara kontraksi memberi oksigenisasi yang
baik bagi bayi,lebih nyaman dan efektif untuk meneran ,membantu mencegah
terjadinya laserasi
Merangkak
Berdiri
Miring ke kiri
56
i.
j.
Proses persalinan sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu power, passage,
dan pasanger. Pada faktor passage atau factor ibu ukuran panggul sangat
mempengaruhi jalannya/ proses persalinan. Sedangkan faktor passenger/ janin
adalah kepala. Karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan
luasnya panggul merupakan hal yang menentukan.
Jika kepala dapat melewati jalan lahir maka bagian-bagian lain dapat
menyusul dengan mudah. Menurut penelitian Cadweel dkk, 1934, 95% dari
semua kehamilan, janin dengan presentasi belakang kepala/ oksiput. Oksiput
memasuki panggul dengan sutura sagitalis melintang.
Ukuran kepala janin hampir sama dengan ukuran dalam panggul. Karena
bentuk panggul yang tidak teratur, maka ketika kepala janin masuk panggul harus
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari PAP ke bidang tengah
panggul dan PBP, supaya janin dapat lahir.
Proses penyesuaian masuknya kepala janin ke dalam panggul merupakan
mekanisme persalinan. Pada proses ini kepala janin melakukan gerakangerakan tertentu, yaitu :
1. Penurunan
Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
a. Masuknya kepala dalam PAP
Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis
melintang dan dengan fleksi yang ringan.
Sinklitismus : Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir dan
tepat diantara simfisis dan promontorium.
Asinklitismus : Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symfisis atau
agak ke belakang mendekati promontorium.
57
58
59
60
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah
bawah simpisis dan
menjadi hipomoklion untuk melahirkan bahu belakang. Kemudian bahu
depan menyusul dan selanjutnya badan anak lahir searah dengan jalan
lahir.
Amniotomi
Apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
perlu dilakukan tindakan
indakan amniotomi. Perhatikan warna air ketuban saat dilakukan
amniotomi. Jika trjadi pewarnaan mekonium pada air ketuban maka lakukan
persiapan pertolongan bayi setelah lahir karena hal tersebut menunjukkan adanya
hipoksia dalam rahim atau selama proses persalinan.Prosedur
persalinan.Prosedur melakukan
amniotomi :
61
62
Gawat janin
63
Gunakan tehnik aseptik setiap saat. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
DTT/steril
64
65
c. RANGKUMAN MATERI
-
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi , kala II dikenal juga sebagai kala
pengeluaran
66
d. LATIHAN / TUGAS
1. Diskusikan tentang pengertian persalinan!
2. Diskusikan tanda tanda kala II?
3. Diskusikan tentang perubahan fisiologis apa saja yang terjadi pada ibu saat
persalinan kala II?
e. RAMBU RAMBU JAWABAN SOAL
1. Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi , kala II dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil pembuahan
(konsepsi) yang dapat hidup, dari dalam rahim (uterus) melalui vagina
atau jalan lain ke dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal (matur
/ aterm) untuk melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus
terjadi di usia kehamilan < 38 minggu disebut preterm (prematur),
sebaliknya jika partus terjadi saat usia kehamilan > 42 minggu dinamakan
posterm (postmatur).
2. Tanda tanda kala II, yaitu :
-
Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat lagi 15 25 mmHg selama kontraksi
kala II. Upaya meneran ibu juga berpengaruh terhadap tekanan darah,
menyebabkan tekanan darah meningkat dan kemudian menurun dan
pada akhirnya berada pada sedikit diatas normal.Diperlukan evaluasi
tekanan darah dengan cermat diantara kontraksi. Rata-rata peningkatan
67
Metabolisme
Peningkata metabolisme yang terus menerus berlanjut sampai kala II
disertai upaya meneran ibu menambah aktifitas otot-otot rangka untuk
memperbesar peningkatan metabolisme.
c.
Denyut Nadi
Frekuensi denyut nadi ibu bervariasi untuk setiap upaya meneran ibu.
Secara keseluruhan, frekuensi nadi meningkat selama kala II
persalinan disertai takikardi yang nyata ketika telah mencapai puncak
pada saat proses melahirkan.
d.
Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses melahirkan dan
segera setelahnya. Peningkatan normal adalah 1 sampai 2 derajat
Farenheit (0,5 sampai 1 derajat celcius).
e.
Perubahan Gastrointestinal
Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat berlanjut sampai
kala II. Biasanya mual dan muntah pada transisi mereda selama kala II
persalinan tetapi dapat terus ada pada beberapa wanita. Muntah, ketika
terjadi, normalnya hanya sesekali. Yang konstan dan menetap kapan
saja selama persalinan merupakan hal yang abnormal dan mungkin
merupakan indikasi komplikasi obstetrik, seperti ruptur uterus atau
toxemia.
f. DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
2. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala 1. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
3. Depkes, RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
4.
68
5.
2006,
Ilmu
Kebidanan,
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
69
BAB VI
ASUAHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA III
a. KOMPETENSI DASAR
-
b. URAIAN MATERI
Kemajuan Persalinan
Kala III persalinan terdiri dari dua fase berurutan, yaitu :
1. Pelepasan plasenta
Pelepasan plasenta merupakan hasil penurunan mendadak
ukuran kavum uteri selama dan setelah kelahiran bayi, sewaktu uterus
berkontraksi mengurangi isi uterus. Pengurangan ukuran uterus secara
70
71
2. Pengeluaran plasenta
Pengeluaran plasenta dimulai dengan penurunan plasenta ke
dalam segmen bawah uterus. Plasenta kemudian keluar melewati
serviks keruang vagina atas, dari arah plasenta ke luar.
Tanda tanda lepasnya plasenta
72
penatalaksanaan
kala
III
adalah
penyebab
utama
73
Pindahkan jepitan semula tali pusat ke titik 5-20 cm dari vulva dan pegang
klem penjepit tersebut
Letakkan telapak tangan (alas dengan kain) yang lain, pada segmen bawah
rahim atau dinding uterus di suprasimfisis
Pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali pusat sambil tekan uterus ke
dorsokranial
Ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan (jangan
lakukan pemaksaan)
74
uterus. Bidan harus waspada apakah plasenta dan membran lengkap, dan
apakah ada abnormalitas seperti ada simpul sejati atau ada tali pusat yang
mempunyai dua pembuluh saja. Setelah melahirkan plasenta, penting untuk
memeriksa plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa keduanya
lengkap. Sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal di dalam
uterus akan menghalangi kontraksi uterus sepenuhnya. Jika uterus tidak
sepenuhnya berkontraksi, maka ibu bisa kehilangan banyak darah.
Permukaan plasenta bagian ibu hendaknya diperiksa untuk memastikan
bahwa semua cotyledons ada di pinggiran membran semuanya rata (licin). Hal
ini harus dilakukan secepat mungkin supaya jika ada bagian yang hilang,
bidan bisa dengan segera mengeluarkannya. Jika membrannya tidak lengkap,
kadang-kadang bisa ditarik keluar secara perlahan-lahan dengan menggunakan
klem. Jika wanita tersebut tidak mengeluarkan darah, anda bisa memberikan
injeksi methergin 0,2 mg (IM) agar kontraksi uterus akan mendesak keluar
membran tersebut. Jika ibu mengeluarkan darah, kenakanlah sarung tangan
steril atau yang telah di-DTT dengan kasa yang dililit di jari telunjuk dan
sapulah lobang servik dan uterus untuk mengeluarkan membran yang
tertinggal.
Setelah pemeriksaan plasenta, periksalah daerah perineum. Dengan
lembut dan perlahan periksalah perineum, vagina, dan vulva untuk
mengetahui apakah ada robekkan. Setelah proses kelahiran, vagina akan
mengalami peregangan dan lebih besar dari biasanya. Mungkin akan ada
bagian-bagian yang merah, edema dan lecet. Dengan perlahan-lahan
periksalah anus untuk mengetahui apakah ada trauma atau hemorhoid yang
bisa menonjol keluar atau terjadi thrombosis setelah proses kelahiran.
75
lepas dari dinding uterus tidak fisiologis, dan akibatnya dapat dipastikan
adalah perdarahan kala III.
1. Atonia uterus
Faktor predisposisi terjadinya perdarahan karena atonia uteri
a. Umur yang terlalu muda dan terlalu tua
b. Sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
c. Partus lama
d. Obstetri operatif dan narkose
e. Uterus terlalu regang dan besar (gemeli, hidramnion, atau janin
besar)
f. Kelainan pada uterus (mioma uteri)
g. Sosio ekonomi (malnutrisi)
Penanganan perdarahan karena atonia uteri
Tahap I
Tahap III : bila semua upaya di atas tidak berhasil maka usaha yang
terakhir dilakukan adalah menghilangkan sumber perdarahan,
yaitu dengan meligasi arteri hipogastrika atau histerektomi.
2. Retensio plasenta
Adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama setengah jam setelah
bayi lahir.
Penyebab terjadinya retensio plasenta :
a. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat
lebih dalam. Menurut tingkat perlekatan :
-
76
b. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Bisa juga karena adanya
lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan
penanganan kala III, yang akan menghalangi plasenta keluar.
Penanganan
Apabila plasenta dalam waktu setengah sampai 1 jam tidak lahir dan
terjadi perdarahan, maka harus segara dikeluarkan. Tindakan yang
dapat dikerjakan adalah :
a) Manual plasenta
b) Bila perdarahan banyak berikan transfusi darah
c) Berikan obat obatan seperti uterotunika dan antibiotika.
3. Perlukaan jalan lahir
Setelah persalinan dan keluar perdarahan tetapi kontraksi uterus baik,darah
yang keluar berwarna merah muda kemungkinan perdarahan terjadi karena
adanya robekan jalan lahir. Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan
dari laserasi atau robekan perineum dan vagina. Nilai perluasan laserasi
perineum, laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.
-
Derajat satu dan dua : mukosa vagina, komisura posterior, kulit dan
otot perineum.
Jika terdapat robekan yang berdarah dan lebih dari 1 cm, dilakukan
penjahitan luka perineum.
77
d. RANGKUMAN MATERI
-
Persalinan Kala III merupakan persalinan yang dimulai dari bayi lahir
sampai keluarnya plasenta
e. LATIHAN / TUGAS
Diskusikan tentang persalinan kala III!
78
g. DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
2. Depkes, RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
3.
4.
2006,
Ilmu
Kebidanan,
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
79
BAB VII
ASUAHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA IV
a. KOMPETENSI DASAR
-
b. URAIAN MATERI
KALA IV (Kala Pengawasan)
Adalah kala pengawasan selama 1 2 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Darah yang keluar diperkirakan sebaik-baiknya. Kehilangan darah
pada persalinan biasa disebabkan oleh luka pada pelepasan uri dan robekan
pada serviks dan perineum. Rata-rata dalam batas normal jumlah perdarahan
adalah 250 cc, biasanya 100 300 cc. Bila perdarahan lebih dari 500 cc ini
sudah dianggap abnormal dan harus dicari penyebabnya.
Jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan uri lahir.
Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang dulu
dan perhatikan 7 pokok penting:
1. Kontraksi rahim: baik/tidak dapat diketahui dengan palpasi. Lakukan
massasse dan berikan uterus tonika: methergin, ermetrin dan pitosin.
2. Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa
3. Kandung kencing: harus kosong, kalau penuhibu suruh kencing dan
kalau tidak bisa lakukan kateterisasai.
4. Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidak
5. Uri dan selaput ketuban harus lengkap.
80
plasenta
lahir
dilakukan
pemijatan
uterus
untuk
81
1) Derajat I
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior dan kulit perineum.
Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan penjahitan, kecuali jika
terjadi perdarahan.
2) Derajat II
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum dan
otot perineum. Pada derajat II dilakukan penjahitan dengan teknik
jelujur
3) Derajat III
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum, otot
perineum dan otot spingter ani external.
4) Derajat IV
Derajat III ditambah dinding rectum anterior.
Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi ini
memerlukan t teknik dan prosedur khusus
Setelah melahirkan plasenta, penting untuk memeriksa plasenta dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa keduannya lengkap. Sisa-sisa
plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal di dalam uterus akan
menghalangi kontraksi uterus sepenuhnya. Jika uterus tidak sepenuhnya
berkontraksi, maka ibu bisa kehilangan banyak darah.
Permukaan plasenta bagian ibu hendaknya diperiksa untuk
memastikan bahwa semua cotyledons ada di pinggiran membran
semuanya rata (licin). Hal ini harus dilakukan secepat mungkin supaya
jika ada bagian yang hilang, bidan bisa dengan segera mengeluarkannya.
Jika membrannya tidak lengkap, kadang-kadang bisa ditarik keluar secara
perlahan-lahan dengan menggunakan klem. Jika wanita tersebut tidak
mengeluarkan darah, anda bisa memberikan injeksi methergin 0,2 mg (IM)
agar kontraksi uterus akan mendesak keluar membran tersebut. Jika ibu
82
mengeluarkan darah, kenakanlah sarung tangan steril atau yang telah diDTT dengan kasa yang dililit di jari telunjuk dan sapulah lobang servik
dan uterus untuk mengeluarkan membran yang tertinggal.
Setelah pemeriksaan plasenta, periksalah daerah perineum. Dengan
lembut dan perlahan periksalah perineum, vagina, dan vulva untuk
mengetahui apakah ada robekkan. Setelah proses kelahiran, vagina akan
mengalami peregangan dan lebih besar dari biasanya. Mungkin akan ada
bagian-bagian yang merah, edema dan lecet. Dengan perlahan-lahan
periksalah anus untuk mengetahui apakah ada trauma atau hemorhoids
yang bisa menonjol keluar atau terjadi thrombosis setelah proses kelahiran.
4. Pemantauan dan evaluasi lanjut
Selama dua jam pertama pascapersalinan :
a. Pantau tekanan darah, nadi, suhu, TFU, kandung kemih dan
perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan
setiap 30 menit dalam satu jam kedua. Jika ada temuan yang tidak
normal lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering
b. Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15
menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam
kedua. Jika ada temuan yang tidak normal tingkatkan frekuensi
observasi dan penilaian.
c. Pantau suhu tubuh ibu 1x setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan. Jika suhu tubuh meningkat pantau lebih sering
d. Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam
satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua
e. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan
uterus juga bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi
lembek
f. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan Bantu ibu
untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi
83
84
85
86
Penjahitan Episiotomi/laserasi
Keuntungan-keuntungan teknik penjahitan jelujur :
a.
87
b.
c.
Persiapan Penjahitan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
88
Ganti sarung tangan dengan sarung tangan DTT atau steril yang
baru setelah melakukan pemeriksaan rectum.
l.
m. Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan
benang. Gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0. Benang kromik
bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling sedikit menimbulkan
reaksi jaringan.
n.
Cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan DTT atau
steril. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi, atau jika tertusuk
jarum maupun peralatan tajam lainnya.
b.
c.
d.
e.
89
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
90
penggunaan
obat-obatan
tradisional
pada
perineumnya
3) Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir
3-4 kali/hari
4) Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan
lukanya. Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami
demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari
daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
Robekan tingkat III dan IV
Jika robekan tingkat III dan IV tidak diperbaiki dengan baik,
pasien dapat menderita gangguan defekasi dan flatus. Jika robekan rectum
tidak diperbaiki, dapat terjadi infeksi dan fistula rektovaginal.
Jahitan sfingter ani
1. Jepit otot sfingter dengan klem Allis atau pinset
2. Tautkan ujung otot sfingter ani dengan 2-3 jahitan benang kromik 2-0
angka 8 secara interuptus
3. Larutkan antiseptic pada daerah robekan
4. Reparasi mukosa vagina, otot perineum dan kulit
Pemantauan Selama Kala IV
1. Tekanan Darah, Suhu
Tekanan Darah yang Normal adalah < 140/90 mmHg. Sebagian
wanita mempunyai tekanan darah < 90/60 mmHg. Jika denyut nadinya
91
adalah normal, maka tekanan darah yang rendah tidak akan menjadi
masalah. Akan tetapi, jika tekanan darah adalah < 90/60 dan nadinya
adalah > 100 x/mnt, maka ini mengindikasikan adanya suatu masalah.
Suhu tubuh yang normal adalah, < 38 oC, jika suhunya > 38 oC,
bidan harus mengumpulkan data-data lain untuk memungkinkan dia
mengidentifikasi masalahnya. Suhu yang tinggi tersebut mungkin
disebabkan oleh dehydrasi (oleh karena persalinan yang lama dan tidak
cukup minum) atau oleh infeksi.
2. Tonus Uterus dan Tinggi Fundus Uterus
Palpasilah uterus untuk menentukan tonusnya serta lokasinya dalam
hubungannya dengan umbilikus. Uterus akan terasa lembek jika tidak
berkontraksi dengan baik. Masasselah uterus tersebut setiap 15 menit
selama satu jam kedepan. Tinggi fundus yang normal segera setelah
persalinan adalah kira-kira setinggi umbilikus. Jika ibu tersebut sudah
berkali-kali melahirkan anak, atau jika anaknya adalah kembar atau bayi
yang besar, maka tinggi fundus yang normalnya adalah di atas umbilikus.
3. Perdarahan
Perdarahan yang normal setelah kelahiran mungkin hanya akan
sebanyak satu pembalut wanita perjam selama enam jam pertama atau
seperti darah haid yang banyak. Jika perdarahan lebih banyak dari ini,
maka ibu tersebut hendaknya diperiksa lebih sering dan penyebabpenyebab dari perdarahan berat seharusnya diselidiki. Apakah ada laserasi
pada vagina atau servik? Apakah uterus berkontraksi dengan baik?
Apakah kandung kencingnya kosong?
4. Kandung Kencing
Jika kandung kencingnya penuh dengan air seni, maka uterus tidak
dapat berkontraksi dengan baik. Jika uterus naik di dalam abdomen, dan
tergeser kesamping, hal ini biasanya merupakan pertanda bahwa kandung
kencingnya penuh. Bantulah ibu tersebut bangun dan coba apakah ia dapat
92
buang air kecil. Jika ia tidak bisa buang air kecil, bantulah ia agar merasa
rileks dengan meletakkan jari-jarinya di dalam air hangat, mengucurkan
air keatas perineumnya, dengan menjaga privacinya. Jika ia tetap tidak
dapat kencing, lakukan kateterisasi. Setelah kandung kencingnya kosong,
maka uterusnya akan dapat berkontraksi dengan baik.
c. RANGKUMAN MATERI
-
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat.
Otot otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara
anyaman anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan setelah palsenta dilahirkan.
d. LATIHAN / TUGAS
Diskusikan tentang persalinan pada kala IV!
93
f. DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
2. Depkes, RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
3.
4.
94
BAB VIII
ASUAHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
a. KOMPETENSI DASAR
-
b. URAIAN MATERI
Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir dalam hari-hari pertamanya merupakan masa
kehidupan yang rentan dan berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi
atau gangguan kesehatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu diketahui
berbagai perubahan/adaptasi BBL terhadap kehidupan di luar uterus, rawat
gabung, dan pencegahan infeksi pada BBL. Transisi/proses adaptasi BBL
yang paling dramatik dan cepat terjadi pada 4 aspek, yaitu pada system
pernafasan, sistem sirkulasi/kardiovaskuler, kemampuan termoregulasi, dan
kemampuan menghasilkan sumber glukosa. Selain itu pada sistem tubuh
lainnya juga terjadi perubahan walaupun tidak jelas terlihat.
Perubahan Sistem Pernafasan
1. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh (jaringan endoderm) yang muncul dari
faring yang bercabang kemudian bercabang kembali membentuk struktur
percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga
sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti
95
setelah kelahiran, tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir
pervaginam mengakibatkan cairan paru-paru (jumlahnya 80-100 ml)
kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini
diganti dengan udara. Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali
pada bentuk semula pernafasan pada neonatus terutama pernafasan
diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur frekuensi dan
dalamnya pernafasan.
Kompresi dan dekompresi kepala bayi selama proses kelahiran
diyakini merangsang pusat pernafasan di dalam otak yang pada gilirannya
mempertahankan rangsangan tersebut terhadap upaya bernafas. Rangsangan
taktil dianggap kecil (sedikit) arti pentingnya dalam hal ini. Akan tetapi rasa
sakit yang disebabkan oleh ekstensi tungkai yang masih fleksi, sendi-sendi
dan tulang punggung bisa dianggap menjadi penyebab timbulnya respon awal
dari anak tersebut terhadap kehidupan di luar uterus.
96
97
99
Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap
BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara:
-
Melalui penggunaan ASI (BBL sehat harus didorong untuk menyusu ASI
secepat mungkin setelah lahir)
Melalui
pembuatan
glukosa
dari
sumber
lain
terutama
lemak
(glukoneogenesis)
BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup
akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan
menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulanbulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang mengalami
hipotermi pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan
persediaan glikogen dalam jam I kelahiran. Perhatikan bahwa keseimbangan
100
glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam I pada bayi cukup bulan
yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam I maka otak bayi
dalam keadaan berisiko. BBL kurang bulan, IUGR, dan distress janin
merupakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan
sebelum lahir.
Sistem Ginjal
Walaupun ginjal sangat penting dalam kehidupan janin namun muatan kecil
hingga setelah kelahiran. Air seninya encer, warna kekuning-kuningan dan
tidak berbau. Warna coklat akibat lendir bebas membran mukosa dan udara
acid dapat terjadi dan hilang setelah banyak minum. Garam uric acid dapat
menyebabkan noda merah jambu namun ini tidak penting. Tingkat filtrasi
glomerular rendah dan kapabilitas peresapan tubular terbatas. Bayi tidak
mampu membersihkan/mengencerkan air seni dengan baik dalam memberikan
reaksi terhadap penerimaan cairan dan juga tidak dapat mengantisipasi tingkat
larutan yang tinggi atau rendah dalam darah. Air seni dibuang dengan cara
mengosongkan kandung kemih secara refleks. Air seni pertama dibuang saat
lahir dan dalam 24 jam
Sistem Gastrointestinal
Saluran usus lambung bayi secara fungsional belum matang dibandingkan
orang dewasa. Selaput lendir pada mulut berwarna merah jambu dan basah.
Gigi tertanam di dalam gusi dan sekresi ptyalin rendah. Sebelum lahir, janin
cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan batuk
yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi
untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan
antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna mengakibatkan
gumoh pada BBL dan neonatus. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang
101
dari 30 ml (15-30 ml) untuk seorang BBL cukup bulan. Kapasitas lambung ini
akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya BBL.
Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting, contohnya memberi
ASI on demand.
Asam lambung jumlahnya sama dengan yang ada pada orang dewasa dalam
beberapa hari pertama dan pada hari ke-10 bayi benar-benar tidak memiliki
asam hidroklorida yang meningkatkan risiko infeksi. Waktu mengosongkan
lambung adalah 2,5-3 jam. Sesuai dengan ukuran bayi, usus pun panjang,
terdiri dari sejumlah besar kelenjar sekresi dan daerah permukaan yang besar
untuk menyerap gizi makanan. Ada enzim walaupun terdapat kekurangan
amilase dan lipase yang menghilangkan kemampuan bayi mencerna
karbohidrat dan lemak.
Pada waktu lahir, usus dalam keadaan steril hanya dalam beberapa jam.
Terdengan bunyi isi perut dalam 1 jam I kelahiran. Mekonium yang ada dalam
usus besar sejak 16 minggu kehamilan, diangkat dalam 24 jam I kehidupan
dan benar-benar dibuang dalam waktu 48-72 jam. Kototran pertama berwarna
hijau kehitam-hitaman, keras, dan mengandung empedu. Pada hari 3-5 kotoran
berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Begitu bayi diberi makanan,
kotoran berwarna kuning. Kotoran bayi yang meminum susu botol lebih pucat
warnanya, lunak dan berbau agak tajam. Bayi BAB 4-6 x sehari namun ada
kecenderuangan untuk sulit BAB.
Adaptasi Kekebalan
Sistem imunitas BBL masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang didapat.
Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
102
antibodi,
(huruf menunjukkan masing-masing golongan) yaitu IgG, IgA dan IgM, dan
hanya IgG yang cukup kecil melewati pembatas palsenta.
IgG merupakan golongan antibodi yang sangat penting dan kira-kira
75% dari seluruh antibodi. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman
virus tertentu. Pada waktu lahir tingkat IgG bayi sama dengan atau sedikit
lebih banyak dari pada ibu. Ini memberikan kekebalan pasif selama beberapa
bulan kehidupan.
IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta nemun dibuat oleh
janin. Tingkat IgM pada periode kehamiloan besarnya 20% dari IgM orang
biasa dan diperlukan waktu 2 tahun untuk dapat menyamai tingkat orang
dewasa. Tingkat IgM yang relatif rendah membuat bayi lebih rentan terkena
infeksi. IgM juga penting sebab sebagian besar
sewaktu terjadi respon primer adalah golongan ini. Tingkat IgA sangat rendah
dan diproduksi dalam waktu yang lama walaupun tingkat salive sekresi
mencapai tingkat orang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi
103
dari infeksi saluran pernafasan, saluran usus lambung, dan mata. Sedangkan
Imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE tidak begitu berkembang pada
masa awal bayi/neonatus.
ASI dan terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam
bentuk:
Laktoferin
Merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi.
Bersama dengan salah satu imunoglobulin yaitu IgA, laktoferin
mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan E. Colli,
stafilokokus, dan ragi. Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum
dan ASI akan mencegah perkembangan kuman patogen.
Lisosom.
Bersama IgA mempunyai fungsi antibakteri dan juga menghambat
pertumbuhan berbagai macam virus.
Faktor antitripsin
Enzim tripsin berada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah memecah
protein. Adanya faktor tripsin dalam kolostrum ASI akan menghambat
kerja tripsin, sehingga akan menyebabkan imunoglobulin pelindung tidak
akan dipecah oleh tripsin.
Faktor bifidus
Lactobacili ada di dalam usus bayi dan laktobcili ini menghasilkan asam
mencegah perrtumbuhan kuman patogen. Untuk pertumbuhannya,
lactobacili membutuhkan gula yang mengandung nitrogen, yaitu faktor
bifidus dan faktor ini terdapat dalam ASI.
Kelenjar timus tempat diproduksinya limfosit relatif besar pada waktu lahir
dan terus meningkat hingga usia 8 tahun. Karena adanya defisiensi kekebalan
alami dan didapat ini, BBL sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi BBL
terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan
infeksi (seperti praktek persalinan aman, menyusui ASI dini terutama
104
kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat
penting.
Sistem Reproduksi
Spermatogenesis pada anak laki-laki tidak terjadi hingga masa pubertas
namun total tambahan folikel primordial yang mengandung ova primitif ada
pada gonad wanita. Pada bayi laki-laki dan perempuan penarikan estrogen
maternal menghasilkan kongesti local di dada dan yang kadang-kadang diikuti
oleh sekresi susu pada hari ke 4 atau ke 5. Untuk alasan yang sama gejala haid
dapat berkembang pada bayi perempuan. Akan tetapi ini tidak lama.
Sistem Skeletomuskuler
Otot bayi lengkap berkembang karena hipertrofi dari pada hiperplasi. Tulang
yang panjang mengeras dengan tidak lengkap untuk memudahkan
pertumbuhan pada epifise. Tulang rongga tengkorak kekurangan esensi
osifikasi untuk pertumbuhan otak dan memudahkan pembentukan selama
persalinan. Pembentukan selesai dalam waktu beberapa hari selatelah lahir.
Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior tetap
terbuka hingga usia 18 bulan dan membuat perkiraaan tekanan hidrasi dan
intrakranium yang memungkinkan dengan palpasi tegangan fontanel.
Sistem Neurologi
Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf BBL sangat muda baik
secara anatomi maupun fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan refleks spina dan
batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar serebrum pada bulanbulan awal walaupun interaksi sosial terjadi lebih awal. Setelah bayi lahir,
pertumbuhan otak memerlukan persediaan oksigen dan glukosa yang tetap dan
105
106
bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap
untuk mengisap.
4. Refleks menggenggam
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari di dalam telapak
tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama dapat
ditunjukkan dengan berjalan bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).
c. RANGKUMAN MATERI
Bayi baru lahir dalam hari-hari pertamanya merupakan masa
kehidupan yang rentan dan berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi
atau gangguan kesehatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu diketahui
berbagai perubahan/adaptasi BBL terhadap kehidupan di luar uterus, rawat
107
gabung, dan pencegahan infeksi pada BBL. Selain itu pada sistem tubuh
lainnya juga terjadi perubahan walaupun tidak jelas terlihat. Perubahan yang
terjadi pada bayi baru lahir yaitu :
1. Perubahan system pernafasan
a. Perkembangan paru paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang
bercabang
kemudian
bercabang
kembali
membentuk
struktur
d. Fungsi
sistem
pernafasan
dalam
kaitannya
dengan
fungsi
kardiovaskuler
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas
dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan
aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan
sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim..
108
tekanan
dengan
cara
mengurangi
atau
meningkatkan
109
b. Refleks Roting
c. Refleks Mengedip
d. Refleks Menggenggam
e. Refleks berjalan dan melangkah
f. Refleks leher tonik asimetris
d. LATIHAN / TUGAS
1. Diskusikan adanya perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir?
2. Diskusikan perubahan pada system peredaran darah?
tekanan
dengan
cara
mengurangi
atau
meningkatkan
f. DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2003.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
2. Depkes, RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
3.
110
5. Saefudin Abdul Bari, 2003, Buku Acuan Nasional, Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
6. Varney, 1997, Varneys Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet
Publishers, Sudbury: England
7. Wiknjosastro,
2006,
Ilmu
Kebidanan,
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo : Jakarta
111
CURICULUM VITAE
1. NAMA
2. BIDANG KEAHLIAN
: ASUHAN KABIDANAN II
DOKUMENTASI KEBIDANAN
KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK
GINEKOLOGI
3. ALAMAT
: KLEGENWONOSARI RT 01 / RW II KLIRONG,
KEBUMEN
4. PENDIDIKAN
: D IV KEBIDANAN
5. PENELITIAN
PENULIS
112