Makalah
Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku
Kelompok 1
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolonganNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Klasifikasi dan
Nomenklatur Baatuan Beku.
Makalah ini membahas mengenai klasifikasi batuan beku secara umum, klasifikasi
batuan beku menurut beberapa ahli, dan nomenklatur/tata nama batuan beku.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, MT, yang telah
memberi kami tugas ini dan telah menuntun kami dalam menyelesaikannya.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah mengenai Klasifikasi dan Nomenklatur Baatuan
Beku ini belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
guna melengkapi makalah kami ini.
Demikian makalah kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ...................................................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................................................. 3
Bab I
: Pendahuluan ....................................................................................................................... 4
: Pembahasan ........................................................................................................................ 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Petrologi adalah cabang ilmu pengetahuan geologi yang khusus
membahas tentang batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu
terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang
menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua hingga
didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun anda menoleh, maka
anda selalu akan bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan.
Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama warna dan
jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda..
Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut, maka diupayakan
untuk mengelompokannya. Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis
batuan tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok
besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan
atau metamorfis. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi
terhadap batuan, menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut
terdapat hubungan yang erat satu dengan lainnya, dan batuan beku dianggap
sebagai nenek moyang dari batuan lainnya. Dari sejarah pembentukan
Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari
Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan
keadaan, maka terjadilah perubahan-perubahan yang disertai dengan
pembentukan kelompok-kelompok batuan yang lainnya.
Batuan beku itu sendiri memiliki banyak variasi sehingga banyak para
ahli Geologi yang mengklasifikasikan batuan beku menjadi beberapa
kelompok. Selain itu, dari klasifikasi tersebut dapat ditentukan
nomenklatur/tata nama untuk batuan beku tersebut berdasarkan sifat-sifat
yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan batuan beku ?
2. Bagaimana klasifikasi batuan beku secara umum ?
3. Bagaimana klasifikasi batuan beku menurut beberapa ahli ?
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui klasifikasi batuan beku secara umum.
2. Untuk mengetahui klasifikasi batuan beku menurut beberapa ahli.
3. Untuk mengetahui nomenklatur atau tata cara pemberian nama dari
batuan beku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700
tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.5002.5000C
dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian
bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat
volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang
merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang
merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineralmineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal
dengan Bowens Reaction Series.
Mineral utama pembentuk batuan mengkristal mengikuti suatu pola
perurutan kristalisasi. Pola perurutan kristalisasi disebut deret Bowen. Tetapi
walaupun demikian deret Bowen tidak selalu berlaku. Pada deret Bowen
ditunjukkan bahwa mineral pertama terbentuk cenderung mengandung silica
yang rendah. Pada seri menerus (continous) mineral terbenuk pertama adalah
Plagioklas- Ca akan terus menerus bereaksi dengan larutan sisa magma
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku
KLASIFIKASI BATUAN
BEKU
Didasarkan Kepada
Tempat
Tebentuknya
Indeks Warna
Komposisi
Kimia
Tekstur Batuan
10
11
12
13
AFANITIK
PORFIRITIK
FANERIK
(Halus)
PADA AWALNYA
LAMBAT
KEMUDIAN CEPAT
(Kasar)
PENDINGINAN
CEPAT
MENCAPAI
PERMUKAAN /
PENDINGINAN
LAMBAT
DALAM AIR
Intrusive
Extrusive
Komposisi
Mineral
Utama
Mineral
Sedikit
GRANITIS
Granite
Rhyolite
Kuarsa, K-Feldspar
Na-Plagioclase
Muscovite, Biotite
Amphibole
ANDESITIS
Diorite
Andesite
Intermediate
Plagioclase Amphibol,
Biotite
Pyroxene
BASALTIS
Gabro
Basalt
ULTRAMAFIS
Ca-Plagiclase
Pyroxene
Olivine
Pyroxene
Olivine
Amphibole
Ca-Plagioclase
(Anorthite)
Peridotite
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klasifikasi Batuan Beku menurut para ahli seperti Russell B Travis, Fenton,
serta Hamblin dan Howard meliputi tempat terbentuknya, tekstur dan
komposisi mineral pada batuan. Oleh karena itu klasifikasi Batuan Beku
secara umum didasarkan pada empat hal yaitu berdasarkan tempat
terbentuknya, berdasarkan indeks warna, berdasarkan komposisi kimia, dan
berdasarkan tekstur batuan. Sedangkan nomenklatur batuan beku adalah
sistem tata nama batuan beku yang didasarkan oleh dua hal yaitu komposisi
mineral dan tekstur batuan beku. Jadi, nomenklatur batuan beku erat
kaitannya dengan klasifikasi betuan beku itu sendiri.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dakotamatrix.com, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://id.wikipedia.org/wiki, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://galleries.com/, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://geology.com/rocks.shtml, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://miningblogspotcom-mining.blogspot.com/2012/03/batuan.html,
diakses pada tanggal 6 September 2014
Nur, Irzal, 2008. Pengantar Geologi. Makassar.
Simon and Schuster. 1988. Rocks and Minerals. New York : A Fireside Book
16