Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Disusun oleh:
FAIRUZ SUFI AZIZ
NIM C1G014120

PROGRAM STUDI AKUNTANSI (Aj)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2015
1. Investment Logic Map

a. Investment logic map adalah suatu metode yang digunakan untuk menyusun
rencana kebutuhan aset. Metode ini mengidentifikasi masalah-masalah yang
ada sehingga menimbulkan kebutuhan aset, membuat rencana kegiatan
strategis, dan solusi terbaik dalam menjawab masalah tersebut, dan manfaat
dari aset yang dibutuhkan. Dalam gambar tersebut terlihat beberapa
masalah yang sudah diidentifikasi yaitu Problem A, B, dan C. Untuk menjawab
permasalahan-permasalahan tersebut maka disusun strategic intervension
yang paling tepat dan sesuai. Dari strategic intervension tersebut dapat
disusun manfaat yang diharapkan dan solusi rinci dalam penyelesaian
masalah-masalah tersebut. Dari solusi rinci tersebut kemudian dapat
diidentifikasi aset apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan strategic
intervension tersebut untuk kemudian mencapai manfaat yang diharapkan.
b. Logic map di Inspektorat Jenderal Kemenkeu

Pembayaran
uang makan
dan TKPKN
tidak sesuai
realisasi
Pegawai tidak
tertib absen
Pegawai lupa
melakukan
absensi
Banyak orang
luar dan
pedagang
masuk ke
ruangan

Membuat
aturan
kedisiplinan
pegawai
termasuk
sanksi dan
Membuat
sistem
absensi

Membuat
sistem
keamanan

Peningkatan
kehadiran
pegawai

Peningkatan
kepuasan
pegawai

Memudahka
n pegawai
memonitori
ng absensi

Mencegah
orang luar
masuk
ruangan

Perangkat lunak
monitoring
absensi online

Mesin absensi
yang
terintegrasi
dengan pintu

KPI:
1. Tingkat
kehadiran
pegawai
2. Tingkat
kepuasan
pegawai

Penjelasan gambar:
1) Problem
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa beberapa masalah yang ada
di instansi saya antara lain pembayaran uang makan dan TKPKN tidak
sesuai dengan realisasi, baik yang dibayar melebihi kehadiran maupun
yang kurang. Hal ini disebabkan karena mesin absen saat ini hanya

mencatat lewat sidik jari, sementara ada beberapa orang yang sidik
jarinya tidak terbaca oleh mesin sehingga beberapa orang tersebut masih
menggunakan absensi manual. Atas masalah itu juga, beberapa orang itu
banyak yang titip absen kepada temannya dan tidak hadir ke ruangan.
Permasalahan lain adalah pegawai yang lupa melakukan absen karena
mesin absen terletak di satu tempat saja di lobby gedung. Masalah lain
yang dihadapi adalah banyaknya pedagang dan orang lain bukan pegawai
yang masuk ke ruangan sehingga pegawai terganggu dan bahkan kadang
terjadi pencurian di ruangan.
2) Strategic Intervension
Beberapa tindakan strategis untuk menjawab masalah terkait absensi
diantaranya adalah dengan membuat aturan mengenai kedisiplinan
pegawai termasuk teknis penerapannya, sanksi, dan reward yang akan
diterima pegawai. Sedangkan untuk menjawab masalah mengenai
banyaknya pedagang dan orang lain yang masuk ke ruangan adalah
dengan membuat aturan keluar masuk tamu dan sistem keamanan yang
baik.
3) Benefit
Tujuan dan manfaat yang akan dicapai dari rencana strategis itu
antara lain adalah meningkatnya kehadiran pegawai, dan meningkatnya
kepuasan pegawai. Hal itu juga dapat menjadi pemicu meningkatnya
kinerja pegawai dan kualitas ouput yang dihasilkan.
4) Solution
Solusi yang dihasilkan dari benefit dan rencana strategis itu antara
lain memudahkan pegawai memonitoring absensi termasuk sebagai dasar
bagian keuangan dalam membayarkan uang makan dan TKPKN, dan dasar
pegawai melakukan koreksi apabila hal tersebut tidak sesuai. Solusi
lainnya adalah mencegah orang luar masuk ruangan karena yang
memiliki akses masuk ke ruangan hanya para pegawai dan orang lain
yang sudah didaftarkan dan diotorisasi.
5) Assets required
Asset yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana strategis dan
mencapai tujuan dan manfaat yang diharapkan antara lain dengan
membeli perangkat lunak monitoring absensi online yang bisa diakses
seluruh pegawai untuk memonitoring absensi, dan mesin absensi yang
juga digunakan sebagai pembuka pintu ruangan dengan sidik jari dan
bentuk wajah.
6) Key Performance Indikator
Untuk mengukur apakah manfaat yang diharapkan telah tercapai,
maka perlu dibuat KPI untuk manfaat tersebut. KPI dapat dibuat dengan
menghitung tingkat kehadiran pegawai yang dapat diambil dari data
perangkat lunak absensi, dan tingkat kepuasan pegawai yang dapat
dilakukan dengan survey dan kuesioner.

c. Sebenarnya konsep investment logic map yang digunakan pemerintah


Australia dalam melakukan manajemen aset strategis sama dengan konsep
yang digunakan sebagai pola pikir dalam dasar hukum pengelolaan BMN/D
yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Oleh karena itu, saya pikir
Indonesia mempunyai dasar hukum yang memadai untuk menerapkan logic
map tersebut. Beberapa dasar hukum tersebut antara lain:
1) Problem
Pasal 12 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyebutkan bahwa APBN disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam
menghimpun pendapatan negara. Hal ini berarti APBN disusun
berdasarkan kebutuhan penyelenggaran pemerintah negara sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
2) Strategic Intervention
Pasal 14 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara menyebutkan bahwa Menteri/pimpinan lembaga menyusun
dokumen pelaksanaan anggaran untuk Kementerian negara/lembaga
yang dipimpinnya berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan
Presiden. Dalam hal ini DPA sesuai dengan APBN yang telah disahkan.
Kemudian lebih lanjut pasal 17 ayat (1) menyatakan bahwa Pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melaksanakan kegiatan
sebagaimana tersebut dalam dokumen pelaksanaan anggaran.
3) Benefit
Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyebutkan bahwa keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. Dari situ jelas bahwa keuangan negara yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan harus dilakukan secara efektif berarti mencapai
tujuan yang ditentukan, dan efisien berarti mempertimbangkan cost dan
benefit.
4) Assets Required
Pasal 6 PMK Nomor 150/PMK.06/2014 tentang Perencanaan Kebutuhan
Barang Milik Negara menyebutkan bahwa RKBMN memuat informasi
berupa unit BMN yang direncanakan untuk dilakukan pengadaan dan/atau
pemeliharaan. Kemudian Pasal 7 menyebutkan bahwa RKBMN disusun
oleh Pengguna Barang dengan berpedoman pada: (a) Renstra K/L, (b)
Standar Barang; dan (c) Standar Kebutuhan.
5) KPI
Pasal 55 ayat (5) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai laporan
keuangan dan kinerja instansi pemerintah diatur dalam peraturan
pemerintah. Kemudian pasal 2 PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan
keuangan dan kinerja instansi pemerintah menyebutkan bahwa dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap entitas

pelaporan wajib menyusun dan menyajikan (a) Laporan Keuangan dan (b)
Laporan Kinerja.
Dengan dasar hukum tersebut saya rasa cukup kuat untuk hanya sekedar
menjadi dasar hukum pelaksanaan logic map. Namun untuk teknis
pelaksanaannya saya rasa butuh peraturan yang lebih rinci mengenai
pedoman pelaksanaan tersebut.
2. ... sebuah metode untuk mengalokasikan sumber daya yang ada sesuai dengan
cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai secara efisien dan seimbang. (Danylo,
N.H. and A. Lemer)
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa pengelolaan aset harus berdasarkan
cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan cita-cita dan tujuan yang
hendak dicapai tersebut, dapat diidentifikasi program apa saja yang dapat
dilaksanakan untuk kemudian diidentifikasi sumber daya apa saja yang
digunakan untuk melaksanakan program tersebut. Setelah diidentifikasi sumber
daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut barulah
pengelolaan aset dilaksanakan. Dalam pengelolaan aset tersebut dianalisis aset
apa saja yang dibutuhkan, aset apa saja yang sudah ada, aset apa saja yang
masih
dibutuhkan,
bagaimana
memenuhinya,
dan
bagaimana
mengalokasikannya. Metode tersebut disebut juga dengan strategic asset
management. Metode inilah yang diharapkan dapat diimplementasikan secara
menyeluruh di Indonesia seiring dengan perubahan paradigma pengelolaan bmn
dari aset administrator menjadi asset manager.
Perubahan paradigma tersebut menuntut adanya integrasi dalam sistem
pengelolaan aset. Sejak perubahan paradigma tersebut, DJKN selaku pelaksana
tugas Menteri Keuangan sebagai pengelola BMN terus melakukan inovasi. Salah
satu inovasi yang sedang dikembangkan saat ini adalah aplikasi SIMAN. Aplikasi
ini merupakan inovasi yang digunakan untuk mengintegrasikan sistem
pengelolaan BMN dengan sistem penganggaran. Tujuan utama yang hendak
dicapai oleh SIMAN antara lain:
1. Proses pengelolaan BMN menjadi lebih cepat, efisien dan terdokumentasi
secara digital.
2. Proses pengelolaan BMN dapat dimonitor secara online oleh Pengguna dan
Pengelola.
3. Melengkapi data BMN untuk kebutuhan manajemen aset.
4. Mengintegrasikan proses pengelolaan BMN kedalam satu system

Apabila SIMAN telah selesai dikembangkan dan diterapkan tentu pengelolaan


aset yang meliputi seluruh siklus aset lebih akuntabel dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam LKPP. Namun karena masih perkembangan,
berikut saya berikan contoh usulan sistem pengelolaan aset yang terintegrasi.

a. Tahap Input (Perencanaan dan Penganggaran)

Tantangan,
Proyeksi,
Hambatan

Renstra/Re
nja

RKBMN

Renja

RKBMN

RKA-K/L

b. Tahap Output (Pengadaan sampai Penghapusan)


RKA-K/L
(SATKER)

Perbendaharaa
n
(DJPB)

Pengadaan
Pemeliharaan
Pemanfaatan
Penghapusan

Akuntansi

RKBMN
(DJKN)

Tahap paling penting dalam manajemen aset adalah perencanaan. Sebagaimana


best practice yang diadopsi dari strategic asset management pemerintah
Australia yang menggunakan investment logic map dalam perencanaan,
perencanaan aset harus sejalan dengan tujuan dan kebutuhan organisasi
(Renstra). Perencanaan yang baik mendorong efisiensi anggaran, pengadaan
yang efektif, dan optimalisasi aset. Selain mengacu pada Renstra, kebutuhan
aset disusun menggunakan standar kebutuhan dan standar harga. Dalam PMK
150/2014 yang baru diterbitkan ketiga standar tersebut menjadi acuan
penyusunan rencana kebutuhan BMN/D yang dituangkan dalam dokumen
RKBMN.
Apabila kualitas perencanaan telah bagus, tahapan selanjutnya adalah
pengorganisasian
aset
baik
penggunaan,
pencatatan,
maupun
pertanggungjawabannya. Penyempurnaan ini dimaksudkan mencegah fraud dan
meningkatkan akuntabilitas serta optimalisasi pengelolaan aset melalui integrasi
seluruh sistem pengelolaan aset. Sebagai tambahan untuk mendukung integrasi
sistem, pelatihan SDM dan penyediaan sarana teknologi harus disiapkan agar
sistem dan aplikasi yang telah terintegrasi berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai