2008-Analisa Aplikasi E-Health Berbasis Website Di Instansi Kesehatan Pemerintah Dan Swasta Serta Potensi Implementasinya Di Indonesia
2008-Analisa Aplikasi E-Health Berbasis Website Di Instansi Kesehatan Pemerintah Dan Swasta Serta Potensi Implementasinya Di Indonesia
2008-Analisa Aplikasi E-Health Berbasis Website Di Instansi Kesehatan Pemerintah Dan Swasta Serta Potensi Implementasinya Di Indonesia
Latar Belakang
113
Inasari Widiyastuti
114
Bali dan Indonesia Timur baru 2593 desa dari 14310 desa (18%). Berarti daerahdaerah yang tak terjangkau jaringan telekomunikasi dapat segera tereduksi. Dengan
demikian percepatan infrastruktur di daerah dengan dukungan TIK baik di sektor
pemerintahan, pendidikan, perdagangan, maupun kesehatan dapat terwujud.
Salah satu sektor yang patut mendapat dukungan TIK bagi kepentingan rakyat
banyak adalah sektor kesehatan. Kondisi infrastruktur kesehatan di Indonesia
hampir sama parahnya dengan infrastruktur TIK. Jumlah tenaga dokter, paramedis,
pelayanan kesehatan tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan tidak pula
merata sedangkan persebaran masalah kesehatan sangatlah luas. Sebagian besar
tenaga paramedis terpusat di wilayah Jawa-Bali (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan
Denpasar) dengan dukungan infrastruktur yang sangat memadai. Bahkan beberapa
rumah sakit telah berstandar internasional dengan jalinan kerjasama instansi medis
luar negeri.
Besarnya dukungan fasilitas medis di pusat bukan berarti sistem pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat baik dan transparan. Tak jarang terjadi penumpukan
pasien di ruang tunggu hanya untuk registrasi belum lagi antrean di ruang periksa
dan apotek. Sistem pencatatan data pasien masih konvensional dalam lembaran
kartu yang diurutkan berdasarkan abjad. Data rekam medik pasien bisa berjumlah
ratusan tersimpan dalam rak-rak yang memenuhi ruangan. Satu bagian
pemeriksaan bisa memiliki kartu rekam medik yang berbeda dengan bagian lain
dalam satu rumah sakit. Kondisi ini tidak efektif dalam pelayanan pasien karena
waktu tunggu semakin panjang sedangkan pasien harus segera diberi tindakan
medik. Koordinasi antar rumah sakit dan Puskesmas belum berlangsung secara
terintegrasi, terutama rumah sakit milik pemerintah baik pusat maupun daerah.
Dengan kata lain pelayanan medis belum menjangkau masyarakat secara luas.
Dari ribuan puskesmas yang tersebar di Indonesia terdapat satu puskesmas
dan satu dinas kesehatan yang memberikan layanan online melalui sebuah situs
web. Puskesmas Sepinggan, Balikpapan menyediakan layanan online yang dapat
digunakan oleh siapa saja dan di mana saja. Begitu pun layanan online Dinas
Kesehatan Surabaya serta RSUD Kabupaten Sragen. Beberapa rumah sakit juga
telah memberikan layanan online tidak hanya untuk pasien tetapi juga pengguna
sehat lainnya. Bagaimana peta layanan kesehatan online yang telah berkiprah di
Indonesia serta penerapannya? Serta bagaimana infrastruktur e-health di Indonesia dibandingkan dengan negara lain menjadi pertanyaan dalam jurnal
penelitian ini.
115
Inasari Widiyastuti
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peta telemedika Indonesia sehingga dapat dikembangkan aplikasi
e-health yang sesuai
2. Mengetahui infrastruktur e-health (telemedicine) di Indonesia dibandingkan
negara Asia lainnya sehingga dapat diambil langkah taktis dan strategis dalam
pengembangan aplikasi e-health yang layak.
Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam perencanaan
dan pengembangan aplikasi e-health yang dapat digunakan sejalan dengan
infrastruktur di Indonesia.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan benchmarking.
Studi literatur bertujuan untuk menemukan variabel yang akan diteliti,
membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal yang perlu
dilakukan, melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru, serta menentukan
makna yang berhubungan antar variabel. Sumber literatur yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi sumber berupa jurnal publikasi, jurnal elektronik, laporan,
periodik yang dikeluarkan oleh UNAPICT (United Nation for Asia-Pacific Information an Communication Technology) dan Departemen Kesehatan RI, dan majalah
elektronik. Dari literatur yang diperoleh, permasalahan tentang e-health di Indonesia belum banyak dibahas termasuk tentang aplikasinya dalam bentuk situs
layanan kesehatan rumah sakit. Pengumpulan data tentang aplikasi situs rumah
sakit dan data penetrasi TIK di Indonesia dilakukan untuk mendukung dan
menguatkan kajian literatur yang telah dilakukan. Creswell, 1994, menyebutkan
langkah dalam pengumpulan data yang meliputi 1) penentuan batasan penelitian
atau masalah, 2) pengumpulan informasi melalui observasi, wawancara, dokumen,
dan benda visual lainnya, serta 3) membangun protokol untuk merekam informasi
tersebut.
Metode kedua melalui benchmarking. Benchmarking merupakan metode yang
digunakan dalam proses peningkatan performansi dengan menciptakan hal baru
melalui inovasi atau continuous improvement dengan cara perbandingan pada
sistem lain yang dianggap lebih baik. Bagian yang diperbandingkan adalah
kegiatan, unit, atau bagian yang sejenis baik secara internal maupun eksternal.
Dengan melakukan proses benchmarking, pihak manajemen dapat menentukan
langkah taktis strategis dalam meningkatkan performansi manajemen. Terdapat
empat tipe benchmarking yaitu internal, kompetitif, fungsional, dan generik atau
116
Kerangka Konseptual
Dalam Global Information Society Watch (GISW) 2007, Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) meminta negara anggota menerapkan TIK dalam infrastruktur
pembangunan yang terintegrasi. Sistem informasi yang dikembangkan meliputi
seluruh aspek kehidupan negara baik, e-goverment, e-business, e-learning (e-education), e-health, e-employee, e-environment, e-agriculture, bahkan e-science (GISW
Report, 2007). Proses pengembangan infrastruktur terintegrasi tersebut tidak bisa
dijalankan perseorangan sehingga PBB membuka saluran informasi dan koordinasi
melalui badan-badan yang fokus terhadap kegiatan tersebut. WHO (World Health
Organization) sebagai badan yang menangani masalah kesehatan dunia mendukung
GISW dalam pengembangan e-health (telemedicine) melalui program Global Observatory for e-Health (GOe). Tujuan program tersebut adalah mendukung negaranegara dalam pengembangan sistem kesehatan dengan peningkatan akses, kualitas,
dan efisiensi melalui penggunaan TIK. Program ini diaplikasikan dalam sebuah
resolusi WHA 58.28 (World Health Assembly Resolution on eHealth, Mei 2005) yang
mengandung penggunaan TIK untuk mendukung permasalahan kesehatan yang
meliputi pelayanan perawatan, pengawasan, literatur, pendidikan, pengetahuan,
dan penelitian kesehatan.
Telemedika adalah pelayanan kesehatan jarak jauh yang mengandung semua
akvitas medik, yaitu diagnosa, pemeriksaan, pencegahan wabah penyakit,
pendidikan kesehatan berkesinambungan, serta penelitan dan evaluasi (Cipolat
et. al. 2003). Soegijardjo (2006) menyebutkan telemedika (telemedicine) adalah
aplikasi elektronik, komputer, dan telekomunikasi dalam teknik biomedika, untuk
melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain
guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran. Sedangkan Kassim
menyebutkan telemedika sebagai pengunaan jaringan telekomunikasi dalam
mengirimkan informasi dan data secara langsung untuk tujuan pendidikan dan
kebutuhan administrasi, aktivitas kesehatan yang difokuskan pada promosi,
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008
117
Inasari Widiyastuti
118
mencakup seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu negara (Wikis,
akses 2008).
119
Inasari Widiyastuti
Semua rumah sakit tersebut memberikan informasi layanan secara online yang
berisi fasilitas rawat inap, rawat jalan, poliklinik, laboratorium, jadwal dokter, dan
fasilitas kesehatan lainnya beserta tarif layanan rawat inap. Informasi ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat dan calon pasien karena mereka dapat
memperbandingkan fasilitas antar rumah sakit sehingga ketika mengajukan
permohonon perawatan, calon pasien tidak kaget dengan daftar tarif yang
ditawarkan. Aplikasi e-hospital di RS. Kanker Dharmais telah memasuki aplikasi
pendaftaran online dan informasi obat. Calon pasien dapat langsung memasukan
identitas diri secara online sebagai bagian dari proses registrasi. Dengan mekanisme
ini, calon pasien dapat mempersingkat waktu pendaftaran sehigga dapat langsung
ke tahap pemeriksaan. Informasi data obat pun sangat bermanfaat agar pasien dapat
mengetahui komposisi, indikasi, khasiat, dan produsen obat. Sayangnya pengelolaan
situs tidak baik sehingga informasi obat yang sangat penting bagi pasien maupun
paramedis tidak berisi data apa pun hanya berupa tabel tanpa isi.
Aplikasi e-hospital ditunjukkan RS. Prof.Dr Sulianti Suroso dengan sangat baik.
Sebagai pusat rujukan penyakit infeksi terutama infeksi pernapasan yang
disebabkan virus Avian Influenza, rumah sakit ini memberi informasi dan layanan
online up to date. Situs ini tidak sekedar menampilkan informasi fasilitas dan berita
seputar kesehatan tetapi juga mengelola forum diskusi dengan cukup baik.
Berdasarkan penelusuran terakhir (31 Juli 2008), terdapat 106 posting yang terbagi
dalam tiga topik. Sayangnya, praktisi kesehatan baik dokter maupun paramedis
lain tidak terlibat aktif dalam forum ini sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
muncul tidak mendapat arahan yang baik. Nilai tambah lain yang diberikan adalah
program keanggotaan dan newsletter bagi publik tercatat 4109 pengguna yang
mendaftarkan diri dalam layanan newsletter. Layanan seperti ini juga diberikan oleh
RS. Cipto Mangunkusumo.
120
*
**
121
Inasari Widiyastuti
Sebagian besar situs rumah sakit tersebut memiliki fitur yang serupa seperti
profil, informasi fasilitas layanan rawat inap dan rawat jalan, informasi kegiatan,
jadwal jaga dokter, dan informasi kesehatan. Desain situs baik sehingga
memudahkan user dalam menelusuri setiap link di dalamnya. Namun beberapa
situs menggunakan default bahasa Inggris saat pertama kali diakses sehingga
terlihat dikotomi layanan yang diperuntukkan bagi pasien tertentu. Situs Rumah
Sakit Permata Cibubur yang mengkhususkan layanan kesehatan ibu dan anak
dikelola dengan sangat baik, terlihat pada forum konsultasi yang aktif dan
informasi kesehatan yang up to date. Situs atraktif juga terlihat pada situs Rumah
Sakit Islam Jakarta, Rumah Sakit MH. Thamrin, dan Rumah Sakit Panti Rapih
Jogjakarta yang memberikan informasi terkini, layanan konsultasi online, dan
edukasi kesehatan. Bahkan Rumah Sakit Islam telah memberikan layanan
bergerak (mobile service) melalu SMS Center yang dapat diakses oleh pengguna
handphone. Sedangkan situs lainnya masih bersifat informasi satu arah, cenderung
sebagai situs informasi (situs statis).
122
123
Inasari Widiyastuti
Tabel 3.
Perbandingan Penetrasi TIK dan Kondisi Kesehatan Negara Asia
Sumber : Statistical Yearbook for Asia and the Pacific 2007, issued by Economic and Social Commision
for Asia and The Pacific (ESCAP), Uniteda Nations Organization
124
informasi kesehatan ini sangat besar andilnya. India Space Research Organisation (ISRO)
turut berpartisipasi dengan menyediakan jaringan komunikasi satelit sebagai backbone komunikasi. Aplikasi telemedika yang telah digelar melalui jaringan ini
diantaranya tele-konsultan internal dan eksternal, tele-edukasi terutama antar tenaga
medis, remote treatment (perawatan dan pemeriksaan jarak jauh), serta mobile
telemedicine untuk rural area yang dapat diakses melalui handset. Layanan kesehatan
elektronik ini juga diaplikasikan dalam tele-follow up, yaitu mengontrol pasien dalam
masa-masa pemulihan. Aplikasi ini ditujukan di daerah pedesaan di mana pasien
tidak harus mengunjungi rumah sakit tempat ia berobat namun, dapat dikontrol
perkembangan kesehatannya melalui pusat layanan kesehatan pedesaan.
Infrastruktur jaringan teresterial turut mengembangkan aplikasi telemedika untuk
diagnosa dan monitorng penyebaran penyakit malaria melalui jaringan WAN (wide
area network) seperti yang berlangsung di Bengal Barat.
125
Inasari Widiyastuti
126
Kesimpulan
Dari penelusuran terhadap aplikasi e-health dalam bentuk situs web di layanan
kesehatan umum diketahui bahwa beberapa rumah sakit baik milik pemerintah
maupun swasta telah memanfaatkan aplikasi tersebut. Lima rumah sakit besar
pemerintah telah mempublikasikan layanan kesehatan melalui situs dengan aplikasi
layanan pendaftaran, konsultasi, pendidikan kesehatan, informasi layanan, dan
koordinasi internal secara online. Kendati demikian pengelolaan situs belum baik
baru pada tahap satu arah dalam bentuk informasi kesehatan. Sedangkan dari 13
situs rumah sakit swasta yang ditelusuri, layanan kesehatan yang diberikan secara
online juga pada tahap informasi kesehatan. Kondisi lebih baik diberikan oleh
layanan kesehatan daerah sperti RSUD Kabupaten Sragen, Puskesmas Sepinggang,
dan Dinkes Surabaya. Aplikasi layanan telah berlangsung secara online meskipun
pengelolaan proses updating belum berjalan dengan baik. Dari situs yang
diluncurkan tersebut belum sepenuhnya mengakomodasi aktivitas medik yang
menjadi kebutuhan publik terutama pasien.
Berdasarkan analisa SWOT diketahui bahwa aplikasi e-health sangat mungkin
diterapkan di Indonesia. Kekuatan terletak pada infrastruktur kesehatan dan
jaringan komunikasi cukup memadai untuk membangun aplikasi hingga ke daerah
dalam bentuk rumah sakit, Puskesmas, hingga Posyandu. Penetrasi TIK yang tidak
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008
127
Inasari Widiyastuti
merata dengan kapabilitas dan kesadaran sumber daya manusia yang belum
beranjak dari karakter lama serta praktik ilegal keamanan data dapat menjadi
pelemah sekaligus tantangan dalam implementasi telemedika.
Daftar Pustaka
Andriyan B. Suksmono., U. Sastrokusumo., Tati L.R Mengko., J. Tjandra
Parmudito., Susi Oktowaty. 2004. Overview of Telemedicine Activities in Indonesia: Progress and Constraints. Rapporteurs Group Meeting On Question. International Telecommunication Union.
Briggs, Jim. 2004. Telemedicine and E-Health ICT to make people better more quickly.
University of Portsmouth.
Cipolat, Claudio., Geiges, Michael. 2003. Telemedicine and Teledermatology. Chapter
The History of Telemedicine. Karger. Switzerland.
Kassim, Puteri Nemie Jahn. The Development of E-health in Malaysia : New Challenges to the Health Care Industry. International Islamic University Malaysia.
Mishra, S.K. Current status of E-health in India.
Nelson, Eve-Lynn., Palsbo, Susan. 2006. Challenges in telemedicine equivalence studies. Journal of Evaluation and Program Planning. Vol.29. pp.419-425.
Soegijardjo Soegijoko., Yoke Saadia Irawan., Ediana Sutjiredjeki. 2006. Sistem
Telemedika Berbasis Teknologi Informasi & Komunikas untuk Melayani
Kesehatan Masyarakat Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi
Informasi & Komunikasi untuk Indonesia. Bandung
United Nations, 2007, Global Information Society Watch. APC and iTem. Uruguay.
Zulheldi. 2007. Keterjangkauan Perkembangan Teknologi Telekomunikasi di Indonesia untuk Masyarakat Umum. Seminar Nasional Pengelolaan di Bidang
Energi dan Kelistrikan serta Teknologi informasi Komunikasi Nasional. 5
Desember. Yogyakarta.
http://www.bankdata.depkes.go.id, tanggal akses 28 Juli 2008
http://www.valuebasedmanagement.net/methods_benchmarking.html, tanggal
akses 28 Juli 2008
128