nasional. Para pelaku yang kemudian mendapat tindakan hukum nyaris sebagian
besar adalah orang-orang terdekat anak yang menjadi korban, bahkan tak jarang
adalah
orangtuanya
sendiri.
Tak
hanya
secara
fisik
anak-anak
tersebut
pada
dari
anak
Pusat
walaupun
Krisis
bukan
Universitas
termasuk
Indonesia
(UI),
tindakan
Dini
kriminal.
Daengsari,
karena
dapat
mempengaruhi
perkembangan
emosi
anak
untuk
selanjutnya.
Sedangkan, psikolog pendidikan dan perkembangan anak, Dr Seto Mulyadi,
Msi, mengatakan tindak kekerasan pada anak adalah setiap tindakan yang
menimbulkan rasa sakit secara fisik dan psikis serta membuat anak merasa tak
nyaman. 'Besar kecilnya luka yang dialami anak tergantung pada intensitas
tindak kekerasan dilakukan oleh orangtua, karakteristik anak, dan pengalaman
hidupnya,''
kata
Ketua
Umum
Komnas
Perlindungan
Anak
ini.
yang
negatif
pada
anak,''
katanya.
Seto memaparkan, anak yang sering mendapat perlakuan kasar dari orang-orang
terdekatnya lambat laun rasa percaya diri dan harga dirinya akan terpuruk.
Sehingga dapat menghambat kemampuan dan keberanian anak untuk mencoba
hal-hal baru serta mengembangkan minat serta potensinya. Seperti pepatah
bilang, kalah sebelum berperang' begitu sebutannya bagi anak yang memiliki
konsep diri negatif. "Anak akan melakukan peniruan tindakan, dan berpikir
bahwa hidup harus dengan kekerasan," ujarnya. Untuk menghindari hal tersebut,
lanjut Seto, orangtua harus mengubah cara berpikir (mind framing) bahwa anak
adalah harta miliknya. Sehingga terkadang orangtua mengeksploitasi anak dan
menganggap anak tidak memiliki hak. 'Seharusnya orangtua berpikir bahwa
anak adalah titipan Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam mendidik
anak orangtua tak hanya melihat hasilnya saja tapi juga prosesnya,'' paparnya.
atau menyentil tangannya dengan lembut terutama bagi anak yang masih
terlalu kecil atau belum dapat berkomunikasi secara verbal. Setelah itu, beritahu
tindakan yang benar atau sebaiknya anak lakukan. Mengatur perilaku anak agar
sesuai dengan aturan norma yang berlaku di suatu lingkungan tidak perlu
dengan kekerasan terutama jika anak sudah semakin besar anak sudah mampu
mengerti bila diberitahu secara verbal saja. Orangtua sebaiknya tidak melakukan
hukuman
demikian
terutama
di
hadapan
teman-temannya
karena
bisa
Dini
anak,termasuk
mengatakan,
ada
strategi
beberapa
pemberian
hukuman
hukuman,"
yang
bisa
kata
diberikan
Dini.
tanpa
sekedar
aturan
orangtua
saja,"katanya.
anak yang melakukan kesalahan Tenangkan diri terlebih dulu agar orangtua bisa
mengelola emosinya ketika berhadapan dengan anak. 'Jangan sampai nantinya
orangtua bertindak tidak konsisten misal sebelumnya anak tidak dimarahi ketika
melakukan suatu tindakan yang menyimpang, namun karena sedang emosi
orangtua
jadi
Bagaimana
memarahi
jika
tindak
anak,''
kekerasan
katanya.
sudah
terjadi?
itu
ini
minta
anak
beberapa
untuk
contoh
kasus
mengingatkan
dan
cara
orangtua.
menghadapinya:
anak.
mungkin
anak
tidak
sengaja
melakukannya.
Minta
dia
susu
lagi.
2. Jika Anda melihat anak memukul temannya: Segera pindahkan anak dari grup
mainnya. Berikan waktu baginya untuk meluapkan emosi lalu diskusikan tindakannya. Sebagai hukumannya, jangan izinkan bermain kembali, sampai anak
benar-benar
mengerti
dan
menyesal
bahwa
tindakannya
itu
salah.
3. Aduh tangan anak tak bisa diam!: Cobalah bersikap realistis, di masa ini anak
memang memiliki rasa keingintahuan yang besar dan senang bereks-plorasi.
Namun berilah pengertian, jika piring atau gelas pecah maka akan melukainya.
4. Huh! Anakku tidak bisa jaga barang selalu hilang: Jika anak menghilangkan
barang akibat kecerobohannya. Anak berhak menerima konsekuensi bahwa dia
tidak akan dibelikan barang yang dihilangkan lagi sampai anak menunjukkan
rasa
tanggung
jawabnya.
5. Anak rewel saat di ajak makan di retsoran atau mengunjungi arisan keluarga:
Segera asingkan anak dari lingkungan tersebut, jika anak Anda masih berusia 24 tahun. mungkin anak belum nyaman dengan lingkungannya. Jika sudah lebih
besar, hindari memanjakan atau memarahinya, sebaiknya beritahu bahwa
dengan tindakan yang demikian orang lain akan enggan mengundangnya ke
suatu
acara.
Namun
jangan
menakut-nakuti
anak,
persenjatai
anak
dengan