PEMBUATAN LARUTAN
A. Tujuan
1. Mengetahui macam-macam konsentrasi dalam larutan
2. Mengetahui dan menghitung konsentrasi larutan
3. Mengetahui dan menjelaskan teknik pembuatan larutan
B. Dasar Teori
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak disebut pelarut. Larutan bisa berwujud gas (seperti udara), padat
(seperti alloy/ paduan logam ), atau cair (misalnya air laut) (Chang, 2005).
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya
antar molekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlalu murni
atau pelarut ke keadaan mempengaruhi baik kemudahan pembentukkan
maupun kestabilan larutan (Oxtoby,1998).
Larutan terdiri dari zat terlarut atau yang biasa disebut solute, dan pelarut
yang biasa disebut solven. Larutan didefinisikan sebagai campuran larutan
homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat yang terlarut. Contoh dari pelarut
disini adalah air, karena air merupakan molekul polar dan nonpolar yang dapat
membentuk ikatan hidrogen. Pada larutan ada yang dikenal dengan
konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan disini dapat didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam larutan disebut osmolitas atau bisa disebut
osmolalitas (James, 2007).
Contoh zat terlarut di dalam pelarut seperti melarutnya gula di dalam air.
Air dengan rumus molekul H2O dan gula dengan rumus molekul C12H22O11. Air
dan gula terdiri atas molekul-molekul zat tersebut. Molekul gula yang padat
letaknya berdekatan dan juga teratur. Gaya tarik antara molekul-molekul zat
padat luas dan juga geraknya terbatas. Gerak dari molekul dapat berputar
(rotasi), bergerak (vibrasi), berputar dan berpindah (translasi) seperti ban
mobil yang sedang berjalan. Molekul zat padat tadi ternyata geraknya terbatas
dan bergetar serta berputar di tempatnya saja. Air adalah zat cair gerak
molekulnya lebih bebas dan lebih cepat daripada zat padat.
Sewaktu-waktu molekul air yang bergerak cepat bertumbukan dengan
molekul garam yang berada di permukaan kristal. Tumbukan itu menyebabkan
molekul garam terlepas dari kelompoknya. Molekul itu selanjutnya
memperoleh energi tambahan dari tumbukan berikutnya dengan molekulmolekul air dan bergerak menyebar. Penyebaran yang disebabkan oleh gerak
molekul itu disebut difusi. Uraian gula menjadi molekul-molekul dan
penyebarannya di seluruh zat cair disebut melarut.
(Sastrawijaya, 1993).
Larutan terdiri dari fase padatan cair dan gas meskipun zat terlarut dan
pelarut dapat berupa kombinasi fasa atau bentuk padat, cair atau gas. Akan
tetapi air merupakan suatu pelarut yang paling lazim dan paling penting. Jika
kita tekankan larutan berair dengan pengertian bahwa pelarut juga dapat
terjadi dengan pelarut lain dengan mempertahankan gaya antar molekul dan di
antara zat terlarut dan molekul air (Suminar, 2001).
Kelarutan menyatakan pengertian secara kualitatif dan proses larutan juga
dinyatakan secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Suatu
larutan dapat ditambahkan untuk memproses berbagai larutan yang jenuh, jika
(solute) dapat digunakan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda
dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, tenyata proses penambahan solute
pada sejumlah solven yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang
mempunyai konsentrasi lebih tinggi. Pada suatu keadaan ini solute tetap tidak
larut hingga dominan ada batas jumlah tertentu dari solute yang terlarut dari
sejumlah solven dalam jumlah solven tertentu yang digunakan konsentrasi
dari larutan jenuh. Suatu larutan tergantung pada sifat solven, sifat solute,
suhu dan tekanan (Hardjono, 2005).
Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat disebut larutan.
Biasanya larutan dianggap sebagai larutan atau cairan yang dianggap sebagai
zat terlarut misalnya padatan atas gas ini merupakan istilah yang digunakan
pada larutan. Larutan suatu padatan dalam padatan lain juga lazim, misalnya
perpaduan antara emas dan perak. Pada pernyataan setiap sistem homogen dari
dua atau lebih zat (cairan, padatan gas) dengan komponen utama yang
biasanya disebut dengan nama solven atau pelarut dan komponen yang minor
dinamakan zat terlarut (solute). Pelarut dianggap sebagai pembawa atau
medium larutan atau juga mengairkan larutan dikarenakan oleh proses
pengendapan atau suatu penguapan. Uraian mengenai gejala ini memerlukan
suatu hasil spesifik kuantitatif mengenai banyaknya atau jumlah zat yang
dapat terlarut dalam larutan atau konsentrasi atau komposisi larutan.
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua zat atau lebih zat yang
murni molekulnya dan berinteraksi langsung dengan molekul dalam bergerak
dari zat pelarut murni atau pelarut yang stabil. Larutan juga harus memiliki
molaritas tertentu. Sewaktu larutan terjadi karena diantara partikel dalam fase
asalnya atau biasa dikatakan dalam larutan dengan pelarut dan dalam zat yang
terlarut dengan zat yang terlarut berat molekulnya, tidak seperti senyawa
lautan memiliki komponen dalam proporsi tertentu dan tidak dapat dinyatakan
dalam rumus kimia.
(Suminar, 2001).
Larutan memiliki kemampuan untuk dapat menghantarkan listrik dengan
baik apabila zat terlarutnya bersifat elektrolit. Jika zat terlarutnya adalah non
elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik. Berdasarkan aturan umum
kelarutan senyawa ionik, kita dapat meramalkan apakah endapan akan
terbentuk dalam suatu reaksi (Chang, 2005).
Pada konsentrasi suatu larutan analisis gravimetri dapat digunakan untuk
menentukan identitas senyawa. Konsentrasi larutan dalam titrasi asam dan
basa yang diketahui konsentrasinya (misalnya larutan basa) ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam larutan yang konsentrasinya belum diketahui
dengan tujuan untuk menentukan konsentrasinya yang belum diketahui. Pada
saat reaksi dalam titrasi tersebut titik ekivalen terjadi apabila reaksi dalam
suatu titrasi telah sempurna (Chang, 2005).
Kepekatan suatu larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam suatu
larutan. Larutan pekat adalah larutan yang memiliki kepekatan tinggi yaitu
larutan yang memiliki kandungan banyak zat terlarut. Larutan encer adalah
larutan yang memiliki kepekatan rendah yaitu larutan yang di dalamnya
mengandung sedikit zat terlarut (larutan jenuh) biasa juga disebut saturated
solution. Pada larutan jenuh terdapat keseimbangan antara partikel yang
melarut dan partikel yang tidak melarut.
Larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih sedikit
dibandingkan dengan kemampuan pelarutnya disebut larutan tidak jenuh
(unsaturated solution), sedangkan larutan yang mengandung zat terlarut
dengan jumlah lebih banyak dari kemampuan pelarutnya disebut larutan lewat
jenuh (super saturated solution).
(Sumardjo, 2008).
Dalam larutan ada juga yang dikenal dengan sebutan larutan elektrolit dan
non elektrolit. Elektrolit adalah suatu zat yang ketika akan dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan
non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam
air. Walaupun air merupakan senyawa atau molekul yang memiliki muatan
netral (atom 0) atau kutub positif dan negatif. Oleh karena itu, air sering
disebut sebagai pelarut polar (Chang, 2005).
Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan yang homogen karena
susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya bagian-bagian dikenal
dengan sebutan zat pendispersi yang tempat menyebarnya partikel-partikel zat
terlarut. Menyebutkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup
memberikan larutan secara lengkap informasinya tambahan diperlukan yaitu
konsentrasi larutan. Banyaknya cara untuk memberikan konsentrasi larutan
yang semuanya menyatakan kualitas zat terlarut dalam kuantitas zat yang
terlarut atau larutan kuantitas pelarut dengan demikian menentukan sistem
konsentrasi harus menyatakan satuan yang digunakan untuk zat terlarut.
Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan dan satuan
yang digunakan untuk kuantitas kedua.
sifat-sifat
keelektronegatifan
larutan.
Ada
empat
sifat-sifat
Batang Pengaduk
Botol Semprot
Corong
Gelas Kimia
Kaca Arloji
Labu Ukur 25 mL, 50 mL, 100 mL
Pipet Tetes
Pipet Volume
Propipet
Sendok Tanduk
Timbangan
2. Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Aquades
CuSO4. 5H2O
CH3COOH
Etiket atau label
HCl
H2C2O4.5H2O
H2SO4 pekat
K2Cr2O7
Na2S2O3.5H2O
Padatan NaOH
D. Prosedur Kerja
1. Pembuatan 100 mL NaOH 0,01M dari padatan NaOH
a. Dihitung padatan NaOH dalam membuat 100 mL NaOH 0,01M
b. Ditimbang padatan NaOH dari hasil perhitungan
c. Dilarutkan dengan sedikit aquades di dalam gelas kimia, diaduk
sampai semua padatan larut
d. Didinginkan larutan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
ditambahkan aquadest sampai tanda batas
e. Dihomogenkan dan dimasukkan ke botol yang telah dicuci bersih dan
kering
f. Diberi label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi,
tanggal pembuatan dan sifat larutan
2. Pembuatan 50 mL asam oksalat 0,02 M dari padatan asam oksalat
E. Hasil Pengamatan
1. Perhitungan
a. Pembuatan 100 mL NaOH 0,01 M dari padatan NaOH
Diketahui
: V NaOH = 100 mL
M NaOH = 0,01 M
Mr NaOH = 40
Ditanyakan : gr NaOH ?
Jawab
: M =
0,01 =
0,04 = gr x 10 mL
gr = 0,04 gram
Jadi diambil sebanyak 0,04 gram dari padatan NaOH untuk dilarutkan
dengan 100 mL aquades, untuk dibuat NaOH 0,01 M.
b. Pembuatan 50 mL Asam Oksalat 0,02 M dari padatan asam oksalat
Diketahui
: V H2C2O4 = 50 mL
M H2C2O4 = 0,02 M
Mr H2C2O4 = 126
Ditanyakan : gr H2C2O4 ?
Jawab
: M =
0,02 =
2,52 = gr x 20 mL
gr = 0,126 gram
Jadi diambil sebanyak
: V1 H2SO4 = 25 mL
M1 H2SO4 = 4 M
Mr H2SO4 = 98
: M2 =
M2 =
M2 = 18,4 M
M1 .V1 = M2 . V2
V2 =
V2 =
V2 = 5,43 mL
Jadi diambil sebanyak 18,4 M dan 5,43 mL untuk pembuatan 25 mL
H2SO4 4 M.
d. Pembuatan 25 mL K2Cr2O7 0,06 M dari padatan K2Cr2O7
Diketahui
: V K2Cr2O7 = 25 mL
M K2Cr2O7 = 0,06 M
Mr K2Cr2O7 = 294
Ditanyakan : gr K2Cr2O7 ?
Jawab
: M =
0,06 =
17,64 = gr x 40 mL
gr = 0,441 gram
Jadi diambil sebanyak 0,441 gram dari padatan
K 2Cr2O7 untuk
: V1 CH3COOH = 50 mL
M1 CH3COOH = 1 %
M2 CH3COOH = 100%
Ditanyakan : V2 CH3COOH ?
Jawab
: M1 .V1 = M2 . V2
V2 =
V2 =
V2 = 0,5 mL
Jadi diambil sebanyak 0,5 mL dari larutan CH3COOH 100 % untuk
pembuatan 50 mL CH3COOH 1 %.
f. Pembuatan 50 mL Na2S2O3 0,01 M dari Na2S2O3.5H2O
Diketahui
: V Na2S2O3 = 50 mL
M Na2S2O3 = 0,01 M
Mr Na2S2O3.5H2O = 248
Ditanyakan : gr Na2S2O3.5H2O ?
Jawab
:M=
0,01 =
2,48 = gr . 20 mL
gr = 0,124 gram
Jadi diambil sebanyak 0,124 gram dari larutan Na2S2O3.5H2O untuk
pembuatan 50 mL Na2S2O3 0,01 M.
g. Pembuatan 100 mL Asam Klorida 0,01 M dari Asam Klorida pekat
Diketahui
: V1 HCl = 100 mL
M1 HCl = 0,01M
: M2 =
M2 =
M2 = 12,16 M
M1 .V1 = M2 . V2
V2 =
V2 = 0,08 mL
Jadi diambil sebanyak 0,08 mL dari larutan HCl pekat untuk
pembuatan 100 mL HCl 0,01 M.
h. Pembuatan 25 mL larutan Cu2+ 100 ppm dari padatan CuSO4.5H2O
Diketahui
Ditanyakan : gr Cu2+ ?
Jawab
: 100 ppm =
CuSO4
Cu2+ + SO42-
=
Mg = 9,822 mg
Gram = 0,00982 gram
Jadi diambil sebanyak 0,00982 gram dari larutan CuSO4.5H2O untuk
pembuatan 25 ml larutanCu 2+ 100 ppm.
F. Pembahasan
Percobaan kali ini akan membahas mengenai pembuatan larutan yang
bertujuan untuk mengetahui macam-macam konsentrasi larutan, menghitung
dibutuhkan
0,124
gram
Na2S2O3.5H2O.
penimbangan
konsentrasi, tanggal pembuatan dn sifat larutan. Sifat dari asam klorida ini
adalah berbau tajam, berasap tebal diudara lembab, dapat larut dalam
hidroksida kloroform, eter, oksidator kuat. Pada pembuatan asam klorida
pekat biasanya diperlukan perlakuan khusus dimana pembuatannya dilakukan
di dalam lemari asam karena sifat asam klorida yang berbau tajam dan sangat
korosif yang berbahaya bagi kulit. Proses pembuatannya yaitu dengan
mengalirkan asam klorida pekat melalui dinding labu ukur yg telah diisi oleh
sedikit air terlebih dahulu
Percobaan kedelapan adalah pembuatan 25 mL larutan Cu 2+ 100 ppm dari
padatan CuSO4.5H2O dibutuhkan 0,00982 gram CuSO4.5H2O. penimbangan
dilakukan dengan timbangan analitik. Kemudian,
adalah molar, molal, normalitas, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Molal atau kemolalan adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat
terlarut dalam 1000g pelarut. Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat
terlarut dalam 1 liter larutan. Dan bagian per sejuta ialah suatu konsentrasi
larutan yang dilambangkan dengan satuan berat atau satuan massa solute
(bahan yang terlarut) per sejuta satuan berat atau satuan massa larutan.
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai
encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Larutan cair
encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah
partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul
bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik
didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik. Sedangkan
berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan
sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit
mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara
larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Pada pembuatan larutan, terdapat beberapa bahan yang pengerjaannya
harus dilakukan dengan perlakuan khusus misalnya perlakuan dilakukan
dilemari asam dengan menitrasi pada dinding labu Erlenmeyer. Pada
percobaan ini H2SO4 dan asam klorida pekat harus mendapat perlakuan khusus
tersebut. Hal ini dikarenakan sifat dari kedua senyawa tersebut sangat korosif
terhadap kulit dan sangat toksik apabila masuk dalam sistem sirkulasi udara
pada manusia. Perlakuan khusus ini bertujuan menjaga keamanan (safety) saat
melakukan percobaan terhadap senyawa kimia tersebut.
Pada pembuatan larutan perlu juga diperhatikan mengenai pemberian label
dengan penulisan nama, tanggal dan konsentrasi. Hal ini wajib dilakukan
untuk mempermudah proses pengerjaan bahan pada saat praktikum. Dengan
adanya nama bahan yang tertera akan memudahkan dalam pemilihan bahan
yang akan digunakan juga konsentrasi yang diperlukan dalam sebuah proses
pengenceran. Sedangkan penulisan tanggal dilakukan untuk mengetahui kapan
sebuah larutan itu dibuat agar dapat diketahui waktu penggunaannya hingga
waktu kadaluarsanya suatu larutan tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembacaan alat ukur volume adalah
meniskus. Meniskus larutan yang tidak berwarna harus dibaca pada posisi
bagian bawah cekungan yang terbentuk. Sedangkan pada meniskus larutan
berwarna harus dibaca pada posisi yang terlihat cembung atau meniskus atas.
Yang termasuk larutan tidak berwarna adal air, NaOH, asam oksalat, asam
sulfat dan asam asetat. Sedangkan K2Cr2O7 termasuk larutan berwarna.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Larutan NaOH, asam oksalat, asam sulfat, K2Cr2O7, asam asetat,
Na2S2O3,asam klorida dan Cu2+ memiliki konsentrasi berbeda-beda.
yang diketahui.
3.
Pembuatan larrutan 100 mL NaOH 0,01 M dari 0,04 gram padatan NaOH.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Hardjono, S. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press.