9/12/15
NARKOTIKA
NAPZA
PSIKOTROPIKA
ZAT ADIKTIF
(lainnya)
9/12/15
NAPZA
9/12/15
Heroin
Shabu
Ekstasi
Ganja
Kokain
Benzodiazepine
Pil koplo
Penggunaan
terus-menerus
ZAT
ADIKTIF
Jangka
panjang
Dosis
tinggi
ABUSE
Tak sesuai
indikasi
ADIKSI
9/12/15
9/12/15
Zat Adiktif
Ketergantungan
Fisik yang kuat
zat-zat yang pemakaiannya dapat
Ketergantungan
Psikologis yang
panjang
Toleransi
Putus zat
9/12/15
dapat
menimbulkan
Ketergantungan
TINGKAT PEMAKAIANNAPZA
EXPERIMENTAL USE
SOCIAL /
RECREATIONAL USE
SITUATIONAL USE
Pola Penggunaan
Patologik
ABUSE
DEPENDENT USE
Toleransi
Putus zat
Addiction use
Compulsive use
9/12/15
FAKTOR
NAPZA
FAKTOR
INDIVIDU
9/12/15
FAKTOR
LINGKUNGAN
9/12/15
NARKOTIKA UU No 22/1997
GOL II. al :
Metadon,Mor
fin,Petidin,
fenazosina, tebain
87
GOL I. al. :
Opium, Kokain,
Heroin, Ganja
26
NARKOTIKA UU No 35/2009
GOL I. al. :
Opium, Kokain, Heroin, Ganja,
Katinona,Liser gid,
MDMA,Metamfe tamin,
Psilosibin, Am fetamin,
Fensiklidina
65
9/12/15
GOL II. al :
Metadon,
Morfin, Petidin.
Oksikodon,
fenazosina,
tebain
86
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )
Stimulan
Halusinogen
Alkohol
Amfetamin
LSD, DMT
Bz
Metamfetamin
Meskalin
Opioid
Kokain
PCP
Solven
Nikotin
Ketamin
Barbiturat
Khat
9/12/15
Magic Mushrooms
MDMA
11
Demand Reduction
Harm Reduction
Supply Control / Supply Reduction
P4GN :
Demand Reduction/Reduksi permintaan : Dilaksanakan oleh
RSJ (Depkes ), LSM2 ( NGO )/panti2 /yayasan2 swasta dlm /
luar negeri dll Informasi/Edukasi, Pendekatan Prevensi dan
Promosi Kesehatan, Detoks dan Terapi Pemeliharaan
Harm Reduction/Reduksi dampak buru : Dilaksanakan oleh
RSJ, PKM ( Depkes ) melalui Program Terapi Rumatan
Metadon ( PTRM ), Buprenorphine + Nalokson, distribusi
jarum suntik steril dan sosialisasi penggunaan kondom, terapi
dampak buruk HIV dan IO ( Infeksi Opportunistik )
Supply Control / Supply Reduction / Reduksi Suplai : dilaksa
nakan oleh jajaran penegak hukum Polri, Kejaksaan, Depkum
ham, Sistem Peradilan dll
9/12/15
13
Strategi Penanggulangan
Penyalahgunaan Napza (P4GN)
Supply
Reduction
Pengurangan
persediaan
Peran instansi
hukum : polisi,
peraturan2 / perundang2an RI
9/12/15
Demand
Reduction
Pengurangan permintaan
Medik dan
Non medik
Harm
Reduction
Pengurangan dampak
buruk
14
Supply Reduction
UU RI No.35
2009 ttg N.
SEMA
Maret/2009
No. 4 / 2010
SEMA No.3 /
2011
PP 25 2011 ttg
wajib lapor
pecandu
9/12/15
Polisi
Jaksa
Hakim
Depkumham
Sist. Peradilan
Lapas Npz??
Bea cukai
Bandara
Pelabuhan
15
Demand
Reduction :
9/12/15
16
Harm Reduction
Program
Terapi
Rumatan
Metadon
9/12/15
Pemberian
substitusi
Buprenorp
hine/
+Nalokson
Pembagian
jarum
suntik
steril sesuai
tujuan
Pembagian
Kondom
sesuai
tujuan
17
NAPZA :
Singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya.
NARKOTIKA :
Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi
sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
menimbulkan ketergantungan. terdapat Gol.I,II,III pada UU RI No.22
1997 ttg Narkotika. UU RI No 35 2009
PSIKOTROPIKA :
zat /obat alami/sintetis bukan narkotika, berkhasiat Psikoaktif
mempengaruhi fungsi mental dan perilaku terdapat Gol.I, II, III, dan IV
pada UU RI No. 5 1997 ttg Psikotropika (Gol I. Narkotika pd UU RI
No.35 2009)
ZAT ADIKTIF LAINNYA :
Bahan lain bukan Narkotika atau Psikotropika yg penggunaannnya
dapat menimbulkan ketergantungan.
9/12/15
18
PSIKOAKTIF :
Adalah khasiat dari NAPZA yg menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku
PENYALAHGUNAAN :
Penggunaan NAPZA tanpa indikasi medis dan pengawasan
dokter sehingga dapat menimbulkan ketergantungan
TOLERANSI :
Peningkatan dosis utk mendapatkan pengaruh yg sama sbg
akibat dari penggunaan yg lama dan terus mwenerus
OPIAT : Adalah ramuan yg mengandung atau turunan
Opium.
OPIOID : Narkotika sintetik yg mempunyai aktivitas
menyerupai Opiat .
9/12/15
19
KETERGANTUNGAN :
Keadaan dimana Px memerlukan jumlah NAPZA yg semakin bertambah
( tole ransi ), shg bila jumlah dikurangi /diberhentikan akan timbul gwjala
putus zat
KETERGANTUNGAN FISIK :
Adaptasi neurobiologis tubuh utk menghadirkan NAPZA yg ditandai
dgn gejala awal putus zat
KETERGANTUNGAN PSIKIS :
Pola perilaku yg sangat kuat utk menyalahgunakan NAPZA agar
memperoleh efek ttt.
INTOKSIKASI :
Kondisi akibat langsung dari penyalahgunaan NAPZA dimana terjadi
perubahan fungsi kesadaran, kognitif, persepsi, perasaan dan perilaku
OVERDOSIS :
Adalah keadaan fisik yg gawat akibat penyalahgunaan NAPZA yg
ditandai dengan adanyaperubahan faal tubuh spt kesadaran menurun,
tekanan darah menurun, dan depresi pernafasan
9/12/15
20
21
DETOKSIFIKASI :
Suatu proses dimana seorang individu yg ketergantungan fisik thdp zat
psikoaktif ( opioida ) , dilakukan pelepasan zat psikoaktif tersebut
secara tiba2 atau secara sedikit demi sedikit.
REHABILITASI MEDIK :
Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu
melalui pendekatan medis, agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita
ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal
mungkin
REHABILITASI PSIKOLOGIS :
Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu mll
pendekatan psikologis agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita
ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal
mungkin
REHABILITASI SOSIAL :
Adalah suatu proses kegiatan pelayanan rehabilitasi mell pendekatan
sosial agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan
dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin
9/12/15
22
9/12/15
23
2. Faktor lingkungan
1. Komunikasi dengan orang tua kurang efektif
2. Orang tua dominan atau otoriter
3. Teman sekelompok/ sebaya yang pengguna
4. Lingkungan sekolah yg kurang tertib
5. Fasilitas sekolah yang minim
3. Faktor tersedianya zat psikoaktif
- Mudah mendapatkan ilicit drug
9/12/15
24
9/12/15
25
9/12/15
26
Toksikologi
LFT, RFT
HIV/AIDS
Lain2 sesuai dengan kebutuhan
Psikotes; MMPI
6. Komorbiditas :
- Psikiatrik : Skizofrenia; Bipolar; RM; Gangg Kepribadian ;
Gangguan Tingkahlaku
- Non Psikiatrik : HIV/AIDS; HepC/B; TB pulmonal/extra
pulmonal; Moniliasis
9/12/15
27
Diagnosis Banding
Skizofrenia
Gangguan Waham Organik
Gangguan Halusinasi Organik dll
Penyulit / Komplikasi
1. Overdosis
2. HIV/AIDS
3. Hepatitis
4. Dermatitis
5. Selulitis
6. Anemia
7. Thrombophlebitis
8. Lain2 ?
9/12/15
28
Penatalaksanaan
Proses Penatalaksanaan secara umum :
1. Asesmen
2. Diagnosis
3. Detoksifikasi
4. Rehabilitasi
5. Resosialisasi
Khusus Narkotika :
6. Asesmen
7. Diagnosis
8. Terapi Substitusi ( Harm Reduction )
9. Detoksifikasi
10. Rehabilitasi
11. Resosialisasi
9/12/15
29
30
9/12/15
31
Narkotika :
UU RI No.22 1997 tentang Narkotika Saat ini sudah
direvisi menjadi UU RI No. 35 2009 tentang Narkotika, terdiri
atas 3 gol. termasuk
Tanaman Ganja,
Opioida
Psikotropika Gol. I dan II pada UU RI No. 5 1997 tentang
Psikotropika
9/12/15
32
OPIOID
Tanaman Papaversomniverun : 20 alkaloid opium a.l morfin
Opioid : Narkotik sintetik contoh heroin, kodein, dilaudid,
meperidin, methadon dll
Antagonis : Nalokson, naltrekson, nalorfin, apomorfin
Campuran a/antagonis : Pentazocin, buprenorfin
Reseptor : Reseptor u- opiat : mengatur analgesik, depresi
pernafasan, Konstipasi dan
adiksi
Resptor K-opiat : analgesia, diuresis, sedasi
Resptor gamma-opiat : analgesia
9/12/15
33
OPIOID
Intoksikasi :
Perilaku maladaptif : euforia diikuti apati, disforia,
retardasi psikomotor, Ggg pertimbangan, fungsi sosial
& pekerjaan
Konstriksi pupil, mengantuk, cadel, ggg atensi, daya
ingat, koma
Putus Opioid :
Akibat Stop, penurunan dosis, pemberian antagonis
Setelah 6 8 jam stop, puncak hari ke 2-3, hilang 7-10
hari
Gejala Sakaw : disforik, mual/mules, muntah, diare,
nyeri otot/sendi2, lakrimasi, rhinorea/pilek, keringat,
piloereksi, demam, insomnia, menguap.
9/12/15
34
KOMORBIKDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
OPIOID
9/12/15
35
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
OPIOID
Ggg tidur hipersomnia dan ggg. seksual impotensi
Hepatitis dan AIDS krn transmisi virus akibat IVDU
Sepsis, emboli, tromboflebitis,oedema paru,
endokarditis, osteomyelitis
Trias klinis : pinpoin pupil, depresi pernaf., koma
ditambah hipotermia, hipotensi, bradikardia berakhir
dgn kematian krn OD
9/12/15
36
OPIOIDA :
Intoksikasi Opioida :
Penekanan SSP : sedasi, penurunan kesadaran sampai
delirium
Menurunnya motilitas GI konstipasi
Depresi pernafasan,
Bicara cadel
Hipotensi Ortostatik
Bradikardia
Miosis sampai pinpoin pupil
Kejang ( saat OD )
9/12/15
37
9/12/15
38
Penatalaksanaan
Intoksikasi Opioid :
Termasuk kasus kedaruratan medik
Periksa Vital Sign
A/ riwayat pakai sec. Lengkap: frek., jumlah dan cara
pakai, terakhir pakai. campur alkohol, ganja, derivat
amfetamin ?
Bila ada tanda2 OD, Px dirawat di ICU.
Lakukan Naloxon Challenge test
Observasi 24 jam untuk menilai tanda2 vital.
Motivasi untuk ikut program Rehabilitasi
9/12/15
39
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
40
Terapi simptomatis
Rasa sakit dapat dikurangi dengan analgetika, : tramadol, asam
mefenamat, metampiron dll
Insomnia : hipnotika spt estazolam, triazolam, b
Nitrazepam, Zolpidem, clozapin dll
Diare : imodium dan sejenisnya
Mual/muntah : sulpirid 25 -50 mg 3x sehari, SA, Papaverin,
Buscopan dll
Cicatrix baru : thrombophob, lasonil jelly
Terapi pemeliharaan /rumatan
Agonis opioida spt Metadon, LAAM ( levacetylmetadol )
Campuran agonis-antagonis spt buphrenorphin
Antagonis opioida spt naltrexon
9/12/15
41
KANABIS
9/12/15
42
KANABIS
Psikosis Kanabis
Jarang terjadi, kadang ide2 paranoid
Amotivational syndrome
Pramorbid Skiz. ( diintensifkan )
Kecemasan kanabis
Pada pemula
Akibat intoks.
Bisa timbul serangan panik
9/12/15
43
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
KANABIS
Selain gej. Psikiatrik diatas: perilaku maladaptif, cemas,
psikosis
Komplikasi medik : Bronkhitis, sinusitis, faringitis, palpitasi,
sering terserang infeksi, daya tahan imunitas turun,
Penurunan hormon : testosteron, pertumbuhan, prolaktin
9/12/15
44
GANJA :
Intoksikasi ganja :
9/12/15
45
9/12/15
46
Penatalaksanaan
Intoksikasi ganja :
Umumnya tak perlu Farmakoterapi. Terapi suportif dengan
talking down
Tempatkan px di ruang tenang
Jarang menyebbkan kematian
Tak ada pengobatan khusus : cemas dengan anticemas. Bila
ada gejala psikotik bisa diberi antipsikotika.
Motivasi klien mau ikut program rehabilitasi
Keadaan Putus Ganja :
Kondisi klinis umumnya ringan dan akan menghilang dgn
sendirinya dlm waktu bbrp hari
Motivasi pasien agar mau ikut program rehabilitasi.
9/12/15
47
Kokain
Merup. zat adiktif stimulans thdp SSP
Asal zat : tanaman Erythroxylon Coca
Nama populer : Coke, Snow birds, Charlie, Crack, Nose
Candy
Bentuk sediaan :
Kokain murni ( freebase ) : serbuk
Kokain yang dicampur berbagai zat lain, mis. : Heroin
Cara pakai :
Snorting
Disuntikkan
Merokok
9/12/15
48
KOKAIN
9/12/15
49
50
Keletihan / Fatigue
Bradikardia
Insomnia atau Hipersomnia
Perasaan disforik yang menetap > 24 jam
Agitasi psikomotor
Ide2 bunuh diri dan paranoid
Mudah tersinggung / iritabel
Depresi
Craving
9/12/15
51
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
KOKAIN
Sering : depresi berat, bipola II, ggg siklotimik, ggg antisosial
Kongesti hidung, ulserasi muc.hidung hingga perforasi septum
nasi
Kerusakan sal. Bronkhial dan paru ( cara merokok )
HIV, Hepatitis C ( cara IVDU )
Komplikasi terberat : infark serebral nonhemoragik / he
moragik, epileptik dan infark myocard, aritmia, kardiomyopati, depresi pernafasan
Delirium intoks. Krn kokain dosis tinggi, atau dicampur
amfet., opioid, alkohol, kelainan otak.
9/12/15
52
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
KOKAIN
Ggg psikotik : waham paranoid dan halusinasi sekitar 50%
Ggg afektif : hipomanik dan manik pada intoks. Dan depresi
pada putus kokain
Ggg kecemasan : cemas menyeluruh pada intoks, dan GOC,
ggg panik, fobia pada putus kokain
Disfungsi seksual sebagai aprodisiak, lama2 impotensi
Ggg tidur : insomnia pada intoks, hipersomnolensia pada putus
kokain
9/12/15
53
Penatalaksanaan
Intoksikasi Kokain
Tempatkan klien di tempat tenang
Periksa tanda vital dan fisik lainnya
Atasi kelainan fisik akibat kokain :
Demam beri antipiretika
Takikardia dan hipertensivdiberikan beta blocker propanolol atau
klonidin
Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, ggg respirasi, ggg
jantung merupakan indikasi rawat di ICU
Pertimbangkan MRS untuk detoksifikasi
Bila terjadi agitasi, agresif dan membahayakan lingkungan atau delusi
berikan derivat Bz ringan mis. lorazepam 1 2 mg oral, atau
oksazepam 10 30 mg oral dan dapat diulangi sesudah 1 jam
Persiapkan klien utk menghadapi keadaan putus kokain
Motivasi klien ikut program rehabilitasi
9/12/15
54
9/12/15
55
PSIKOTROPIKA
UU No 5/1997
Menggg
kesehatan dan
menimbulkan
masalah sosial
9/12/15
56
Psikotropika
Anti Psikotika
Anti Ansietas
Anti Depresan
Psikotogenik
9/12/15
57
Anti
Psikotika
Anti
Ansietas
Anti
Depresan
Psikotoge
nik
58
GOL I . al. :
MDMA,LISERG
ID, Psilosibina,
Meskalina,
Metkatinona.
Katinona
26
Hanya untuk
research/kepentingan
ilmu pengetahuan
9/12/15
59
GOL I
GOL II. al :
Sekobarbital,
Metilfenidat
0
2
Hanya untuk
research/kepentingan
Ilmu pengetahuan
GOL III . Al :
Flunitrazepam,
Pentobarbital,
Siklobarbital,
Pentazosin,
Buprenorfina
8
GOL IV. Al :
Alprazolam,
Bromazepam,
Diazepam,
Nitrazepam,
Fenobarbital
60
60
NARKOTIKA UU No 22/1997
GOL II. al :
Metadon,Mor
fin,Petidin,
fenazosina, tebain
87
GOL I. al. :
Opium, Kokain,
Heroin, Ganja
26
NARKOTIKA UU No 35/2009
GOL I. al. :
Opium, Kokain, Heroin, Ganja,
Katinona,Liser gid,
MDMA,Metamfe tamin,
Psilosibin, Am fetamin,
Fensiklidina
65
9/12/15
GOL II. al :
Metadon,
Morfin, Petidin.
Oksikodon,
fenazosina,
tebain
86
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )
AMFETAMIN
Simpatomimatik, stimulansia.
Amfetamin klasik D-Amf.Metamfet. Metilfenidat bekerja
utama di sistem DA-ergik
Amfetamin racikan : MDMA, MMDA, MDEA, DOM bekerja
di sistem DA ( energi) dan 5HT ( halusinogen)
Intoks. Amfet. Mirip intoks. Kokain (DSM III & IV)
Perilaku maladaptif berupa euforia, tegang,kewaspadaan
ber>>, kecemasan kemarahan, segera/ selama pemakaian
Takikardi, bradikardi, dilatasi pupil, hiper/hipotensi,
keringat> menggigil, mual muntah, agitasi/retard
psikomotor, aritmia, kejang sampai koma
9/12/15
62
AMFETAMIN
Putus Amfetamin : mood disforik, kecemasan, gemetar,
depresi disertai ide bunuh diri
Fisiologis : kelelahan, insomnia/hipersomnia, nafsu makan
meningkat, mimpi menakutkan, agitasi.retardasi psikomotor
9/12/15
63
Intoksikasi Amfetamin
Berkeringat dan kedinginan,
Mulut kering, rasa metalik,
Dilatasi pupil
Pusing, kejang, diskinesia, distonia,
Takikardia, bradikardia , Aritmia,
Tekanan darah naik/turun
Bila OD, dpt terjadi kejang, depresi pernapasan, koma dan
kematian.
Euforia sampai manik atau campuran
Kewaspadaan berlebih
Kecemasan, ketegangan atau kemarahan
Ggg fungsi sosial atau pekerjaan.
9/12/15
64
Putus Amfetamin
Keletihan /fatigue
Tidur berlebihan
Kelaparan yang hebat
Insomnia dan hipersomnia
Reaksi kecemasan
Depresi
Agitasi psikomotor
Craving
9/12/15
65
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
AMFETAMIN
Delirium : akibat pemakaian dosis tinggi, terus-menerus, atau
kombinasi dgn zat lain, atau ada cedera otak
Psikosis : mirip Skizof. Paranoid, tapi disini > menonjol hal.
Visuil, afek serasi, hiperaktivitas, hipersksualitas, sedikit ggg
proses berpikir, Skiz. Afek datar dan alogia
Ggg afek : pada Intoks. Afek manik/campuran. Pd putus zat :
afek depresi
Ggg. Kecemasan: pd Intoks /Putus zat berupa panik, GOC,
fobia
Disfungsi seksual : awalnya untuk meningkatkan potensi
seksual, lama2 menyebabkan impotensi dan disfungsi seksual
9/12/15
66
Penatalaksanaan
Intoksikasi Amfetamin
Tempatkan Px di ruang tenang, Hindarkan dari stimulasi
berlebih
Terapi simptomatis :
Suhu tubuh meningkat, dgn selimut dingin(cooling
blankets)
Hipertensi/takikardia diberikan beta blocker/propanolol
atau klonidin
Kejang2 diberikan diazepam intravena
Agitasi beri Bz
Bila tak teratasi beri antipsikotika
Motivasi untuk ikut program rehabilitasi
9/12/15
67
Penatalaksanaan lanjutan......
Keadaan Putus Amfetamin
Pastikan adakah resiko bunuh diri
Sebaiknya rawat inap
Terapi psikofarmaka :
Agitasi berat bahkan sampai gej. Psikosis, berikan
antipsikotika
Agitasi ringan sampai sedang berikan gol. Bz
Gejala depresi berikan antidepresiva
Motivasi klien agar mau ikut program Rehabilitasi
9/12/15
68
ALKOHOL
Minuman dengan nama kimiawi Etil-alkohol atau etanol
Lazim disebut minuman keras contoh : Bir,Wisky, Vodka,
Brandy, Kognag, Anggur. Minuman tradisional spt Brem, Ciu,
Tuak, Arak dll
Peraturan MenKes no 86/menkesPer/IV/77 Menggolongkan
minuman beralkohol menjadi :
Gol. A : kadar etanol 1 5 % ( bir, sandy )
Gol. B : kadar etanol 5 20 % ( anggur )
Gol. C : kadar etanol 20 55 % ( Whisky, Brandy )
9/12/15
69
Intoksikasi Alkohol
Gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afektif dan
perilaku, daya nilai terggg.
Perasaan / afek emosi labil, perilaku agresif, fungsi sosial
dan pekerjaan terggg.
Intoksikasi ringan :
Euforia, cadel ( disartria ) drowsiness, nistagmus, ataksia,
hipoglikemik.
Intoksikasi berat ;
Stupor, koma, kejang, hipotermia, berhentinya pernafasan,
bradikardia, hipotensi
Intoksikasi sangat berat :
Koma dengan refleks2 negatif dan bahkan tanpa aktivitas
EEG
9/12/15
70
Putus Alkohol :
9/12/15
Fatigue
tremor
Insomnia
Delirium Tremens
Mual, muntah
berkeringat
Hipertensi
Halusinasi, Ilusi
Agitasi psikomotor
Kejang
Iritabel
Craving
Cemas, depresi
Hipokalemia/magnesia
Muka dan Konjungtiva merah
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )
71
ALKOHOL
Intoksikasi Alkohol :
Perilaku maladaptif yg berkembang selama/segera setelah
minum.
Gejala2 : cadel, inkoordinasi motorik, nistagmus, ggg.
Atensi dan daya ingat, stupor sampai koma krn depresi
pernafasan
Putus Alkohol :
Gejala2 : hiperaktiv. Otonomik (keringat, palpitasi), tremor,
insomnia,mual, muntah, hal/ilusi optik/aud./taktil, agitasi
psikomotor, kecemasan
Keadaan kronis : Kelelahan, malnutrisi, depresi dll.
9/12/15
72
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
ALKOHOLIK
Delirium : akibat intoks / putus alkohol
Delirium Tremens : Putus alkohol timbul 1 minggu setelah
asupan alkohol terakhir. Bahaya kematian 20% karena
komplikasi pneumonia, peny. Ginjal, insuff. Hati, gagal
jantung.
Demensia : masih kontroversial ?
Ggg Amnestik : biasanya Amnesia jangka pendek, jarang < 35
thn
Sindrome Wernicke dan Korsakoff ( Ggg Amnestik Alkohol ):
Sind Wernicke > akut, sifat reversibel bila diterapi adekuat.
Sindr. Korsakoff sifat kronis kesembuhan 20%, dikenal
Ensefalopati Korsakoff
9/12/15
73
74
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK
ALKOHOLIK
Psikosis ( Alkohol induced psychotic disorder), timbul
sebelum selama intoks atau sesudah putus alkohol. Gej utama
waham, halusinasi, kecemburuan patologis.
Ggg. Afektif : Bisa manik, depresi atau campuran
Ggg. Kecemasan, berupa cemas menyeluruh, serangan panik,
GOC, Fobia.
Didalam cairan serebrospinalis metabolit Dopamin ( homova
nelic acid ) dan GABA yang rendah.
9/12/15
75
Penatalaksanaan
Intoksikasi Alkohol :
9/12/15
76
Penatalaksanaan
Putus Alkohol
9/12/15
77
Sedativa - hipnotika
Termasuk Sedativa-hipnotika : Paraldehide, Kloral hidrat,
Karbamat, Metakualon, Glutetimide, Barbiturat dan Bz
Yang paling sering digunakan praktek kedokteran : gol.
Benzodiazepin (Bz) dan yang jarang : barbiturat
Bz yg tersering disalahgunakan : Alprazolam, Lorazepam
Nama jalanan : MG, BK, Rohip, Lekso, Nipam dll
Keadaan putus sed-hip merup. St keadaan gawat darurat
medik krn dapat terjadi kejang, delirium, dan kematian bila
tidak diobati , sehingga harus rawat inap
Cara pakai : oral, jarang parenteral
Mekanisme kerja :
Merupakan CNS Depresan
Bz berikatan dengan tempat spesifik reseptor GABA yang
menyebabkan aktivasi saluran iin klorida kedalam neuron.
9/12/15
78
Intoksikasi sedativa-Hipnotika
Bicara cadel
- Inkoordinasi
Nistagmus
- Ataksia
Konstriksi pupil
Pernafas. lambat/cepat tapi dangkal
Kulit berkeringat dan teraba dingin
Tekanan darah turun dan nadi lemah dan kecil
Afek labil
agresif
Iritabel
Ggg pemusatan Perhatian
Ggg daya ingat dan daya nilai
9/12/15
79
Putus Sedativa-Hipnotika
9/12/15
Keletihan
Mual, muntah
Takikardia / bradikardia
Tekanan darah meningkat
Anoreksia
Hipotensi Ortostatik
Hiperrefleksia
Berkeringat
Kejang
Delirium
Tremor kasar pada tangan, lidah, kelopak mata
Ansietas
Depresi
Iritabel
Halusinasi visual
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )
80
Penatalaksanaan
Intoksikasi Sedativa-Hipnotika
Tempatkan klien di tempat tenang
Periksa tanda2 vital dan fisik lainnya
Pada dasarnya terapi bersifat simptomatis dgn tujuan
mencegah tejadinya depresi pernafasan dan menjaga fungsi
CV berjalan tetap baik
Bila penggunaan oral tidak > 6 jam, bisa kumbah lambung
Kendorkan pakaian agar jalan nafas lancar, beri oksigen
dan pernafasan buatan bila perlu
Motivasi untuk ikut program rehabilitasi
9/12/15
81
Penatalaksanaan
Putus Sedativa-Hipnotika
Bila dosis pakai diketahui, tidak ada komplikasi medik
atau psikosis, dapat rawat jalan dgn penurunan dosis
perminggu
Dengan rawat inap penurunan dosis dapat dilakukan lebih
cepat
Pada ketergantungan Bz dgn dosis terapetik yg dianjurkan
pabrik selama > 1 bulan, maka detoks dgn rawat jalan,
dosis diturunkan secara bertahap dalam 4 minggu
Bila dosis ekwivalen dgn 40 mg diazepam /hari selama
lebih dari 8 bulan, maka penurunan dosis adalah 10%
setiap hari dan harus dirawat inap.
9/12/15
82
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan
Diagnose dan Terapi; edisi III; RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI
Dirjen Yanmed Depkes RI; 2000; Pedoman Terapi Pasien
Ketergantungan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya
Maramis WF dan Maramis AA; 2009; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Sadock BJ and Sadock VA; 2007; Kaplan & Sadocks Synopsis of
Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins
9/12/15
83