Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Menurut rumusan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2015, kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian
integral dari kesehatan manusia secara utuh. Dalam poin
pencapaian

pendidikan

universal,

penyakit

gigi

dan

mulut

mengakibatkan ketidakhadiran murid ke sekolah, menurunnya daya


konsentrasi siswa, waktu tidur yang kurang , dan menurunnya
prestasi anak di sekolah. (Menkes RI, 2010).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta
pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah
perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang
menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan
berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia
dewasa nanti. (Puskesmas Loji, 2011)
Berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun
2004, prevalensi karies di Indonesia sudah menembus angka 90.05
%. Sedangkan di Jawa Timur sendiri angka prevalensi pengalaman
karies (DMF-t) mencapai 6.44. Dari angka tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengalaman karies masyarakat Jawa Timur
tergolong tinggi. (Riskesdas, 2007)
Program UKGS merupakan bagian integral dari UKS yang
melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana, terutama pada siswa sekolah tingkat dasar dalam kurun
waktu tertentu secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu
paket minimal, paket standar dan paket optimal (Pudentiana, 2008).
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan
salah satu kegiatan Puskesmas yang bersifat menyeluruh, terpadu
dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan

pemulihan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan didalam gedung


Puskesmas dan diluar gedung Puskesmas (Depkes RI, 2000).
Salah satu kegiatan yang dilakukan diluar gedung Puskesmas
adalah Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu
usaha pokok Puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan
Sekolah

(UKS).

Termasuk

didalam

program

UKGS

adalah

pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid


sekolah dasar, yaitu meliputi Dental Health Education dan
pemeriksaan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar yang
terpilih, atau pada murid-murid yang membutuhkan perawatan
darurat seperti abses, gigi persistensi, dsb (Darwita, RR et al. 2006)
Anak usia Sekolah Dasar (SD) tergolong kedalam kelompok
rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan gigi
dan mulut, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah
melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan
berkesinambungan (Herijulianti dkk., 2002). Upaya ini diwujudkan
dalam program kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui
Puskesmas sebagai salah satu kegiatan pokok Puskesmas dalam
rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak sekolah. Usaha
peningkatan kesehatan gigi dan mulut untuk anak sekolah
dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di
Puskesmas dan diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan
pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) (Dep. Kes. R. I., 1996).
Karies gigi dan penyakit periodontal merupakan penyakit
yang paling banyak dijumpai di rongga mulut sehingga merupakan
masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi dan penyakit
periodontal

dapat

dicegah

melalui

penerapan

kebiasaan

memelihara kesehatan gigi dan mulut pada anak secara dini dan
secara kontinu. Penyakit gigi dan mulut akan sangat berpengaruh

pada derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa


depan anak. Anak-anak rawan kekurangan gizi, rasa sakit pada gigi
dan mulut jelas menurunkan selera makan mereka. Dampak
lainnya, kemampuan belajar mereka akan menurun sehingga jelas
akan berpengaruh pada prestasi belajar hingga hilangnya masa
depan anak (Shopia Ida, 2004).
Masa anak sekolah merupakan masa untuk meletakkan
landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas
dan kesehatan merupakan faktor yang penting yang menentukan
kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka
kualitas kesehatan siswa disekolah,

meningkatkan

kesehatan gigi dan mulut

merupakan suatu bagian dari kesehatan umum yang mempunyai


peran penting dalam fungsi kesehatan (Depkes RI, 1996).
Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas Gending pada tahun
2014 menunjukan persentase pencapaian penyuluhan UKGS
sebesar 100%, namun jumlah siswa kelas 3 yang mendapat
perawatan kesehatan gigi paripurna sebesar 43% dari target 60%.
Walaupun mencapai target, tetapi jumlah siswa kelas 3 yang
mendapatkan perawatan kesehatan gigi paripurna masih jauh
jumlahnya dibandingkan dengan penyuluhan UKGS yang mencapai
100%. Dari 13 Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas
Gending, semuanya belum mencapai target dalam hal jumlah siswa
kelas 3 yang mendapat perawatan kesehatan gigi paripurna.
Jumlah siswa kelas 3 yang mendapat perawatan kesehatan gigi
paripurna paling rendah adalah SD Indro yaitu 24 siswa dari 80
siswa yang dinyatakan perlu perawatan gigi lebih lanjut, atau hanya
sebesar 30%.
Berdasarkan data pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada
siswa SD/MI di atas serta menilik dari pengertian program UKGS itu
sendiri, program UKGS di Indonesia khususnya Kabupaten Gresik
belum berjalan secara optimal.

1.2.

Rumusan Masalah
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan kesehatan gigi
paripurna dalam program UKGS di UPT Puskesmas Gending
Kabupaten Gresik Tahun 2015?

1.3.

Tujuan
1.3.1
Tujuan umum
1. Meningkatkan perawatan kesehatan paripurna dalam
program

UKGS

melalui

pemberian

edukasi,

promosi

kesehatan, dan pelatihan ketrampilan kader di wilayah kerja


UPT Puskesmas Gending Kabupaten Gresik.
1.3.2

Tujuan khusus

1. Mencari kendala dalam upaya meningkatkan perawatan


kesehatan gigi paripurna dalam program UKGS di UPT
Puskesmas Gending.
2. Menetapkan alternatif penyelesaian masalah perawatan
kesehatan gigi paripurna dalam program UKGS..
3. Upaya meningkatkan peran serta orang tua murid dalam
perawatan kesehatan gigi paripurna program UKGS di
UPT Puskesmas Gending Tahun 2015.
1.4.

Manfaat
1.4.1

Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten

Gresik
1. Memberikan informasi tentang masalah yang dihadapi
UPT

Puskesmas

Gending

terutama

pada

kesehatan di wilayah kerja puskesmas gending.


2. Memberikan informasi tentang faktor-faktor

tenaga
yang

mempengaruhi pencapaian perawatan kesehatan gigi


paripurna dalam program UKGS.
1.4.2
Bagi dokter muda
1. Memenuhi syarat tugas kepaniteraan IKM
2. Melatih
kemampuan
dalam
menganalisa

dan

memecahkan masalah yang berasal dari konsep dasar


puskesmas.

3. Menerapkan semua ilmu yang diperoleh selama masa


kuliah dalam kegiatan kepaniteraan.
4. Mendapatkan pengalaman untuk menjadi 6 Star Doctor
1.4.3. Bagi masyarakat
Kesempatan mengajak masyarakat bukan hanya sebagai
objek, tetapi menumbuhkan peran serta masyarakat untuk
mengatasi masalah-masalah kesehatannya.
1.4.4. Bagi pihak- pihak terkait lain
Laporan ini menyediakan data sebagai informasi awal untuk
melakukan pembelajaran lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Kesehatan Gigi Dukung Percepatan MDGs, (Online),
(http://sehatnews.com/kabar-menkes/4735-Kesehatan-Gigi-DukungPercepatan-MDGs.html, diakses tanggal 18 Agustus 2015)
Puskesmas Loji Karawang, 2010. MENGGOSOK GIGI BERSAMA Kegiatan
UKGS
Puskesmas
Loji
di
SD,
(Online),
(http://puskesmaslojikarawang.blogspot.com/2011/07/menggosokgigi-bersama-kegiatan-ukgs.html , diakses tanggal 18 Agustus
2015 ).
Pudentiana. 2008. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas.
Jakarta: Trans Info Media.
Herijulianti, Eliza, dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan., 1993. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi
Sekolah. Jakarta: Direktoral Jenderal Pelayanan Medik.

Departemen Kesehatan., 1996. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi


Sekolah. Jakarta: Direktoral Jenderal Pelayanan Medik.
Departemen Kesehatan., 1999. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut, Indonesia Sehat 2010. Jakarta.
Departemen Kesehatan., 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan
Gigi di Puskesmas. Jakarta
Departemen Kesehatan., 2003. Indonesia Sehat 2010, Visi Baru, Misi,
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI., 2005. Survei Kesehatan Nasional. Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004. Vol. 3. Jakarta : Badan
Litbangkes.
Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2008. Laporan Hasil
Riset

Kesehatan

Dasar

(RISKESDAS)

Nasional

2007.

http://www.docstoc.com/docs/19707850/Laporan-Hasil-RisetKesehatan-Dasar-(RISKESDAS)-Nasional-2007. Diakses 18 Agustus


2015.
Kidd, Edwina A.M dan Sally Joyston Bechal. 1992. Dasar-Dasar Karies:
Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC.
Schwarz, Eli, Ditmyer, Marcia, Dounis, Georgia, Mobley, Connie. 2010. A
Case Control Study of Determinants for High and Low Dental Caries
Prevalence in Nevada Youth. BMC Oral Health 10:24.

Anda mungkin juga menyukai