Anda di halaman 1dari 3

Abstrak Skripsi Abidin: Alenia ke- 2

Abidin Dwi Sulistiyono. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DAN PRODUKTIVITAS


TANAMAN JAGUNG DI DAS GRINDULU HULU KABUPATEN PACITAN DAN
PONOROGO TAHUN 2009. Skripsi, Surakarta: Prodi P. Geografi FKIP Universitas Sebelas
Maret, Oktober 2010.
Tujuan penelitian .. dst.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial dengan satuan lahan sebagai satuan
analisisnya. Satuan lahan diartikan sebagai ruang mukabumi yang dipetakan berdasar
karakteristik lahan tertentu. Dalam penelitian ini, satuan lahan diperoleh dari tumpang susun
antara Peta Tanah, Peta Lereng, Peta Geologi dan Peta Penggunaan Lahan. Populasi terdiri dari
44 satuan lahan, sampel diambil dengan teknik sampel wilayah (area sampling) dengan jumlah
20 sampel yang tersebar di DAS Grindulu hulu. Teknik pengumpulan data berupa observasi
lapangan, wawancara dan analisis laboratorium. Teknik analisis data untuk mengetahui subkelas
kesesuaian lahan adalah dengan sistem mencocokkan (matching) antara persyaratan tumbuh
tanaman jagung dengan kualitas dan karakteristik lahan sehingga menghasilkan Peta Subkelas
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung. Data produksi jagung yang diperoleh dari
wawancara dengan penduduk pada satuan lahan yang mempunyai penggunaan lahan jagung, data
ditabulasi dan dianalisis untuk mengetahui produktivitas lahan di daerah penelitian, kemudian
dikelaskan sehingga menghasilkan Peta Produktivitas untuk Tanaman Jagung. Dari hasil
penelitian ini dikemukakan saran berupa Peta Pengelolaan Lahan Tanaman Jagung.
Alinea ke- 3 dst.
Abstrak skripsi Yaskinul: Alenia ke- 2
Yaskinul Anwar. ALIH FUNGSI LAHAN DI KECAMATAN JATEN TAHUN 2004 2011.
Skripsi, Surakarta: Prodi P. Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret, Maret 2012.
Tujuan penelitian .. dst.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial dengan wilayah struktur ruang kota
sebagai satuan analisisnya. Variabel penelitian berupa, 1) penggunaan lahan tahun 2004, 2006,
2008, 2011, 2) gaya grafitasi, 3) aksesbilitas lahan, 4) utilitas umum, direpresentasikan dalam
bentuk Peta Penggunaan Lahan Tahun 2004, 2006, 2008, dan 2011, Peta Gaya Grafitasi,
Peta Aksesbilitas Lahan dan Peta Utilitas Umum. Teknik pengumpulan data berupa observasi
lapangan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis untuk mengetahui alih fungsi lahan dan
hubungan alih fungsi lahan dengan faktor faktornya, menggunakan analisis overlay data
penggunaan lahan pada setiap periode sehingga menghasilkan Peta Alih Fungsi Lahan tahun
(2004 2006, 2006 2008, 2008 2011), Peta Pola Alih Fungsi Lahan Tahun 2004 2011,
Peta Hubungan Aksesbilitas Lahan dengan Alih Fungsi Lahan, Peta Hubungan Utilitas
Umum dengan Alih Fungsi Lahan. dari hasil penelitian dikemukakan saran yang

dipresentasikan dalam bentuk peta rekomendasi yaitu Peta Saran Aksesbiltas dan Utilitas
Umum.
Alinea ke- 3 dst.

ABSTRAK

Agung Hidayat. KAJIAN LAHAN KRITIS UNTUK ARAHAN REHABILITASI DAERAH


ALIRAN SUNGAI JLANTAH HULU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret, Nopember 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1). Mengetahui faktor-faktor fisik yang
menyebabkan terjadinya lahan kritis, (2). Mengetahui tingkat kekritisan lahan,
dan (3). Menyusun arahan rehabilitasi lahan kritis yang sesuai di DAS Jlantah
Hulu.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial, dengan satuan lahan
sebagai satuan analisis. Satuan lahan merupakan bagian dari lahan dengan
kesamaan karakteristik lahan berupa geologi, tanah, lereng, dan penggunaan
lahan. Tumpang susun dari empat karakteristik itu dihasilkan Peta Satuan Lahan
dengan 32 unit lahan, yang merupakan populasi penelitian. Sampel tanah diambil
dengan Purposive Sampling sebanyak 10 lokasi. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi lapangan, analisis dokumentasi termasuk interpretasi
citra dan peta, dan analisis laboratorium. Analisis spasial menggunakan SIG
(Sistem Informasi Geografis). Teknik analisis faktor penyebab lahan kritis dengan
deskriptif spasial dengan luaran berupa Peta Liputan Lahan, Peta Lereng, Peta
Tingkat Bahaya Erosi, dan Peta Pengelolaan Lahan; Analisis tingkat kekritisan
lahan dengan skoring dan pembobotan dengan luaran berupa Peta Lahan
Kritis; dan arahan rehabilitasi lahan diarahkan berdasarkan pedoman
rehabilitasi lahan dan konservasi tanah dari Departemen Kehutanan dengan luaran
berupa Peta Arahan Rehabilitasi Lahan.
Kesimpulan penelitian ini adalah: 1). Faktor-faktor fisik penyebab lahan kritis yaitu
buruknya keadaan liputan lahan, kondisi kemiringan lereng yang didominasi
oleh lereng-lereng curam, tingginya tingkat bahaya erosi, dan pengelolaan
lahan yang kurang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi dan rehabilitasi
lahan, 2). Tingkat Kekritisan Lahan terdiri dari: (a). Sangat Kritis, dengan luas
113,416 Ha (5,05%); (b). Kritis, dengan luas 232,261 Ha (10,33%); (c). Agak Kritis,
dengan luas 560,530 Ha (24,94%); (d). Potensial Kritis dengan luas 1271,725 Ha
(56,59%); dan (e). Tidak Kritis dengan luas 69,510 (3,09%), 3). Arahan rehabilitasi
lahan disusun dengan mempertimbangkan kondisi fisik lahan berupa: tingkat
kekritisan lahan, tingkat bahaya erosi, fungsi kawasan, kemiringan lereng,

kedalaman solum tanah dan penggunaan lahan aktual, sehingga diperoleh 10


(sepuluh) kelompok arahan rehabilitasi. Arahan itu merupakan usaha
sedemikian rupa untuk mengembalikan lahan yang telah atau berpotensi kritis
agar dapat berfungsi sesuai fungsi kawasannya, mencegah erosi, dengan cara
vegetative, seperti penanaman rumput, agroforestry, silvopasture, mulsa, dan
secara teknik diarahkan untuk pembuatan atau penyempurnaan bentuk teras yang
sudah ada, pembuatan sumur resapan, rorak, sumbat jurang dan saluran
pembuangan air.
Kata Kunci: Deskriptif Spasial, Satuan Lahan, Lahan Kritis, Rehabilitasi Lahan, DAS
hulu.

Anda mungkin juga menyukai