I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. Slamet
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir
: S1
Alamat
: Jln.Pesut
II.
Tanggal periksa
: 5 Agustus 2015
No Registrasi
: RS 1143
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
A. Keluhan Utama
merah
dan
nyeri
yang
dirasakan
pasien
semakin
bertambah.dan 2 hari SMRS ada keluar batu sebesar biji kacau hijau
berbentuk kristal 1 buah. Pasien mengaku perlu mengedan saat buang
air kecil, sehingga ada waktu antara proses mengedan dengan keluarnya
air kencing. Pada saat buang air kecil awalnya lancar kemudian
pancaran menjadi lemah dan terputus-putus. Pada akhir buang air kecil
pasien merasa tidak puas, masih ada yang tersisa sehingga terkadang
pasien merasa celananya basah tanpa disadari akibat tetesan air kencing
yang keluar. Hal ini menyebabkan pasien sering ke kamar mandi hingga
3 kali sehari. Pasien juga sering terbangun pada malam hari hanya
VESIKOLITIASIS
Page 1
: Sedang.
B. Kesadaran
: Compos mentis.
C. Vital sign
:T
N
VESIKOLITIASIS
: 120/80 mmHg
: 22 x/menit
: 82 x/menit
: 36,5 C
Page 2
D. Status Umum
1. Kepala
2. Mata
3. Hidung
4. Telinga
5. Mulut/Gigi
6. Leher
7. Thorax
Paru-paru
Inspeksi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas jantung :
Batas kanan atas SIC II LPSD
Batas kanan bawah SIC IV LPSD
Batas kiri atas SIC II LPSS
Batas kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMCS
Auskultasi
VESIKOLITIASIS
Page 3
8. Abdomen
Inspeksi:
Datar
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
13
7600
36
268000
g/dL
/uL
%
10^6/uL
Clothing Time
30
Blooding Time
20
Ureum darah
52
mg/dL
Kreatinin darah
2,9
mg/dL
214
mg/dL
Uric Acid
7,4
mg/Dl
EKG
VESIKOLITIASIS
Page 4
KESIMPULAN :
SINUS RHYTM HR 83 x/i
V.
Pemeriksaan Radiologis
FOTO BNO
o Tampak opasitas bentuk bulat pada kavum pelvis dan ureter sinistra
o Preperitonela fat line kanan kiri baik
o Psoas kanan kiri dan kontur kedua ginjal tertutup udara usus
jumlah distribusi usus baik
o Tampak banyak fekal material
o Tak tampak distensi dan dilatasi usus
VESIKOLITIASIS
Page 5
KESIMPULAN:
Vesikolithiasis ukuran 1,5 cm
Hidronefrosis renal sinistra causa batu ureter sinistra
VI.
DIAGNOSA KERJA
Vesikolithiasis
VESIKOLITIASIS
Page 6
PROGNOSIS
Ad vitam
: Dubia ad bonam
A
P
S
O
5/8/2015-6/8/2015
Nyeri saat kencing (+),demam(-),mual(-),muntah(-)
KU : sedang, CM.
TD : 120/80 mmHg
CA +/+ SI -/Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abd : NT(+) suprapubik
Ext : hangat (+) edema (-)
vesikolitiasis
IVFD RL 28 tpm makro
Inj ciprofloxacin 2x1 gr
Inj ketorolac 3x1 gr
Rencana operasi tanggal 6/8/2015
6/8/2015-7/8/2015
Nyeri luka post op(+),demam(-),hematuria (-)
KU : sedang, CM.
TD : 120/80 mmHg
CA +/+ SI -/Cor : dbn
Pulmo : dbn
VESIKOLITIASIS
Page 7
Abd : BU (+)
Ext : hangat (+) edema (-)
A
P
S
O
A
P
8/8/2015-10/8/2015
Nyeri luka post op(+) berkurang,demam(-),hematuria (-)
KU : sedang, CM.
TD : 120/80 mmHg
CA +/+ SI -/Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abd : BU (+)
Ext : hangat (+) edema (-)
Post op vesikolitotomi H-2 H-4
IVFD RL 28 tpm makro
Inj ciprofloxacin 2x1 gr
Inj ketorolac 3x1 gr
Tanggal 10/8/2015 pasien boleh pulang
VESIKOLITIASIS
Page 8
Batu saluran kemih pada dasarnya dapat terbentuk pada setiap bagian tetapi lebih
banyak pada saluran penampung terakhir. Pada orang dewasa batu saluran kencing
banyak mengenai sistem bagian atas (ginjal, pyelum) sedang pada anak-anak
sering pada sistem bagian bawah (buli-buli). Di negara berkembang batu buli-buli
terbanyak ditemukan pada anak laki-laki pre pubertas. Komponen yang terbanyak
penyusun batu buli-buli adalah garam calsium. Pada awalnya merupakan bentuk
yang sebesar biji padi tetapi kemudian dapat berkembang menjadi ukuran yang
lebih besar. Kadangkala juga merupakan batu yang mulitipel.
1.2 Anatomi
Buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor
yang saling beranyaman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah
merupakan otot sirkuler, dan yang paling luar adalah longitudinal mukosa vesika
terdiri dari sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa pelvis renalis,
ureter dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus
uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli. Secara
anatomis buli-buli terdiri dari tiga permukaan, yaitu (1) permukaan superior yang
berbatasan dengan rongga peritoneum (2) permukaan inferoinferior dan (3)
permukaan posterior.
Gambar
1. Sistem
urinarius
VESIKOLITIASIS
Page 9
Gambar
2. Anatomi Buli-buli
Page 10
metabolik
juga
merupakan
faktor
predisposisi
terjadi
pembentukan batu. Pada pasien ini batu umumnya terbentuk dari bahan calsium
VESIKOLITIASIS
Page 11
dan struvit. Pada pasien yang mempunya predisposisi dilakukan evaluasi ada
tidaknya hal yang memicu statisnya urin, misalnya BPH. Pada perempuan yang
memakai celana ketat, dan cystocele.
1.4 Patofisiologi
Pada umumnya batu buli-buli terbentuk dalam buli-buli, tetapi pada
beberapa kasus batu buli terbentuk di ginjal lalu turun menuju buli-buli, kemudian
terjadi penambahan deposisi batu untuk berkembang menjadi besar. Batu buli
yang turun dari ginjal pada umumnya berukuran kecil sehingga dapat melalui
ureter dan dapat dikeluarkan spontan melalui uretra.
Secara teoritis batu dapat terbentuk diseluruh saluran kemih terutama pada
tampat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (statis urine), yaitu
pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada
pelvikalises (stenosis uretro-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti
pada hyperplasia prostate benigna, striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan
keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu. Batu terdiri
atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik
yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan
metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling
mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan
mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal
yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh
dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat kristal
menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini
bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang
cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi
oleh pH larutan, adanya koloid di dalam urine, konsentrasi solute di dalam urine,
laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam
saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. Lebih dari 80% batu saluran
kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupan
dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat; sedangkan
sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium ammonium fosfat (batu
VESIKOLITIASIS
Page 12
infeksi), batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya. Meskipun patogenesis
pembentukan batu-batu diatas hampir sama, tetapi suasana didalam saluran kemih
yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak sama. Dalam hal ini
misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam asam, sedangkan batu
magnesium ammonium fosfat terbentuk karena urine bersifat basa.
Pada penderita yang berusia tua atau dewasa biasanya komposisi batu
merupakan batu asam urat yaitu lebih dari 50% dan batu paling banyak berlokasi
di vesika. Batu yang terdiri dari calsium oksalat biasanya berasal dari ginjal. Pada
batu yang ditemukan pada anak umumnya ditemukan pada daerah yang endemik
dan terdiri dari asam ammonium material, calsium oksalat, atau campuran
keduanya. Hal itu disebabkan karena susu bayi yang berasal dari ibu yang banyak
mengandung zat tersebut. Makanan yang mengandung rendah pospor menunjang
tingginya ekskresi amonia. Anak-anak yang sering makan makanan yang kaya
oksalat seperti sayur akan meningkatkan kristal urin dan protein hewan (diet
rendah sitrat).
Batu buli-buli juga dapat terjadi pada pasien dengan trauma vertebra/
spinal injury, adapun kandungan batu tersebut adalah batu struvit/Ca fosfat. Batu
buli-buli dapat bersifat single atau multiple dan sering berlokasi pada divertikel
dari ventrikel buli-buli dan biasanya berukuran besar atau kecil sehingga
menggangu kerja dari vesika. Gambaran fisik batu dapat halus maupun keras.
Batu pada vesika umumnya mobile, tetapi ada batu yang melekat pada dinding
vesika yaitu batu yang berasal dari adanya infeksi dari luka jahitan dan tumor intra
vesika.
1.5 Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat
atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium ammonium fosfat, xanthin, sistein,
silikat dan senyawa lainnya. Data mengenai kandungan atau komposisi batu
sangat penting untuk pencegahan timbulnya batu yang residif.
a. Batu Kalsium
Batu ini merupakan batu yang paling banyak ditemukan yaitu sekitar 7080% dari seluruh batu saluran kemih. Adapun kandungannya adalah kalsium
VESIKOLITIASIS
Page 13
oksalat, kalsium fosfat atau campuran keduanya. Faktor terjadinya batu oksalat
adalah sebagi berikut:
b. Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini
karena proses infeksi pada saluran kemih. Hal ini disebabkan karena infeksi
yang sebagian besar karena kuman pemecah urea, sehingga urea yang
menghasilkan suasana basa yang mempermudah mengendapnya magnesium
fosfat, ammonium, karbonat. Kuman tersebut diantaranya adalah Proteus spp,
Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, dan stafilokokus.
VESIKOLITIASIS
Page 14
c. Batu Asam urat merupakan batu yang terjadi pada 5-10% kasus batu. 75- 80%
adalah batu asam urat murni dan sisanya merupakan campuran dengan asam
oksalat. Batu ini banyak diderita oleh pasien dengan gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien yang mendapat terapi antikanker, dan banyak
menggunakan obat urikosurik diantaranya tiazid, salisilat, kegemukan,
peminum alkohol, diet tinggi protein. Adapun faktor predisposisi terjadinya
batu asam urat adalah urin yang terlalu asam, dehidrasi atau konsumsi air
minum yang kurang dan tingginya asam urat dalam darah.
d. Batu jenis lain diantaranya batu sistin, batu santin, dan batu silikat sangat
jarang dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme yaitu
kelainan absorbsi sistin di mukosa usus. Pemakaian antasida yang
mengandung silikat berlebihan dalam jangka waktu yang lama dapat
memungkinkan terbentuknya batu silikat.
VESIKOLITIASIS
Page 15
tanda yang dapat dilihat adalah hematuri mikroskopik atau bahkan gross hematuri,
pyuria, bakteri yang positif pada pemeriksaan kultur urin.
1.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan urin
Pemeriksaan urin sering dilakukan karena tidak mahal dan hasilnya dapat
menggambarkan jenis batu dalam waktu yang singkat. Pada pemeriksaan dipstick,
batu buli berhubungan dengan hasil pemeriksaan yang positif jika mengandung
nitrat, leukosit esterase dan darah. Batu buli sering menyebabkan disuri dan nyeri
hebat, oleh sebab itu banyak pasien sering mengurangi konsumsi air minum
sehingga urin akan pekat. Pada orang dewasa, batu buli akan menyebabkan urin
asam. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan adanya sel darah merah dan pyuria(
leukosit), dan adanya kristal yang menyusun batu buli. Pemeriksaan urin juga
berguna untuk memberikan antibiotik yang rasional jika dicurigai adanya infeksi.
b. Pemeriksaan Imaging
Urografi
Pemeriksaan
radiologis
yang
digunakan
harus
dapat
VESIKOLITIASIS
Page 16
Gambar 4. BOF
Ultrasonografi (USG)
Batu buli akan terlihat sebagai gambaran hiperechoic, efektif untuk
Gambar 6. USG
CT scan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk banyak kasus pada pasien yang nyeri
perut, massa di pelvis, suspect abses, dan menunjukkan adanya batu buli- buli
yang tidak dapat ditunjukkan pada IVP. Batu akan terlihat sebagian batu yang
keruh.
MRI
VESIKOLITIASIS
Page 17
Sistoskopi
Pada pemeriksaan ini dokter akan memasukkan semacam alat
endoskopi melalui uretra yang ada pada penis, kemudian masuk kedalam
blader.
1.8 Pengobatan
a.
Konservatif
Terapi ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Memberikan minum yang berlebihan
disertai diuretik. Dengan produksi air kemih yang lebih banyak diharapkan dapat
mendorong batu keluar dari saluran kemih.
Pengobatan simptomatik
Page 18
(polycitra K, Urocit K) pada dosis 60 mEQ dalam 3-4 dosis perhari pemberian
digunakan untuk terapi pilihan. Tetapi terapi yang berlebihan menggunakan
sediaan ini akan memicu terbentuknya deposit calsium pospat pada permukaan
batu sehingga membuat terapi tidak efektif lagi. Atau dengan usaha menurunkan
produksi kadar asam urat air kemih dan darah dengan bantuan alopurinol, usaha
ini cukup memberi hasil yang baik. Dengan dosis awal 300 mg perhari, baik
diberikan setelah makan.
b. Litotripsi
Pemecahan batu telah mulai dilakukan sejak lama dengan cara buta, tetapi
dengan kemajuan tehnik endoskopi dapat dilakukan dengan cara lihat langsung.
Untuk batu kandung kemih, batu dipecahkan dengan litotriptor secara mekanis
melalui
sistoskop
atau
dengan
memakai
gelombang
ultrasonic
atau
c. Terapi pembedahan
Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotriptor, alat gelombang
kejut atau bila cara non bedah tidak berhasil. Walaupun demikian kita harus
memerlukan suatu indikasi. Misalnya apabila batu kandung kemih selalu
menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga perlu diadakan tindakan
pengeluarannya. Litotriptor hanya mampu memecahkan batu dalam batas ukuran
3 cm kebawah. Batu diatas ukuran ini dapat ditangani dengan batu kejut atau
sistolitotomi.
1. Transurethral Cystolitholapaxy: tehnik ini dilakukan setelah adanya batu
ditunjukkan dengan sistoskopi, kemudian diberikan energi untuk membuat
nya menjadi fragmen yang akan dipindahkan dari dalam buli dengan alat
sistoskopi. Energi yang digunakan dapat berupa energi mekanik
(pneumatic jack hummer), ultrasonic dan elektrohidraulik dan laser.
VESIKOLITIASIS
Page 19
juga
digunakan
untuk
anak-
anak,
tehnik
percutaneus
VESIKOLITIASIS
Page 20
1.9 Pencegahan
banyak sehingga urin yang terbentuk tidak kurang dari 1500 ml. pada pasien
dengan batu asam urat dapat digunakan alkalinisasi urin sehingga pH
dipertahankan dalam kisaran 6,5-7, mencegah terjadinya hiperkalsemia yang
akan menimbulkan hiperkalsiuria pasien dianjurkan untuk mengecek pH urin
dengan kertas nitrasin setiap pagi.
DAFTAR PUSTAKA
VESIKOLITIASIS
Page 21
1. Basler,
Emedicine
Journal.
Sited
by
VESIKOLITIASIS
Page 22