Anda di halaman 1dari 21

Pemeriksaan Fisik

dan Diagnostik
Sistem Respirasi

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik sebagai bagian dari diagnostik penyakit

Saat pasien datang, dimulai dengan anamnesa

Pemeriksaan fisik dilakukan melalui metode inspeksi,


palpasi, perkusi dan auskultasi

Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menunjang hasil


pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dan diagnostic yang cermat akan


menghasilkan diagnostic penyakit yang tepat

Perkenalan diri sebelum melakukan tindakan

Anamnesis

Keluhan utama

Riwayat keluhan utama

Riwayat penyakit yang diderita

Riwayat keluarga

Riwayat pekerjaan

Penggunaan obat-obatan

Kebiasaan merokok

Kebiasaan meminum minuman keras

Inspeksi

Pergerakan cuping hidung

Kulit dada

Observasi bentuk dada

Pergerakan dada

Pernapasan : pola, frekuensi, dan irama

Penggunaan otot pernapasan

Palpasi

Menggunakan telapak tangan dan jari

Palpasi dilakukan pada leher, dada dan sebagian abdomen

Nyeri tekan, penonjolan, gerakan pernapasan, ekspansi dada


dan tactile focal fremitus

Perkusi

Pada saat perkusi, akan dihasilkan vibrasi pada dinding dada


dan organ paru di bawahnya. Vibrasi ini akan dipantulkan
dan menghasilkan suatu bunyi yang khas.

Identifikasi batas-batas paru

Dilakukan secara sistematis

Bandingkan hasil perkusi pada kedua paru

Auskultasi

Gunakan stetoskop yang baik

Dengarkan bunyi napas

Lakukan auskultasi secara sistematis

Identifikasi adanya bunyi napas tambahan

Pemeriksaan Diagnostik

Rontgen dada

CT Scan

Ultrasonografi

Aspirasi cairan pleura, drainase, WSD

Pemeriksaan sputum

Bronkoskopi

Spirometri

Oksimetri

Analisa Gas Darah (AGD)

Rontgen Dada

CT Scan

Untuk mendapatkan hasil yang lebih detail

Pasien dipuasakan selama 4-6 jam

Dapat mendeteksi adanya pembesaran nodus limfa,


struktur
paru
yang
abnormal,
pneumonia,
bronkiektasis, massa, kista, efusi pleura, metastasis
keganasan dan aneurisme aorta

Cairan Pleura

Dilakukan untuk mengetahui adanya kuman

Dapat diambil langsung dari dinding dada atau


melalui selang WSD

Pemeriksaan Sputum

Untuk mengetahui adanya mikroorganisme pathogen,


sitology sel ganas, perhitungan dan diferensial sel, pH,
protein, glukosa, Lactate Dehidrogenase (LDH), dan
berat jenis sputum

Sputum diambil melalui perkusi dada, dihisap


menggunakan
selang
nasotracheal
atau
menggunakan spuit secara transtrakeal (transtracheal
aspiration)

Bronkoskopi

Menggunakan endoskopi

Indikasi : mencari asal perdarahan, pengambilan benda


asing,
terapi
ateletaksis,
intubasi
intratrakea,
mendiagnosis kanker paru, nodul di perifer dan infiltrate,
penyakit paru intertisial, pneumonia, penyebab batuk dan
penyebab efusi pleura

Komplikasi : hipoksemia, perdarahan, demam, aritmia,


bronkospasme, pneumonia dan pneumothoraks

Analisa Gas Darah

Anda mungkin juga menyukai