Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
Latar Belakang
Anemia aplastik merupakan suatu kelainan yang ditandai oleh
pansitopenia pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum tulangError:
Reference source not found. Sel-sel ini dibuat oleh sel darah induk di sumsum
tulang . Pada anemia aplastik, sel-sel induk rusak dan jumlahnya sangat
sedikit. Akibatnya, hanya sedikit sel-sel darah yang mampu diproduksi.
Anemia Aplastik
Dalam kebanyakan kasus anemia aplastik, ketiga jenis sel darah tersebut
diproduksi dalam jumlah sedikit (yang disebut pansitopenia). Sangat jarang
ditemui kekurangan hanya di salah satu jenis sel darah , seperti sel darah
merah , sel darah putih , atau trombosit. Anemia aplastik bukanlah kanker
tetapi
mungkin
berkaitan
dengan beberapa
kanker (terutama
yang
Anemia Aplastik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
EPIDEMIOLOGI
Anemia aplastik merupakan penyakit yang berat dan kasusnya jarang
dijumpai. The International Aplastic Anemia and Agranulocytosis Study
menemukan insiden terjadinya anemia aplastik di Eropa sekitar 2 dari
1.000.000 pertahun. Insiden di Asia 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibandingkan
di Eropa. Di China insiden diperkirakan 7 kasus per 1.000.000 orang dan di
Thailand diperkirakan 4 kasus per 1.000.000 orang. Ternyata penyakit ini
lebih banyak ditemukan dibelahan timur dunia dari pada dibelahan barat.
Anemia Aplastik
ETIOLOGI
Anemia aplastik disebakan oleh:
1. Faktor kongenital
Sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti
mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan sebaliknya.
2. Faktor didapat
a.
Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb.
Bahan kimia seperti benzene dan derivat benzene berhubungan dengan
anemia aplastik dan akut myelositik leukemia (AML). Beberapa bahan
kimia yang lain seperti insektisida dan logam berat juga berhubungan
dengan anemia yang berhubungan dengan kerusakan sumsum tulang
b.
dan pansitopenia.
Obat : Kloramfenikol, mesantoin (anti konvulsan), Piribenzamin (anti
histamin), santonin kalomel, obat sitostatika (myleran, methrotrexate,
TEM, vincristine, rubidomycine dan sebagainya).
Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar hipersensitivitas atau dosis
obat berlebihan. Praktis semua obat dapat menyebabkan anemia
aplastik pada seseorang dengan predisposisi genetik. Yang sering
c.
Anemia Aplastik
dengan
mitosis
yang
aktif
seperti
jaringan
anemia aplastik.
Infeksi, keganasan, gangguan endokrin.
Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti
virus hepatitis, virus Epstein-Barr, HIV dan rubella.
Infeksi virus
menjadi
tidak
berat,
anemia
aplastik
didapat
diklasifikasikan menjadi:
Klasifikasi
Kriteria
< 25%
Hitung
trombosit
<
20.000/ul
Hitung retikulosit absolut
< 60.000/ul
Anemia Aplastik Sangat Berat
Sama
seperti
diatas
Anemia Aplastik
PATOFISIOLOGI
Etiologi : Faktor congenital, faktor didapat
Hipoplasia
Depresi sumsum tulang
Kegagalan sempurna dan ireversibel
Penurunan jumlah sel dalam sumsum tulang
Abnormalitas pada stem sel, precursor granulosit, Eritrosit dan trombosit
Pansitopenia
Anemia
Leukopenia
Trombositopenia
Agranulositosis
Anemia Aplastik
Perdarahan
Risiko infeksi
Ekimosis, petechie
Epistaksis
Perdarahan saluran cerna
Hematuria
Apabila pajanan terhadap agen penyebab berlangsung lama maka akan terjadi
supresi pada sumsum tulang. Apabila pajanan ini dilanjutkan setelah tanda hipoplasia
muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana terjadi
kegagalan sempurna dan ireversibel. Disinilah pentingnya pemeriksaan angka darah
sesering mungkin pada pasien yang mendapat pengobatan atau terpajan secara teratur
pada bahan kimia yang dapat menyebabkan anemia aplastik. Karena terjadi
penurunan jumlah sel dalam sumsum tulang, aspirasi sumsum tulang sering hanya
menghasilkan beberapa tetes darah. Maka perlu dilakukan biopsy untuk menentukan
beratnya penurunan elemen sumsum normal dan pergantian oleh lemak. Abnormalitas
mungkin terjadi pada :
1. Defek sel induk hematopoetik (sel stem, prekusor granulosit, eritrosit dan
trombosit)
2. Defek lingkungan mikro sumsum tulang
Microenvironment :
Kelainan microenvironmet memegang peranan terjadinya anemia aplastik.
Akibat radiasi, pemakaian kemoterapi yang lama atau dosis tinggi, dapat
menyebabkan microarchitecture mengalami sembab yang fibrinus dan
infiltrasi sel. Faktor humoral misalnya eritropoitin, ternyata tidak
mengalami penurunan.
3. Proses imunologi
Cell Inhibitors :
Anemia Aplastik
Pada beberapa penderita anemia aplastik, dapat dibuktikan adanya Tlimfosit yang menghambat pertumbuhan sel-sel sumsum tulang pada
biakan. limfosit T pasien anemia aplastik menghasilkan interferon , TNF,
IL 2 secara berlebihan. factor-faktor inilah yang kemudian berperan dalam
destruksi sel CD34 dan sel induk progenitor.
Kurang lebih 70% penderita anemia aplastik mempunyai penyebab yang tidak jelas,
dinamakan idiopatik. Defek sel induk yang didapat (acquired) diduga disebabkan oleh
obat-obat: busulfan, kloramfenikol, asetaminofen, klorpromazina, benzenebenzol,
metildopa, penisilin, streptomisin, sulfonamid dan lain-lain.
2.5.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Dari anamnesis bisa kita dapatkan keluhan pasien mengenai gejalagejala seputar anemia seperti lemah, letih, lesu, pucat, pusing, penglihatan
terganggu, nafsu makan menurun, sesak nafas serta jantung yang berdebar.
Trombositopenia menyebabkan mudah memar dan adanya riwayat terjadinya
perdarahan pada gusi, hidung, dan dibawah kulit. Neutropenia meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi. Bisa menanyakan apakah anggota keluarga lain
mengeluhkan gejala seperti ini atau apakah gejala ini sudah terlihat sejak
masih kecil atau tidak? Dimana nantinya akan dapat mengetahui penyebab
dari anemia aplastik ini sendiri. Apakah karena bawaan (kongenital) atau
karena didapat.
Anemia Aplastik
Jenis keluhan
Perdarahan
%
83
Badan lemah
30
Pusing
69
Jantung berdebar
36
Demam
33
29
Pucat
26
Sesak nafas
23
Penglihatan kabur
19
Telinga berdengung
13
Tabel 2. Manifestasi klinis
Pemeriksaan Fisik
Tanda yang banyak ditemukan dari pemeriksaan fisik :
Jenis pemeriksaan fisik
Pucat
Persentase (%)
100
Pendarahan
63
Kulit
34
Gusi
26
Retina
20
Hidung
Saluran cerna
6
3
Vagina
16
Demam
Anemia Aplastik
Anemia Aplastik
10
Anemia Aplastik
11
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Nuclear Magnetic Resonance Imaging
Pemeriksaan ini merupakan cara terbaik untuk mendeteksi luasnys
perlemakan karena dapat membuat permukaan tegas antara daerah tulang
berlemak dan tulang berselular.
Radionuclide Bone Marrow Imaging (Bone Marrow Scanning)
Luasnya kelainan sumsum tulang dapat ditentukan oleh scanning
tubuh setelah disuntik dengan dengan koloid radiasi technectium sulfur yang
akan terikat pada transferin. Dengan bantuan secara sumsum tulang dengan
ditentukan daerah hemopoeisis aktif untuk memperoleh sel-sel guna
pemeriksaan sitogenetik atau kultur sel-sel induk.
Pemeriksaan X-ray
Anemia Aplastik
12
Anemia Aplastik
13
2.
Anemia aplastik berat dimana selulitas sumsum tulang < 25%, sitopenia
sedikitnya dua dari tiga seri sel darah yaitu hitung neutrofilnya <500/L,
3.
2.7. PENATALAKSANAAN
Terapi Utama
a. Imunosupresi
Obat-obatan yang termasuk terapi imunosupresif adalah antithymocyte
globulin (ATG) atau antilymphocyte globulin (ALG) dan siklosporin A (CSA).
ATG atau ALG diindikasikan pada :
1)
2)
3)
Anemia aplastik berat, yang berumur lebih dari 20 tahun dan pada
saat pengobatan tidak terdapat infeksi atau pendarahan atau dengan
granulosit lebihdari 200/mm.
Anemia Aplastik
14
Mekanisme kerja ATG atau ALG belum diketahui dengan pasti dan
mungkin melalui koreksi terhadap destruksi T-cell immunomediated pada sel
asal dan stimulasi langsung atau tidak langsung terhadap hemopoiesis.
Karena merupakan produk biologis, pada terapi ATG dapat terjadi
reaksialergi ringan sampai berat sehingga selalu diberikan bersama-sama
dengankortikosteroid. Siklosporin juga diberikan dan proses bekerjanya
dengan menghambat aktivasi dan proliferasi prekursor limfosit sitotoksik.
Pemberian dosis tinggi siklofosfamid sering disarankan untuk imunosupresif
yang mencegah relaps. Namun, hal ini belum dikonfirmasi. Sampai kini,
studi-studi dengan siklofosfamid memberikan lama respon lebih dari 1
tahun. Sebaliknya, 75% respon terhadap ATG dalam 3 bulan pertama dan
relaps dapat terjadi dalam 1 tahun setelah terapi ATG.
Terapi ATG :
ATGam 20 mg/kg perhari untuk 4 hari, umumnya selama 6 bulan.
Obat-obat yang diberikan serentak dengan ATG :
Metilprednisolon 5 mg/kgBB/hari peroral selama seminggu pertama
pemberian
ATG.dan
kemudian
bila
tidak
terjadi
serum
Anemia Aplastik
15
Terapi suportif
Terapi suportif diberikan sesuai gejala yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) anemia, (2) neutropenia, dan (3) trombositopenia.
2.8. KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
2.9. PROGNOSIS
Riwayat alamiah penderita anemia aplastik dapat berupa:
1. Berakhir dengan remisi sempurna. Hal ini jarang terjadi kecuali jika
dikarenakan faktor iatrogenik akibat kemoterapi atau radiasi. Remisi
sempurna biasanya terjadi segera.
2. Meninggal dalam 1 tahun. Hal ini terjadi pada sebagian besar kasus.
3. Dapat bertahan hidup selama 20 tahun atau lebih. Kondisi penderita
anemia aplastik dapat membaik dan bertahan hidup lama, namun masih
ditemukan pada kebanyakan kasus mengalami remisi tidak sempurna.
Anemia Aplastik
16
Anemia Aplastik
17
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia
pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum tulang . anemia aplastik
dapat terjadi karena faktor bawaan (herediter) atau didapat (aquired).
Gejala gejala klinik yang tampak pada seorang pasien anemia
aplastik merupakan tanda-tanda anemia seperi pucat, lemas, berdebar-debar.
tanda trombositopenia seperti manifestas perdarahan dan tanda-tanda
neutropenia demam, nyeri kepala, infeksi.
Penegakan diagnosis anemia aplastik dibuat berdasarkan gejala klinis
berupa panas, pucat, perdarahan, tanpa adanya organomegali (hepato
splenomegali), adanya gambaran darah tepi yang menunjukkan pansitopenia
dan limfositosis relatif. Diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan biopsi
sumsum tulang yaitu gambaran sel sangat kurang, banyak jaringan penyokong
dan
jaringan
lemak;
aplasia
sistem
eritropoitik,granulopoitik
dan
trombopoitik.
Pemberian terapi secara suportif pada pasien anemia aplastik berupa
pengobatan infeksi, pemberian transfusi darah, tindakan imunosupresit dan
terakhir ransplantasi sumsum tulang dengan HLA yang cocok. Prognosis
pasien anemia aplastik berat adalah dubia ad malam, sedangkan anemia
aplastik ringan- sedang prognosisnya lebih baik.
Anemia Aplastik
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sudoyo, Aru W. dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
2.
InternaPublishing: Jakarta
Thaha, dkk. Diagnosis, Diagnosis Differensial dan Penatalaksanaan
Immunosupresif dan Terapi Sumsum Tulang pada Pasien Anemia Aplastik.
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RS. Sanglah Denpasar: Denpasar.
Available
from
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/7897/5980. Diakses 23
3.
Juli 2014.
Sari Ayu Dwi Ratna, 2014, Anemia Aplastik, Fakultas Kedokteran
Universitas
Mulawarman
Kalimantan
Timur.
Available
from
2014.
Marsh, Judith C. W. .2009. Guidelines for the diagnosis and management of
aplastic Anaemia.
http://www.bcshguidelines.
5.
6.
7.
Jakarta
Corwin, Elisabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku. EGC: 2009
Anemia Aplastik
19