Anda di halaman 1dari 6

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Judul di atas segera kita kenali sebagai sila terakhir dari


P a n c a s i l a . J i k a k e l i m a s i l a s a l i n g berhubungan satu sama lain, dan
pola hubungan itu adalah bahwa sila yang sebelumnya mendasari
sila berikutnya, maka konsekuensi paling konkret dari Pancasila tak lain adalah
mewujudkan keadilan sosial.Bukan berarti seakan-akan sila kelima paling penting,
melainkan bahwa sila Keadilan sosial merupakan perwujudan paling konkret dari
prinsip-prinsip Pancasila
1
. Begitu misalnya tidak masuk akal kalau suatu bangsa mengaku ber-Tuhan dan
mengakui keluhuran martabat manusia tetapi membiarkan rakyatnya menderita
kemiskinan.Tulisan ini pertama-tama akan menguraikan bagaimana itu keadilan
sosial harus dimengerti dan bagaimana mengusahakannya, serta bagaimana
sebetulnya keadilan sosial itu sangat erat berkaitan dengansila-sila sebelumnya,
terutama sila kedua dan keempat. Selanjutnya akan diuraikan bagaimana
keadilansosial itu secara paling tajam bersentuhan dengan aspek ekonomi.
Beberapa catatan akhir akan disaj ikansebagai kesimpulan.
Keadilan sosial
:
struktur, demokrasi, dan HAM
Keadilan (bersama dengan kebaikan dan hormat terhadap diri sendiri) pada
dasarnya merupakansalah satu prinsip moral dasar, yang pada hakikatnya
berarti memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
2
Jadi kalau seorang bapak mau berlaku adil kepada anak-anaknya, dia harus,
misalnya,memberikan perlakuan yang tidak mengistimewakan salah satu
anaknya. Kalau toh si bapak tampak memperlakukan salah satu anaknya secara
istimewa, itu harus ada alasannya; misalnya, karena anak yangsatu sudah lebih
dewasa, sehingga punya kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan
anak yanglebih kecil, maka anak yang lebih dewasa itu diberi uang saku lebih banyak.
Keadilan semacam ini disebut
1
Yudi Latif,
Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila
(Jakarta: Gramedia, 2011), hlm. 606.
2
Franz Magnis-Suseno,
Etika Dasar: Masalah-masalah pokok filsafat moral
(Yogyakarta: Kanisius, 1987), hlm. 130-132.
1
keadilan individual,
ya i t u k e a d i l a n ya n g p e l a k s a n a a n n ya t e r g a n t u n g d a r i k e h e n d a k b a i k
a t a u b u r u k masing-masing individu

3
.Tetapi keadilan sosial bukan semata-mata masalah keadilan individual.
Artinya, keadilan sosial b u k a n h a n ya m a s a l a h k e h e n d a k b a i k d a r i
m a s i n g - m a s i n g i n d i v i d u , s e a k a n - a k a n k a l a u s e m u a o r a n g Indonesia ini
mau berkehendak baik dan bertindak dengan adil,
sepi ing pamrih rame ing gawe,
lantasdunia ini akan beres dan keadilan sosial akan tercapai dengan sendirinya.
Sampai batas tertentu itu ada benarnya juga, tetapi keadilan sosial tidaklah
sesederhana itu. Untuk memahami apa dan bagaimana itu keadilan sosial, baiklah
kita menyimak satu contoh berikut.S a y a p e r n a h b e k e r j a s e l a m a s a t u s e t e n g a h
b u l a n s e b a g a i b u r u h b a n g u n a n d i s u a t u d a e r a h d i S u r a b a ya . U p a h s a y a
waktu itu Rp 20.000 per hari. Say a bekerja bersama teman- teman
ya n g l a i n , t e r m a s u k m e r e k a y a n g s u d a h b e r k e l u a r g a , d a n m e r e k a
y a n g s u d a h b e r k e l u a r g a i n i t e r n y a t a j u g a mendapatkan upah yang sama:
Rp 20.000 per hari, atau Rp 600.000 per bulan. Segera saja saya merasa initidak adil.
Bagaimana mungkin saya yang belum berkeluarga diberi upah sama dengan mereka yang
sudah berkeluarga? Bagaimana mungkin mereka yang sudah berkeluarga bisa memenuhi
kebutuhan-kebutuhandasarnya hanya dengan Rp 600.000 per bulan di zaman ini, di tahun
2008 (waktu itu)? Seiring berjalannyaw a k t u , s a ya s e m a k i n m e n g e n a l m a n d o r
s a ya w a k t u i t u , d a n p a d a s u a t u k e s e m p a t a n , b e l i a u b e r c e r i t a bahwa
sebetulnya dia juga sadar bahwa upah yang dia berikan selama ini tidak adil.
Jadi sebetulnya diasangat ingin menaikkan upah buruh-buruhnya, tetapi itu tidak
mungkin dilakukannya. Mengapa? Karenakalau upah buruh-buruhnya dinaikkan,
maka dia sendiri yang akan rugi; uang yang diterimanya dari si pemilik proyek
akan lebih sedikit daripada uang yang dikeluarkannya untuk membiayai
pembangunanrumah besar dan mewah itu (termasuk untuk membayar buruhburuhnya).Itulah untuk pertama kalinya saya sedikit tahu tentang keadilan
sosial, meskipun waktu itu sama sekali tidak terpikirkan di benak saya bahwa ini
adalah masalah keadilan sosial. Saya menjadi tahu bahwa
3
Franz Magnis-Suseno,
Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern
(Jakarta: Gramedia, 1987), hlm. 331.
2
kalau si mandor itu memberi upah secara tidak adil, itu bukan
k a r e n a d i a k e j a m , t i d a k m a u t a h u penderitaan buruh-buruhnya, hanya
mencari untungnya sendiri, dan semacamnya, melainkan karena s e a n d a i n ya
s a j a d i a m e m b e r i u p a h ya n g a d i l , m a k a d i a s e n d i r i l a h ya n g a k a n r u g i
d a n b a n g k r u t . J a d i p e m b e r i a n u p a h ya n g t i d a k a d i l i t u t e r j a d i b u k a n
k a r e n a k e k e j a m a n a t a u k e s e r a k a h a n s i m a n d o r , melainkan karena struktur
industri bangunan, atau juga bahkan sistem ekonomi secara keselur uhan
yangtidak mengizinkan terlaksananya keadilan.Persis itulah yang dimaksud dengan
keadilan sosial,
yaitu keadilan yang pelaksanaannya tergantungdari struktur proses-proses ekonomis,

politis, sosial, budaya, dan ideologis dalam masyarakat


4
. Pengertianini menyiratkan sesuatu yang penting, yaitu bahwa kita jangan,
misalnya, dengan naif dan tergesa-gesa m e n ya l a h k a n p e m b e r i - p e m b e r i
u p a h k a r e n a m e m b e r i u p a h ya n g t e r l a l u s e d i k i t . P e n g e r t i a n
t e n t a n g keadilan sosial membantu kita melihat permasalahannya secara lebih
menyeluruh dan lebih jelas, sehinggakita sendiri bisa membuat penilaian yang bijaksana
dan tidak
ngawur.
Kita sudah melihat apa dan bagaimana itu keadilan sosial. Tentu langkah selanjutnya yang
pentingsetelah mengerti apa itu keadilan sosial adalah bagaim ana
mengusahakannya, atau dengan kata lain, sebetulnya apa arti atau konsekuensinya
kalau bangsa Indonesia mau mengusahakan keadilan sosial bagiseluruh rakyat
Indonesia sebagaimana tercantum dalam sila kelima. Karena pelaksanaan
keadilan sosialitu tergantung pada struktur-struktur ekonomis, politis, sosial, budaya,
dan ideologis, maka mengusahakankeadilan sosial jelas pertama-tama adalah
membongkar struktur-struktur
di atas yang menyebabkansegolongan orang tidak dapat memperoleh apa yang
menjadi hak mereka atau tidak mendapat bagian yangwajar dari harta kekayaan dan
hasil pekerjaan masyarakat sebagai keseluruhan
5
. Keadilan sosial secarahakiki adalah keadilan struktural, maka
mengusahakannya juga selalu berarti mengurangi kemungkinan b e k e r j a n ya
s t r u k t u r - s t r u k t u r ya n g m e n ye b a b k a n k e t i d a k a d i l a n . B e t a p a p u n r a k ya t
berusaha, bekerja
4
Magnis,
Etika Politik,
332.
5
Magnis,
Etika Politik,
332-333.
3
dengan rajin dan keras, kalau struktur ekonomis, politis,
s o s i a l , b u d a y a , d a n i d e o l o g i s i t u t i d a k mendukung, tetap saja
ketidakadilan akan terjadi, dan kemiskinan juga sudah barang tentu.Jadi sebagian besar
usaha keadilan sosial memang hanya dapat dibuat oleh negara. Kebijaksanaankebijaksanaan yang diambil negara mempunyai dampak paling besar terhadap
perkembangan struktur-struktur yang relevan bagi proses-proses politik,
ekonomis, sosial, budaya, dan ideologis. Negara wajib untuk selalu mengusahakan
keadilan, itu jelas.
6
Kesalahan paling fundamental negara adalah kalau negaraitu secara sengaja dan

terang-terangan mengambil kebijakan-kebijakan yang memungkinkan strukturstruktur yang menyebabkan ketidakadi lan bekerja. Keadilan sosial adalah
pertama-tama soal negara dan bukan soal rakyat, karena negara punya wewenang
menentukan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhistruktur-struktur, sementara
rakyat, walaupun bisa usul atau protes, tetap saja tidak punya
wewenangmengambil kebijakan, dan karenanya selalu saja berada di bawah
pengaruh struktur-struktur itu. Jadikalau negara Indonesia mau mengusahakan
keadilan sosial, pertama-tama dia harus membongkar struktur-struktur yang menyebabkan
ketidakadilan, dan itu pertama-tama adalah tugas negara.Tetapi pada saat yang sama
mengharapkan keadilan sosial hanya dari negara adalah naif sekaligus juga
feodal dan paternalistik. Mengharapkan keadilan sosial hanya dari negara itu
naif, bukan karenaseakan-akan orang-perorangan yang menduduki tempat-tempat yang
berkuasa niscaya bersikap acuh tak acuh terhadap nasib orang kecil (walaupun
sering memang demikian), melainkan karena membongkar ketidakadilan sosial
atau ketidakadilan struktural dengan sendirinya bertentangan dengan
kepentingan-k e p e n t i n g a n g o l o n g a n ya n g b e r k u a s a , d a n k a r e n a n ya
m a k s u d b a i k i t u d e n g a n s e n d i r i n ya p a s t i k a l a h t e r h a d a p k e p e n t i n g a n k e p e n t i n g a n g o l o n g a n - g o l o n g a n ya n g m e r e k a w a k i l i u n t u k
m e m p e r t a h a n k a n kedudukan yang menguntungkan itu
7
. Oleh karena itu jelas bahwa keadilan sosial, selain harus diusahakanoleh negara, juga
harus secara nyata
diusahakan sendiri oleh mereka yang tertimpa ketidakadilan
; b u k a n d a l a m a r t i M a r x ya i t u r e v o l u s i k e l a s b a w a h k a r e n a
g a m b a r a n i n i h a n ya a k a n m e n g h a s i l k a n
6
Magnis,
Etika Politik,
334.
7
Magnis,
Etika Politik,
334.
4
struktur-struktur ketidakadilan yang baru lagi melainkan supaya mereka yang menderita
ketidakadilan pun dapat menyuarakan harapan dan cita-cita mereka, supaya
suara mereka terdengar dan itu berarti m e r e k a j u g a a m b i l b a g i a n d a l a m
kehidupan berpolitik. Oleh karena itu, jelas bahwa keadilan
s o s i a l mengandaikan demokrasi
8
; dan dalam arti itulah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(silakelima) bersandar pada Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (sila keempat).
Tidak ada keadilan sosial tanpa demokrasi,

karena hanya dalam sistem politik demokrasilah mereka yang terkena


ketidakadilan mungkin menyuarakan harapan dan cita-cita mereka. Jadi kalau
Indonesia mau berkeadilan sosial, dia juga harus demokratis.Selain itu, mengharapkan
keadilan sosial hanya dari negara juga dengan sendirinya bersifat feodal- paternalistik.
Persis di sinilah letak kesalahan hakiki Soekarno yang menolak
dimasukkannya hak-hak asasi manusia demokratis ke dalam undang-undang
dasar dengan mengatakan Kita ingin kedaulatan sosial dan bukan kedaulatan
individual, dan Apakah hak-hak asasi manusia dapat mengisi perut rakyatyang
lapar?Pengertian keadilan sosial semacam ini masih menyisakan ketergantungan rakyat
kepada kaum elit,sehingga secara hakiki memang harus disebut feodal-paternalistik.
Apakah perut rakyat terisi atau tidak ituseharusnya bisa diusahakan oleh rakyat sendiri,
sejauh struktur-struktur ekonomis, politis, sosial, budaya,dan ideologis menjamin, dan
bukan tergantung pada kehendak baik kaum elit. Oleh karena itu,
harusdikatakan bahwa keadilan sosial juga mengandaikan hak-hak asasi manusia. Maka
jelas bahwa
tidak adakeadilan sosial tanpa hak-hak asasi manusia.
Dalam arti inilah Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia (sila kelima)
bersandar pada Kemanusiaan yang adil dan beradab (sila kedua). Jadi
kalauIndonesia mau berkeadilan sosial, selain membongkar struktur dan demokratis, dia
juga harus mengakuidan menghargai hak-hak asasi manusia.
8
Magnis,
Etika Politik,
335-336.
5
Sebagai rangkuman dapat kita simpulkan bahwa ada tiga unsur hakiki dalam
keadilan sosial. Yang pertama adalah
struktur
proses-proses ekonomis, politis, sosial, budaya, dan ideologis dalam masyarakat.Tetapi
pada saat yang sama terjaminnya struktur proses-proses itu juga harus ditopang oleh,
unsur keduayaitu,
demokrasi
, dan, unsur ketiga yaitu,
hak-hak asasi manusia.
Tanpa tiga unsur hakiki itu, keadilansosial hanya akan tinggal suara tanpa wujud.
Keadilan sosial sebagai demokrasi ekonomi
Uraian di atas banyak memberi bantuan untuk memahami apa itu keadilan
sosial dan bagaimanamengusahakannya. Tetapi pada saat yang sama ada juga kesan
bahwa ternyata keadilan sosial menyangkut b a n ya k s e k a l i b i d a n g k e h i d u p a n .
T ig a u n s u r h a k i k i k e a d i l a n s o s i a l ya n g s a ya u r a i k a n d i a t a s
s e c a r a bersamaan menyentuh aspek struktural, politik, dan hak-hak asasi manusia, dan
itu sangatlah luas. Makatema keadilan sosial yang menyangkut banyak sekali bidang
kehidupan itu tampaknya perlu diperas lagi,karena kita memang harus bertindak secara
konkret, dan tanpa yang partikular, yang universal hanya akantinggal ide.Jadi pertanyaan

selanjutnya yang mendesak untuk dijawab adalah, keadilan sosial itu secara palingtajam
bersentuhan dengan aspek apa? Kiranya tidak terlalu sulit untuk menjawab
pertanyaan ini. Kalausila pertama tentang ketuhanan, kedua kemanusiaan,
ketiga persatuan, dan keempat demokrasi (dan ituartinya juga politik), maka
tinggal satu yang belum tersentuh, yaitu ekonomi, dan memang aspek
itulahyang tampaknya secara paling tajam bersentuhan dengan keadilan sosial. Keadilan
sosial memiliki kaitankhusus dengan bidang ekonomi, meskipun bukan satu-satunya
9
. Maka tepatlah kalau Bung Karno seringmengutip ucapan seorang teoretikus
Marxis Austria, Fritz Adler, dalam bahasa Belanda,
M e n k a n d e honger van een bedelaar niet stillen door hem een grondwet in
de hand te stoppen,
(Orang tidak bisa
9
Alex Lanur, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat?,
Basis
XXX 1 (1980): 465.
6
langkan rasa laparnya seorang pengemis dengan hanya member ikan padanya
Undang-undang
tang demokrasi ekonomi ini. Cukuplah kalau kita ketahui saj a bahwa
d e m o k r a s i e k o n o m i s u d a h ndaki penjelmaan Negara Republik Indonesia
sebagai negara-pengurus
tentang Pengesahan Piagam ASEAN, dan 4) UU no. 20 /
a menekankan pentingnya peran negara dalam menyelenggarakan barang dan
jasai n s i p k a p i t a l i s m e d a n p r i v a t i s a s i , ya n g s e b e t u l n y a m e r u p a k a n c i r i
utama neo-liberalisme, tel ah
k rakyat, karena kekuatan ekonomi rakyat akan dengan sendi rinya kalah
dariu k u n g s e c a r a s t r u k t u r a l o l e h u n d a n g - u n d a n g . B e g i t u m i s a l n ya
orang lebih memili h belanja di
n untuk berbelanja. Jadila itu adalah prinsip gotong-royong atau juga biasa
dikenal dengan kooperasi. Jadi
g a n o r a n g s e o r a n g ya n g b e r k u a s a d a n r a k ya t l a h ya n g a k a n t e r t i n d a s .
O l e h k a r e n a i t u , h a n ya r u s a h a a n ya n g t i d a k m e n g u a s a i h a j a t h i d u p
orang banyak boleh di tangan seorang. Jadi dalam
o m i k o o p e r a s i . D a l a m h a l i n i n e g a r a m e m a i n k a n p e r a n ya n g s a n g a t
p e n t i n g , ya i t u m e m b u a t
scribd. scribd. scribd. scribd.

Anda mungkin juga menyukai