PALATOSKIZIZ
MAKALAH
Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Keperawatan
ANAK
DI SUSUN OLEH:
M.ALI FAUZI
2013.03.018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena melalui rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan Gerontik pada Pasien
dengan PALATOSKIZIZ yang dibuat sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
segala pihak oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ethyca Sari Laua
S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada staf dan karyawan di Akademi
Keperawatan William Booth Surabaya. Para staf perpustakaan yang secara tidak langsung
telah membantu kami dalam penyediaan sarana yang kami butuhkan.
Akhirnya, kami mengharapkan kritik dan saran pada makalah ini. Hal itu tentunya
sangat berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat.
Penyusun
Daftar Isi
Halaman judul............................................................................................
Kata pengantar...........................................................................................
Daftar isi....................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
1.1
Latar belakang...............................................................................
1.2
Rumusan masalah..........................................................................
1.3
Tujuan............................................................................................
10
11
22
33
35
37
3.5 Evaluasi....
38
Bab 4 Penutup
4.1 Kesimpulan..
40
Daftar pustaka................................................................................................
41
BAB 1
A. Defenisi
Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2
sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003).
B. Etiologi
1. Faktor herediter
2. Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum diketahui
3. Akibat gagalnya prosessus maksilaris dan prosessus medialis menyatu
4. Dapat dikaitkan abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen (agen/faktor yang
menimbulkan cacat pada embrio).
5. Beberapa obat (korison, anti konsulfan, klorsiklizin).
6. Mutasi genetic atau teratogen.
C. Patofisiologi
1. Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase
embrio pada trimester I.
2. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan maksilaris
untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu.
3. Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan
penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
4. penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.
D. Manifestasi klinis
1. Deformitas pada bibir
2. Kesukaran dalam menghisap/makan
3. Kelainan susunan archumdentis.
4. Distersi nasal sehingga bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
5. Gangguan komunikasi verbal
6. Regurgitasi makanan.
7. Pada Labio skisis
a. Distorsi pada hidung
b. Tampak sebagian atau keduanya
c. Adanya celah pada bibir
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan prabedan rutin (misalnya hitung darah lengkap
2. Pemeriksaan Diagnosis
a. Foto Rontgen
b. Pemeriksaan fisik
c. MRI untuk evaluasi abnormal
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan bibir sumbing adalah tindakan bedah efektif yang
melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya. Adanya kemajuan teknik
bedah, orbodantis,dokter anak, dokter THT, serta hasil akhir tindakan koreksi kosmetik dan
fungsional menjadi lebih baik. Tergantung dari berat ringan yang ada, maka tindakan bedah
ASUHAN KEPAERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiotalatos kisis dari keluarga, berat/panjang bayi
saat lahir, pola pertumbuhan, pertambahan/penurunan berat badan, riwayat otitis media dan
infeksi saluran pernafasan atas.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasi karakteristik sumbing.
b. Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi
c. Kaji kemampuan hisap, menelan, bernafas.
d. Kaji tanda-tanda infeksi
e. Palpasi dengan menggunakan jari
f. Kaji tingkat nyeri pada bayi
3. Pengkajia Keluarga
a. Observasi infeksi bayi dan keluarga
b. Kaji harga diri / mekanisme kuping dari anak/orangtua
c. Kaji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
d. Kaji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengatur perawatan di
rumah.
e. Kaji tingkat pengetahuan keluarga.
B. Diagnosa keperawatan
1. Kuping Keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis perkembangan
/keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaan.
2. Resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh bagian atas.
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakseimbangan.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menaikkan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
5. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
C. Intervensi
1. DX.1 : Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain dan krisis
perkembangan / keadaan dari orang lain terdekat mungkin muncul ke permukaan.
NOC.: Family kuping
KH :
a. Mengatur masalah
b. Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas
c. Menggunakan startegi pengurangan stress
c. Tawarkan makanan / cairan yang dapat dibentuk menjadi bolu sebelum ditelan.
d. Sarankan untuk berkonsultasi ke Patologi
e. Posisikan 900 atau lebih jika memungkinkan.
f. Cek NGT sebelum memberi makan
3. DX. III : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak seimbangan
NOC :
a. Menggunakan pesan tertulis
b. Menggunakan bahasa percakapan vokal
c. Menggunakan percakapan yang jelas
d. Menggunakan gambar/lukisan
e. Menggunakan bahasa non verbal
Indikator skala :
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC : Perbaikan Komunikasi
a. Membantu keluarga dalam memahami pembicaraan pasien
b. Berbicara kepada pasien dengan lambat dan dengan suara yang jelas.
c. Menggunakan kata dan kalimat yang singkat
d. Mendengarkan pasien dengan baik
e. Memberikan reinforcement/pujian positif pada keluarga
f. Anjurkan pasien mengulangi pembicaraannya jika belum jelas
4. DX. IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menaikkan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
NOC : Status Nutrisi
KH :
a. Stamina
b. Tenaga
c. Penyembuhan jaringan
a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meiputi : Lokasi, karkteristik, durasi, frekwensi,
kualitas dan intensitas nyeri.
b. Observasi isarat-isarat non verbal dari ketidaknyamanan
c. Gunakan komunikasi teraupeutik agar pasien dapat nyaman mengekspresikan nyeri.berikan
dukungan kepada pasien dan keluarga.
6. DX. VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
NOC : Risk Control
KH :
a. Monitor gejala kemunduran penglihatan
b. Hindari tauma mata
c. Hindarkan gejal penyakit mata
d. Gunakan alat melindungi mata
e. Gunakan resep obat mata yang benar
Indikator skala :
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC : Identifikasi Resiko
a. Identifikasi pasien dengan kebutuhan perawatan rencana berkelanjutan
b. Menentukan sumber yang finansial
c. Identifikasi sumber agen penyakit untuk mengurangi faktor resiko
d. Menentukan pelaksanaan dengan treatment medis dan perawatan.
D. Evaluasi
1. Diagnosa I : Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis
perkembangan keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaan.
Mengatur masalah
Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas
Menggunakan startegi pengurangan stress
Membuat jadwal untuk rutinitas dan kegiatan keluarga
2. Diagnosa II : Resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh
bagian atas.
Monitor lingkungan faktor resiko
Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif
Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko
Monitor perubahan status kesehatan
3. Diagnosa III : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakseimbangan.
Menggunakan pesan tertulis
Menggunakan bahasa percakapan vokal
Menggunakan percakapan yang jelas
Menggunakan gambar/lukisan
Menggunakan bahasa non verbal
4. Diagnosa IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan menaikkan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
Stamina
Tenaga
Penyembuhan jaringan
Daya tahan tubuh
Pertumbuhan (untuk anak)
5. Diagnosa V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri.
Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dan tanda nyeri.
TTV dalam batas normal
6. Diagnosa VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif.
Monitor gejala kemunduran penglihatan
Hindari tauma mata
Hindarkan gejal penyakit mata
Gunakan alat melindungi mata
Gunakan resep obat mata yang benar.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
TD : 160/90 mmHg
Suhu : 37 C
RR : 18x/ menit
HR : 90x/ menit
BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TB : 160 cm
SYMTOMP
DS
Klien
mengatakanmerasa
lemas
Klien mengatakan
sering
DO
BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TD : 160/90 mmHg
TB : 160 cm
ETIOLOGI
PROBLEM
Ketidakseimbanga
n
nutrisi
dari
Faktor Biologis
kurang
kebutuhan
tubuh
kencil,
makan
terus
2
integritas jaringan
: 450/dl
ulkus
Diagnisis Medis :
diabetikum
kaki
yang
perna
sembuh
bahkan
lukanya
sangat
dalam
sampai
kelihatan
Faktor Mekanik
bentuk tulangnya.
C. PRIORITAS DIAGNOSA
1.
DO :
2.
BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TD : 160/90 mmHg
TB : 160 cm
Kerusakan integritas jaringan b/d dengan faktor mekanik: ( terjadinya neuropati ekstremitas )
d/d
DS :
Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak perna sembuh bahkan lukanya sangat dalam
sampai kelihatan bentuk tulangnya.
DO :
D. INTERVENSI / PERENCANAAN
Tgl
No
Dx
21- 12- 1
2012
NOC
NIC
RASIONAL
100402: pemasukan
makanan yang baik bagi
keadaan klien
Manajemen Nutrisi
kaji pola makan klien
Pengkajian pola
makan klien untuk
memntau
perkembangan
nutrisi klien
alergi
Untuk
memastikan tidak
adanya gangguan
pada peningkatan
pola nutrisi dan
makan klien
Untuk membantu
Kolaborasi dg ahli gizi
pasien
untuk
penyediaan
nutrisi terpilih sesuai mendapatkan
nutrisi
dengan
kebutuhan asupan
sesui
dengan
klien.
kebutuhan tubuh
Kaji adanya
makanan
Untuk
Anjurkan klien untuk
mempercepat
meningkatkan asupan
kesembuhan dan
nutrisinya
keseimbangan
nurtrisi
pada
pasien.
T.T.D
Ajarkan
pasien
bagaimana
memili
makanan yang sesui
dengan
kebutuhan
tubuh
Monitor Nutrisi
21-12-
2012
Penyembuhan
Luka
mengecil dalam ukuran
Dan adanya peningkatan
granulasi jaringan
Monitor
adanya
gangguan dalam proses
mastikasi/input
makanan
misalnya
perdarahan,
bengkak
dsb.
Wound care
Monitor karakteristik
luka:tentukan
ukuran
dan kedalaman luka,
dan klasifikasi pengaruh
ulcers
Catat karakteristik
cairan
secret
yang
keluar
Bersihkan dengan
cairan anti bakteri
Dressing dengan kasa
steril sesuai kebutuhan
Pertahankan tehnik
dressing steril
Hubungi
atau
kolaborasi
dengan
dokter dalam perawatan
Untuk mengetahui
apaka
ada
gangguan
atau
komplikasi yang
terjadi pada pasien
.
agar perawat
dapat mengetahui
karakteristik luka
dan
teknik
penngobatan
dapat mengetahui
cairan dan sekret
yang ada pada
luka
untuk
menghindari
infeksi pada luka
untuk membalut
luka
aga
mempercepat
proses
penyembuhan
untuk
mempercepat
proses
luka
Ajarkan pasien atau
anggota
keluarga
prosedur
perawatan
luka
penyembuhan
agar pasien atau
anggota
kelluaraga dapat
melakukan teknik
rawat luka mandiri
agar perawat
mengetahui
Bandingkan dan catat
perubahan yang
setiap
adanya terjadi pada luka
perubahan pada luka
agar luka tidak
Berikan
posisi semakin parah
terhindar dari tekanan
E. IMPLEMENTASI
Tgl
Jam
NO.
dx
Implementasi
21-des-
Managment nutrisi
mengkajikaji pola makan klien
2012
08.00
Respon
21-des2012
08.00
21
2012
10.00
t.t.
Klien
lemas
mengatakanmerasa
DO : BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TD : 160/90 mmHg
TB : 160 cm
Gula dara sementara / sewaktu :
450/dl
Ku : lemah
des
21 des
2012
10.45
21 des
21
des
2012
11.15
22
des
2012
08.00
Monitor Nutrisi
memonitor BB
memungkinkan.
setiap
hari
jika
des
2012
08.30
22 des
22
2012
09.00
21-
des
2012
09.00
21
des
2012
09.15
21
Wound care
memonitoro
karakteristik
luka:tentukan ukuran dan kedalaman
luka, dan klasifikasi pengaruh ulcers
DS : Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak
perna sembuh bahkan lukanya sangat dalam
sampai kelihatan bentuk tulangnya
DO :
Gula darah sementara : 450/dl
Diagnisis Medis : Diabetes Mellitus
TD : 160/90 mmHg
DS : Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak
perna sembuh bahkan lukanya sangat dalam
sampai kelihatan bentuk tulangnya
DO :
Gula darah sementara : 450/dl
Diagnisis Medis : Diabetes Mellitus
TD : 160/90 mmHg
des
2012
09. 22
21
des
2012
09.35
21
des
2012
DO : diagnnosa medis DM
09.35
22
des
2012
09.00
22
des
membandingkan dan catat setiap
adanya perubahan pada luka
2012
10.30
22
des
2012
11.00
22
des
Jam
Tanggal
No
dx
1
Evaluasi
t.t.d
S:
pasien tidak terlihat lemah lagi
berat badan pasien stabil dan tidak terjadi mal nutrisi
pasien mengatakan asupan nutrisi dan pola makan terjaga
O : - BB : 42 kg
gula darah turun dari450 menjadi 320/dl
A : BB stabil dan tidak terjadinya mal nutrisi pada klien
asupan makanan dan nutrisi pada pasien baik
Masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Betz, Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pedriatik. Jakarta ; EEC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Nelson. 1993. Ilmu Kesehatan Anak bagian 2. Jakarta; Fajar Interpratama.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EEC.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EEC.
http://mvzpry.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan.html
http://appinet.blogspot.com/2010/03/labioskisispalatoskisis.html