Anda di halaman 1dari 17

22

LAPORAN PENDAHULUAN
LABORATORIUM UNIT OPERASI
WETTED WALL ABSORPTION

DISUSUN OLEH
DWI OKTARINA
YOLANDA ROSSALIA
NADIA HILMIATI

(03031181320037)
(03031381320037)
(03031181320037)

YUNITA

(03031181320037)

BUDI SULISTYONO

(03031181320037)

ACHSIN M. AFANDI

(03031181320037)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

22

1.1.

Latar Belakang
Dalam industri kimia terjadi proses perpindahan massa. Proses

perpindahan massa terjadi berdasarkan pada perbedaan konsentrasi.

Proses

perpindahan masa yang sering terjadi antara lain absorbsi, adsorbsi, distilasi,
leaching, ekstraksi, dan lain-lain. Salah satu jenis operasi yang paling sering
digunakan adalah absorbsi dengan alat yang disebut absorber. Setiap absorber
selalu bergandengan dengan alat yang disebut stripper.
Absorbsi merupakan suatu proses penyerapan solut pada campuran gas
dengan mengontakkannya pada solven yang berupa cairan secara menyeluruh.
Peristiwa absorpsi adalah salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar
peranannya dalam proses industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan
kontak antara dua fasa.
Di dalam suatu kolom absorber, gas yang akan diserap dialirkan pada
bagian bottom kolom, sedangkan liquid atau pelarut dialirkan pada bagian top
kolom. Hal ini disebabkan karena gas lebih ringan dan mudah menyebar daripada
liquid, sehingga kontak antara liquid dan gas akan berlangsung dengan baik dan
juga mempengaruhi banyaknya gas yang diserap oleh pelarut atau liquid.
Secara umum absorpsi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
absorbsi fisika dan absobsi kimia. Pada absorpsi fisika, absorpsi disebabkan oleh
gaya Van der Waals yang ada pada permukaan absorbent. Panas absorpsi fisika
biasanya rendah dan lapisan yang terjadi pada permukaan absorbent biasanya
lebih dari satu molekul.
Contoh aplikasi absorbsi dalam industri adalah pengolahan awal gas
alam pada PT. PUSRI selaku pabrik untuk produksi pupuk yang berpusat di kota
Palembang. Gas alam yang berasal dari PT. PERTAMINA masih mengandung
gas CO2 yang sangat berbahaya pada tahap primary reformer karena itu CO2 harus
dihilangkan. Cara menghilangkannya adalah dengan mengasbsorbsi gas CO2 dari
gas alam dengan pelarut yang berupa larutan benfield. Aliran yang terjadi dapat
berupa aliran bersilangan ataupun berlawanan.
Jenis-jenis absorbsi adalah Packed Column, Watted Wall Tower, Spray
Tower, Bubble Tower, danPlate Tower.Liquid dengan lapisan film yang tipis
mengalir turun pada bagian dalam pipa vertikal dengan aliran gas co-current atau

22

countercurrent yang disebut dengan wetted wall tower. Seperti yang telah
digunakan pada studi teoritis perpindahan massa, karena permukaan interfacial
diantara fase dapat dikontrol dan mampu diukur. Di industri, alat ini digunakan
sebagai absorber hydrochloricacid, dimana absorbsi disertai oleh panas yang
sangat tinggi. Dalam keadaan ini wetted wall tower dikelilingi dengan aliran
cooling water. Mengingat pentingnya perananan absorbsi dan penggunaan wetted
wall sebagai salah satu jenis absorbsi dalam suatu industri. Maka calon engineer
diwajibkan untuk memahami prinsip kerja dari alat secara nyata.
1.2.

Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1)

Mengetahui prinsip dan cara kerja Wetted Wall Absorption Column

2)

Mengetahui cara menghitung koefisien perpindahan massa dalam cair (kL)

3)

Mengetahui aplikasi dari Wetted Wall Absorption Column.

1.3.

Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui dan

membandingkan pemakaian laju aliran udara dan air yang berbeda pada Watted
Wall Adsorbtion Column dan besarnya Koefisien Perpindahan Massa (KL),
Reynold Number (Re) dan Sherwood Number (Sh).
1.4.

Rumusan Masalah
Masalah yang akan terjawab melalui percobaan ini adalah:

1)

Bagaimanakah pengaruh laju aliran udara pada Watted Wall Adsorbtion


Column terhadap Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number (Re)

2)

dan Sherwood Number (Sh).


Bagaimanakah pengaruh laju aliran aur pada Watted Wall Adsorbtion
Columnterhadap Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number (Re)
dan Sherwood Number (Sh).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Absorber

22

Absorbsi merupakan operasi perpindahan massa yang melibatkan dua


fasa yaitu gas dan liquid. Absorbsi merupakan proses penyerapan absorbat
(solut)dari campurannya dengan absorban (solven). Peristiwa absorpsi adalah
salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar peranannya dalam proses
industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan kontak antara dua fasa.
Operasi ini dapat terjadi secara fisika maupun kimia.
Peralatan yang digunakan dalam operasi absorpsi mirip dengan yang
digunakan dalam operasi distilasi. Namun demikian terdapat beberapa perbedaan
menonjol pada kedua operasi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1)

Umpan pada absorpsi masuk dari bagian bawah kolom, sedangkan pada
distilasi umpan masuk dari bagian tengah kolom.

2) Pada absorpsi solven masuk dari bagian atas kolom di bawah titik didih,
sedangkan pada distilasi cairan solven masuk bersama-sama dari bagian
tengah kolom.
3)

Pada absorpsi difusi dari gas ke cairan bersifat irreversible, sedangkan pada
distilasi difusi yang terjadi adalah equimolar counter diffusion.

4)

Rasio laju alir cair terhadap gas pada absorpsi lebih besar dibandingkan pada
distilasi.
Pemilihan solven umumnya dilakukan sesuai dengan tujuan absorpsi,

antara lain:
a). Jika tujuan utama adalah untuk menghasilkan larutan yang spesifik, maka
solven ditentukan berdasarkan sifat dari produk.
b). Jika tujuan utama adalah untuk menghilangkan kandungan tertentu dari gas,
maka ada banyak pilihan yang mungkin. Misalnya air, dimana merupakan
solven yang paling murah dan sangat kuat untuk senyawa polar.
c). Kelarutan gas harus tinggi sehingga meningkatkan laju absorpsi dan
menurunka kuantitas solven yang diperlukan. Umumnya solven yang
memiliki sifat yang sama dengan bahan terlarut akan lebih mudah
dilarutkan..
d).

Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas yang
meninggalkan kolom absorpsi jenuh terhadap pelarut maka akan ada banyak
solven yang terbuang.

22

e). Solven yang korosif dapat merusak kolom.


f). Penggunaan solven yang mahal dan tidak mudah di-recovery akan
meningkatkan biaya operasi kolom.
g). Ketersediaan pelarut di dalam negeri akan sangat mempengaruhi stabilitas
harga pelarut dan biaya operasi secara keseluruhan.
h). Viskositas pelarut yang rendah amat disukai karena akan terjadi laju absorpsi
yang tinggi, meningkatkan karakter flooding dalam kolom, jatuh-tekan yang
kecil dan sifat perpindahan panas yang baik.
i).

Sebaiknya pelarut tidak memiliki sifat racun, mudah terbakar, stabil secara
kimiawi dan memiliki titik beku yang rendah.

2.2.

Absorber
Absorber adalah alat yang digunakan untuk menyerap sebagian energi

dari suatu pertikel. Absorber dapat dibuat dari berbagai macam material,
tergantung kebutuhan dan bahan bakunya. Sementara itu kolom absorpsi adalah
suatu

kolom

atau

tabung

tempat

terjadinya

proses

pengabsorbsi

(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut.


Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen
lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari
komponen tersebut.
Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi
pada semua reaksi kimia. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor
diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua
fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional
dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara.
Proses absorbsi di berbagai industri diikuti dengan reaksi kimia. Reaksi
yang terjadi di dalam komponen absorbsi dengan reagen dalam cairan absorben
adalah reaksi secara umum. Terkadang reagen dan produk dari reaksi keduanya
dapat larut seperti absorbsi pada karbondioksida dalam pelarut etanol atau pelarut
alkalin yang lain. Sebaliknya pembakaran gas yang terdiri dari sulfur dioksin
dapat dikontakkan dengan batu kapur untuk membentuk kalsium sulfat yang tidak

22

dapat larut. Gas absorpsi merupakan operasi di mana campuran gas dikontakkan
dengan cair yang bertujuan untuk melarutkan satu atau lebih komponen gas
sehingga terbentuk larutan gas dalam liquid. Sebagai contoh, gas dari produk coke
dicuci dengan water untuk melepaskan amonia kemudian dengan oil untuk
melepaskan benzen dan toluen. Pada operasi ini memerlukan perpindahan massa
substans dari aliran gas ke liquid.
2.2.1

Struktur dalam absorber


Berikut struktur dari Absorber:

1)

Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.

2)

Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh


sehingga mudah untuk diabsorbsi.

3)

Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam


reaktor.

Gambar 2.1. Alat adsorpsi secara skematis


(Sumber: Sumardi, 2012)

Keterangan :
(a) input gas
(b) gas keluaran
(c) pelarut
(d) hasil absorbsi
(e) disperser

22

(f) packed column

2.2.2

Prinsip Kerja Kolom Absorbsi

1)

Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya. Proses ini dapat berupa
absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.

2)

Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan ke


bawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa
yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa
difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air
yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi
pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang
dimasukkan tadi.

Gambar 2.2Prinsip kerja kolom absorpsi


(Sumber: Sumardi, 2012)

Keterangan :
(a) gas keluaran
(b) gas input
(c) pelarut
(d) gas output

22

2.3.

Tipe-tipeKolom Absorpsi
Dalam perhitungan ukuran kolomabsorpsi, satu faktor yang sangat

penting adalah nilai koefisien transfer atau tinggi unit transfer. Sementara itu
kecepatan aliran total gas dan cairan akan ditentukan oleh proses, hal ini
pentinuntuk menentukan aliran yang cocok per unit area yang melalui column.
Aliran gas dibatasi dengan tidak boleh melebihi kecepatan flooding, dan akan ada
hasil drop jika kecepatan cairan sangat rendah. Hal ini cocok untuk menguji
pengaruh kecepatan aliran gas dan cairan pada koefisien transfer, dan juga dalam
menyelidiki pengaruh variable, seperti: temperatur, tekanan, dan diffusitivitas.
Operasi perpindahan massa dilaksanakan di dalam tower yang di desain
untuk kotak dua phase peralatan ini diklasifikasi ke dalam 4 jenis utama yang
metodenya digunakan untuk menghasilkan kontak interfase.
1) Spray tower
Spray tower terdiri dari chamber-chamber besar dimana gas mengalir
dan masuk serta kontak dengan liquid di dalam spray nozzles.Spray nozzles
didesain untuk aliran liquid yang mempunyai pressure drop besar maupun kecil,
untuk aliran cair yang mempunyai laju alir yang kecil maka kontaknya harus
besar. Laju aliran yang mempunyai drop falls menentukan waktu kontak dan
sirkulasinya. Serta influensasi mass transfer antara dua fasa dan harus kontak
terus-menerus. Hambatan pada transfer yaitu pada phase gas dikurangi dengan
gerakan swirling dari falling liquid droplets.
Spray tower digunakan untuk transfer massa larutan gas yang tinggi dimana
dikontrol laju perpindahan massa secara normal pada fase gas. Untuk ketinggian
yang rendah, efisiensi ruang spray kira-kira mendekati packed tower, tetapi untuk
ketinggian yang melebihi 4 ft efisiensi spray tower turun dengan cepat. Sedangkan
kemungkinan berlakunya interfase aktif yang sangat besar dengan terjadinya
sedikit penurunan, pada prakteknya ditemukan ketidakmungkinan untuk
mencegah hubungan ini, dan selama permukaan interfase efektif berkurang
dengan ketinggian, dan spray tower tidak digunakan secara luas.
2) Bubble Tower
Pada bubble tower ini gas terdispersi menjadi fase cair didalam fine
bubble. Small gas bubble menentukan luas area. Kontak perpindahan massa
terjadi didalam bubble formation dan bubble rise up melalui cairan. Gerakan

22

gelembung mengurangi hambatan liquid-phase. Bubble tower digunakan dengan


sistem dimana pengontrolan laju dari perpindahan massa pada phase liquid yang
absorpsinya adalah relatif fase gas. Gambar ini menunjukkan panjang kontak dan
aliran phase mengalir didalam bubble tower.
Mekanisme dasar perpindahan massa terjadi didalam bubble tower dan
juga alirannya berlawanan didalam tank bubble batch dimana gas ini terdispensi
didalam bottom tank.

Gambar2.3Bubble Cap Tray pada Diameter Column yang Besar


(Sumber: http://www.google.co.id/imgres?client=opera&rls )

3) Packed Column
Keuntungan dari penggunaan packed column:
a)

Pressure drop aliran gas rendah.

b)

Dapat lebih ekonomis dalam operasi cairan korosif karena ditahan untuk

c)

packing keramik.
Biaya column dapat lebih murah dari phase column pada ukuran

d)

diameter yang sama.


Cairan Hold up kecil.

4)

Plate column
Penggunaan plate column lebih luas bila dibandingkan dengan packed

column secara special untuk destilasi. Keuntungan dari plate column adalah:

5)

a)

Menyiapkan kontak lebih positif antara dua phase liquid.

b)

Dapat menghandle cairan lebih besar tanpa terjadi floading.

c)

Lebih mudah dibersihkan.


Wetted-Wall Coloumn

22

Likuid dengan lapisan film yang tipis mengalir turun pada bagian dalam
pipa vertikal dengan aliran gas cocurrent atau countercurrent yang disebut dengan
wetted wall tower. Seperti yang telah digunakan pada studi teoritis perpindahan
massa, karena permukaan interfacial diantara fase dapat dikontrol dan mampu
diukur. Di industri, alat ini digunakan sebagai absorber hydrochloricacid, dimana
absorbsi disertai oleh panas yang sangat tinggi. Dalam keadaan ini wetted wall
tower dikelilingi dengan aliran cooling water. Multi tube alat yang digunakan
untuk distilasi dimana liquid film dihasilkan pada bagian atas oleh kondensasi
parsial dari kenaikan vapour. Penurunan tekanan gas dalam tower ini mungkin
lebih lambat dari pada alat kontak gas likuid lainnya, untuk memberi
perlengkapan kondisi operasi.
Data yang paling baik mass-tranfer antara luas permukaan pipa dan
aliran fluida sebaiknya digunakan wetted-wall column, alasan prinsip penggunaan
kolom ini adalah pengamatan perpindahan massa yaitu kontak luas permukaan
antara dua fasa yang hasilnya bisa akurat. Koefisien perpindahan massa untuk
aliran gas ditunjukkan oleh persamaan:
2.4.
1)

Persamaan Dasar Wetted Wall Absorption Column


Koefisien Perpindahan Massa Untuk Aliran Gas

= 0,23 Re0,83Sc0,44
2)

(3)

Koefisien Perpindahan Massa Untuk Lapisan Film (Persamaan Vivian dan


Peaceman)

=
Dimana:
Z

= panjang.

DAB

= difusivitas massa antara komponen A dan B.

= densitas liquid B.

= viskositas liquid B.

(4)

22

= percepatan gravitasi.

Sc

= schmidt number.

Re

= reynold number.

Pada wetted wall columns, cairan murni yang mudah menguap dialirkan
ke bawah di dalam permukaan pipa sirkular sementara itu gas ditiupkan dari atas
atau dari bawah melalui pusat inti pengukuran kelajuan penguapan likuid ke
dalam aliran gas diatas permukaan. Untuk menghitung koefisien PM untuk fase
gas, gunakan perbedaan gas-gas dan likuid menghasilkan variasi untuk. Untuk itu,
Sherwood dan Gilland menetapkan nilai-nilai untuk Re dari 2000 sampai 35000,
sc dari 0,6 sampai 2,5 dan tekanan gas 0,1 sampai 3 atm.Hubungan data-data
tersebut secara empirik adalah:

(5)
dimana:
Sh

= Sherwood number

Re

= Reynold number

Sc

= Schmidt number

Dalam beberapa operasi perpindahan massa, massa berubah antara dua


fase. Contohnya dalam peristiwa absorpsi. Salah satu alat yang digunakan untuk
mempelajari mekanisme yang terjadi dalam operasi perpindahan massa adalah
wetted wall column. Pada wetted wall column, area kontak antara dua fase dibuat
sedemikian rupa. Dalam operasi ini aliran lapisan tipis likuid (Thin Liquid Film)
sepanjang dinding kolom kontak dengan gas. Dalam percobaan ini gas yang
digunakan adalah udara biasa. Lama waktu kontak dengan gas dan likuid ini
relatif singkat selama operasinya normal. Karena hanya sejumlah kecil massa
yang terabsorpsi sedangkan liquid diasumsikan konstant ( tidak berubah ).
Kecepatan falling film sebenarnya tidak dipengaruhi oleh proses difusi. Pada
proses ini terjadi perpindahan massa dan perpindahan momentum.sehingga kita
dapat menggunakan suatu persamaan umum untuk dapat menyelesaikan suatu
permasalahan.

22

Persamaan differensial untuk perpindahan momentum:

(6)
dimana:

= shear stress

= density

= gravitasi

= jarak

Persamaan untuk profil kecepatan;

(7)
dimana:
Vx

= kecepatan arah x

= tebal film

= viskositas

Kecepatan maksimum;

(8)
dimana:
Vmax = kecepatan maximum

Absorpsi gas adalah operasi di mana campuran gas dikontakkan dengan


liquid untuk tujuan melewatkan suatu komposisi gas atau lebih dan menghasilkan
larutan gas dalam liguid. Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari
fase gas ke liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben liquid tergantung pada
kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan karakteristik kesetimbangan
sistem gas-liquid.

22

a)

Sistem Dua Komponen


Bila sejumlah gas tunggal dikontakkan dengan liquid yang tidak mudah
menguap, yang akan larut sampai tercapai keadaan setimbang. Konsentrasi gas
yang larut disebut kelarutan gas pada kondisi temperatur dan tekanan yang ada.
Pada T tetap, kelarutan gas akan bertambah bila P dinaikkan pada absorben yang
sama. Gas yang berbeda mempunyai kelarutan yang berbeda. Pada umumnya
kelarutan gas akan menurun bila T dinaikkan.
b)

Sistem Multikomponen
Bila campuran gas dikontakkan dengan likuid pada kondisi tertentu,

kelarutan setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang
dinyatakan dalam tekanan parsiil dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas
ada gas yang sukar larut maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas
yang mudah larut. Pada beberapa komponen dalam campuran gas mudah larut
dalam likuid, kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi bila gas
tidak dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi pada larutan ideal.
Karakteristik larutan ideal yaitu:
1)

Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik menarik dalam larutan tidak
berubah,dalam campuran bahan, volume larutan berubah secara linear.

2)

Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang
dilepaskan.

3)

Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.


Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa

operasi lain ialah menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk
sekunder atau menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi
pada bagian bawah, pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas,
sedang pengeluaran gas dan zat cair masing-masing pada bagian atas dan bagian
bawah serta tower packing. Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka
yang cukup besar untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga
itu. Zat cair yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan
encer zat terlarut di dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan

22

distributor, sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian


secara seragam.
Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang
pendistribusian yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui celahcelah antara isian berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan
permukaan yang luas untuk kontak zatcair dan gas serta membantu terjadinya
kontak antara kedua fase.Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara
ialah:
1)

Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara.

2)

Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat.

3)

Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu
banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan
tekanan terlalu tinggi.

4)

Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat


cair dengan gas.

5)

Harus tidak terlalu mahal.


Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair

yang akan diolah sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan
konsentrasi dan pada laju perpindahan massa persatuan volume isian. Laju
optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan dengan menyeimbangkan biaya
operasi untuk kedua unit dan baiaya tetap untuk peralatan. Bila gas hanya
diumpankan ke dalam menara absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah secara
menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut
menyebabkan naiknya suhu larutan, penguapan pelarut cenderung menyebabkan
suhu turun. Efeknya secara menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di
dekat dasar kolom suhu itu bisa sampai melewati maksimum. Bentuk profil suhu
bergantung pada laju penyerapan zat terlarut, penguapan dan kondensasi pelarut,
serta perpindahan kalor antara kedua fase.Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan
4 cara yang berbeda yaitu:
1)

Menggunakan koefisien individual

2)

Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.

3)

Menggunakan koefisien volumetrik.

22

4)

Menggunakan koefisien persatuan luas

22

BAB III
METODOLOGI
3.1.

Alat dan Bahan

3.1.1.

Alat
Wetted Wall Absorption Column terdiri dari :

1)

Kolom Deoksigenator

2)

Pump

3)

Compressor

4)

Sensor Prob

5)

Tanki Penampung air

6)

Flowmeter Udara

7)

Flowmeter Air

3.1.2.

Bahan

1)

Air

2)

Udara

3.2.

Prosedur Percobaan

1)

Tekan tombol power lalu tekan tombol supply

2)

Tekan tombol pompa 1untuk mengalirkan air dari bak penampung ke kolom
deoksigenator

3)

Atur flowmetter untuk air sesuai dengan laju alir yang ditetapkan

4)

Bila kolom deoksigenator penuh dengan air, hidupkan pompa 2 yang


berfungsi untuk menyedot air dan dialirkan ke flowmetter dan sensor probe
dimana alat ini digunakan untuk menghitung laju alir air dan O 2 yang
terserap dari inlet.

5)

Kemudian air akan mengalir ke puncak Wetted Wall Absorption Colomn dan
selanjutnya akan turun dari puncak ke dasar kolom secara laminer yang
berupa lapisan tipis (film).

6)

Bersamaan dengan itu, O2 mengalir dari dasar kolom setelah terlebih dahulu
dipompakan udara oleh komperessor melalui cakram yang mendistribusi
udara ke kolom sehingga O2 naik ke atas dan sebaliknya film turun ke bawah

22

secara counter current. Udara yang dialirkan oleh kompressor sebelumnya


masuk dalam flowmeter udara untuk menghitung laju alir udara.
7)

Kemudian air yang sudah bebas O2 masuk ke sensor probe untuk menghitung
O2 outlet. Dimana kedua alat ini dihubungkan dengan DO meter.

Anda mungkin juga menyukai