Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan
dengan luka adalah suatu keadan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan. Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas
kekerasan yang bersifat: (1)
1) Mekanik:
Kekerasan oleh benda tajam
Kekerasan oleh benda tumpul
Tembakan senjata api
2) Fisika:
Suhu
Listrik dan petir
Perubahan tekanan udara
Akustik
Radiasi
3) Kimia:
Asam atau basa kuat
Trauma listrik adalah kerusakan akibat listrik. Luka yang disebabkan arus
listrik yang fatal pada umumnya bersifat kecelakaan, dimana jenis alur listrik bolak
balik (AC) lebih sering sebagai penyebab kecelakaan, sedangkan kecelakaan karena
arus listrik searah (DC) lebih jarang.(4)
Bila seseorang terkena arus listrik, maka kelainan yang ditimbulkan akibat
arus listrik tersebut tergantung dari beberapa faktor, yaitu: jenis aliran listrik,
tegangan, tahanan, kuat arus, lamanya waktu kontak, aliran arus listrik, luas
permukaan kontak, hubungan dengan bumi, dan faktor-faktor lain.(1,2)

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 1 dari 36

PEMBAHASAN
DEFINISI
Trauma listrik adalah kerusakan akibat listrik pada struktur yang lebih dalam
tergantung pada resistensi jaringan dengan urutan struktur paling resisten adalah
berturut-turut tulang, lemak, tendon, kulit, otot, pembuluh darah, dan syaraf. (3)
Arus listrik ialah muatan listrik yang bergerak dari tempat yang berpotensial
tinggi ketempat yang berpotensial rendah. (2)
Arus listrik terdiri dari : (2)
1. Arus listrik searah (direct current = DC)
Arus Listrik Searah (DC) merupakan arus listrik yang mengalir secara terus
menerus kesatu arah. Arus DC dipakai dalam industri yang menggunakan proses
elektrolisa, misalnya pada pemurnian dan pelapisan atau penyepuhan logam. Juga
digunakan pada telepon (30 50 volt), dan kereta listrik (600 1500 volt). Sumber
arus DC misalnya : Battery dan Accu.
2. Arus listrik bolak-balik (alternating current = AC)
Arus listrik bolak-balik (AC) merupakan arus listrik yang mengalir bolak-balik.
Arus AC digunakan di rumah-rumah dan pabrik-pabrik, biasanya menggunakan
voltage 110 volt atau 220 volt. Arus AC jauh lebih berbahaya dari pada arus DC,
tubuh manusia 4 6 kali lebih sensitif terhadap arus AC dari pada arus DC. Sebagai
ilustrasi bahwa dari 212 kasus kematian karena listrik, hanya 8 kasus yang meninggal
akibat arus searah (DC).
Luka yang disebabkan arus listrik yang fatal pada umumnya bersifat
kecelakaan, dimana jenis arus listrik bolak-balik (AC) lebih sering sebagai penyebab
kecelakaan, sedangkan kecelakaan karena arus listrik searah (DC), lebih jarang dan
pada umumnya terjadi di pabrik-pabrik, seperti pabrik pemurnian logam dan
penyepuhan.(4)
Kematian akibat sengatan listrik sering terjadi, mengingat meluasnya
pemakaian listrik untuk tujuan rumah tangga dan industri, jumlah yang tepat dari
kerugian-kerugian tersebut belum dapat dipastikan. Sebelum arus listrik dapat
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 2 dari 36

mempengaruhi tubuh dan menyebabkan cedera atau kematian, harus terdapat kontak
atau lintasan yang menghubungkan tubuh dari satu titik ke titik lainnya.(5)
Manusia lebih sensitif, yaitu sekitar 4-6 kali terhadap arus listrik bolak-balik
bila dibandingkan dengan arus listrik yang searah. Bila seseorang terkena arus listrik
bolak-balik dengan intensitas 80 mA, ia dapat mati; akan tetapi dengan arus listrik
searah yang intensitasnya 250 mA tidak akan berakibat kematian. Pada eksperimen
didapat hasil sebagai berikut: Manusia yang terkena arus listrik (AC) dengan
intensitas dibawah 25 mA; atau arus listrik (DC), sekitar 25-80 mA, tidak akan
menimbulkan efek apa-apa. Bila terkena arus listrik (AC), dengan intensitas 25-80
mA atau arus listrik (DC) sebesar 80-300 mA; akan terjadi penurunan kesadaran dan
gangguan denyut jantung (fibrilasi ventrikel) Bila kekuatan arus listrik melebihi 3
Amper, maka akan terjadi penghentian denyut jantung (cardiac arrest).(4)
Faktor-faktor yang berperan didalam terjadinya luka akibat arus listrik:(1,2)
Bila seseorang terkena arus listrik, maka kelainan yang ditimbulkan akibat arus
listrik tersebut tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
1. Jenis Aliran Listrik(2)
Bagi tubuh manusia arus AC lebih berbahaya dibanding dengan arus DC.
Dikatakan bahwa tubuh manusia adalah 4 6 kali. Lebih peka terhadap arus AC
daripada DC. Banyak kematian terjadi akibat sengatan arus listrik AC dgn tegangan
220 volt, DC jarang. Arus AC dengan intensitas 70 80 mA sudah dapat
menyebabkan kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250 mA masih dapat
ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.
2. Tegangan atau voltase (V)(2)
Dikenal ada 2 macam tegangan, yaitu tegangan rendah (low voltage) dan
tegangan tinggi (high voltage). Batasnya ditetapkan pada 1000 volt. Kontak dengan
arus tegangan rendah, 100 volt atau kurang dapat menimbulkan kematian, sedangkan
dengan 10.000 volt masih dapat hidup. Voltase yang rendah, yaitu sekitar 100 volt
lebih sering menyebabkan kematian bila dibandingkan voltase yang lebih tinggi,
misalnya 10.000 volt malah tidak mematikan. Peralatan rumah tangga yang memakai
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 3 dari 36

listrik sebagai sumber energi, aman bila voltase dari peralatan tersebut maksimal
sebesar 42 volt. Untuk penerangan di perumahan biasanya voltage yang dipakai
adalah sebesar 110 volt atau 220 volt. Tegangan listrik antara 20.000 1.000.000 volt
digunakan untuk rontgen terapi ( X-Ray terapi ).
Kematian orang yang terkena arus listrik yang bertegangan rendah berbeda
dengan mereka yang terkena arus listrik yang tegangannya tinggi, dimana pada yang
pertama kematian disebabkan karena terjadinya fibrilasi ventrikel, sedangkan pada
yang kedua kematian biasanya karena luka bakar/panas. Voltage terendah yang dapat
menimbulkan kematian manusia adalah sebesar 50 volt. Kurang lebih 60% dari
semua kematian akibat aliran listrik disebabkan oleh arus dengan tegangan 115 volt.
Kematian akibat arus tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya fibrilasi
ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma
elektrotermis.
3. Tahanan (R)(2)
Tahanan listrik adalah tahanan dari kolom air raksa dengan tinggi dan lebar
tertentu pada suhu tertentu. (satuan: Ohm). Tahanan tubuh manusia terhadap arus
listrik tergantung dari banyaknya kandungan air pada jaringan tersebut. Besarnya
tahanan pada manusia tergantung dari banyak sedikitnya air yang terdapat pada
bagian tubuh. Tahanan yang paling besar adalah kulit, kemudian tulang, lemak, saraf,
otot, darah dan yang paling rendah adalah cairan tubuh.
Tahanan yang terbesar yaitu pada kulit tubuh 500 - 10.000 Ohm. Kulit yang
kering mempuyai tahanan antara 2000 - 3000 Ohm, sedangkan kulit yang basah
mempunyai tahanan sekitar 500 Ohm.
4. Intensitas/Kuat Arus (I)(2)
Kuat arus adalah faktor terpenting dalam kematian listrik. Makin besar arus,
makin berbahaya bagi kelangsungan hidup. Kuat arus yang masih memungkinkan
untuk dilepaskan disebut let go current, berbeda tiap individu.

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 4 dari 36

Jumlah minimal kuat arus yang diterima manusia sebagai gelitik adalah 0,001
A. Arus sebesar 5 mA akan menyebabkan gemetarnya otot-otot dan arus akan
menyebabkan kekakuan otot-otot sehingga mencegah tubuh lepas dari kabel listrik. (4)
a. 10 mA dapat menimbulkan rasa tidak enak (unpleasant sensation).
b. 10 60 mA dapat menghilangkan kontrol otot-otot dan dapat menyebabkan
asfiksia.
c. Lebih dari 60 mA dan berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan
fibrilasi ventrikel.
d. Arus 60 80 mA atau 200 250 mA pada DC adalah berbahaya bagi manusia.
Lobl O mengatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas atas ketahanan
seseorang, pada 40 mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran. Kematian akan
terjadi pada kuat arus sebesar 100 mA atau lebih. Koeppen mengolongkan akibat
kecelakaan listrik dalam 4 kelompok antara lain :
a.

Kuat arus < 25 mA AC (DC :25 80 mA ) dengan transitional resistance yang

tinggi, tidak memberikan efek yang membahayakan.


b. Kuat arus 25 80 mA AC (DC 80 300 mA) dengan transitional resistance
lebih rendah dari kelompok I, dpt menimbulkan hilangnya kesadaran, arrythmia
dan spasme pernapasan.
c. Kuat arus 80 100 mA arus AC ( untuk arus DC 300 mA 3 A) transitional
resistance lebih rendah dari kelompok II. Bila waktu kontak antara 0,1- 0,3
detik, efek biologisnya sama dengan kelompok II. Bila lebih 0,3 detik maka
dapat terjadi fibrilasiventrikel yang irreversible.
d. Kuat arus lebih besar dari 3 A dapat menimbulkan Cardiac arrest.
5. Lamanya waktu kontak dengan konduktor(1)
Semakin lama waktu kontak dengan konduktor, maka semakin banyak jumlah
arus yang melalui tubuh, akibatnya kerusakan tubuh akan bertambah besar dan luas.
Pada tegangan yang rendah, arus listrik dapat menimbulkan spasme otot-otot dan
menyebabkan korban malah menggenggam konduktor, sehingga arus listrik akan
mengalir dalam beberapa saat. Pada keadan ini dapat menjadikan korban akan jatuh
dalam keadaan shock yg mematikan. Pada tegangan tinggi, seseorang mungkin dapat
segera terlempar / melepaskan konduktor atau sumber listrik yang tersentuh, oleh
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 5 dari 36

karena akibat arus listrik dgn tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya
kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut. Makin lama korban
kontak dengan arus listrik atau kabel yang beraliran listrik maka makin jelas current
mark-nya dan juga makin besar kemungkinan untuk timbulnya bahaya kematian.
6. Aliran arus listrik (path of current)(2)
Aliran arus listrik adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik
sejak masuk sampai meninggalkan tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of
entry) dapat pada setiap titik dari tubuh korban, tetapi berhubung adanya titik keluar
yang juga dapat berbeda-beda, maka efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari
yang ringan sampai berat. Jaffe (1928) mengatakan bahwa apabila arus listrik masuk
dari sebelah kiri bagian tubuh lebih berbahaya daripada apabila masuk dari sebelah
kanan. Schridde (1936) mendapatkan 88% kematian setelah adanya kontak antara
konduktor dengan tangan kiri. Bahaya terbesar bisa timbul apabila jantung atau otak
berada dalam posisi aliran dari arus listrik tersebut.
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik bila aliran dari arus listrik tersebut
melintasi otak atau jantung, misalnya arah aliran dari kepala ke kaki atau dari lengan
ke lengan. Adanya kenyataan tersebut dimanfaatkan untuk pelaksanaan hukuman
mati di atas kursi listrik.
7. Luas Permukaan Kontak(1)
Suatu permukaan kontak seluas 50 cm persegi (kurang lebih selebar telapak
tangan) dapat mematikan tanpa menimbulkan jejas listrik, karena pada kuat arus letal
(100mA), kepadatan arus pada daerah selebar telapak tangan tersebut hanya 2 mA/cm
persegi, yang tidak cukup besar untuk menimbulkan jejas listrik.
8. Hubungan dengan bumi (earthing)(2)
Adanya hubungan antara konduktor ke bumi dengan melalui tubuh adalah
sangat berbahaya bagi keselamatan manusia tersebut. Orang yang berdiri pada tanah
yang basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan
sepatu beralas kering.
9. Faktor-faktor Lain(2)
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 6 dari 36

Adanya penyakit-penyakit tertentu yang sudah ada pada korban sebelumnya


(penyakit jantung, kondisi mental yang menurun, dan sebagainya yang dapat
memperberat efek listrik pada tubuh manusia sampai timbulnya kematian. Antisipasi
terhadap suatu shock. Kelengahan atau kekurang hati-hatian, mengakibatkan
kecelakaan.
ETIOLOGI (2,6)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trauma listrik terjadi saat seseorang
menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat
berada dekat dengan sumber listrik. Klasifikasi yang paling sering untuk membagi
trauma karena listrik adalah karena petir, aliran listrik tegangan rendah arus bolak
balik (AC), aliran listrik tegangan tinggi arus bolak balik (AC) dan arus searah.
1. Petir (2,5)
Petir yang diketahui secara umum adalah pelepasan energi potensial atmosfir
diantara awan dan awan. Sedangkan serangan petir (lightning stroke) adalah
pelepasan energi potensial antara awan dan benda bumi. Ledakan petir dihasilkan jika
permukaan bawah awan petir melepaskan muatannya menuju tanah, karena
permukaan bawah dari awan biasanya bermuatan negatif, maka muatan listrik yang
dilepaskan umumnya negatif. Sekitar 5 % dari sambaran petir adalah muatan positif.
Hal ini sering terjadi di daerah pegunungan. Jika orang disambar langsung oleh petir,
kematian tidak bisa dihindarkan yang disebabkan karena luka bakar atau cedera yang
pada pusat pernafasan di otak. Kuat arus dalam hal ini mencapai bilangan kiloampere.
Petir dapat menimbulkan kejutan listrik dengan beberapa cara :
-

Efek langsung: apabila korban terkena petir secara langsung maka korban tak

dapat dielakkan meninggal.


Efek tidak langsung : apabila korban berada ditempat dimana aliran listrik petir
telah terpencar, korban dapat meninggal.

Faktor-faktor yg mempengaruhi gambaran serangan petir pada korban :


a) Efek langsung dari pelepasan energi listrik

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 7 dari 36

Pada korban yang terkena petir akan ditemukan tanda korban meninggal akibat
listrik. Tegangan dan intensitas yang tinggi sekali dapat menimbulkan panas
mengakibatkan luka bakar. Pada kulit korban didapatkan gambaran pohon
gundul yang disebut arborescent marking sebagai akibat vasodilatasi
pembuluh darah perifer.
b) Efek mekanik
Terjadi oleh karena dorongan udara yang terdesak sekitar cahaya petir akibat
panas.
c) Efek kompresi
Perpindahan udara menyebabkan terjadinya suara ledakan. Korban dapat
terlempar, pakaian menjadi koyak dan kotor, mirip gelandangan. Luka yang
terjadi akibat persentuhan dengan benda tumpul seperti abrasio, contusio,
lacerasio dan avulsio, bahkan fraktur ekstremitas. Pada kepala dapat terjadi
fraktur tengkorak, epidural bleeding, subdural bleeding, contusio dan lacerasio
otak.
Ciri-ciri yang ditemukan yang terlihat setelah kematian:
a. Fern patter (bentuk paku). Mungkin ini akan pudar secara cepat dalam
beberapa jam dan

harus dicari secara hati- hati pada bagian badan yang

terkena.
b. Arborecent mark artinya menyerupai pohon, karena adanya peredaran
vasodilatasi atau jejas jaringan oleh hemoglobin dari sel darah merah yang
polanya ditentukan oleh aliran arus listriknya.
Salah satu lesi yang dianggap sebagai tanda khas dari luka karena petir ialah
luka menjalar atau seperti gambaran pakis pada kulit. Lesi ini berupa daerah yang
ditandai eritema sementara yang muncul satu jam setelah tersambar petir, dan
berlangsung-angsur berkurang dalam 24 jam. Ten Duiset al berpendapat bahwa lesi
ini disebabkan muatan positif yang menyebar di kulit mereka membuat hipotesa
bahwa lesi terjadi jika seseorang disambar petir yang bermuatan negatif. Lalu
kemudian dihantam lagi oleh petir yang bermuatan positif yang bersumber dari objek
di sekitar tanah. Kemungkinan lain menunjukkan titik/tempat masuk petir bermuatan
positif. kekuatan ledakan akan segera cepat meluas dalam bentuk memanasnya udara
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 8 dari 36

sehingga bisa merobek pakaian. Benda-benda dari baja seperti anting-anting, kalung,
dan kancing mungkin bisa melebur, hal ini mengindikasikan bahwa suhu leburnya
mencapai titik yang lebih yang tinggi daripada titik lebur baja. Pada kasus lain bendabenda baja seperti pisau dan lain-lain, yang berada dalam kantong bisa berubah
bentuk dan hal itu bisa menjadi kunci dari kejadian tersebut, dimana kadang-kadang
tidak ditemukan adanya saksi dari ditemukannya seseorang yang mati karena
sengatan kilat. (5)
2. Listrik tegangan Tinggi AC
Pada kasus ini tegangan listrik lebih dari 600 volt. Luka listrik karena tegangan
tinggi sering terjadi pada saat terdapat objek yang bersifat konduktif disentuh yang
tersambung dengan sumber listrik bertegangan tinggi.
3. Listrik tegangan rendah AC
Tegangan rendah adalah 600 volt atau kurang dari 600 volt. Secara umum, ada
2 tipe luka listrik tegangan rendah dengan arus bolak-balik yang memungkinkan :
Anak yang menggigit kawat listrik yang bisa menyebabkan luka berat pada bibir,
wajah, dan lidah, kemudian anak-anak atau orang dewasa yang terjatuh saat
menyentuh objek yang dialiri energi listrik.
4. Arus searah (DC)
Luka listrik karena arus searah biasanya terjadi saat laki-laki usia muda secara
tidak sengaja menyentuh rel kereta dari sebuah kereta listrik yang sedang berjalan.
Arus searah (DC) kurang berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC); arus dari 50-80
mA AC dapat mematikan dalam hitungan detik, dimana 250 mA DC dalam waktu
yang sama sering dapat selamat. Arus bolak-balik adalah 4-6 kali menyebabkan
kematian, sebagian karena efek bertahan, yang merupakan hasill dari spasme otot
tetanoid dan mencegah korban lepas dari konduktor hidup.
PATOFISIOLOGI (3,4,6)
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-elektron)
dalam perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan
listrik) atau resistor (menghambat arus listrik). Kulit berperan sebagai penghambat
arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit yang kering memiliki resistensi
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 9 dari 36

sebesar 40.000-100.000 ohm. Kulit yang basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm,
dan kulit yang tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm. Anak dengan kulit yang tipis
dan kadar air tinggi akan menurunkun resistensi, dibandingkan orang dewasa.
Tahanan dari alat-alat tubuh bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm,
termasuk tulang, tendon, dan lemak memproduksi tahanan dari arus listrik. Pembuluh
darah, sel saraf, membran mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik.
Dengan adanya luka listrik , pada sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan
jaringan.(3,4)
Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan
perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi
aliran listrik abnormal yang dapat menggangu irama jantung dan otak, atau produksi
energi listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang menyebabkan
nekrosis dan membentuk porasi (membentuk lubang di membran sel).(6)
Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan rendah, dapat
menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung menyebabkan depolarisasi
sel-sel saraf otak. Arus bolak balik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran
listrik melewati daerah dada. Hal ini dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari
tangan ke tangan, tangan ke kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki. (3)
MEKANISME TRAUMA(5)
Pada trauma listrik umumnya menyebabkan luka bakar. Luka tumpul sekunder
juga dapat terjadi jika korban terjatuh dari ketinggian setelah tersengat arus listrik.
Secara umum, luka bakar listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu:
a. Kontak langsung (direct contact)
Trauma tipe ini, jika terjadi pada tegangan yang tinggi (Voltase di atas 1000 V)
dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah, nekrosis jaringan lunak dan
tulang, kerusakan otot, dan gagal ginjal.
Lesi yang muncul pada tubuh berupa Lesi Kontak, terjadi pada kulit yang
kontak atau bersentuhan dengan konduktor arus listrik. Kulit yang melepuh, biasanya
pada ujung-ujung jemari atau telapak tangan. Kadang-kadang daerah yang melepuh
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 10 dari 36

ini dipenuhi dengan cairan atau gas dan setelah kematian, baik sebagian ataupun
keseluruhan akan mengempis. Terdapat sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi dan
gambarannya menyerupai lepuh post mortem. Kesemua efek ini disebabkan karena
pengaruh panas oleh arus listrik terhadap keratin dengan sifat resisten tinggi.
b. Kontak tidak langsung (indirect contact)
Contohnya seperti karena kilasan (flash), lidah/nyala api (flame) dan bunga api
listrik (arc). Trauma tipe ini hanya menyebabkan luka bakar superfisial pada kulit,
wajah, dan tangan. Kontak yang sebentar atau sedikit akan menyebabkan percikan
atau loncatan antara kabel dengan kulit. Menyebabkan suatu lesi berupa nodul-nodul
kecil diatasnya terdapat keratin yang kaku dan berwarna kekuningan. Karena
meleburnya lapisan paling luar dari stratum korneum, yang kemudian mengeras.
Sekitar lesi: kulit yang mengeras karena kontraksi dari kapiler. Pada semua kasus
kematian karena listrik tegangan tinggi mendapat luka bakar di tubuhnya. Pada listrik
tegangan rendah, luka bakar umumnya terjadi pada titik masuk, titik keluar listrik
atau pada jarak tertentu antara keduanya jika arus memasuki areal yang luas dengan
hambatan minimal, mungkin tidak akan ditemukan luka bakar. Contoh terbaik dalam
hal ini ialah bunuh diri di bak mandi. Jika hanya terjadi kontak yang singkat dengan
kawat beratus, mungkin tidak terjadi suatu luka bakar. Orang dapat pingsan karena
fibriliasi ventrikel dan terlempar dari kabel. Jika kontak tetap berlangsung, akan
timbul luka bakar yang berat. Luka bakar disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh
listrik.

GAMBARAN KLINIS (3,4,6)


Banyaknya penyebab dari kasus luka listrik, sehingga anamnesa yang
menunjang sangat diperlukan baik riwayat penyakit sebelumnya maupun hal-hal
spesifik yang berhubungan dengan kejadian saat seseorang terkena aliran listrik. Arah
aliran listrik penting untuk mengetahui munculnya luka listrik, arah vertikal dapat
menjadi lebih berbahaya daripada arah horizontal.(3)
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 11 dari 36

Ada 3 derajat dari beratnya luka bakar pada luka akibat listrik :(3,6)
Luka Bakar Derajat I
a.
b.
c.
d.
e.

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)


Kulit kering, hiperemis berupa eritem
Tidak dijumpai bulla
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensoris teriritasi
Sembuh spontan dalam 5-10 hari

Luka bakar derajat II


a. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi
b. Dijumpai bulla
c. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
d. Dasar luka berwarna merah atau pucat sering terletak lebih tinggi di atas kulit
normal
Dibedakan menjadi dua :
1. Derajat dua A (Superficial)
a. Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
b. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea masih utuh
c. Penyembuhan secara spontan dalam 10-14 hari.
2. Derajat dua B (Deep)
a. Kerusakan hampir seluruh bagian dermis
b. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih ada
c. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung dari biji epitel yang tersisa.
(biasanya lebih satu bulan)
Luka Bakar Derajat III
a. Kerusakan seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam
b. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
rusak
c. Tidak dijumpai bulla
d. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat karena kering letaknya lebih
rendah dibanding kulit sekitar
e. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis.

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 12 dari 36

Selain luka bakar, penemuan khas yang sering ditemukan akibat trauma listrik
sebagai berikut:(4)
1. Electric mark
Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat di mana arus
listrik masuk ke dalam tubuh, dengan tegangan listriknya rendah sampai sedang.
Electric mark berbentuk bundar atau oval, dengan bagian yang datar dan rendah
ditengah, yang dikelilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tengahnya tersebut
biasanya pucat dan kulit di luar electric mark akan menunjukkan pelebaran pembuluh
darah/hiperemis. Bentuk serta ukuran electric mark tergantung dari bentuk dan
ukuran dari benda yang berarus listrik yang mengenai tubuh.
2. Joule burn
Joule burn atau endogenous burn dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh
dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian
tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus
terbakar.

3. Exogenous Burn
Luka akibat arus listrik yang disebut exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh
manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang
sudah mengandung panas; misalnya pada tegangan 330 volt. Tubuh korban akan
hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai
dengan patahnya tulang-tulang.
Dengan demikian dapat dibedakan apakah luka bakar pada korban yang terkena
arus listrik itu termasuk joule burn atau luka bakar tersebut terjadi karen panas dari
luar seperti pada exogenous burn.

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 13 dari 36

Gambar 1. (dikutip dari

kepustakaan 6)

Lesi pada kaki akibat trauma listrik tegangan rendah (low voltage)

Gambar 2. (dikutip dari kepustakaan 6) Electrical Burn pada tangan

Gambar 3. (dikutip dari kepustakaan 6)


Electrical burn pada tegangan 120 V arus listrik AC
GAMBARAN MAKROSKOPIS (1)
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 14 dari 36

Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan


lapisan tanduk kulit sebagia luka bakar dengan tepi yang menonjol, di sekitarnya
terdapat daerah yang pucat dikelilingi oleh kulit yang hiperemi. Bentuknya sering
sesuai dengan benda penyebabnya. Metalisasi dapat juga ditemukan pada jejas listrik.
Sesuai dengan mekanisme terjadinya, gambaran serupa jejas listrik secara
makroskopik juga bisa timbul akibat persentuhan kulit dengan benda/logam panas
(membara). Walaupun demikian keduanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan
mikroskopis. Jejas listrik bukanlah tanda intravital karena dapat juga ditimbulkan
pada kulit mayat/pasca mati (namun tanpa daerah hiperemi). Kematian dapat terjadi
karena fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapasan dan kelumpuhan pusat
pernapasan.(1)
GAMBARAN MIKROSKOPIS (4)
Untuk pemeriksaan mikroskopis pada luka akibat listrik, perangai histologik
dari luka bakar akibat listrik tidaklah spesifik; dan keadaan yang sama dapat
ditimbulkan dengan meletakkan objek yang panas pada kulit. Kulit didaerah tersebut
dapat mengkerut epidermisnya, dan seringkali disertai pembentukan vakuolisasi pada
lapisan yang lebih dalam akibat panas dan dapat tampak hangus. Metalisasi dapat
terjadi dan partikel dari konduktor yang menempel pada tubuh korban dapat masuk
ke dalam kulit, hal ini dapat diindetifisir dengan pewarnaan khusus. Pasertti dan
Viterbo (1965) menunjukkan adanya perubahan pada otot skelet tikus yang dialiri
listrik. Perubahan tersebut tidak terbatas pada otot akan tetapi sampai nukleus, yang
hanya tampak dengan mirkoskop elektron. (4)
PENYEBAB KEMATIAN KARENA LISTRIK (4,5,7)
Arus listrik dapat menyebabkan kematian melalui tiga mekanisme pokok: (4)
1. Fibrilasi ventrikel dan gagal jantung (cardiact arrest)
Fibrilasi Ventrikel adalah irama yang sangat kacau. Bentuk dan ukuran
gelombangnya sangat bervariasi, dan tidak terlihat gelombang P, QRS maupun T.
Tidak ada depolarisasi ventrikel yang terorganisasi sehingga ventrikel tidak mampu
berkontraksi sebagai suatu kesatuan. Kenyataanya, ventrikel kelihatan seperti
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 15 dari 36

bergetar tanpa menghasilkan curah jantung. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab


henti jantung yang paling sering dan biasanya disebabkan oleh iskemia akut atau
infark miokard. Bentuknya ada yang kasar (coarse) dan halus (fine) tergantung
besarnya amplitude gelombang fibrilasi. Pengobatan adalah dengan kardioversi (DC
Shock). Mula-mula diberikan 200 joules. Fibrilasi yang kasar biasanya baru terjadi
dan responsif terhadap kardioversi. Pada fibrilasi ventrikel yang halus perlu diberikan
obat-obat (adrenalin) sebelum dilakukan kardioversi. Selama tidak ada irama jantung
yang efektif (pulsasi di pembuluh nadi besar tidak teraba) terus menerus dilakukan
resusitasi jantung paru, sambil mengulangi kardioversi dengan dosis listrik yang lebih
besar (360-400 joules). Juga diberikan lidokain bolus intravena 1 mg/kgBB dan
diikuti rumat 2-4 mg/kgBB/menit. (7)
Fibrilasi ventrikel akan timbul akibat trauma listrik pada arus antara 75-100
MA. Arus listrik yang sangat tinggi (2A atau lebih) tidak menyebabkan fibrilasi
ventrikel, tetapi cenderung henti ventrikel. Ketika arus listrik memasuki tubuh
manusia, arus akan mengalir dari titik kontak menuju permukaan tanah, mengikuti
jalur terpendek. Hampir selalu jalurnya dari tangan menuju kaki. Lama arus mengalir
dalam tubuh menentukan kematian, tergantung dari mekanisme kematian dan kuat
arus. Kuat arus yang sangat lemah kematian disebabkan oleh paralysis otot-otot
pernapasan dengan asfiksia sekunder. Pada listrik rumah tangga, dimana kematian
terjadi karena fibrilasi ventrikel, lama kontak sangat penting dalam menimbulkan
fibriliasi yang terbilang dalam hitungan detik atau sepersepuluh detik, tergantung
pada kuat arus. Hal ini tentu saja ditentukan oleh hambatan listrik. Contohnya pada
tegangan 110 V, dianggap hambatan 1000 , arus yang masuk ke tubuh 110 MA.
Pada kasus ini kontak selama 5 detik akan menghasilkan fibrilasi ventrikel. Jika titik
kontak listrik adalah kulit yang lembab dan tipis, hambatannya mungkin hanya 100
. Dalam hal ini harus yang memasuki tubuh sebesar 1100 MA dan fibrilasi ventrikel
dapat terjadi dalam 0,1 detik. Pada tegangan tinggi henti jantung dapat terjadi
seketika. Pada tegangan tinggi, dapat terjadi luka panas listrik yang berat/ireversibel.
Ketika jantung mulai kembali berdenyut setelah berhenti, pernafasan mungkin belum
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 16 dari 36

kembali karena paralysis pusat pernafasan. Hal ini kemungkinan karena kelumpuhan
pusat pernapasan pada batang otak karena efek panas yang berlebihan (hipertemik)
dari arus listrik. Efektif hipertemik listrik tegangan tinggi dapat dilihat pada hukuman
mati dengan listrik dimana luka bakar derajat tiga timbul pada tempat kontak
elektroda dan kulit, seperti halnya pengamatan Werner bahwa setelah eksekusi, suhu
otak dapat mencapai 63C. (5)
Keadan post mortem: tubuh yang pucat tanpa gambaran kongestif pada kulit atau
organ. (5)
2. Paralisis Pernapasan (Respiratory Paralysis)
Hal ini dapat terjadi bila aliran arus listrik di atas let go thres hold, akan tetapi
tetap di bawah kebutuhan yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Pada
eksperimen kematian korban yang murni karena asfiksia oleh adanya spasme otot.
Jantung akan tetap berdenyut sampai terjadi kematian. Mekanisme tersebut agaknya
berkaitan dengan asfiksia traumatic, dan menimbulkan sianosis yang hebat, petechial
hemorrages sedikit tidak terlampau diffusa tau prominen, akan tetapi masih dapat
dilihat pada konjungtiva, palpebrae dan muka. (4)
Organ yang kongestif, juga pada kulit dan wajah, petechi pada pleura dan
perikardium. Juga dapat kegagalan pernapasan sentral: paralisis batang otak karena
jalur arus listrik melalui kepala. Keadan ini terlihat jika kepala kontak dengan kabel
listrik pada saat kecelakaan. (5)
3. Paralisis Pusat Pernapasan
Paralisis atau kelumpuhan pada pusat pernapasan dapat terjadi bila arus listrik
melewati otak, dan paralisis ini akan menetap setelah arus listrik tersebut melemah
atau hilang. Jantung akan tetap berdenyut, sedangkan pernapasan artifisial yang
dilakukan dalam waktu yang cukup lama (sampai beberapa jam), dapat menolong
jiwa korban. Bentuk yang berlawanan dalam akibat yang ditimbulkan bila seseorang
terkena arus listrik yang melintas kepala, dapat dilihat pada para penderita penyakit
jiwa yang untuk mengatasi keluhan sering dilakukan electro convulsive therapy,
dimana si penderita akan tetap hidup. (4)
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 17 dari 36

Arus bolak balik lebih berbahaya daripada arus searah. Selain itu tubuh manusia
4-6 kali lebih peka terhadap arus bolak-balik dibanding arus searah. Arus bolak-balik
dengan frekuensi 39-150 putaran perdetik adalah yang paling mematikan, karena
berhubungan dengan frekuensi fibrilasi otot jantung. Ketika sebuah tangan
memegang sebuah konduktor hidup, maka efek pegangan pada aliran arus listrik
menyebabkan otot tangan menjadi kejang, kemudian tangan terus menggenggam
konduktor tersebut sehingga tidak bisa dilepaskan. Arus listrik berjalan terus menerus
dalam satu jangka waktu tertentu meskipun dalam arus yang rendah berakibat fatal.
Frekuansi 50 putaran / detik sangat beresiko tinggi sedangkan 6 10 mA cukup
untuk menimbulkan efek gangguan ( tangan melekat pada benda yang dialiri arus
listrik ). (5)
PEMERIKSAAN KORBAN (2)
1. Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Pada pemeriksaan korban di TKP. Langka pertama kali adalah mematikan
aliran listrik atau menjauhkan kawat listrik dari dengan kayu kering. Pastikan korban
apakah masih hidup atau sudah meninggal. Bila lebam mayat (-), maka mungkin mati
suri dan perlu pertolongan segera sampai timbul tanda kematian pasti.
2. Pemeriksaan Jenazah
Terbagi 3 yaitu:
Pemeriksaan Luar
a. Penting sekali karena justru kelainan yang menyolok adalah pada kulit korban
b. Cari tanda-tanda listrik atau current mark (electric mark = stroomerk van
jellinek = joule burn). Current mark adalah tanda untuk luka akibat listrik dan
merupakan tempat masuknya aliran listrik.
Gambaran current mark :
- Bentuk oval
- Berwarna kuning atau coklat keputihan atau coklat kehitaman atau abu-abu
kekuningan

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 18 dari 36

Dikelilingi daerah kemerahan dan edema sehingga menonjol dari jaringan


sekitarnya
Cara mencari current mark pada tubuh korban terutama adalah pada telapak

tangan dan telapak kaki dan sebelumnya harus dicuci terlebih dahulu dengan
sabun dan bila perlu disikat. Dapat terjadi metalisasi pada kulit yang
bersentuhan dengan kabel atau kawat yang berarus listrik. Metalisasi terjadi
akibat panas yang ditimbulkan sedemikian besar sehingga ion-ion asam
jaringan bereaksi dengan ion-ion logam dari kawat atau kabel membentuk
garam dan menyebar di jaringan.
Derajat current mark :
-

Tanda listrik yg terkecil sebesar kepala jarum dengan warna kemerahan


Tanda lain berupa gelembung berisi cairan
Tanda yang lebih berat yaitu kulit menjadi hangus arang, rambut terbakar,

tulang dapat meleleh dengan pembentukan butir kapur


Panas tinggi sehingga kawat listrik menguap dan mengkondensir dijaringan
tubuh = electric metalisasi.

Pemeriksaan Dalam
Biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada otak dapat terjadi
perdarahan kecil-kecil, terutama daerah ventrikel III dan IV. Pada pemeriksaan
jantung, terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik dan berhenti pada fase diastole,
sehingga terjadi dilatasi jantung kanan. Pada paru didapatkan edema dan kongesti.
Pada pemeriksaan organ viscera terjadi kongesti yang merata. Peteki / perdarahan
mukosa Traktus Gastrointestinal ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal akibat listrik.
Pada hati didapat lesi yang tidak khas. Pada tulang, karena tulang mempunyai
tahanan listrik yang besar, maka bila ada aliran listrik akan terjadi panas sehingga
tulang menjadi leleh dan terbentuklah butiran-butiran calcium phosphat yang
menyerupai mutiara atau pearl like bodies.
Pemeriksaan Tambahan
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Halaman 19 dari 36

Pemeriksaan PA pada current mark :


-

Ada bagian sel yang memipih, pengecatan dengan metoxy lineosin akan

berwarna lebih gelap dari yang normal


Sel-sel stratum corneum menggelembung dan vacuum
Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara

palisade
Ada sel yg mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang rusak dari
stratum corneum

DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S,dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997. H:
25 54.
2. Hoediyanto, H. Trauma Listrik, Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Universitas
Airlangga, Surabaya. [online]. 2010. [cited 2 Desember 2010]. Available from :
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Tr.%20Listrik.pdf
3. Mansjoer, Arif, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta, 2000; H: 370-1
4. Idries,Abdul M. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Jakarta.
Binarupa Aksara. 1997. H: 108 117

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 20 dari 36

5. Nelwan, Berti. Luka Akibat Arus Listrik & Luka Bakar. Bahan Kuliah Forensik.
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2008.
6. Cushing, Tracy A. [online]. 2010. [cited 2 Desember 2010]. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/770179-overview
7. Rilantono, Ismudiati E, dkk. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
UI. 2004. H:275-288
8. Isselbacher, Braunwald, Wilson. Harrison, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta. ECG. 2000. H.1065-1118
9. Price A. Sylvia, Wilson M. Lorraine. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta. ECG. 2006. 630-654
10. Robbins dan Kumar. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4. Jakarta: EGC. 1995. H:29-33

Visum et Repertum No. 04/VR/1999


Halaman 21 dari 36

Anda mungkin juga menyukai