10e00009 2
10e00009 2
SKRIPSI
Oleh :
ELISABET R. PURBA
NIM. 051000146
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
SKRIPSI
Oleh :
ELISABET R. PURBA
NIM. 051000146
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
ANALISIS ZAT PEWARNA PADA MINUMAN SIRUP YANG DIJUAL DI
SEKOLAH DASAR KELURAHAN LUBUK PAKAM III
KECAMATAN LUBUK PAKAM
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:
ELISABET R. PURBA
NIM : 051000146
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 25 November 2009, dan Dinyatakan Telah
Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji
Penguji I
Penguji II
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
ABSTRAK
Analisis Zat Pewarna pada Minuman Sirup yang Dijual di Sekolah Dasar
Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam
Minuman sirup adalah salah satu jenis minuman yang memiliki aneka rasa
dan warna, sangat digemari masyarakat khususnya anak-anak sekolah dasar. Untuk
menarik minat konsumen terhadap minuman sirup biasanya pedagang menggunakan
zat pewarna agar menghasilkan warna yang lebih menarik. Namun terkadang zat
pewarna yang terdapat pada minuman tersebut adalah zat pewarna yang dilarang,
sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis dan kadar zat pewarna
yang digunakan apakah memenuhi syarat atau tidak.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk
mengetahui kandungan dan kadar zat pewarna dalam minuman sirup yang dijual di
Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam. Sampel
diambil secara purposive sampling yaitu minuman sirup yang berwana merah dan
kuning. Analisis zat pewarna dilakukan dengan metode kromatografi kertas dan
metode gravimetri di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Medan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang diperiksa, 18
sampel menggunakan zat pewarna yang diizinkan yaitu Sunset Yellow, Tartrazine,
dan Ponceau 4R, dimana kadar zat pewarna yang terdapat pada 18 sampel tersebut
masih dalam batasan normal dibandingkan dengan standar yang diperbolehkan, dan
2 sampel menggunakan zat pewarna yang tidak diizinkan yaitu zat pewarna ponceau
3R. Disarankan kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Medan, agar
melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi secara berkala terhadap produk
minuman sirup yang dijual untuk mengetahui penggunaan zat pewarna sintetis dalam
proses produksinya.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
ABSTRACT
Analysis Coloring Substance on Syrup That Sold At Primary School in
Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam.
Syrup is a kind of drink that has various taste and colour, it is generally liked
by society, especially the primary student. To get more consument interest for this
drink, The seller used sintetic coloring substance, but sometimes the coloring
substance that used is a prohibited coloring substance, so it is important for done the
research to find out kind and content of coloring substance that used whether it is
fulfill condition or not.
This research was a descriptive in order to find out the kind and content of
coloring substance in syrup that sold at primary school in Kelurahan Lubuk Pakam
III Kecamatan Lubuk Pakam. The sample was taken by purposive sampling, there
were 2 kind of syrup, the red syrup and the yellow one. Analysis of the coloring
substance doing through with chromatography paper method and gravimetry method
in Balai Laboratorium Kesehatan Daerah, Kota Medan.
Result of the research indicated that from 20 samples that have been tested,
18 samples used permitting sintetic coloring substance such as Sunset Yellow,
Tartrazine and Ponceau 4R, Whereas, colour content at 18 samples are still in
normal limited considere with standart of permitting, and 2 samples used prohibited
coloring substance, that was Ponceau 3R. It is recommended to the BPOM Medan to
do control and evaluation syrup product that sold to society regularly to find out the
using of synthetic coloring substance in product process.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Nama
: Elisabet R. Purba
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen Katolik
Status Perkawinan
: Belum Kawin
: 5 (lima) orang
Alamat Rumah
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 1993-1999
2. 1999-2002
3. 2002-2005
4. 2005-2009
: FKM-USU
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
saya yang berjudul Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup yang Dijual di
Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam
Dalam penulisan ini, saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya sebagai manusia
yang tidak luput dari segala kekurangan.
Selama penulisan skripsi ini, saya telah banyak mendapat bantuan moril,
nasehat dan bimbingan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada ibu Dr. Ir. Zulhaida Lubis, MKes selaku dosen pembimbing I
dan ibu Ernawati Nasution, SKM, MKes selaku dosen pembimbing II yang dalam
penulisan skripsi ini telah banyak meluangkan waktunya serta dengan penuh
kesabaran dalam memberikan bimbingan dan masukan kepada saya.
Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Jumirah, Apt. MKes selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dosen Penasehat Akademik.
4. Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPH selaku Dosen Penguji II.
5. Ibu Dra. Norma Sinaga, Apt selaku pembimbing di Laboratorium Kesehatan
Daerah Kota Medan.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
6. Kepada bapak dan ibu Kepala Sekolah SD Negeri di Kelurahan Lubuk Pakam III
Kepala Sekolah SD Negeri No. 105356, Kepala Sekolah SD Negeri No. 107982,
Kepala Sekolah SD Negeri No. 101901, Kepala Sekolah SD Negeri No. 101899,
dan Kepala Sekolah SD Negeri No. 107955 Lubuk Pakam yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf FKM-USU khususnya Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat yang telah banyak memberikan masukan dan membantu penulis
selama proses pengerjaan skripsi dan tidak lupa kepada bang Marihot Samosir,
ST yang selalu membantu dalam mengurus administrasi.
8. Buat keluargaku terkasih
bapak dan
mama
Sipayung, S.Pd serta kakak, abang dan adikku terkasih, John Erikson Purba, ST,
Erika Novita Purba, S.Si, Rusdianto Purba S.Pt dan Antonius Leonardo Purba
atas segala cinta, pengorbanan, motivasi serta doa yang sangat berarti di dalam
hidupku.
9. Buat sahabat-sahabatku de GenRe, Noni, Franky, Eva, Siska, Irma, Evan,
Tika, dan magdy yang sangat banyak membantu, selalu menyemangati,
mendukung dan mendoakan aku selama proses pengerjaan skripsi ini.
10. Buat teman-teman FKM-USU 2005 khususnya anak-anak Gizi angkatan 2005,
Helfa, Ade Saputra, Ade Nove, Kak Esra, Menti, Wawa, Uswa, dan lain-lain.
11. Buat desy, yance dan teman-teman PBL ku, ity, gita, ina, asni, bang sadar dan
teman-temanku
mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan, kerja sama dan doanya.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Walaupun
sudah
berusaha
dengan
maksimal,
namun
saya
menyadari
Penulis
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
DAFTAR ISI
BAB II
BAB III
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
PENDAHULUAN ............................................................................
1
4
5
5
5
5
6
7
8
8
9
10
10
11
12
13
15
15
15
18
19
22
23
23
23
24
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
HASIL
............................................................................................. 33
25
25
25
25
26
26
26
26
27
27
27
28
29
29
30
31
32
33
34
34
36
38
PEMBAHASAN .............................................................................. 40
5.1. Jenis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup dan Sirup ....................... 40
5.2. Kadar Zat Pewarna Pada Minuman Sirup dan Sirup ................... 43
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Perhitungan Kadar Zat Pewarna
Permohonan Izin Penelitian FKM USU
Surat Selesai Penelitian
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
DAFTAR GAMBAR
24
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
dengan pendekatan
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan
lebih lanjut (Judarwanto, 2008).
Suatu lembaga studi di daerah Jakarta Timur melakukan penelitian terhadap
jenis jajanan yang sering di konsumsi anak-anak sekolah adalah lontong, tahu goreng,
mie bakso dengan saos, es sirup, dan ketan uli. Berdasarkan uji laboratorium
menunjukkan bahwa pada bakso ditemukan borax, tahu goreng dan mie kuning basah
ditemukan formalin, dan es sirup merah positif mengandung Rhodamin B
(Judarwanto, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Soleh (2003) dalam Yuliarti (2007) terhadap
25 sampel makanan dan minuman jajanan yang beredar di kota Bandung, terdapat 5
sampel yang positif mengandung Rhodamin B dari 251 jenis minuman yang diperiksa
di Bogor sebanyak 14,5% mengandung Rhodamin B. Pemeriksaan yang dilakukan
oleh BPOM pada 195 Sekolah Dasar di 18 propinsi, di antaranya Surabaya,
Semarang, Bandar Lampung, dan Denpasar sebanyak 861 sampel yaitu minuman
ringan, es sirup, saos, kerupuk dan makanan gorengan. Hasil uji analisis menunjukan
bahwa 46 sampel minuman sirup megandung Amaranth, dan 8 sampel minuman sirup
dan minuman ringan mengandung Methanil yellow.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh YLKI (Yayasan Layanan
Konsumen Indonesia) pada tahun 1990 di Semarang terhadap minuman jajanan, dari
22 sampel yang diuji terdapat 54,55 % sampel mengandung Rhodamin B (Cahyadi,
2006). Begitu juga dengan hasil penelitian Mudjajanto (2006) menemukan banyak
penggunaan zat pewarna Rhodamin B dan Methanil yellow untuk mewarnai kembang
gula, minuman ringan dan sirup.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Menurut Irianto dan Waluyo (2007), penggunaan bahan pewarna baik yang
pewarna buatan maupun yang dilarang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Pewarna yang dilarang dapat meracuni ginjal dan dapat megakibatkan gangguan
fungsi hati maupun kanker karena merupakan pewarna tekstil. Menurut Yuliarti
(2006) pewarna sintetik dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila melebihi
batas yang telah ditentukan seperti dapat menyebabkan tumor, hiperaktif pada anakanak, menimbulkan efek pada sistem saraf, alergi dan dapat menimbulkan radang
selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguan
pencernaan.
Salah satu produk makanan dan minuman yang paling sering ditambahkan
dengan zat warna adalah minuman sirup. Minuman tersebut sangat digemari oleh
anak-anak SD karena warnanya yang menarik. Maka penulis tertarik untuk meneliti
zat warna yang terdapat pada minuman sirup yang dijajakan di Sekolah Dasar di
Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, pemilihan lokasi tersebut
dikarenakan oleh masih banyaknya pedagang minuman jajanan, dimana disetiap
lingkungan sekolah terdapat sekitar satu sampai tiga penjual
yang menjajakan
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Untuk hal tersebut di atas, tidak terlepas dari pengawasan terhadap tenaga
pengolah makanan, pedagang yang menyajikan makanan, alat-alat yang
dipergunakan dalam proses pengolahan makanan dan minuman, tempattempat produksi makanan dan minuman yang tidak saniter serta air yang
dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut yang tidak memenuhi syarat.
2.2. Makanan dan Minuman Jajanan
Menurut Irianto dan Waluyo (2007), yang dimaksud dengan makanan
dalam ilmu kesehatan adalah setiap substrat yang dapat dipergunakan untuk proses di
dalam tubuh. Menurut World Health Organization (WHO) mendefenisikan makanan
sebagai semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air, obat-obatan dan
substansi yang digunakan untuk pengobatan. Departemen Kesehatan menyatakan
bahwa makanan dan minuman adalah semua baik dalam bentuk alamiah maupun
dalam bentuk buatan yang diamakan manusia kecuali air dan obat-obatan.
Menurut Moehji (1992), makanan sehat yang menyehatkan harus mencakup
tiga aspek:
1. Makanan harus memberikan kelengkapan dan kecukupan zat gizi yang diperlukan
untuk kelangsungan fungsi-fungsi normal berbagai organ tubuh.
2. Makanan bebas dari senyawa kimia atau dari mikroba yang dapat membahayakan
kesehatan tubuh.
3. Makanan tidak akan mendorong timbulnya masalah kesehatan, terutama masalah
yang timbul setelah tenggang waktu yang lama.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Makanan yang kita konsumsi biasanya selain makanan pokok ada juga
makanan jajajanan. Pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajanan di warung
maupun kantin sekolah daripada makanan yang telah tersedia di rumah. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003,
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan
di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi
umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel. Menurut
FAO dalam Judarwanto (2008) makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat
keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pegolahan dan
persiapan lebih lanjut. Makanan dan minuman jajanan ini umumnya memiliki bentuk,
cita rasa yang berbeda dan warna yang mencolok yang dapat menarik perhatian dan
mempengaruhi anak-anak.
2.3. Keamanan Pangan
2.3.1. Definisi Keamanan Pangan
Menurut Undang-Undang No 7/1996 yang dikutip oleh Hardiansyah (2001)
tentang pangan, bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan upaya untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut dengan
foodborne diseases, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan
yang mengandung bahan/senyawa beracun atau organisme patogen.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
dalam
pengolahan
2. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau
tidak memenuhi syarat.
3. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan
cara produksi yang baik untuk pangan.
4. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
2.4.2. Sumber Sumber Bahan Tambahan Makanan
Menurut Riandini (2008) BTM (Bahan Tambahan Makanan) bisa berasal dari
makanan yang dapat disintesa secara kimia atau diproduksi dengan proses biologi.
1. Bahan tambahan sintetik. Penggunaan bahan tambahan sintetik telah meningkat
setelah pergantian abad. bahan tambahan sintetik diperoleh dari proses
pengolahan bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah
yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolisme nya.
2. Bahan tambahan biologi baik dari hewan maupun dari tumbuhan seperti lesitin
dan asam sitrat. Bahan Tambahan Makanan yang bersumber langsung dari alam
Pada umumnya Bahan Tambahan Makanan dibagi menjadi dua golongan besar,
(Cahyadi 2006) :
1. Bahan Tambahan Pangan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam
makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
j.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Warna
Sumber
Karamel
coklat
Anthosianin
Jingga
Tanaman
Merah
Biru
Flavonoid
Tanpa kuning
Tanaman
Leucoantho sianin
Tidak berwarna
Tanaman
Tannin
Tidak berwarna
Tanaman
Batalain
Kuning, merah
Tanaman
Quinon
Kuning, hitam
Tanaman
Xanthon
Kuning
Tanaman
Karotenoid
Tanaman/hewan
Klorofil
Hijau, cokelat
Tanaman
Heme
Merah, cokelat
hewan
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa dulu yang kadangkadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk
senyawa-senyawa baru yang berbahaya. (Cahyadi, 2006).
Namun sering sekali terjadi penyalahgunaan pemakain pewarna untuk
sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit untuk
mewarnai bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan adalah
pewarna yang berbahaya terhadap kesehatan seperti Amaran, Auramin,
Methanyl Yellow dan Rhodamin B. Jenis-jenis makanan jajanan yang
ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya ini antara lain sirup, saus,
bakpau, kue basah, pisang goreng, tahu, kerupuk, es cendol, mie dan manisan
(Yuliarti, 2007).
Timbulnya penyalahgunaan bahan tersebut
disebabkan karena
Jenis minuman
dilarang/dibatasi
Amaran
Auramin
Rhodamin B
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Methanyl Yellow
**Pewarna
lain
dibatasi
Sumber : Fardiaz (1997) dalam Seto (2001).
** Ponceau 4R, Sunset Yellow, Tartrazin.
Tabel 2.3. Daftar Zat Pewarna Sintetis yang Diizinkan di Indonesia
Nomor Indeks
Pewarna
Warna (C.I.No.)
Amaran
Biru berlian
Batas
Maksimum
Penggunaan
:CL 16185
Secukupnya
Secukupnya
Amaranth
Food Red 9
Food Red 2
Eritrosin
Hijau FCF
45430
Secukupnya
42053
Secukupnya
44090
Secukupnya
73015
Secukupnya
16255
Secukupnya
Quineline yellow
Cl. Food Yellow 13 74005
Secukupnya
Erithrosin : CL
Food red 14 fast
green FCF : CL
Food Green 3
Green S : Cl. Food
Hijau S.
Green 4
Indigotin : Cl. Food
Indigotin
Blue I
Ponceau 4R : Cl
Ponceau 4R
Kuning
Food Red 7
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Kuinelin
Kuning FCF
Secukupnya
Secukupnya
19140
Secukupnya
Tartrazine
Riboflavina
Tartrazine
Sumber: Peraturan Menkes RI, Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
2.5.3. Tujuan Penambahan Zat Pewarna
Menurut Syah, dkk (2005), kemajuan teknologi pangan memungkinkan zat
pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa
memberi warna yang stabil pada produk pangan. Beberapa alasan utama
menambahkan zat pewarna pada makanan:
1. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara, atau
temperatur yang ekstirm akibat proses pegolahan dan penyimpanan.
2. Memperbaiki variasi alami warna. Produk pangan yang salah warna akan
diasosiasikan dengan kualitas rendah. Jeruk yang matang dipohon misalnya
sering disemprotkan pewarna Citrus Red No. 2 untuk memperbaiki warnanya
yang hijau burik atau orange kecoklatan.
3. Membuat identitas produk pangan. Identitas es krim strawberry adalah merah.
Permen rasa mint aka berwarna hijau muda sementara rasa jeruk akan
berwarna hijau yang sedikit tua.
4. Menarik minat konsumen dengan pilihan warna yang menyenangkan.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar
matahari selama produk simpan.
2.5.4. Dampak Zat Pewarna Bagi Kesehatan
Pemakain zat pewarna sintetis dalam makanan dan minuman mempunyai
dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat suatu
makanan lebih menarik, meratakan warna makanan, mengembalikan warna bahan
dasar yang telah hilang selama pengolahan ternyata dapat pula menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan dan bahkan memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan
konsumen.
Menurut Cahyadi (2006), ada hal-hal yang mungkin memberikan dampak
negatif tersebut apabila :
1. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil namun berulang.
2. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu yang lama.
3.
Kelompok masyarakat yang luas dengan daya tahan yang berbeda-beda yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan sehari-hari dan
keadaan fisik.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
konsumen. Bahan ini bila dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan pada fungsi hati,
bahkan kanker hati (Cahyadi,2006).
Tabel 2.4. Daftar Zat Pewarna Sintetis yang Dilarang di Indonesia
Bahan Pewarna
pun
seharusnya
tidak
mengandung
kuman
patogen
yang
dapat
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Menurut Tarwotjo (1998), jenis minuman yang tersedia setiap hari dibedakan
atas:
1. Minuman sehari-hari
a. Air putih, merupakan minuman netral dengan sarat tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa.
b. Teh
c. Kopi
2. Minuman panas
Jenis minuman ini antara lain adalah : wedang, jahe, wedang ronde, dll.
3. Minuman dingin
a.
Es sirup
Sirup yang dibuat dari gula pasir yang dilarutkan dalam air dengan
perbandingan
tertentu
lalu
direbus
sampai
mendidih
kemudian
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
e. Dibuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti buah-buahan
dan kacang-kacangan.
2.6.1. Sirup
Sirup merupakan larutan yang terdiri dari air, gula dan formulasi bahan-bahan
tambahan pangan. Bahan tambahan pangan yang digunakan bertujuan untuk
meningkatkan
nilai
organoleptik,
menghambat
pertumbuhan
mikroba
dan
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Minuman Sirup
Zat Pewarna
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah minuman sirup yang berwarna merah dan
kuning dan juga sirupnya sebanyak dua puluh (20) sampel.
Pemilihan sampel
diambil secara purposive sampling yaitu sirup yang berwarna merah dan kuning,
karena lebih banyak dijual dan lebih banyak diminati anak-anak dan berdasarkan
beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap minuman
yang berwarna merah dan kuning, hasilnya menunjukkan masih banyak minuman
yang berwarna merah dan kuning mengandung Bahan Tambahan Makanan yang
dilarang seperti Rhodamin B dan Metanil Yellow.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer yaitu data tentang jenis dan kadar zat pewarna dalam minuman
sirup yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data yang berhubungan dengan substansi yang
diperoleh dari literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis dan sangat
relevan untuk mendukung penelitian ini.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Pemeriksaan
Laboratorium
Uji Kualitatif
(memenuhi/tidak memenuhi syarat)
Uji Kuantitatif
(memenuhi/tidak memenuhi syarat)
3.6. Penetapan Jenis Zat Warna
3.6.1. Peralatan
Daftar Alat dan Bahan pada Penetapan Zat Warna
1. Alat
a. Gelas Ukur
b. Botol aquadest
c. Gelas ukur 50 ml
d. Neraca analitik
e. Water bath (pemanas air)
2. Bahan
a. Sirup
b. Aquadest
c. Kertas Kromotografi
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
d. NH4OH 10%
e. KHSO4 10 %
3.6.2. Pemeriksaan Secara Kualitatif
Prinsip pemeriksaan ini dilakukan dengan metode kromatografi kertas.
Pemeriksaan ini untuk melihat jenis zat pewarna yang terdapat di dalam sampel.
Untuk pemeriksaan jenis zat pewarna yang dilakukan melalui metode kromatografi
dapat dilihat dengan cara mengukur nilai Rf dari masing-masing bercak yang
terbentuk kemudian dibandingkan hasilnya dengan Rf zat pewarna standar.
Prosedur Kerja Metode Kromatografi kertas
1. Timbang 50 gr sampel, kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100 ml.
2. Tambahkan 10 ml asam asetat 10 % kemudian masukkan bulu domba,
didihkan selama 30 menit sambil diaduk.
3. Bulu domba dipisahkan dari larutan dan dicuci dengan air dingin berulangulang hingga bersih.
4. Pewarna dilarutkan dari bulu domba dengan penambahan ammonia 10 % di
atas penangas air hingga sempurna.
5. Larutan berwarna yang didapat dicuci lagi dengan air hingga bebas dari
ammonia.
6. Totolkan pada kertas kromatografi, serta totolkan juga zat warna pembanding
yang cocok.
7. Jarak rambatan elusi 12 cm dari tepi bawah kertas. Elusi dengan eluen I
(Etilmetilketon : aseton : air = 70 : 30 : 30 ) dan eluen II (2 g NaCl dalam 100
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Di Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam terdiri dari 5 sekolah
dasar negeri yang masing-masing sekolah dasar terdapat penjual minuman sirup.
Sampel yang diambil dari penjual minuman sirup tersebut adalah sebanyak 20 sampel
yang terdiri dari 10 minuman sirup dan 10 sirup, sebagai berikut :
1. SD Negeri No. 107955 sebanyak 8 sampel, yaitu minuman sirup dan sirup.
Minuman sirup yang berwarna merah sebanyak 2 buah dan yang berwarna
kuning sebanyak 2 buah. Begitu juga sirup yang akan diteliti sirup yang
berwarna merah sebanyak 2 buah dan yang berwarna kuning 2 buah.
2. SD Negeri No. 107982 sebanyak 2 sampel, yaitu 1 minuman sirup yang
berwarna kuning dan 1 sirup berwarna kuning.
3. SD Negeri No. 101899 sebanyak 4 sampel, yaitu 2 minuman sirup yang
masing-masing berwarna merah dan kuning. Dan 2 sirup yang masing-masing
berwarna merah dan kuning.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
No
1
2
3
4
5
Sekolah
SD Negeri No. 107955
SD Negeri No. 107982
SD Negeri No. 101899
SD Negeri No. 105356
SD Negeri No. 101901
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
n
%
n
%
46,7
16
53,3
14
40,0
18
60,0
12
15
50,0
15
50,0
12
40,0
18
60,0
13
43,3
17
56,7
Total
n
30
30
30
30
30
%
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa dari lima SD Negeri
yang diteliti jumlah responden sebanyak 150 orang, yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 66 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 84 orang.
4.3. Gambaran Tindakan Anak Sekolah Terhadap Minuman Sirup
Tindakan anak sekolah yang meliputi frekuensi di dalam membeli minuman
sirup dalam satu minggu, dan warna minuman sirup yang paling disukai
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Dari tabel 4.2. di atas dapat diketahui bahwa yang paling besar frekuensi
membeli minuman sirup yaitu yang lebih dari 6 kali seminggu atau hampir setiap hari
adalah anak SD Negeri No. 107955 yaitu sebanyak 14 orang (46,7%) dan yang paling
rendah frekuensi membeli minuman sirup adalah SD Negeri No. 101901 sebanyak 18
orang atau (60%).
Tabel 4.3. Distribusi Responden yang Pernah Membeli Berdasarkan Warna
Minuman Sirup yang Paling Disukai.
Warna minuman sirup
Total
merah
kuning
No
Sekolah
n
%
n
%
n
%
1 SD Negeri No. 107955
8
30,8
18
69,2
26 100,0
2 SD Negeri No. 107982
0
0.0
27
100,0
27 100,0
3 SD Negeri No. 101899
10
40,0
15
60,0
25 100,0
4 SD Negeri No. 105356
12
50,0
12
50,0
24 100,0
5 SD Negeri No. 101901
0
0,0
25
100,0
25 100,0
Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat diketahui bahwa warna minuman sirup
yang paling disukai adalah minuman sirup yang berwarna kuning, yaitu di SD Negeri
No. 107982. Dan dari 5 sekolah dasar hanya 3 sekolah yang menjual minuman sirup
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
berwarna merah. Dari data di atas yang paling banyak menyukai minuman sirup
berwarna merah adalah anak SD Negeri 105356 sebanyak 12 orang (40,3%).
4.4. Hasil Analisis Kualitatif Zat Pewarna Pada Minuman Sirup dan Sirup
Pemeriksaan zat pewarna buatan dilakukan pada 20 sampel, yaitu 10
minuman sirup dan 10 sirup. Sampel tersebut diambil dari beberapa penjual minuman
sirup yang ada di lingkungan SD Kelurahan Lubuk Pakam III. Sampel tersebut
dibawa ke Laboratorium Kesehatan Medan untuk penentuan jenis zat pewarna merah
dan kuning dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Kemudian dilakukan
pengidentifikasian atau analisa kualitatif zat pewarna merah dan kuning pada
minuman sirup dan sirupnya.
Hasil pemeriksaan zat pewarna secara kualitatif dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Tabel 4.4. Hasil Pemeriksaan Zat Pewarna Buatan pada Minuman Sirup dan
Sirup yang Dijual di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kec
Lubuk Pakam
Kode
No
Sampel
Jenis Zat Pewarna
Keterangan
Lokasi
1
Minuman Sirup Kuning Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
2
Minuman Sirup Merah
Ponceau 4R
Diizinkan
A
3
Minuman Sirup Kuning Tartrazine
Diizinkan
4
Minuman Sirup Merah
Ponceau 3R
Tidak
Diizinkan
5
B
Minuman Sirup Kuning Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
6
Minuman Sirup Merah
Ponceau 4R
Diizinkan
C
7
Minuman Sirup Kuning Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
8
Minuman Sirup Merah
Ponceau 4R
Diizinkan
D
9
Minuman Sirup Kuning Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
10
E
Minuman Sirup Kuning Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
11
Sirup Pinguin Kuning
Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
12
Sirup Mega Sari
Ponceau 4R
Diizinkan
A
13
Sirup Pinguin Lychee
Tartrazine
Diizinkan
14
Sirup Pinguin Merah
Ponceau 3R
Tidak
Diizinkan
15
B
Sirup Pohon Pinang
Sunset Yellow
Diizinkan
16
Sirup Mega Sari
Ponceau 4R
Diizinkan
C
17
Sirup Cap Y kuning
Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
18
Sirup Cap Padi Merah
Ponceau 4R
Diizinkan
D
19
Sirup Cap Padi kuning
Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
20
E
Sirup Cap Dewi Kuning Sunset Yellow, Tartrazine
Diizinkan
Keterangan :
A : SD Negeri No. 107955
B : SD Negeri No. 107982
C : SD Negeri No. 101899
D : SD Negeri No. 105356
E : SD Negeri No. 101901
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 20 (dua puluh)
sampel yang diidentifikasi, delapan belas sampel positip menggunakan zat pewarna
buatan yang diizinkan, dua sampel menggunakan zat pewarna buatan yang tidak
diizinkan yaitu minuman sirup yang berwarna merah dan sirup Pinguin Merah.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
4.5. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Zat Pewarna Buatan pada Minuman Sirup
dan Sirup.
Hasil pemeriksaan kadar zat pewarna merah dan kuning pada minuman sirup
dan sirup dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri.
Tabel 4.5. Hasil Pemeriksaan Kadar Zat Pewarna Buatan pada Minuman Sirup
dan Sirup yang Dijual di Sekolah Kelurahan Lubuk Pakam III Kec
Lubuk Pakam
Batas
Memenuhi
Kadar zat
Kode
Penggunaan
syarat/tidak
No
Sampel
Pewarna
Lokasi
Maksimum memenuhi syarat
(mg)
(mg/l)
1
Minuman Sirup Kuning
0,18
70
Memenuhi syarat
2
Minuman Sirup Merah
0,14
70
Memenuhi syarat
A
3
Minuman Sirup Kuning
0,12
70
Memenuhi syarat
4
Minuman Sirup Merah
0,09
0
Tidak memenuhi
syarat
5
B
Minuman Sirup Kuning
0,16
70
Memenuhi syarat
6
Minuman Sirup Merah
0,13
70
Memenuhi syarat
C
7
Minuman Sirup Kuning
0,11
70
Memenuhi syarat
8
Minuman Sirup Merah
0,12
70
Memenuhi syarat
D
9
Minuman Sirup Kuning
0,10
70
Memenuhi syarat
10
E
Minuman Sirup Kuning
0,13
70
Memenuhi syarat
11
Sirup Pinguin Kuning
0,30
70
Memenuhi syarat
12
Sirup Mega Sari Merah
0,21
70
Memenuhi syarat
A
13
Sirup Pinguin Lychee
0,35
70
Memenuhi syarat
14
Sirup Pinguin Merah
0,18
0
Tidak memenuhi
syarat
15
B
Sirup Pohon Pinang
0,32
70
Memenuhi syarat
16
Sirup Mega Sari Merah
0,23
70
Memenuhi syarat
C
17
Sirup Cap Y kuning
0,35
70
Memenuhi syarat
18
Sirup Cap Padi Merah
0,28
70
Memenuhi syarat
D
19
Sirup Cap Padi kuning
0,41
70
Memenuhi syarat
20
E
Sirup Cap Dewi Kuning
0,37
70
Memenuhi syarat
Keterangan :
A : SD Negeri No. 107955
B : SD Negeri No. 107982
C : SD Negeri No. 101899
D : SD Negeri No. 105356
E : SD Negeri No. 101901
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat diketahui bahwa kadar penggunaan zat
pewarna masih sesuai dengan syarat yang diizinkan, sedangkan penggunaan zat
pewarna buatan yang tidak diizinkan yaitu pada minuman sirup yang dijual di SD
Negeri No. 107955 menggunakan Ponceau 3R. Pada minuman sirup kadar Ponceau
3R sebesar 0,09 mg dalam setiap 100 ml minuman sirup dan pada sirup Pinguin
Merah kadar Ponceau 3R sebesar 0,18 mg dalam setiap 100 ml sirup.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
BAB V
PEMBAHASAN
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
diizinkan. Adapun jenis zat pewarna yang diizinkan dalam minuman sirup dan sirup
adalah Ponceau 4R, Sunset Yellow, dan Tartrazine, sedangkan zat pewarna yang
tidak diizinkan yang dipergunakan pada minuman sirup dan sirup Pinguin merah
adalah Ponceau 3R.
Berdasarkan uji laboratorium pada minuman sirup kuning dan sirup yang
dijual di SD Negeri No. 107982 terdapat perbedaan jenis zat pewarna, yaitu pada
minuman sirup kuning mengandung zat pewarna Sunset Yellow dan Tartrazine,
sedangkan pada sirup yaitu sirup Pohon Pinang mengandung zat pewarna Sunset
Yellow. Kemungkinan perbedaan tersebut disebabkan oleh penambahan zat pewarna
makanan lain di dalam proses pembuatan minuman sirup tersebut.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Sunset Yellow merupakan jenis pewarna jingga sintetik yang sangat mudah
larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuningan yang biasa digunakan
pada produk fermentasi yang telah mengalami proses pemanasan. Pewarna ini biasa
digunakan pada pembuatan sirup (orange squash), jelly orange, saus, dan pada bahanbahan pangan lain yang mengandung warna kuning, oranye dan kemerahan.
Tartrazin merupakan pewarna kuning lemon yang umum digunakan sebagai
pewarna makanan di Afrika, Swedia, dan Indonesia. Zat pewarna lain adalah Ponceau
4R, pewarna ini merupakan pewarna sintetis yang berwarna merah dengan kode
warna CI (1975) No.16255 dan sangat umum digunakan untuk produk makanan yang
telah dipanaskan setelah fermentasi dan produk makanan kalengan seperti buah pir,
prem dan udang kalengan. Pewarna ini juga termasuk pewarna yang stabil dan
hampir seluruh produk makanan yang memiliki penampilan warna merah
menggunakan pewarna ponceau 4R ini sebagai campurannya.
Penggunaan zat pewarna sintetis ini disenangi oleh produsen karena
mempunyai variasi warna yang beragam dan mudah ditemukan di pasaran dengan
harga yang relatif murah dan pemakaiannya lebih praktis daripada menggunakan
pewarna alami. Menurut Cahyadi (2006) pemakaian bahan pewarna pangan sintetis
dalam pangan walaupun mempunyai dampak positif bagi produsen dan konsumen,
diantaranyan dapat membuat suatu pangan lebih menarik, meratakan warna pangan,
ternyata dapat pula menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Pada SD Negeri No. 105356 yaitu minuman sirup merah yang menggunakan
zat pewarna Ponceau 4R dengan kadar 0,12 mg, dan sirup merah cap Padi Merah
yang menggunakan zat pewarna Ponceau 4R dengan kadar 0,28 mg. pada minuman
sirup kuning menggunakan zat warna Sunset Yellow, dan Tartrazine dengan kadar
0,10 mg, dan sirup kuning cap Padi Kuning menggunakan zat warna Sunset Yellow,
dan Tartrazine dengan kadar 0,41 mg.
Pada SD Negeri No. 101901 yaitu minuman sirup kuning menggunakan zat
warna Sunset Yellow dan Tartrazine dengan kadar 0,13 mg, dan sirup kuning cap
Dewi Kuning yang menggunakan zat warna Sunset Yellow dan Tartrazine dengan
kadar 0,37 mg.
Dari 20 sampel yang diperiksa, 18 sampel masih mengandung zat pewarna
dan kadar yang sesuai dengan Permenkes RI no. 722/Menkes/Per/IX/1988. Dari hasil
pemeriksaan terdapat 2 sampel yang menggunakan zat pewarna yang tidak diizinkan,
yaitu pada minuman sirup dan sirup yang dijual di SD Negeri No. 107955. Pada
minuman sirup merah menggunakan zat pewarna Ponceau 3R dengan kadar 0,09 mg
dan sirup cap Pinguin merah menggunakan zat pewarna Ponceau 3R dengan kadar
0,18 mg.
Selama periode 1963-1970, dari hasil penelitian oleh FAO/WHO telah
ditetapkan batas konsumsi perhari dari beberapa zat pewarna yang sering disebut
dengan ADI. Hanya ada beberapa jenis zat pewarna yang sudah ditetapkan batas ADI
yang dapat diserap oleh tubuh yaitu : Sunset Yellow sebesar 5,0 mg/kg, Eritrosin
sebesar1,25 mg/kg, amarant 1,5 mg/kg, Indigotine sebesar 2,5 mg/kg, Fast Green
sebesar 12,5 mg/kg dan Tartrzine sebesar 7,5 mg/kg (Winarno, 1997). Dari hasil
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
penelitian ini, zat pewarna yang termasuk dalam batas ADI adalah Tartrazine dan
Sunset Yellow.
Pewarna Sunset Yellow, jika diasumsikan dengan BB rata-rata 70 kg, maka
batas maksimum ADI yang dapat dikonsumsi adalah 350 mg/kg BB (jumlah ADI
dikali BB) sehingga dapat diperkirakan jumlah maksimum yang dapat diserap tubuh
untuk pewarna jenis sunset yellow sebesar 15,5 mg/hari (Winarno,1997). Dari
pembahasan tersebut dapat diilustrasikan pada kelompok anak-anak dengan BB ratarata 20 kg, maka batas ADI yang dapat dikonsumsi sebesar 100 mg/kg BB sehingga
diperkirakan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh tubuh adalah sebesar 4,4
mg/hari. Jika BB rata-rata 30 kg maka ADI yang dapat dikonsumsi sebesar 150
mg/kg BB sehingga dapat diperkirakan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh
tubuh adalah sebesar 6,6 mg/hari.
Pada pewarna Tartrazine diketahui batas maksimum ADI sebesar 7,5 mg/kg,
jika diasumsikan dengan BB rata-rata 70 kg maka batas maksimum ADI yang dapat
dikonsumsi adalah 525 mg/kg BB sehingga perkiraan jumlah maksimum yang
diserap oleh tubuh untuk pewarna jenis Tartrazine adalah sebesar 16,3 mg/hari
(Winarno, 1997). Dapat juga diilustrasikan untuk kelompok anak-anak dengan BB
rata-rata 20 kg maka jumlah ADI yang dapat dikonsumsi sebesar 150 mg/kg BB
sehingga perkiraan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh tubuh adalah sebesar
4,6 mg/hari. Jika BB rata-rata 30 kg maka batas ADI sebesar 225 mg/kg BB dan
perkiraan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh tubuh adalah sebesar 6,9
mg/hari.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Dari hasil penelitian terhadap kadar zat pewarna pada minuman sirup
menunjukkan bahwa kadar zat pewarna pada minuman sirup tersebut masih dalam
batas yang diizinkan. Kadar zat pewarna yang paling besar terdapat pada minuman
sirup kuning yang dijual di SD Negeri No. 107955 yaitu sebesar 0,18 mg dalam
setiap 100 ml minuman sirup. Berdasarkan hasil wawancara kepada anak SD Negeri
Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam terhadap frekuensi membeli
minuman sirup yaitu yang membeli minuman sirup yang lebih dari enam kali di
dalam satu minggu atau hampir setiap hari yang paling banyak terdapat pada anak SD
Negeri No. 107955 sebanyak 14 orang (46,7%).
Dapat diasumsikan jika seorang anak sekolah dasar dengan berat badan 20 Kg
membeli minuman sirup setiap hari sebanyak 250 ml dengan kadar zat pewarna yang
terkandung pada minuman sirup tersebut sebesar 0,45 mg, atau membeli minuman
sirup sebanyak 500 ml dengan kadar zat pewarna yang terkandung dalam minuman
sirup tersebut sebesar 0,9 mg, kadar tersebut masih dalam batas yang dizinkan
walaupun minuman sirup tersebut dikonsumsi sebanyak 500 ml di dalam satu hari,
sebab kadar zat pewarna yang dapat diserap tubuh setiap hari pada anak dengan berat
badan 20 Kg, adalah sebesar 4,4 mg/hari.
Kadar zat pewarna pada minuman sirup tersebut memang masih dalam batas
yang aman jika dikaitkan dengan ADI atau batas konsumsi perhari, namun
penggunaannya sebaiknya harus lebih diminimalkan sebab jika minuman sirup
tersebut dikonsumsi walaupun dalam jumlah yang kecil secara berulang-ulang dan
terus menerus akan dapat terakumulasi di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan (Cahyadi, 2006).
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan zat pewarna pada minuman sirup dan sirup yang
dijual di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Seluruh sampel minuman sirup dan sirup yang diperiksa menggunakan zat
pewarna sintetik.
2. Dari 20 sampel yang diperiksa, 18 sampel menggunakan zat pewarna
makanan yang diizinkan yaitu zat pewarna Sunset Yellow, Tartrazine, dan
Ponceau 4R, sedangkan 2 sampel yang terdiri dari minuman sirup merah dan
sirup merah cap Pinguin menggunakan zat pewarna yang tidak diizinkan yaitu
Ponceau 3R.
3. Hasil pemeriksaan secara kuantitatif dari 20 sampel, 18 sampel yang
menggunakan pewarna makanan yang diizinkan masih menggunakan kadar
yang sesuai dengan syarat dalam undang-undang Permenkes RI No.
722/Menkes/Per/IX/1988, dan 2 sampel mengandung zat pewarna yang tidak
diizinkan yaitu minuman sirup merah yang menggunakan Ponceau 3R dengan
kadar 0.09 mg, dan sirup Pinguin yang menggunakan Ponceau 3R dengan
kadar
0,18
mg
yang
tidak
sesuai
dengan
Permenkes
RI
no.
722/Menkes/Per/IX/1988.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
6.2. Saran
1. Bagi pihak sekolah agar bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam
memberikan penyuluhan tentang makanan dan minuman jajanan yang sehat
kepada anak-anak sekolah.
2. Diharapkan kepada instansi terkait khusunya BPOM untuk tetap mengadakan
pembinaan, pengawasan, serta evaluasi secara berkala kepada produsen sirup
mengenai penggunaan bahan tambahan sintetik pada produk sirup yang
dihasilkan.
3. Bagi penjual minuman sirup sebaiknya lebih memilih dan menggunakan
sirup yang memilki label pada kemasannya.
4. Bagi orang tua siswa agar lebih memperhatikan jajanan yang sering dibeli
anak-anak, dan sebaiknya anak-anak membawa bekal berupa minuman dari
rumah.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1995. Penangantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber
Widya. Jakarta.
Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Cahyadi, Wisnu. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.
Deman, John A. 1997. Kimia Makanan. ITB. Bandung.
Darius, J. G. 2007. Analisis Kandungan Nitrit dan Pewarna Pada Sosis Daging
Sapi yang Beredar di Kota Medan Tahun 2007. Skripsi. FKM. USU, Medan.
Depkes R.I, 1992. Undang-undang RI No. 23 tahun 1992. Tentang Kesehatan.
Jakarta.
Hardinsyah, dkk. 2001. Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Departemen
Pendidikan Naional. Jakarta.
Hidayati, CSD. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Kanisius. Yogyakarta.
Irianto Kus dan Waluyo Kusno, 2007. Gizi & Pola Hidup Sehat. CV.Yrama Widya.
Bandung.
Judarwanto, Widodo. 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. http://ludruk.com.
Kusnandar, dkk.2008. Teknologi Proses Produksi Minuman Nata de Coco dalam
Cup. www.unhas.ac.id, diakses tanggal 25 Januari 2008.
Nova, R., 2004. Pemeriksaan Boraks, Formalin pada Bakso Ayam dan
Rhodamin B pada Saos Tomat Jajanan Anak anak di lingkungan Sekolah
Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2004. Skripsi.
FKM. USU, Medan.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Winarno, FG. 1997. Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Widyaningsih, dkk. 2006. Formalin. Trubus agrisarana. Surabaya.
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Andi.
Yogyakarta.
.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
ba
berat sampel
0,27850,2740
50
= 0,00009 gr
100
0,00009
50
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan
Lubuk Pakam, 2010.