Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Amplifier Inverting
Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier inverting dengan Op-Amp dapat
digunakan persamaan berikut :
Amplifier Non-Inverting
Berikut adalah rangkaian Amplifier Non-Inverting
Amplifier Non-Inverting
Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier non-inverting dengan Op-Amp
dapat digunakan persamaan berikut :
Subtractor 1 Op-Amp
Untuk mencari tegangan keluaran dari rangkaian pengurang / subtractor dengan Op-Amp
dapat digunakan persamaan berikut :
Selain subtractor dengan 1 Op-Amp, terdapat subtractor yang menggunakan 2 Op-Amp dan 3
Op-Amp. Berikut adalah rangkaian keduanya :
Substractor 2 Op-Amp
Substractor 3 Op-Amp
Buffer
Buffer pada suatu rangkaian elektronika digunakan untuk menjaga arus agar tetap pada nilai
yang telah ditentukan. Berikut adalah rangkaian buffer :
Buffer
Komparator
Berikut adalah rangkaian komparator :
Komparator
Untuk mendapatkan Vru dan Vrl, dapat digunakan persamaan berikut :
Differensiator
Berikut adalah rangkaian differensiator :
Rangkaian Differensial
Rangkaian differensial yang banyak digunakan dipasaran dapat dilihat pada gambar berikut :
Integrator
Berikut adalah rangkaian integrator :
Rangkaian Integrator
Rangkaian integrator yang biasa digunakan dapat dilihat pada gambar berikut :
Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian integrator,
maka dapat digunakan persamaan berikut :
Keluaran dari rangkaian PI dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik berikut :
Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PI jika masukannya adalah berupa fungsi step :
Keluaran dari rangkaian PID dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik berikut :
Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PID jika masukannya adalah berupa fungsi step
:
Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan dikemas
secara khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai
untuk berbagal keperluan. Hingga kini, op-amp yang dibuat dan komponen-komponen diskrit
dan dikemas dalam rangkaian tersebut masih dirasakan begitu mahal oleh para insinyur atau
teknisi yang pernah menggunakannya. Namun, kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC)
yang telah ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan
amat luas pemakaiannya.
Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian pengaturan
dan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier matematika
(tegangan dan arus), integrasi dan penguatan.
Kini op-amp dapat dijumpai di mana saja, dlam berbagai bidang: reproduksi suara, sistem
komunikasi, sistem pengolahan digital, elektronik komersial, dan, aneka macam perangkat
hobyist.
Dalam konfigurasinya kita akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran tunggal,
masukan dan keluaran diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran tunggal.
Konfigurasi terakhir ini banyak digunakan dalam industri elektronika.
Konflgurasi ini juga akan dipakai sebagai kerangka landasan dalam modul ini. Setiap orang
yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus memahami kegunaan op-amp, mengetahui
karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi dasar rangkaian op-amp dan mampu
bekerjasama dengannya.
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang
identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan
(input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka
keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2.
Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda
dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade).
Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan
penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu keluaran.
Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground). Untuk dapat
menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama dengan
tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat diferensial tingkat
kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter dihubungkan
dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan menggunakan konfigurasi
ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif hingga mendekati harga VCC dan
dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat
dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih
lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.
Perhatikan, lazimnya op-amp, memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena catunya
demikian, tegangan keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap bumi.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
Penguatan lup terbuka - amat tinggi.
Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh
pembebanan.
Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ~
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
Hambatan masukan (input resistance) RI = ~
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
Lebar pita (band width) BW = ~
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai dalam
kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang
memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang
baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.
Simbol op-amp standar /dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada Gambar
diatas. Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik
dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan ini
akan digeser fasanya 180 derajat pada keluaran.
Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang
diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan, keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan
pada bagian puncak segitiga.
Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan
nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak selalu
diperlihatkan dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan.
Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu. terpakai
semuanya.
Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum yang
bukan menunjukkan op-amp khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan seterusnya, atau
OP-1, OP-2, dan seterusnya.
Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi di
dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari
rangkaian internalnya.
Gambar diatas menunjukkan diagram skematis IC op-amp 741 yang populer. Op-amp
lainnya tak berbeda. Resistor dan kapasitor diusahakan sedikit mungkin dalam perancangan
IC ini dan kalau mungkin digunakan transistor.
Kapasitor kopling tidak dipakai di sini sehingga rangkaian dapat memperkuat sinyal DC
sebagaimana sinyal AC. Kapasitor 30 pF yang diperlihatkan akan memberikan kompensasi
frekuensi internal, kelak akan dibicarakan pula dalam bab ini.
Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi masukan
tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level (sehingga keluaran
dapat berayun positif atau negatio, dan penguat keluaran impedansi rendah.
*****
FUNGSI OP-AMP
Mode loop terbuka
Idealnya, penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya penguatan op-amp
hanya mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam keadaan demikian
tidak ada umpan balik dari keluaran menuju masukan dan penguatan tegangan (Av)
maksimum, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.
Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukanmasukannya akan menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level maksimum catu.
Tegangan maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu, karena. ada jatuh tegangan
internal pada op-amp. (Lihat Gambar skematik dari op amp 741 diatasdan perhatikan
komponen Q14, R9, R10, dan Q20).
Keluaran dikatakan berada dalani keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan (salah satu)
sebagai + Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam modus lup terbuka
dengan catu ( 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran antara -13,5 V sampai +13,5 V.
Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk selisih
masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan pada masukannya, maka keluaran akan
berada pada salah satu dari kedua level tegangan di atas.
Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian
detektor level.
Mode loop tertutup
Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian dalam
modus lup tertutup, seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.
Komponen luar digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan
membalik. Umpan balik akan menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan
derau.
Penguatan tegangan (Av) akan lebih kecil daripada (<) penguatan maksimum.dalam modus
lup terbuka.
Mode penguatan terkontrol
Penguatan lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam rangkaian
praktis. Dengan menambahkan sebuah resistor Rin pada masukan membalik seperti pada
dibawah ini, penguatan op-amp dapat diatur.
Dalam konfigurasi tak membalik ini, tegangan keluaran. sama dengan tegangan masukan dan
Av, sama dengan + 1.
Berbagai tipe penguatan ini akan digunakan dalam rangkaian rangkaian dasar selanjutnya
dalam artikel ini untuk lebih memperjelas Anda akan fungsi-fungsi op-amp.
Salah satu fungsi yang penting untuk diingat adalah hubungan polaritas masukan terhadap
keluaran. Tegasnya, dikatakan bahwa bila masukan membalik lebih positif dibandingkan
dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan negatif. Demikian pula, jika masukan
membalik lebih negatif dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan
positif. Gambar di bawah ini menunjukkan fungsi yang penting ini, dengan .masukan tak
membalik dibumikan atau nol volt.
*******
Jika Anda paham akan karakteristik dan parameter peranti elektronik, tentunya akan lebih
mudah bagi Anda untuk memahami penggunaannya dalam rangkaian. Dengan.mengetahui
apa-apa yang bisa diharapkan . dari sebuah op-amp, Anda akan dibantu dalam merancang dan
memperbaiki rangkaian yang menggunakan op-amp.
Pasal ini akan menjelaskan informasi-inforimasi yang bertalian dengan karakteristik dan
prameter op amp yang dipakai dalam rangkaian pada umumnya.
Impedansi masukkan
Idealnya impedansi masukkan op amp adalah tak terhingga, namun dalam kenyataannya
hanya mencapai 1 M( atau lebih, berberapa op amp khusus ada yang memiliki impedansi
masukkan 100 M (semakin tinggi impendansi masukkan semaikin baik penampilan op amp
tersebut, pada frekuensi tinggi kapasitansi masukkan op amp banyak berpengaruh lazimnya
kapasitansi ini kurang dari 2 pF, bila sebuah terminal masukkan op amp dibumikan.
Impedansi Keluaran
Idealnya, impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda beda untuk setiap op-amp.
Impedansi keluaran bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm. Untuk kebanyakan pemakaian,
impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-amp akan dianggap berfungsi sebagai sumber
tegangan yang mampu memberikan arus dari berbagai macam beban. Dengan impedansi
masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang rendah op-amp akan berperan sebagai
peranti penyesuai impedansi.
Arus Bias Masukan
Secara teoritis impedansi masukan tak berhingga. besarnya, sehingga seharusnya tak ada arus
masukan. Namun, akan ada sedikit arus masukan, pada khususnya dalam ordo pikoampere
sampai mikroampere. Harga rata-rata kedua arus ini dikenal sebagai arus bias masukan. Arus
ini dapat menggoyahkan kestabilan op-amp, sehingga mempengaruhi keluaran. Pada
umumnya makin rendah arus bias masukan, kian rendah pula kelabilannya. Op-amp yang
menggunakan transistor efek medan (FET) pada masukan-masukannya memiliki arus bias
masukan terendah.
Penolan Offset
Ada bermacam-macam cara pemberian tegangan offset masukan untuk menolkan kembali
tegangan keluaran. Pabrik-pabrik op-amp telah memasukkan hal ini ke dalam perhitungan
dan dalam. lembaran data mereka telah diberikan rekomendasi terbaik untuk op-amp-op-amp
tertentu. Gambar dibawah ini menunjukkan cara menolkan op-amp yang khas. Terminallerminal offset nol telah diperlihatkan dalam Gambar sebelumnya.
Lepaskan setiap komponen tambahan pada masukan dan hubungkan kembali masukanmasukan sumber, pastikan tidak menyentuh resistor pengatur tegangan offset, karena dapat
mengubah nilainya.
Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur mempengaruhi semua peranti solid state, tak terkecuali op-amp.
Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap pengaruh ini
dibandingkan rangkaian AC.
Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan offset, inilah
yang disebut geseran. Drift yang disebabkan oleh temperatur akan mengganggu setiap
ketakseimbangan op-amp yang telah diatur sebelumnya, akibatnya pada keluaran akan terjadi
kesalahan.
Kompensasi Frekuensi
Karena penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran fasa antar rangkaian internal,
maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian sinyal keluaran akan diumpankan kembali ke
dalam masukan, sehingga terjadi osilasi.
Tidak jarang orang menambahkan kapasitor kompensasi pada op-amp, entah secara internal
maupun eksternal, tujuannya adalah untuk mencegah osilasi ini dengan jalan menurunkan
penguatan op-amp ketika frekuensi dinaikkan.
Laju Lantingan
Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimum tegangan keluaran op-amp.
Laju ini dinyatakan sebagai:
Perubahan laju tegangan keluar
g =
Perubahan waktu
Op-amp 741 serba guna memiliki laju lantingan 0,5 V/(s, yang berarti tegangan keluaran
maksimum dapat berubah 0,5 V dalam I (s. Kapasitansi membatasi kemampuan
"pelantingan" ini dan keluaran akan mengalami penundaan setelah diumpankan masukan,
seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 7. Lebih kerap lagi, kapasitor kompensasi
frekuensi, entah internal maupun eksternal, menyebabkan pembatasan kemampuan laju
lantingan di dalam op amp
Pada frekuensi-frekuensi tinggi atau pada laju perubahan sinyal yang tinggi, pembatasan-laju
lantingan lebih sering terjadi. Laju lantingan adalah parameter penampilan -sinyal besar.
Biasanya laju lantingan dinyatakan pada penguatan satu. Op-amp dengan laju lantingan lebih
tinggi memiliki lebar-jalur yang lebih besar.
Tanggapan Frekuensi Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi. Penguatan
yang.diberikan pabrik biasanya dinyatakan pada nol Hertz atau DC. Gambar 8 menunjukkan
kurva penguatan tegangan terhadap tanggapan frekuensi. Dalam modus lup terbuka,
penguatan turun amat cepat sejalan dengan peningkatan frekuensi. Bila frekuensi naik 10 kali
maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya. Titik breakover terjadi pada 70,7% penguatan
maksimum. Lazimnya lebar-jalur dinyatakan pada titik di mana penguatan turun 70,7% dari
skala maksimumnya. Karena itu, lebar-jalur lup terbuka sekitar 10 Hz untuk contoh ini.
Untungnya, op-amp biasanya memerlukan umpan balik yang sifatnya degeneratif dalam
rangkaian-rangkaian penguat. Umpan balik inilah yang memperlebar jalur rangkaian. Untuk
penguatan lup tertutup sebesar 100, lebar-jalur meningkat sampai kira-kira 100 kHz. Bila
penguatan diturunkan menjadi l0, lebar-jalur akan melebar menjadi 100 kHz, Titik penguatan
satu terjadi pada 1 MHz, titik ini disebut frekuensi penguatan satu. Frekuensi penguatan satu
merupakan titik acuan, pada titik inilah kebanyakan op-amp dinyatakan oleh pabriknya.
Perkalian Penguatan Lebar jalur Perkalian penguatan lebar-jalur atau gain-bandwidth product
(GBP) sama saja dengan frekuensi penguatan satu. Sifat ini tidak hanya memberitahu kita
akan frekuensi atas yang bermanfaat, tetapi juga memungkinkan kita menentukan lebar-jalur
lebar-jalur frekuensi) pada suatu nilai penguatan yang diketahui. Sebagai contoh lihat
Gambar dibawah yang menunjukkan kurva tanggapan frekuensi untuk op-amp yang
dikompensasi frekuensi, seperti 741), bila Anda mengalikan penguatan dan lebar-jalur dari
suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan sama dengan frekuensi penguatan satu:
penguatan dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan sama
dengan frekuensi penguatan satu:
GBP = penguatan x lebar-jalur = frekuensi penguatan satu
= 100 x 10 kHz = 1000000 Hz (1 MHz)
atau
GBP = 10 x 100 kHz = 1000000 Hz (1 MHz)
Karena itu bila kita ingin mengetahui batas atas frekuensi atau lebar jalur suatu rangkaian
dengan penguatan sebesar 100, tinggal kita bagi saja frekuensi penguatan satu dengan
penguatannya:
Frekuensi penguatan satu
Lebar jalur =
Penguatan
BW
1000000
= = 10 Khz
100
Derau
Sebagaimana rangkaian elektronika lainnya, op-amp juga peka terhadap derau. Derau luar
dijangkitkan oleh peranti listrik atau berasal dari derau bawaan komponen-komponen
elektronik (resistor, kapasitor, dan sebagainya) yang beroperasi dalam daerah frekuensi dari
0,01 Hz sampai beberapa MHz.
Derau luar ini dapat ditindas asalkan rangkaian dirakit dengan benar. Derau internal opamp
ditimbulkan oleh komponen-komponen internal, arus bias, dan juga drift. Derau-derau ini
ikut diperkuat oleh op-amp, sebagaimana halnya tegangan offset dan tegangan sinyal.
Penguatan derau dinyatakan dalam
Ini adalah sinyal diferensial. Tapi, sinyal 1020 Hz tadi telah tercemari oleh derau jala-jala 60
Hz. Sinyal 60 Hz ini sefasa pada kedua masukannya dan menyatakan sinyal modus sekutu.
Penguat diferensial cenderung menolak sinyal modus sekutu 60 Hz ini sambil menguatkan
sinyal diferensial 1020 Hz.
Kemampuan suatu op-amp untuk memperkuat sinval diferensial sambil menindas sinyal
modus sekutu disebut perbandingan penolakan modus sekutu (CMRR). Perbandingan ini
dinyatakan dalam :
Ad
CMRR =
Acm
Dengan Ad adalah penguatan diferensial dan & Acm adalah penguatan modus sekutu.
CMRR biasanya dinyatakan dalam desibel, dan tinggi nilainya kian baik tingkat
penolakannya.
Perlindungan Hubung Singkat
Op-amp dapat menjangkitkan arus yang membahayakan bila keluarannya terhubung singkat
ke bumi, +Vc atau -Vc, dari catu, kecuali bila dilengkapi perlindungan hubung singkat.
Transistor Q15 yang diperlihatkan dalam Gambar skema op amp 741 adalah peranti pembatas
arus yang memberikan perlindungan ini. Kebanyakan tipe op-amp belakangan ini dilengkapi
dengan pelindung hubung singkat semacam ini, namun tipe-tipe lama belum dilengkapi.
Pembatasan Listrik
Seperti juga peranti-peranti solid state yang lain, op-amp memiliki kendala-kendala listrik
yang tak boleh dilanggar, agar mereka bekerja dengan benar dan tidak terjadi perusakan.
Kendala ini biasanya disebut dengan tarif maksimum absolut.
Catu daya V. Tegangan maksimum yang masih aman yang boleh dikenakan pada peranti,
termasuk catu positif dan negatif. Disipasi daya. Besarnya panas yang masih aman yang
dapat dilepaskan oleh peranti untuk suatu pengoperasian yang kontinyu dalam selang waktu
yang diberikan
Tegangan masukan diferensial. Tegangan masukan dalam batas aman yang boleh diberikan di
antara kedua masukan tanpa Tegangan masukan. Tegangan maksimum- yang masih dapat
diberikan di antara terminal-terminal masukan dan bumi. Besarnya tegangan masukan ini tak
boleh melampaui tegangan catu (biasanya 15 V).
Lama hubung singkat keluaran. Selang waktu op-amp dapat bertahan terhadap, hubung
singkat langsung dari terminal keluaran ke bumi atau ke terminal catu. lainnya.
Kisar temperatur pengoperasian. Daerah temperatur di mana opamp akan bekerja sesuai
dengan spesifikasi yang diberikan. Peranti komersial bekerja pda 0 70oC, peranti industri
bekerja pada -25 85 o C, dan peranti militer bekerja pada -55 125o C.
Kisar temperatur penyimpanan. Batas-batas temperatur penyimpanan yang masih aman,
lazimnya -65 150o C. Temperatur kaki. Temperatur di mana peranti dapat bertahan dalarn
selang waktu tertentu. ketika proses penyolderan kaki-kaki terminal sedang berlangsung.
Tarif ini biasanya 300o C untuk selang waktu 10- - 60 detik.
Selanjutnya kita akan mengulas dasar operasi dan aplikasi rangkaian op amp.
Dikutip dari berbagai sumber, untuk materi Teori Elektronika Terintegrasi Akademi Teknik
Elektromedik Andakara Jakarta.
---*****---