pervaginam 3. Janin dengan perut yang besar hingga menyukarkan persalinan (misalnya karena
asites atau tumor perut) 4.
Janin letak lintang dan leher tidak dapat dipegang dari bawah C.
Syarat (1) 1.
Janin
mati,
kecuali
Pembukaan
Tidak
ada tumor jalan lahir, yang mengganggu persalinan pervaginam E. Teknik Eviserasi/Eksenterasi
(1) (3) (2) Eksenterasi dilakukan dengan perforatorium dan cunam abortus 1.
Satu
tangan
penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir, kemudian mengambil tangan janin dan dibawa keluar
vagina. Lengan janin ditarik kebawah menjauhi perut janin. 2.
Dipasang
spekulum
pada
dinding vagina bawah, kemudian secara Aveu dinding toraks atau dinding abdomen digunting,
sehingga menembus rongga thoraks atau abdomen 3.
Dengan
suatu
cunam,
misalnya
dikeluarkan
organ-organ viscera, rongga toraks atau rongga abdomen akan mengecil. Pada letak lintang
setelah eviserasi, turunkan lengan dan tarik leher ke bawah untuk didekapitasi. Bila leher tidak
dapat diturunkan, potong tulang belakang punggung janin dengan gunting Siebold lalu lahirkan
janin dengan alat Muzeaux secara konduplikasio korpore. F.
Komplikasi 1. Perlukaan
jalan lahir 2. Ruptur uteri DAFTAR PUSTAKA 1. H, Wiknjosastro. Ilmu Bedah Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007. 2. A, Mansjoer. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FK UI, 2001. 3. Anonim. Obstetri Operatif. Bandung :
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, 1989.
https://necel.wordpress.com/2009/06/30/eviserasi/
dehisensi luka merupakan rusaknya sebagian atau keseluruhan luka dan dapat berhubungan atau
tidak berhubungan dengan infeksi luka.faktor yang dapat memperburuk meliputi mal nutrisi,
anemia, penyakit keganasan yang terjadi bersmaan serta penyakit kuning, merupakan pengaruh
yang merugikan penyembuhan luka melalui berbagai mekanisme.
Dehisensi sangat sering muncul setelah bedah abdomen, khususnya pada pasien lansia dengan
obesitas yang menderita infeksi dada pascaoperatif. Dehisensi terjadi bila jahitan tidak mampu
menahan penyatuan tepi-tepi luka, biasnya pada saat meningkatnya tekanan intraabdominal yang
dalam hal ini disebabkan oleh batuk dan muntah.
Kerusakan total dari suatu luka abdomen yang memperlihatkan gulungan usus, kadang-kadang
disebut sebagai pecahnya abdomen. Hal tersebut merupakan suatu fenomena yang tidak umum
tetapi menggelisahkan baik bagi pasien maupun perawat dan dokter yunior. Penatalaksaan yang
harus segera dilakukan adalah menutup luka dengan kain kasa steril yang telah dicelupkan dalam
larutan garam fisiologis serta meyakinkan pasien kembali. Pada umumnya, dalam beberapa jam
pasien kembali dikirim kembali ke kamar operasi untuk perbaikan secara bedah. Dalam beberapa
kasus, jika eviserasi tidak terjadi ahli bedah dapat memutuskan untuk mengelola luka tersebut
ecara konservatif, khususnya bila pasien memiliki resiko anestesi yang sangat buruk dan
dehisensi itu berhubungan dengan infeksi luka yang besar serta peritonitis. Insiden puncak
pecahnya abdomen adalah 7-10 hari setelah pembedahan, tepat sebelum jahitan kulit dilepaskan
secara normal. Seringkali kejadian tersebut didahului oleh adanya rabas cairan serosaguinus.
https://books.google.co.id/books?
id=Hg2gBYPP9fcC&pg=PA224&lpg=PA224&dq=proses+terjadinya+luka+dehisensi&source=b
l&ots=CAgr7glWHS&sig=SUXimHo1HYE9H_8ZRKIc6nx78Y4&hl=id&sa=X&ved=0CF4Q6
AEwCWoVChMImZSR7cP0xwIVw4-OCh0_YAf7#v=onepage&q=proses%20terjadinya
%20luka%20dehisensi&f=false
http://dokumen.tips/documents/referat-dehisensi-sintia-dewi-smk.html
keluarnya
Faktor
penyebab
organ-organ
dehisensi
dalam
tubuhmelalui
insisi
yang
terbuka
kembali.
dari prosespenyembuhan
luka yang didefinisikan sebagai keadaan dimana terbukanyakembali sebagian atau seluruhnya
luka operasi. Keadaan ini sebagai akibatkegagalan
proses
penyembuhan
luka operasi
operasi (Anonim,
didahului oleh infeksi yang secaraklinis terjadi pada hari keempat hingga sembilan pascaoperasi.
Penderitadatang dengan klinis febris, hasil pemeriksaan laboratorium didapatkanjumlah leukosit
yang sangat tinggi dan pemeriksaan jaringan di sekitarluka operasi didapatkan reaksi radang
berupa kemerahan, hangat,pembengkakan, nyeri, fluktuasi dan pus (Afzal,2008; Spioloitis
et al,2009).
4. Etiologi
Faktor penyebab dehisensi luka operasi berdasarkan mekanismekerjanya dibedakan atas
tiga yaitu:
a. Faktor mekanik : Adanya tekanan dapat menyebabkan jahitan jaringansemakin
dan
mempengaruhi
meregang
batuk yang berlebihan, ileusobstruktif dan hematom serta teknik operasi yang kurang.
b. Faktor
metabolik
Hipoalbuminemia,
diabetes
mellitus,
anemia,gangguan
infeksi
tidak
diatasi.
terutama disebabkan oleh Stafilococcus aureus. (Webster et al,2003; Afzal,2008; Spioloitis et al,
2009).
5. Faktor Resiko
Faktor risiko terjadinya
berhubungan
erat
wound dehiscence
dengan
kondisi
dan
yang
berhubungan dengan jenis insisi dan tehnikpenjahitan, serta faktor pascaoperasi (Webster et al,
2003).Faktor
risiko
preoperasi
meliputi
jenis
kelamin
(laki-laki
lebih rentan
dibandingkan wanita), usia lanjut (>50 tahun), operasi emergensi,obesitas, diabetes mellitus,
gagal ginjal, anemia, malnutrisi, terapi radiasi dan kemoterapi, keganasan, sepsis, penyakit
paru obstruktif sertapemakaian preparat kortikosteroid jangka panjang (Afzal, 2008; Spiloitiset
al, 2009; Makela, 2005; Singh, 2009). Faktor risiko operasi antara lain :
a. Jenis insisi : Tehnik insisi mediana lebih rentan untuk terbukadaripada transversal
dikarenakan arah insisinya yang nonanatomik,sehingga arah kontraksi otot-otot dinding perut
berlawanan denganarah insisi sehingga akan mereganggkan jahitan operasi.
b. Cara penjahitan : Pemilihan tehnik penutupan secara lapis demi lapisjuga berperan dalam
terjadinya komplikasi ini. Tehnik ini di satu sisimemiliki keuntungan yaitu mengurangi
kemungkinan
perlengketanjaringan,
namun
di
sisi
lain
mengurangi
efektifitas
dan
terutama
protein
salah
satunya
akan
menyebabkan
hipoalbuminemia, keadaan ini akan mengurangi sintesa kolagen yangmerupakan bahan dasar
penyembuhan luka. Defisiensi tersebut akanmempengaruhi proses fibroblasi dan kolagenisasi
yang merupakanproses awal penyembuhan luka.
d Terapi radiasi dan penggunaan obat antikanker : radiasi pasca operasi dapat
menyebaban