Contiguity Principle
Contiguity Principle
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terkadang dalam e-learning yang menggunakan teks pada layar
untuk menjelaskan grafis, pencarian kebawah layar yang menyatakan
teks, diikuti dengan grafis lebih lanjut di bawah layar. Kemungkinan lain,
seringkali template storyboard akan diletakkan semua berbentuk teks
dengan kotak di bawah layar. Hasilnya terlihat terpisah antara tulisan dan
grafis. Kemungkinan lain, narasi audio mungkin dipresentasikan sebelum
atau sesudah grafis ditampilkan. Pada makalah ini kami akan meringkas
bukti-bukti empirik untuk keunggulan belajar dari menampilkan teks dan
grafis dalam sebuah cara yang terintegrasi, dibandingkan dengan
informasi yang sama ditampilkan secara terpisah. Keuntungan fisik dari
mengintegrasikan teks dan grafis menurunkan perlunya mencari dimana
bagian-bagian
dari
grafis
bersamaan
ditampilkan
dengan
tulisan,
untuk
melekatkan
tulisan
tercetak
pada
grafis
yang
C. Rumusan Masalah
Berdasaarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah menempatkan teks dan grafis yang baik dalam elearning?
2) Bagaimanakah mengatur teks dan audio yang baik dalam elearning?
3) Mengidentifikasi tampilan e-learning yang efektif dan tidak efektif?
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Prinsip Keterkaitan 1
Begitu
menunjukkan
pula
ketika
pembelajaran
langkah-langkah
yang
menampilkan
digambarkan
tulisan
dalam
yang
kerangka
aplikasi
layar,
sebuah
teks
dibawahnya
akan
muncul
untuk
link
ke
window
lain
yang
mewakili
informasi
yang
menggunakan
penelusuran
layar
untuk
menampilkan
konten
telah
dibawa
dari
layar
pertanyaan
dan
ditempatkan
umum
yang
lain
dari
prinsip
keterkaitan
adalah
kembali
teks
lebih
dekat
dengan
tampilan
sebaik
diberi
nomor,
dan
tulisan
berdampingan
saat
ilustrasi
Prinsip Keterkaitan 2
langkah-langkah
dalam
sebuah
proses,
narasi
yang
bagaimana
melakukan
suatu
tugas,
narasi
yang
10
tombol
muncul tombol
ikon
speaker,
dimana
kita
bisa
darah
pada
jantung
dan
meng-klik
tombol
movie
untuk
dalam
belajar.
Oleh
karena
itu,
direkomendasikan
agar
ditampilkan sebagai ikhtisar yang diikuti dengan grafis seperti animasi, video
atau berberapa gambar diam yang menggambarkan bahan yang sama.
Contoh, presentasi multimedia bagaimana kerja jantung tadi, yang dimulai
dengan narasi yang mendeskripsikan empat langkah aliran darah jantung,
diikuti empat gambar diam menggambarkan aliran darah jantung.
Kesan pertama mungkin terlihat baik sebab kita mendapati orientasi
umum melalui kata-kata sebelum kita meneliti grafis. Namun, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, situasi seperti itu dapat menambah berat
beban kogniti pebelajar sebab mereka harus menahan kata-kata tersebut
pada memori yang sedang bekerja hingga grafis muncul yang kemudian
membentuk proses kognitif extraneous. Untuk menghadapi masalah ini,
direkomendasikan agar menampilkan narasi bersamaan dengan penyajian
sebuah
gambar
diam.
Sehingga
pebelajar
dapat
lebih
mudah
yang sama dalam dua cara yang berbeda. Penulis tidak menyarankan
dilakukannya
pemisahan
kata-kata
dan
gambar-gambar,
bahkan
saat
proses
memahami
yang
mengarah
pada
pembelajaran
yang
attention,
perhatian
yang
terbagi,
yang
memaksa
pebelajar
13
dari
teks
dengan
memecah
teks
menjadi
kepingan
(chunk)
dan
14
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Apa yang Tidak Kita Ketahui Tentang Keterkaitan
Keseluruhan, tujuan kami adalah untuk mengurangi
kebutuhan
berapa banyak detil yang harus ada dalam grafis dan kata-kata?
Kapankah waktu terbaik menggunakan kata-kata tercetak dan
16
DAFTAR PUSTAKA
Clark, Ruth Colvin and Richard E. Mayer. 2012. e-Learning and the Science of
Instruction: Proven Guidelines for Consumers and Designers of
Multimedia Learning Forth Edition. Pfeiffer: San Francisco.
17