Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terkadang dalam e-learning yang menggunakan teks pada layar
untuk menjelaskan grafis, pencarian kebawah layar yang menyatakan
teks, diikuti dengan grafis lebih lanjut di bawah layar. Kemungkinan lain,
seringkali template storyboard akan diletakkan semua berbentuk teks
dengan kotak di bawah layar. Hasilnya terlihat terpisah antara tulisan dan
grafis. Kemungkinan lain, narasi audio mungkin dipresentasikan sebelum
atau sesudah grafis ditampilkan. Pada makalah ini kami akan meringkas
bukti-bukti empirik untuk keunggulan belajar dari menampilkan teks dan
grafis dalam sebuah cara yang terintegrasi, dibandingkan dengan
informasi yang sama ditampilkan secara terpisah. Keuntungan fisik dari
mengintegrasikan teks dan grafis menurunkan perlunya mencari dimana
bagian-bagian

dari

grafis

bersamaan

ditampilkan

dengan

tulisan,

sehingga membawa pembaca yang memiliki sumber kognitif terbatas


dapat memahami materi.
Di makalah ini, kita akan menguasai suatu perhatian yang
dibutuhkan

untuk

melekatkan

tulisan

tercetak

pada

grafis

yang

ditampilkan, yang mana merupakan keterkaitan antara tulisan tercetak


dan grafis pada layar. Bagian ini memfokuskan pada keuntungan dari
mengkombinasikan ucapan dan grafis sehingga pebelajar dapat melihat
pada grafis yang digambarkan dengan ucapan. Singkatnya, bentuk baru
dari keterkaitan termasuk mendengarkan ucapan bersamaan pada saat
memperhatikan materi dalam grafis, yang mana merupakan keterkaitan
dari ucapan dan grafis pada satu waktu.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah penerapan prinsip keterkaitan ini, antara
lain sebagai berikut:
1) Menjelaskan penempatan teks dan grafis yang baik
2) Menjelaskan pengaturan teks dan audio yang baik
3) Mengidentifikasi tampilan e-learning yang efektif dan tidak efektif

C. Rumusan Masalah
Berdasaarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah menempatkan teks dan grafis yang baik dalam elearning?
2) Bagaimanakah mengatur teks dan audio yang baik dalam elearning?
3) Mengidentifikasi tampilan e-learning yang efektif dan tidak efektif?

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Prinsip Keterkaitan 1

Menempatkan Tulisan Dekat dengan Grafis Berhubungan


Bagian pertama dalam keterkaitan prinsip yaitu perlunya untuk
mengatur tulisan dan grafis. Pada bagian ini, kita fokus pada gagasan bahwa
tulisan pada layar seharusnya ditempatkan dekat bagian grafis pada layar
yang ditunjukkan. Kami merekomendasikan bahwa grafis dan tulisan
ditempatkan dekat satu sama lainnya pada layar (jarak berdampingan).
Dalam mendesain atau memilih alat-alat pembelajaran e-learning,
pertimbangkan bagaimana teks pada layar terintegrasi dengan grafis pada
layar. Secara khusus, ketika tulisan berdekatan dengan bagian grafis pada
layar, yakinkan tulisan ditempatkan berdampingan dengan bagian grafis
yang kita tunjuk. Sebagai contoh, ketika grafis adalah diagram yang
menunjukkan bagain-bagian dari objek, nama yang tercetak pada bagianbagian tersebut seharusnya ditempatkan dekat dengan bagian diagram yang
berhubungan, menggunakan garis penunjuk untuk menghubungkan nama
bagian.

Begitu

menunjukkan

pula

ketika

pembelajaran

langkah-langkah

yang

menampilkan

digambarkan

tulisan

dalam

yang

kerangka

berkelanjutan, yakinkan bahwa teks menggambarkan sebuah langkah yang


ditempatkan dekat dengan bagian grafis yang berhubungan, menggunakan
sebuah garis penunjuk untuk menghubungkan teks dengan grafis.
Ketika ada terlalu banyak teks pada layar, teks menggambarkan tiap
langkah dapat muncul sebagai pesan timbul kecil yang muncul ketika mouse
diarahkan pada bagian grafis. Teknik ini disebut mouse over atau rollever.
Ketika pebelajar menempatkan kursornya pada bagian-bagian yang berbeda
di

aplikasi

layar,

sebuah

teks

dibawahnya

akan

muncul

untuk

menggambarkan bagian itu. Teks tersebut akan muncul selama mouse


ditempatkan pada bagian tersebut di layar. Rollover bersifat sementara.

Kotak tulisan akan menghilang ketika kursor dipindahkan ke bagian yang


berbeda pada layar.

Pelanggaran pada Prinsip Keterkatian 1


Pelanggaran-pelanggaran pada prinsip keterkaitan bersifat sangat
umum. Daftar berikut ini adalah beberapa pelanggaran yang umum terjadi
pada prinsip ini yang sering terlihat pada e-learning:
a. Saat scrolling window, grafis dan tulisan yang berhubungan dipisah,
satu sebelum yang lainnya, dan sebagaian mengaburkan karena
scrolling screen.
b. Feedback/jawaban muncul pada layar yang terpisah dari pertanyaan
c. Terdapat

link

ke

window

lain

yang

mewakili

informasi

yang

berhubungan di window tempat link berada (tulisan di satu window,


dan grafis di window lainnya)
d. Petunjuk untuk melengkapi latihan ditempatkan pada layar yang
terpisah
e. Semua teks ditempatkan dibawah layar yang menjauh dari grafis
f. Elemen kunci pada grafis diberi nomor, dan tulisan di bawah layar
menyertai nama dari tiap nomor elemen
a. Pemisahan Teks dan Grafis pada Layar
Terkadang saat menelusuri layar yang didesain dengan buruk sehingga
teks dimunculkan pertama dan tampilan ilustrasi muncul lebih lanjut
dibawah layar. Sebagai pebelajar yang menelurusi untuk melihat grafis, teks
tidak dapat dilihat lebih lama. Masalah ini kita lihat di banyak pembelajaran
yang

menggunakan

penelusuran

layar

untuk

menampilkan

konten

pembelajaran. Masalah ini dapat diperbaiki dengan mengintegrasikan teks


dan tampilan visual pada penelusuran layar. Kemungkinan lain, memperbaiki
tampilan layar seperti itu dapat digunakan ketika saat penting untuk melihat
teks dan grafis bersamaan. Pada layar yang diperbaiki, grafis dapat
memenuhi layar, dan kotak-kotak teks dapat ditempatkan diatas grafis dekat
dengan elemen pada layar yang digambarkan. Kemungkinan lain dalam

masalah penelusuran layar adalah menggunakan kotak-kotak teks yang


muncul diatas grafis ketika grafis diarahkan dengan kursor.
b. Pemisahan Feedback dari Pertanyaan atau Respon
Pelanggaran umum lain dari prinsip-prinsip keterkaitan adalah feeback
ditempatkan pada layar yang terpisah dari pertanyaan atau jawaban
pebelajar. Ini mengharuskan pebelajar untuk bolak-balik antara layar
pertanyaan dan feedback, meningkatkan beban kognitif dalam belajar.
Solusinya yaitu jawaban pebelajar ditampilkan di layar feedback. Jawaban
pebelajar

telah

dibawa

dari

layar

pertanyaan

dan

ditempatkan

berdampingan dengan jawaban yang benar, perbandingan yang cepat dan


mudah tanpa harus kembali ke layar lainnya.
c. Membawa Layar Pembelajaran dengan Linked Windows
Menggunakan link untuk membawa informasi tambahan sudah umum
dalam e-learning. Bagaimanapun, ketika link informasi mewakili informasi
yang berhubungan pada layar utama, dapat menimbulkan masalah. Sebagai
contoh sebuah layar aplikasi membawa window yang berisi bantuan
pekerjaan. Mempunyai akses untuk materi referensi adalah gagasan yang
baik untuk mendukung memori. Bagaimanapun, jika menghasilkan window
yang membawa grafis contoh yang digambarkan, prinsip keterkaitan telah
dilanggar. Solusi yang lebih baik adalah menghubungkan ke sebuah window
yang kecil, yang dapat dipindahkan di sekitar layar utama, dan atau dapat
dicetak.
d. Menampilkan Petunjuk Latihan Dipisah dengan Latihan
Pelanggaran

umum

yang

lain

dari

prinsip

keterkaitan

adalah

menampilkan petunjuk latihan berbentuk teks yang terpisah dari layar


dimana langkah pengerjaan diambil. Alternative yang lebih baik adalah
menempatkan petunjuk langkah per langkah dalam sebuah kotak yang dapat
diminimize di layar aplikasi.
8

e. Menampilkan Tulisan di Bawah Layar


Untuk keterkaitan, banyak e-learning menempatkan semua teks di
kotak bawah layar, seperti petunjuk bingkai. Masalah dengan layout ini
adalah pebelajar butuh untuk bolak-balik antara tulisan di bawahlayar dan
bagian grafis yang digambarkan. Pengaturan yang lebih baik adalah
menempatkan

kembali

teks

lebih

dekat

dengan

tampilan

sebaik

menempatkan garis untuk menghubungkan teks dan tampilan visual.


f. Menggunakan Tulisan untuk Menunjukkan Bagian Grafis
Kita menginginkan siswa belajar mengenai bagian-bagian peralatan.
Kita dapat menunjukkan mereka sebuah ilustrasi dimana tiap bagian
peralatan

diberi

nomor,

dan

tulisan

berdampingan

saat

ilustrasi

menggambarkan bagiannya. Masalah dengan layout ini adalah pebelajar


harus menelusuri antara nomor dan tulisan dimana dibuat membebani
proses kognitif. Sebuah desain yang lebih efisien seharusnya ditempatkan
nama dan deskripsi bagian pada kotak berdekatan yang berbeda dan
menghubungkan bagian pada tampilan visual. Teks seharusnya ditempatkan
di rollover box atau tampilan layar yang telah diperbaiki.
II.

Prinsip Keterkaitan 2

Narasi untuk Grafis yang Sesuai


Versi lain dari prinsip keterkaitan, berkaitan dengan kebutuhan untuk
mengkoordinasikan kata-kata yang diucapkan dengan grafis. Pada bagian ini,
kita fokus pada gagasan bahwa kata-kata yang diucapkan (narasi) yang
mendeskripsikan suatu peristiwa harus dimainkan pada saat bersamaan
dengan grafis (animasi atau video) adalah tergantung pada peristiwa apakah
itu. Singkatnya, kami merekomendasi bahwa kata-kata yang diucapkan
dan grafis yang sesuai disajikan secara bersamaan. (maksudnya, berkaitan
berdampingan pada waktunya).

Saat e-learning courseware mengandung narasi dan grafis yang sesuai


(animasi atau video), kita harus mempertimbangkan bagaimana kata-kata
yang diucapkan terintegrasi dengan grafis yang sedang tampil dilayar.
Khususnya saat kata-kata yang diucapkan mendeskripsikan tindakan yang
digambarkan grafis dilayar, pastikan kata-kata yang diucapkan dengan grafis
tersaji bersamaan. Contonhya, saat grafis berbentuk animasi sedang
menunjukkan

langkah-langkah

dalam

sebuah

proses,

narasi

yang

mendeskripsikan langkah tertentu disajikan pada waktu bersamaan dengan


langkah yang sedang disajikan di layar. Saat grafis berbentuk video yang
menunjukkan

bagaimana

melakukan

suatu

tugas,

narasi

yang

mendeksripiskan tiap langkah harus disajikan bersamaan dengan tindakan


yang diputar pada layar.

Pelanggaran pada Prinsip Keterkaitan 2


a. link audio menggunakan sebuah ikon dan link video menggunakan ikon
yang lain lagi
b. segmen yang menampilkan narasi pengenalan diikuti oleh animasi
atau video

10

a. Pemisahan Antara Grafis dan Narasi Melalui Ikon


Saat meng-klik bagaimana jantung bekerja pada ensiklopedi online,
dan dua

tombol

muncul tombol

ikon

speaker,

dimana

kita

bisa

mendengarkan narasi singkat mengenai empat langkah aliran darah pada


jantung dan tombol ikon movie dimana kita bisa menyaksikan animasi
pendek. Kita bisa meng-klik tombol speaker untuk mendengarkan deskripsi
aliran

darah

pada

jantung

dan

meng-klik

tombol

movie

untuk

menyaksikannya. Kelihatannya yang seperti itulah presentasi yang baik


sebab kita dapat memilih presentasi seperti apa yang lebih disukai. Pertama
kita bisa mendengarkan penjelasan kemudian menyaksikan klip, atau
sebaliknya, yang demikian membuat kita dua cara saling melengkapi atas
bahasan yang sama.
Kemudian apa yang salah? Masalahnya, saat pelajaran memisahkan
kata-kata dan grafis yang sesuai, pebeajar mengalami beban yang lebih
berat pada memori yang sedang bekerja menyisakan kapasitas yang begitu
sedikit untuk deep learning. Pertimbangkan proses kognitif pebelajar selama
belajar saat narasi diikuti animasi. Setelah mendengarkan narasi, pebelajar
butuh untuk menahan segala kata-kata yang relevan pada memori yang
sedang bekerja dan mencocokkannya dengan bagian animasi yang sesuai.
Bagaimanapun juga, menahan banyak informasi pada memori yang sedang
bekerja seperti hendak meluap. Jadi pebelajar tidak dapat menggunakannya
pada proses kognitif lain yang dibutuhkan untuk melakukan deep learning.
Inilah apa yang disebut sebagai extraneous processingpada chapter 2.
Extraneous processing mengacu pada beban mental yang tidak memberi
kontribusi

dalam

belajar.

Oleh

karena

itu,

direkomendasikan

agar

menghindari pelajaran e-learning yang menyajikan narasi dan grafis secara


terpisah.
b. Pemisahan Grafis dan Narasi pada Presentasi yang Berkelanjutan
Bahkan saat pelajaran menampilkan grafis dan narasi sebagai unit
yang kesatuan, pelajaran dapat saja didisain agar pengenalan tersebut
11

ditampilkan sebagai ikhtisar yang diikuti dengan grafis seperti animasi, video
atau berberapa gambar diam yang menggambarkan bahan yang sama.
Contoh, presentasi multimedia bagaimana kerja jantung tadi, yang dimulai
dengan narasi yang mendeskripsikan empat langkah aliran darah jantung,
diikuti empat gambar diam menggambarkan aliran darah jantung.
Kesan pertama mungkin terlihat baik sebab kita mendapati orientasi
umum melalui kata-kata sebelum kita meneliti grafis. Namun, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, situasi seperti itu dapat menambah berat
beban kogniti pebelajar sebab mereka harus menahan kata-kata tersebut
pada memori yang sedang bekerja hingga grafis muncul yang kemudian
membentuk proses kognitif extraneous. Untuk menghadapi masalah ini,
direkomendasikan agar menampilkan narasi bersamaan dengan penyajian
sebuah

gambar

diam.

Sehingga

pebelajar

dapat

lebih

mudah

menghubungkan antara kata-kata dan grafis yang sesuai.


Alasan Psikologis Prinsip Keterkaitan
Tidak heran lagi rasanya bila melihat (a) teks cetak dan grafis yang
sesuai, yang secara fisik terpisah dalam e-lesson, (b) narasi dan grafis yang
sesuai, yang disajikan pada waktu yang berbeda. Letak fisik yang terpisah
dapat terjadi karena penempatan vertikal dari teks cetak dan grafis, yang
membuat keduanya terpisah saat layar digeser, atau dengan menempatkan
informasi terkait pada tampilan layar yang terpisah. Keterpisahan yang
sementara tersebut dapat terjadi karena narasi yang ditujukan untuk
memperkenalkan telah mendahului grafisnya, dapat pula karena grafis dan
narasi yang baru dapat diakses dengan meng-klik ikon yang berbeda.
Beberapa disainer yang memisahkan kata-kata dan gambar, belum
sampai pada pertimbangan apakah hal tersebut merupakan cara yang efektif
untuk menampilkan informasi. Adapun yang menampilkan materi yang sama
pada dua tempat berbeda dalam sebuah halaman atau pada dua waktu yang
berbeda, mempersilahkan pebelajar untuk memilih dua format benar-benar
sesuai dengan kebutuhan mereka atau, untuk sekedar merasakan informasi
12

yang sama dalam dua cara yang berbeda. Penulis tidak menyarankan
dilakukannya

pemisahan

kata-kata

dan

gambar-gambar,

bahkan

saat

keadaan jaringan padat dan berkapasitas rendah, sebab pemisahan tersebut


tidak berdasar atas pemahaman akurat bagaimana manusia belajar.
Dibandingkan dengan mesin fotokopi yang merekam informasi yang datang,
manusia berusaha memahami dengan cara mencoba melihat arti dari
hubungan antara kata-kata dan gambar-gambar tersebut. Saat kata-kata dan
gambar-gambar dipisah dari satu sama lain pada layar ataupun dipisah oleh
jeda waktu, mereka harus menggunakan scarce cognitive untuk dapat
memasangkan keduanya. Kemudian yang terjadi adalah apa yang disebut
extraneous processing proses kognitif yang tidak memiliki hubungan
dengan tujuan pembelajaran. Saat pebelajar menggunakan kognitif mereka
yang terbatas untuk extraneous processing, mereka hanya punya sedikit
kapasitas berpikir saat mengelola dan memadukan materi.
Sebaliknya, bila kata-kata dan gambar-gambar tergabung, mereka
akan dapat memaknai dan memahami hubungan antara keduanya. Dapat
mengerti teks-teks dan gambar-gambar yang sesuai, menjadi hal penting
dalam

proses

memahami

yang

mengarah

pada

pembelajaran

yang

bermakna. Memori yang sedang bekerja menyimpan informasi terkait yang


datang diorganisir dan diintegrasi dengan pengetahuan yang sudah dulu ada
di dalam memori jangka panjang. Saat pebelajar punya tugas tambahan
untuk mengkoordinasikan komponen teks-teks dan grafis yang sesuai, yang
terpisah pada layar atau oleh jeda waktu, kapasitas memori yang bekerja
jadi terbebani. Ayres dan Chandler (2005) beralasan bahwa meletakkan teksteks dan grafis yang sesuai, berjauhan dari satu sama lain (atau
menyajikannya pada waktu yang berbeda) membuat apa yang mereka sebut
split

attention,

perhatian

yang

terbagi,

yang

memaksa

pebelajar

menggunakan kapasitas terbatas memori yang bekerja mengkoordinasi


beragam sumber informasi. Hendaknya jauhi disain pembelajaran yang
dapat menyebabkan split attention sebab hal tersebut memaksa pebelajar

13

membuang waktu proses berpikir kognitif mereka untuk mengkoordinasi dua


sumber informasi yang berlainan.
Bukti Penyajian Kata-Kata Tercetak dengan Grafis yang Sesuai
Rekomendasi pertama menyajikan teks cetak dan grafis yang sesuai,
dekat satu sama lain pada layar tidak hanya berdasarkan teori kognitif,
tetapi juga berdasarkan beberapa penelitian terkait (Mayer, 1999a). Pada
lima tes yang berbeda melibatkan pelajaran rangkaian listrik dan bagaimana
sistem kerja rem mobil, pebelajar menerima teks cetak dan ilustrasi
mengandung beberapa frame (atau yang tampil pada layar yakni teks
dengan animasi). Untuk grup pebelajar pertama (grup yang terintegrasi),
teks diletakkan dekat ilustrasi yang di deskripsikan. Untuk grup satunya lagi
(grup yang terpisah), teks yang sama diletakkan di bawah ilustrasi. Pada
lima studi, grup integrasi menampilkan pemecahan masalah yang lebih baik
dibanding grup terpisah. Secara keseluruhan, grup integrasi memproduksi
antara 43 dan 89 persen solusi dibanding grup terpisah. Dari rerata 1.12
menunjukkan bukti sebagai efek yang besar.
Hasil yang serupa ditemukan melalui program pelatihan untuk kerja
teknis (Chandler & Sweller, 1991); Paas & Van Merrienboer, 1994; Sweller
&Chandler, 1994; Sweller, Chandler, Tierney & Cooper, 1990). Bukti
tambahan datang dari stude gerak mata melibatkan teks dan diagram yang
sesuai. Pebelajar yang sukses cenderung membaca porsi teks, lalu mencari
diagram dari objek yang sedang dideskripsikan dalam teks, lalu membaca
porsi berikutnya

dari

teks

dan mencari diagram untuk objek yang

dideskripsikan, terus seperti itu (Hegarty, Carpenter, &Just, 1996). Rasanya


cukup beralasan bila kita dapat menyederhanakan proses ini untuk seluruh
pebelajar

dengan

memecah

teks

menjadi

kepingan

(chunk)

dan

menempatkan teks chunks tersebut dekat denan bagian grafis yang


dideskripsikan. Secara keseluruhan, ada beberapa studi yang mendukung
rekomendasi ini.

14

Bukti untuk Penyajian Narasi dengan Grafis yang Sesuai


Rekomendasi kedua menyajikan penjelasan dan grafis yang sesuai
pada satu waktu juga berdasarkan bukti penelitian (Mayer & Anderson,
1991, 1992 Mayer & Sims, 1994; Mayer, Moreno, Boire & Vagge, 1999). Pada
suatu eksperimen beberapa siswa (grup integrasi) menyaksikan 30 detik
narasi animasi yang menjelaskan bagaimana pompa ban sepeda bekerja,
kalimat yang diucapkan mendeskripsikan apa yang diampilkan di layar.
Contohnya, saat suara narator berkata, katup inlet dibuka.., animasi di
layar menampilkan katup inlet bergerak dari posisi tertutup menjadi terbuka.
Siswa lian (grup terpisah) mendengakan seluruh narasi dan kemudian
menyaksikan seluruh animasi (atau sebaliknya). Pada tes, grup integrasi
secara umum 50 persen lebih punya solusi daripada grup terpisah,
menghasilkan efek lebih besar daripada 1, yang mana dianggap besar.
Secara keseluruhan, dari delapan eksperimen, siswa yang menerima
presentasi integrasi secara umum 60 persen lebih punya solusi dalam tes
dibanding siswa yang menerima presentasi terpisah. Rerata yang muncul
1.30 dianggap punya efek besar. Diteliti oleh Baggett (1984) dan Baggett &
Ahrenfeucht (1983) menunjukkan pengalaman pebelajar yang sulit dalam
video narasi, bahkan saat kata-kata dan grafis yang sesuai, terpisah hanya
beberapa detik. Saat terdapat animasi narasi, video narasi atau bahkan seri
narasi gambar diam, ada bukti konsisten yang membuat orang belajar
dengan baik saat kata-kata mendeskripsikan elemen atau peristiwa yang
dibicarakan pada waktu bersamaan dengan animasi (atau video atau
ilustrasi) menggambarkakn elemen atau peristiwa pada layar.

15

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Apa yang Tidak Kita Ketahui Tentang Keterkaitan
Keseluruhan, tujuan kami adalah untuk mengurangi

kebutuhan

pebelajar untuk terlibat dalam extraneous processing dengan membantu


mereka melihat hubungan antara kata-kata dan grafis yang sesuai. Dua
teknik dalam bagian ini adalah (1) menampilkan teks cetak dekat dengan
grafis yang mereka maksud dan (2) menampilkan teks yang dibicarakan teks
bersamaan dengan bagian grafis yang dimaksud. Ada beberapa isu yang
masih perlu diperhatikan:
a.
b.

berapa banyak detil yang harus ada dalam grafis dan kata-kata?
Kapankah waktu terbaik menggunakan kata-kata tercetak dan

kapan waktu yang baik menggunakan kata-kata yang diucapkan?


c.
Bagaimana bahasa percakapan mempengaruhi pembelajaran?
d.
Bagaimana karkter suara mempengaruhi pembelajaran dengan
spoken words?
Apa yang Ditunggu-Tunggu dalam E-Learning
a. Layar yang menempatkan teks cetak disamping bagian grafis yang
dideskripsikan
b. Umpan balik yang muncul dalam satu layar bersama dengan
pertanyaan dan respon-respon
c. Petunjuk yang muncul dalam layar satu layar, dengan langkah-langkah
yang harus ditetapkan
d. Link informasi tidak mengaburkan informasi terkait pada layar utama
e. Teks ditempatkan disamping, atau dalam grafis, daripada terpisah
darinya
f. Legend tertanam dalam grafis, daripada terpisah darinya
g. Narasi grafis terhadap kata-kata dan grafis yang sesuai, disajikan
bersamaan

16

DAFTAR PUSTAKA
Clark, Ruth Colvin and Richard E. Mayer. 2012. e-Learning and the Science of
Instruction: Proven Guidelines for Consumers and Designers of
Multimedia Learning Forth Edition. Pfeiffer: San Francisco.

17

Anda mungkin juga menyukai