Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN MALNUTRISI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Oleh : KELOMPOK 4
Auliya Khoirunnisa
Fiera Riandini
Galuh Tyas Wijiastuti
Iqbal Sapta Nugraha
N.Wini Apriliyani
Tingkat 2-B

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki
berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual
UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak
langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang kurang
mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi biasa dan
dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat bahwa
anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit cacingan.
Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang
mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan
yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya
penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan
nutrien oleh tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Malnutrisi?
1.2.2 Apa penyebab Malnutrisi?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari Malnutrisi ?
1.2.4 Bagaimana tanda dan gejala dari Malnutrisi ?
1.2.5 Komplikasi apa yang terjadi pada pasien dengan gangguan malnutrisi ?
1.2.6 Bagaimana mamberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien yang menderita
Malnutrisi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Malnutrisi
1.3.2 Untuk mengetahui Penyebab Malnutrisi
1.3.3 Untuk mengehtahui jenis klasifikasi malnutrisi
1.3.4 Untuk mengetahui Patofisiologi Malnutrisi
1.3.5 Untuk mengetahui tanda dan gejala yang timbul dari Malnutrisi
1.3.6 Untuk mengetahui Komplikasi yang terjadi pada pasien Malnutrisi
1.3.7 Untuk megetahui bagaimana memberika asuhan keperawatan yang tepat pada klien
dengan Malnutrisi
2

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan pembuatan makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana melakukan
Asuhan Keperawatan pada klien dengan malnutrisi.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Malnutrisi

Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di
antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan.
Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang
tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya
malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik.
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan terhadap
absorbsi,pencernaan,dan penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,perkembangan dan
aktivitas. (I Dewa Nyoman, 2002).
2.2 Klasifikasi Malnutrisi
Ada empat bentuk malnutrisi :
a. Under Nutrition : kekurangan konsumsi pangan secara relative maupun absolut untuk
periode tertentu.
b. Specific Defisiency : kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A,
yodium, Fe, dan lain-lain.
c. Over Nutrition :kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu
d. Imbalance : karena disproporsi zat gizi, misalnya : kolesterol terjadi karena tidak
seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein) dan
VLDL (Very Low Density Lipoprotein). (I Dewa Nyoman, 2002)
2.3 Etiologi
2.3.1 Penyebab langsung
Kurangnya asupan makanan dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan
yang diberikan,kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian
makanan yang salah. Adanya penyakit:Terutama penyakit infeksi,mempengaruhi
jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
2.3.2 Penyebab tidak langsung
a. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan.
b. Kualitas perawatan ibu dan anak.
c. Buruknya pelayanan kesehatan.
d. Sanitasi lingkungan yang kurang
2.4 Patofisiologi

Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.
Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host),
agent (kuman penyebab), environment (lingkungan).Memang faktor diet (makanan)
memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu

berusaha

untuk

mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.Kemampuan


tubuh untuk mem-pergunakan karbohidrat,protein dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit,sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan.Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di
ginjal.Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton
bodies.Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi
kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.Tubuh akan mempertahankan diri
jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari
tubuh.Pada Malnutrisi,di dalam tubuh sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk
digunakan sebagai sumber energi.Sehingga tubuh akan mengalami defisiensi nutrisi
yang

sangat

berlebihan

dan

akan

mengakibatkan

kematian.

(https://ml.scribd.com/doc/.../makalah-MALNUTRISI).

Bagan Patofisiologi
Budaya pantangan bahan makanan
tertentu, tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi, keadaan sosial, dan

Malabsorbsi,
infeksi, anoreksia

Kegagalan melakukan
sintesis protein dan kalori

Kemiskin
an

Intake protein dan kalori kurang dari kebutuhan


tubuh
Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Penurunan daya
tahan tubuh
Marasmus (Defisiensi
Katabolisme
lemak:
kalori)
Hilangnya
lemak
Penurunan
asam
Katabolisme
asam lemak, gliserol,
Atrofi/pengecilan
otot
di
bantalan
tubuh
amino
esensial
dan
protein:
asam
dan badan keton

Katabolisme
karbohidrat:
glukosa (inadekuat)

Keadaan
umum lemah
Resiko
Infeksi
diare

Turgor kulit
menurun dan
keriput
Kerusakan
integritas
kulit

Keterlambatan
pertumbuhan
dan
perkembangan

Risiko
gangguan
keseimbangan
cairan: kurang
dari kebutuhan

Gangguan
kebutuhan
nutrisi: kurang
dari kebutuhan

2.5 Tanda dan gejala malnutrisi


Tanda dan gejala dari gizi buruk tergantung dari jenis nutrisi yang mengalami
defisiensi. Walaupun demikian, gejala umum dari gizi buruk adalah:

1.
2.
3.
4.

TANDA
Kulit yang kering dan bersisik
Gusi bengkak dan berdarah
Gigi yang membusuk
Berat badan kurang

GEJALA

5.

Pertumbuhan yang lambat

rendah

6.

Perut kembung

tubuh kesulitan untuk melawan

1. Pusing
2. Kelelahan dan kekurangan energi
3. Sistem kekebalan tubuh yang
(yang

mengakibatkan

infeksi)
4. Sulit untuk berkonsentrasi dan
mempunyai reaksi yang lambat
5. Kelemahan pada otot
6. Terdapat masalah pada fungsi
organ tubuh
7. Tulang yang mudah patah

2.6

Komplikasi
2.6.1 Hipotermi
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan
suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat
didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 C.Tubuh manusia
mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 C. Di luar
suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan
produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.Gejala hipotermia ringan
adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu,
detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai
usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Pada penderita hipotermia moderat, detak
jantung dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam
satu menit. Pada penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan
menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan
pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan).
2.6.2 Hipoglikemi
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah
60 mg/dl. Padahal kinerja tubuh,terutam otak dan sistem syaraf,membutuhkan
glukosa dalam darah yang berasal dari makanan berkarbohidrat dalam kadar yang
cukup. Kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi puasa,100-180
mg/dl pada kondisi setelah makan.
2.6.3 Infeksi
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap
organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme
penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat
memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu
fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan
organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut
peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme
mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri,
parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.
7

2.6.4 Diare dan Dehidrasi


Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan
buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki
kandungan air berlebihan.
2.6.5 Syok
Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi untuk
kebutuhan organ-organ di dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai
gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital
atau menurunnya volume darah yang bersirkulasi secara efektif.
2.6.6 ISPA
Infeksi saluran napas akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.
2.6.7 Cacingan
Cacingan adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing
parasit di dalam tubuh.Penyebab kecacingan yang populer adalah cacing pita,
cacing kremi, dan cacing tambang.
2.6.8 Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosi.
2.6.9 Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di
dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati
kemudian menginfeksi sel darah merah.

BAB III
8

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN MALNUTRISI


3.1 Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
Data biologis meliputi :
1) Identitas klien
2) Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
Pada umumnya klien masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat
badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain
yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
Riwayat Keperawatan Sekarang :
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal, dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan
yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih,
baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu
dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi klien (riwayat kekurangan
protein dan kalori dalam waktu relatif lama).
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang
penyakit klien dan lain-lain.

Pengkajian fisik :
1) Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan
umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
2) Fokus pengkajian pada klien dengan Marasmus-Kwashiorkor adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:
a) Penurunan ukuran antropometri
b) Perubahan rambut (kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
c) Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
d) Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
e) Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.
f) Edema tungkai
g) Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas
jari kaki, paha dan lipat paha)
Riwayat psikososial :
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme koping dan system pendukung
Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
1) Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis

3.2 Diagnosa (dx)


1)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan yang tidak
adekuat, anoreksia dan diare.
10

2)

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peurunan asupan peroral dan

3)

peningkatan kehilangan cairan akibat diare.


Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan asupan kalori dan
protein yang tidak adekuat.

3.3 Perencanaan
a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Tujuan: klien akan menunjukan peningkatan status gizi
Kriteria:
1) Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien,
kebutuhan nutrisi pemuluhan, susunan dan pengolahan makanan sehat seimbang.
2) Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet
(per sonde/ per oral) sesuai program dietetik.
Intervensi:
1. Pantau pemasukan makanan setiap hari
Rasional: Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi
2. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi
Rasional: Menilai perkembangan masalah klien.
3. Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
Rasional: Rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah utama terhadap nafsu
makan dan dapat membuang mual dan muntah.
4. Jelasakan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan,
susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukan contoh jenis
sumber manakan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien
Rasional: Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan
nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat menerusakan upaya terapi dietetik yang
telah ditentukan selama hospitalisasi.
5. Tunjukan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk
melakukannya sendiri.
Rasional: Meningkatkan pertisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
klien, mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien
b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peurunan asupan peroral dan
peningkatan kehilangan cairan akibat diare.
Tujuan: klien menunjukan keadaan hidrasi yang adekuat
11

Kriteria:
1) Asupan ciran adekuat sesuai kebutuhan ditambah defisit yang terjadi
2) Tidak ada tanda dan gejala dehidrasi (tanda-tanda vital dalam batas normal, frekuensi
defekasi 1x/24 jam dengan konsistensi padat atau semi padat)
Intervensi:
1. Kaji perkembangan keadaan dehidrasi klien
Rasional: Menilai perkebangan masalah klien
2. Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mat, turgor kulit dan membran mukosa
Rasional: Indikator tidak langsung dari status hidrasi/derajat kekurangan
3. Monitor tanda-taanda vital
Rasional: Indikator keadekuatan volume sirkulasi dan mengetahui keadaan umum pasien
4. Lakukan atau observasi pemberian cairan per infus/ sonde/ oral sesuai program rehidrasi
Rasional: Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan volume
cairan.
5. Jelaskan kepada keluarga upaya rehidrasi dan pertisipasi yang diharapkan dari keluarga
dalam pemeliharaan patensi pemberian infus/selang sonde
Rasional: Meningkatkan pemahaman keluarga tentang upaya rehidrasi dan peran
keluarga
6. Pantau masukan dan pengeluaran cairan
Rasional: Keseimbangan cairan negatif terus menerus menurunkan haluaran renal dan
konsentrasi urine dan menunjukan terjadinya dehidrasi
7. Kolaborasi dalam pemberian intra vena ssesuai indikasi
Rasional: Diberikan untuk hidrasi yang umum
c) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan asupan kalori
dan protein yang tidak adekuat.
Tujuan: Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar usia.
Kriteria:
1) Pertumbuhan fisik (ukuran antropometrik) sesuai standar usia.
2) Perkembangan motorik, bahasa/ kognitif dan personal/sosial sesuai standar usia.
Intervensi:
1. Ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas
perkembangan sesuai usia anak
Rasional: Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatanpertumbuhan dan
perkembangan anak
2. Lakukan pemberian makanan/ minuman sesuai program terapi diet pemulihan.
Rasional: Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaan
12

3. Lakukan pengukuran antropometrik secara berkala


Rasional: Menilai perkembangan masalah klien
4. Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien.
Rasional: Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam
aspek motorik, bahasa dan personal/sosial.
5. Lakukan rujukan ke lembaga pendukung stimulasi pertumbuhan dan perkembanagan
(puskesmas/posyandu)
Rasional: Mempertahankan kesinambungan program stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan memberdayakan sistem pendukung yang ada.

BAB IV
PENUTUP

2.7 Kesimpulan
Mal nutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami gangguan dalam
penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi
dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan
terhadap absorbs, pencernaam dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Selain itu, mal
nutrisi bisa disebabkan apabila asupan kalori yang berlbih dari kebutuhan harian, dan
mengakibatkan penyimpanan energy dalam bentuk bertanbahnya jaringan adipose.
Masalah nutrisi yang terjadi pada anak antara lain malnutrisi kurang energy protein
(kwashiorkor, marasmus, marasmik-kwashiorkor), malnutrisi vitamin, mineral.
Komplikasi yang akan terjadi pada klien malnutrisi, yaitu : hipoglikemi, syok,
diare, ISPA, cacingan dan lain-lain. Pengkajiannya terdiri dari 3 jenis yaitu
pengkajian anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pengkajian berpola. Salah satu
diagnosanya adalah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare. Perencanaannya salah
satunya yaitu Pantau pemasukan makanan setiap hari.

13

2.8 Saran
Sebagai perawat harus mengetahui konsep dasar penyakit maupun teori asuhan
keperawatan dengan benar sehingga bisa menangani klien malnutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

Supariasa, I Dewa Nyoman . penilaian status gizi . 2002 . Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC
Doengoes, Marylinn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, ( Edisi 3 ),
Jakarta : EGC
http://eksihastarini.blogspot.com/2011/08/asuhan-keperawatan-protein-calori.html.
Diakses tanggal 27 Oktober 2014 pukul 16.00 WIB
https://ml.scribd.com/doc/.../makalah-MALNUTRISI

Dipublikasikan

oleh Julie

Hensley. Diakses tanggal 27 Oktober 2014 pukul 16.00 WIB


http://www.gentongmas.com/berita/1315-tanda-dan-gejala-gizi-buruk.html. Diakses
tanggal 27 Oktober 2014 pukul 16.00 WIB

14

15

Anda mungkin juga menyukai