terjangkau.
Akseptabilitas
ini
terbukti
apabila
pasangan
tetap
mempergunakan cara kontrasepsi yang bersangkutan, dan baru berhenti jika pasangan
ingin mendapat anak lagi, atau jika kehamilan tidak akan terjadi lagi karena umur
wanita sudah lanjut atau oleh karena ia telah menjalani kontrasepsi permanen.
Metode kontrasepsi3
Metode-metode dengan efektivitas bervariasi yang saat ini digunakan adalah :
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obat-obatan
2. Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria maupun wanita
3. Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida
4. Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan vasektomi)
7.
diri
yang
besar
dari
pihak
pria
dan
bisa
mengurangi
Persalinan
3 minggu
6 minggu
6 bulan
Tabel 1. Waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pada wanita menyusui 1
datang. Pada wanita dengan haid yang tidak teratur, akan tetapi variasi yang tidak jauh
berbeda, dapat diterapkan masa subur dengan perhitungan :
Daur haid terpendek dikurangi 18 hari dan daur haid terpanjang dikurangi 11 hari.
Masa aman ialah sebelum daur haid terpendek yang telah dikurangi.
2. KONTRASEPSI SECARA MEKANIS
2.1 PRIA
2.1.1 Kondom
Penggunaan kondom mempunyai tujuan perlindungan terhadap penyakit
kelamin yang telah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Kini paling umum dipakai ialah
kondom dari karet; kondom ini tebalnya kira-kira 0,05 mm. Kini telah tersedia
berbagai ukuran dengan bermacam-macam warna. Pada waktu sekarang kondom telah
dipergunakan secara luas di seluruh dunia dalam program keluarga berencana.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan
koitus, dan mencegah tumpahnya sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah
silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu
berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm
dan panjang lebih kurang 19 mm. Kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai
sifat spermatisid.
Keuntungan kondom, selain untuk tujuan kontrasepsi juga dapat memberi
perlindungan terhadap penyakit kelamin5. Kekurangannya ialah ada kalanya pasangan
yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam
kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Sebab-sebab kegagalan memakai kondom
ialah bocor atau koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma yang disebabkan oleh tidak
dikeluarkannya penis segera setelah terjadi ejakulasi. Efek sampingan kondom tidak
ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet.
Efektivitas kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari ketelitian dalam
penggunaannya. Mengenai pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.
2. Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada pria yang
tidak bersunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu.
3. Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma.
Pada kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya, keluarkanlah udara
terlebih dahulu sebelum kondom dipasang.
Efek merugikan
Tabel 2-1. Obat yang efektivitasnya menurun oleh kontrasepsi oral kombonasi 3
Keamanan
Secara umum, kontrasepsi oral yang jika dipantau pemberianya dengan benar terbukti
relatif aman bagi sebagian besar wanita. Kemungkinan efek samping dari pil KB yang
selama ini terlalu banyak dan terlalu lama mendapat perhatian efek merugikan pada
para pemakai mungkin hanya terjadi akibat rasa cemas karena publisitas yang terus
menerus.Sayangnya, dokter serta masyarakat awam sering kebingungan karena
laporan yang banyak dan sering bertentangan tersebut.
Efek yang menguntungkan
Pil kombinasi estrogen plus progestin adalah bentuk kontrasepsi reversibel paling
efektif yang tersedia. Dilaporkan angka kegagalan 0,32 per 100 wanita-tahun atau
kurang. Efek menguntungkan lainnya yang dilaporkan adalah kepadatan tulang
meningkat; pengeluaran darah menstruasi dan anemia berkurang; angka kehamilan
ektopik lebih rendah sampai 90%; dismenorea yang berkaitan dengan endometriosis
berkurang; kista ovarium fungsional sampai 80% dan salpingitis berkurang; keluhan
premenstruasi berkurang; angka kanker endometrium dan ovarium berkurang sampai
40%; berbagai penyakit payudara jinak berkurang sampai 40%; perbaikan hirsutisme;
perbaikan akne; pencegahan aterogenesis; insiden dan keparahan penyakit radang
panggul berkurang; dan perbaikan rematoid artritis.3,5
Metabolisme karbohidrat
Kontrasepsi oral dapat menurunkan toleransi glukosa pada sejumlah pemakai
dengan persentase yang signifikan. Hal ini tampaknya terjadi sebagai akibat
langsung dosis estrogen yang digunakan. Progestin biasanya meningkatkan
sekresi insulin dan menciptakan resistensi insulin. Karena efek ini, steroid
kontrasepsi dapat mengintensifkan diabetes yang sudah ada atau mungkin
ternyata cukup diabetogenik sehingga mampu memicu munculnya diabetes
secara klinis pada wanita yang rentan. Tapi efek ini seperti pada kehamilan,
efek diabetogeniknya sering reversibel apabila kontrasepsi oralnya dihentikan.
Metabolisme protein
Estrogen akan meningkatkan pembentukan berbagai globulin oleh hati.
Meningkatnya pembentukan angiotensinogen tampaknya berkaitan dengan
dosis, dan konversinya oleh renin menjadi angiotensin I dicurigai
menimbulkan hipertensi. Fibrinogen dan mungkin faktor II, VII, IX, X, XII,
XIII, akan meningkat sejalan dengan dosis estrogen, dan insiden kedua bentuk
trombosis ini berkaitan dengan dosis estrogen.
Penyakit hati
Kolestasis dan ikterus kolestatik merupakan penyulit yang jarang terjadi pada
pemakai kontrasepsi oral; gejala dan tanda akan hilang apabila obat dihentikan.
Tampaknya kontrasepsi oral mempercepat terjadinya penyakit kandung empedu pada
wanita yang rentan, tapi secara keseluruhan tidak terjadi peningkatan resiko jangka
panjang. Dan tidak ada alasan untuk menghentikan kontrasepsi oral pada wanita yang
telah pulih dari hepatitis virus.
Neoplasia
Adenoma hipofisis
Serviks
Terdapat korelasi antara resiko kanker serviks prainvasif dengan pemakaian
kontrasepsi oral, dan resiko kanker invasif meningkat setelah pemakaian 5
tahun. Tapi masih belum jelas apakah keterkaitan ini memiliki hubungan sebab
akibat.
Kanker payudara
Masih belum jelas apakah kontrasepsi oral berperanan dalam ternbentuknya
kanker payudara. Pada sebuah studi terbesar, tidak terbukti adanya
peningkatan resiko kanker payudara diantara pemakai kontrasepsi oral (Cancer
and
Steroid
Hormone
Study,1986).
Gabrick
dkk.(2000) melaporkan
peningkatan resiko pada wanita dengan riwayat keluaga yang kuat, tetapi
resiko ini berkaitan dengan preparat-preparat yang lama yang dosis
estrogennya tinggi.
Gizi
Penyimpangan kadar beberapa zat gizi, yang serupa dengan yang dijumpai pada
kehamilan normal, dilaporkan terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi
oral.
Defisiensi piridoksin
Perubahan-perubahan biokimiawi yang menunjukkan defisiensi vitamin B6
(piridoksin) yang mana hal ini juga terjadi saat kehamilan normal. Hal ini
terjadi karena estrogen memicu enzim-enzim dihati sehingga menyebabkan
Tromboembolisme
Mishell
(2000)
menganalisis
bahwa
resiko
tromboembolisme
vena
peningkatan
resiko
stroke
hemorhagik
atau
trombotik
Hipertensi
Ini timbul sebagai respons terhadap estrogen, terbukti meningkat kadar
angiotensinogen (substrat renin) plasma sampai mendekati kadar pada
kehamilan normal.
Tekanan darah akan normal kembali saat kontrasepsi dihentikan. Terjadinya
hipertensi pada kehamilan bukan merupakan halangan bagi pemakaian
kontrasepsi oral setelahnya.
Infark miokardium
Infark miokardium terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
dan juga merokok, karena merokok merupakan faktor resiko independen. Ad 2
patokan penting dalam kaitannya dengan merokok dan kontrasepsi oral adalah
lebih dari 15 batang rokok per hari bagi orang berusia lebih dari 35 tahun yang
sedang atau pernah merokok.
Laktasi
Pemakaian hormon kontrasepsi oral pada ibu menyusui akan mengurangi
jumlah ASI. Hanya sedikit hormon yang diekskresikan ke dalam ASI. Karena
hampir tidak memberikan efek pada laktasi dan merupakan kontrasepsi yang
baik.
Efek lain
Mukorea
Kloasma
Pertambahan berat badan; tidak semua wanita yang menggunakan ini akan
mengalami peningkatan berat badan. Hal ini terjadi oleh karena adanya retensi
cairan, tetapi umumnya akibat pola makan yang berubah sebab ibu merasa
tenang dan tidak takut hamil lagi setelah menggunakan alat kontrasepsi5 .
ibu yang menyusui, mulai diminum pada minggu ke 6 setelah melahirkan 1,5. Pil ini
mengganggu
kesuburan
tapi
tidak
selalu
menghambat
penetrasi
ovulasi.
Keuntungan
Resiko peningkatan penyakit kardiovaskular dan keganasan belum terbukti,
lebih kecil kemungkinannya menyebabkan peninggian tekanan darah atau
nyeri kepala, tidak berefek pada metabolisme karbohidrat dan diperkirakan
lebih jarang menyebabkan depresi, dismenorea, dan gejala premenstruasi.
Kekurangan
Kegagalan kontrasepsi dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik apabila
kontrasepsi gagal, perdarahan uterus yang tidak jelas, kista ovarium fungsional
menjadi sering, dan pil ini harus diminum paa waktu yang sama atau hampir
sama tiap harinya, yang jika terlambat sekalipun hanya 3 jam untuk 2 hari
berikutnya harus digunakan kontrasepsi lain sebagai tambahan.
Kontraindikasi
Terutama pada wanita berumur, dengan perdarahan uterus yang tidak jelas,
riwayat kehamilan ektopik atau kista ovarium fungsional.
hanya terjadi sedikit modifikasi metabolisme glukosa, insiden anemia defisiensi besi
menurun. Disamping itu terjadi juga peningkatan berat badan yang nyata.
Pada pemakaian Depo medroksiprogesteron jangka panjang terdapat kemungkinan
penurunan kepadatan mineral tulang, namun akan pulih setelah terapi dihentikan.
Depo medroksiprogesteron disuntikan dalam-dalam di kuadran luar atas
bokong tanpa dipijat untuk memastikan agar obat dilepaskan secara perlahan-lahan.
Dosis lazim adalah 150 mg setiap 90 hari3 .
Noetindron etantat disuntikan dengan cara yang sama dalam dosis 200mg,
tetapi penyuntikan obat ini harus diulang setiap 60 hari.
4.2.3 Implan progestin (sistem Norplant)
Sistem norplant menyalurkan levonorgestrel dalam wadah silastik yang
diimplantasikan dijaringan subdermal. Setiap wadah memiliki panjang 34mm, garis
tengah 2,4mm, dan mengandung 36 mg levonorgestrel. Dosis kombinasi sebesar 216
mg menghasilkan pembebasan ke dalam plasma sekitar 85 g/hari untuk 6 sampai 8
hari pertama dan menghasilkan kontrasepsi yang efektif. Inin merupakan salah satu
metode yang paling efektif yang tersedia. Dan yang paling utama, bahwa setelah
penghentian pemakaian fertilitas akan segera pulih dengan segera.
Keunggulan dan kekurangan hampir identik dengan progestin oral, kecuali
efek pada metabolisme karbohidrat. Dilaporkan bahwa setelah pemakaian 6 bulan,
kadar glukosa dan insulin mengalami perubahan bahkan pada wanita nondiebetik.
Pada
wanita
normal
perubahan
ini
tidak
bermakna,
tetapi
akan
sangat
Mekanisme kerja obat ini dengan menghambat ovulasi dan menekan proliferasi
endometrium. Kadar estrasdiol mencapai puncak pada 3 sampai 4 hari pascainjeksi
dengan nilai yang setara dengan lonjakan praovulasi dalam siklus menstruasi
ovulatorik normal. Kadar estradiol menetap setinggi ini selama sekitar 10-14 hari, dan
penurunannya menyebabkan perdarahan lucut 10 sampai 20 hari pasca penyuntikan.
Frekuensi penyuntikan merupakan masalah yang nyata. Timbulnya perdarahan
yang tidak teratur, namun setelah 3 bulan pemakaian, ketidakteraturan perdarahan
tampaknya
menjadi
lebih
depomedroksiprogesteron
jarang
asetat.
terjadi
Pulihnya
dibandingkan
kesuburan
dengan
setelah
injeksi
penghentian
berlangsung cepat, dengan hampir 83% wanita menjadi hamil dalam 12 bulan setelah
penghentian. Angka pemulihan kesuburan jauh lebih cepat daripada penghentian
dengan suntikan Depomedroksiprogesteron asetat.
Kontrasepsi oral jangan digunakan pada wanita yang mengalami salah satu keadaan dibawah
ini :
Gangguan tromboflebitis atau tromboembolus
Riwayat tromboflebitis vena dalam atau gangguan tromboembolus
Penyakit sereborvaskular atau arteria koroner
Diketahui atau dicurigai mempunyai karsinoma payudara
Karsinoma endometrium atau diketahui atau dicurigai mempunyai neoplasma dependen
estrogen
Perdarahan genital abnormal yang tidak diketahui penyebabnya
Ikterus kolestatik pada kehamilan atau riwayat ikterus setelah menggunakan pil
Adenoma atau karsinoma hati
Diketahi atau dicurigai hamil
Peringatan :
Merokok meningkatkan resiko efek samping kardiovaskular yang serius akibat pemakaian
kontrasepsi oral. Resiko meningkat seiring usia dan merokok dalam jumlah besar (15 batang atau
lebih per hari) dan sering mencolok pada wanita berusia 35 tahun atau lebih. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral harus benar-benar diingatkan untuk tidak merokok.
Tabel 3. kontraindikasi dan peringatan tentang pemakaian Kontrasepsi ora kombinasi3
Dari Physicians Desk Reference (2000)
Perdarahan
Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama pada bulanbulan pertama pemakaian
Komplikasi AKDR
Infeksi
AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada dalam vagina, umumnya tidak
menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan disucihamakan.
Jika terjadi infeksi, hal ini mungkin disebabkan oleh sudah adanya infeksi
yang subakut atau menahun pada traktus genitalis sebelum pemasangan
AKDR.
Perforasi
Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan AKDR
walaupun bisa
Kehamilan
Jika terjadi kehamilan dengan AKDR in situ, tidak akan timbul cacat pada
bayi oleh karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim.
Angka keguguran dengan AKDR in situ tinggi. Jadi jika ditemukan kehamilan
dengan AKDR in situ sedang benangnya masih kelihatan, sebaiknya
dikeluarkan oleh karena kemungkinan terjadinya abortus setelah dikeluarkan
lebih rendah dari pada dibiarkan terus. Tetapi jka benangnya tidak kelihatan,
sebaiknya dibiarkan saja berada dalam uterus.
Sewaktu postpartum
Pemasangan AKDR setelah melahirkan dapat dilakukan:
1. Secara dini(immediate insertion); dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
2. Secara langsung (direct insertion); dipasang dalam masa tiga bulan
setelah partus atau abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion); dipasang sesudah masa tiga
bulan setelah partus atau abortus; atau pada saat tidak ada hubungan
sama sekali dengan partus atau abortus.
Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi
fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal. Tetapi, septic abortion
merupakan kontraindikasi
Bersihkan daerah vulva dan vagina secara a dan antisepsis dengan betadine
AKDR dimasukkan ke dalam uterus dengan tehnik tanpa sentuh, lalu dorong
ke dalam kavum uteri hingga mencapai uterus.
Perforasi usus
6.1 Tubektomi
Tubektomi adalah suatu tindakan oklusi/ pengambilan sebagian saluran telur
wanita untuk mencegah proses fertilisasi.3 Tindakan tersebut dapat dilakukan setelah
persalinan atau pada masa interval. Setelah dilakukan tubektomi, fertilitas dari
pasangan tersebut akan terhenti secara permanen. Waktu yang terbaik untuk
melakukan tubektomi pascapersalinan ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah
melahirkan karena posisi tuba mudah dicapai dari subumbilikus dan rendahnya resiko
infeksi. Bila masa 48 jam pascapersalinan telah terlampaui maka pilihan untuk tetap
memilih tubektomi, dilakukan 6-8 minggu persalinan atau pada masa interval.
Keuntungan tubektomi ialah :
Motivasi hanya satu kali saja, tidak diperlukan motivasi yang berulang-ulang
Kerugiannya ialah bahwa tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel, walaupun ada
kemungkinan untuk membuka tuba kembali pada mereka yang masih menginginkan
anak lagi dengan operasi Rekanalisasi.
Indikasi dilakukannya tubektomi :
Kontrasepsi permanen
Syarat-syarat tubektomi :
Syarat sukarela
Syarat bahagia
Syarat medik
Tindakan yang dilakukan sebagai tindakan pendahuluan untuk mencapai tuba falopii
terdiri atas : pembedahan transabdominal seperti laparotomi, mini laparotomi (gambar
2.1), laparoskopi; pembedahan transvaginal seperti kolpotomi posterior, kuldoskopi;
dan
pembedahan
histeroskopik.
transservikal
(transuterin) seperti
penutupan
lumen
tuba
Untuk menutup lumen dalam tuba, dapat dilakukan pemotongan tuba dengan
berbagai macam tindakan operatif, seperti cara Pomeroy, cara Irving, cara Uchida,
cara Kroener, cara Aldridge. Pada cara Madlener tuba tidak dipotong. Disamping
cara-cara tersebut, penutupan tuba dapat pula dilakukan dengan jalan kauterisasi tuba,
penutupan tuba dengan clips, Falope ring, Yoon ring, dll.
Cara penutupan tuba :
Cara Madlener
Bagian tengah tuba diangkat dengan cunam pean, sehingga terbentuk suatu
lipatan terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan tersebut dijepit dengan cunam
kuat-kuat dan selanjutnya dasar itu diikat dengan benang yang tidak diserap.
Tidak dilakukan pemotongan tuba.
Cara Pomeroy
Cara ini paling banyak dilakukan. Dilakukan dengan mengangkat bagian
tengah dari tuba sehingga membentuk suatu lipatan terbuka, kemudian
dasarnya diikat dengan benang yang dapat diserap, tuba diatas dasar itu
dipotong. Setelah benang pengikat diserap, maka ujung- ujung tuba akhirnya
terpisah satu dengan yang lain.
Cara Irving
Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat diserap,
ujung proksimal dari tuba ditanamkan kedalam miometrium, sedangkan
ujung distal ditanamkan ke dalam ligamentum latum.
Cara Aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian distal
bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum latum.
Cara Uchida
Tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil (mini laparotomi) di
atas simfisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba dilakukan suntikan
dengan larutan Adrenalin dalam air garam dibawah serosa tuba. Akibatnya,
mesosalping di daerah tersebut menggembung.lalu dibuat sayatan kecil di
daerah yang kembung tersebut. Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang kirakira 4-5 cm; tuba dicari dan setelah ditemukan dijepit, diikat, lalu digunting.
Ujung tuba yang proksimal akan tertanam dengan sendirinya dibawah serosa,
sedangkan ujung tuba yang distal dibiarkan berada diluar serosa. Luka
sayatan dijahit dengan kantong tembakau. Angka kegagalan cara ini adalah 0.
Cara Kroener
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang operasi. Suatu ikatan
dengan benang sutera dibuat melalui bagian mesosalping dibawah fimbria.
Jahitan ini diikat 2x, satu mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba
sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya. Seluruh fimbria dipotong.
Tehnik ini banyak digunakan. Keuntungan cara ini antara lain sangat
kecil kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka
kegagalan 0,19%.
6.2 Vasektomi
Pada tahun-tahun terakhir ini vasektomi makin banyak dilakukan dibeberapa negara
seperti India, Pakistan, Korea, AS, dll, untuk menekan laju pertambahan penduduk. Di
Indonesia, vasektomi tidak termasuk dalam program keluarga berencana nasional2 .
Dan masih banyak pria di Indonesia menganggap vasektomi tersebut identik dengan
dikebiri dan dapat menimbulkan impotensi5. Vasektomi, selain aman dari kegagalan
dengan tingkat keberhasilan 79 persen, menurut Kasmiyati, juga mampu menaikkan
libido seks5. Ini berarti, vasektomi sama sekali tak menimbulkan impotensi atau
ketidak jantanan5.
Indikasi vasektomi ialah bahwa pasangan suami isteri tidak menghendaki
kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada
dirinya.Kontraindikasi, sebenarnya tidak ada, kecuali bila ada kelainan lokal yang
dapat mengganggu sembuhnya luka operasi, jadi sebaiknya harus disembuhkan
dahulu.
Keuntungan vasektomi5 :
Tehnik vasektomi
Adapun tehniknya berupa:
kulit skrotum dan jaringan sekitarnya di bagian atas, dan pada jaringan
disekitar vas deferens.
Dilakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5-1 cm di diekat tempat vas
deferens. Setelah terlihat, dijepit dan dikeluarkan dari sayatan (harus yakin itu
benar vas deferens), vas dipotong sepanjang 1-2 cm dan kedua ujungnya diikat
Sehabis operasi, peserta vasektomi baru boleh melakukan hubungan intim dengan
pasangannya setelah enam hari. Itupun harus wajib menggunakan kondom selama 12
kali hubungan demi pengamanan5.
Komplikasi vasektomi : infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit, terjadinya hematom
oleh karena perdarahan kapiler, epididimitis, terbentuknya granuloma.
Kegagalan dapat terjadi karena: terjadi rekanalisasi spontan, gagal mengenal dan
memotong vas deferens, tidak diketahi adanya anomali vas deferens, koitus dilakukan
sebelum kantong seminalnya betul-betul kosong.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA