Bab 3 Persamaandiferensial
Bab 3 Persamaandiferensial
Differensial/ 56
3.
PERSAMAAN DIFFERENSIAL
1. Pendahuluan
Sangat banyak problem terapan yang melibatkan turunan atau derivatif. Persamaan yang
mengadung derivatif disebut persamaan differensial. Jika persamaan itu mengandung derivetif parsial
maka ia disebut persamaan differensial parsial. Sedang yang tidak parsial tadi disebut persamaan
differesial ordiner. Pada bab ini kita akan membahas problem-problem persamaan differensial ordiner
ordiner yang sering digunakan dalam aplikasi problem fisik. Lihatlah beberapa contoh berikut:
Dalam kinetika kita tahu bahwa laju reaksi order satu adalah sebanding dengan konsentrasi
reaktan. Jadi misal untku reaksi order satu:
A B
maka :
v=k.A
(1-1)
dengan v adalah laju reaksi yang didefinisikan sebagai berkurangnya konsntrasi reaktan atau
bertambahnya konsentrasi produk persatuan waktu dan k adalah tetapan laju reaksi. Jadi:
dA
v=
(1-2)
dt
atau
dB
v=
(1-3)
dt
Jika gunakan (1-2) dan disubstitusikan ke (1-1), maka:
dA
k.A
(1-4)
dt
persamaan (1-4) di atas adalah salah satu contoh persamaan differensial ordiner ordiner order satu.
Untuk menyelesaikannya caranya adalah sebagai berikut:
dA
k dt
(1-5)
A
Jika pada saat t = t konsentrasi yang tersisa adalah At sedang pada keadaa mula-mula, konsentrasinya
Ao, maka integrasi kedua ruas adalah:
At
Ao
1
dA k
A
dt
(1-6)
atau:
At
ln A
Ao
(1-7)
atau:
atau:
ln At ln Ao = kt
(1-8)
At
= kt
Ao
(1-9)
ln
atau:
At
= e kt
Ao
(1-10)
Biasanya dari (1-10) orang mencari persamaan untuk menentukan waktu paruh (half life). Caranya
adalah sebagai berikut:
Jika t = waktu paruh = T, maka At = Ao, sehingga (1-10) menjadi:
= e kT
(1-11)
atau:
ln = kT
atau
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 57
ln 1/2
0,693
=
(1-12)
k
k
Itu tadi adalah salah satu contoh aplikasi persamaan differensial ordiner ordiner dalam kinetika.
Sekarang kita akan membahas jenis-jenis persamaan differensial ordiner ordiner. Untuk itu perhatikan
bentuk-bentuk berikut:
(1)
y + xy2 = 1
(2)
xy + y = 1
(3)
y + y + kx = 0
Contoh (1) dan (2) merupakan contoh persamaan differensial ordiner ordiner order pertama karena
operator differensial yang ada hanya operator turunan pertama dan tidak ada operator turunan yang
lebih tinggi sedang contoh (3) merupakan contoh persamaan differensial ordiner order kedua karena
mengandung y. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ada perbedaan mendasar antara pengertian
persamaan linear dengan persamaan order pertama. Order sebuah persamaan differensial ditentukan
oleh derajat differensial tertinggi yang dimiliki oleh persamaan differensial itu sedang linear atau
tidaknya sebuah persamaan ditentukan oleh pangkat variabelnya. Ditinjau dari pangkat variabelnya
Contoh (1) adalah persamaan kuadrat, tetapi ditinjau dari sisi persamaan differensial contoh (1)
adalah persamaan diferensial order pertama. Contoh (2) adalah persamaan linear jika ditinjau dari
pangkat variabelnya dan merupakan persamaan diferensial order pertama karena adanya y dan
operator differensial yang lebih tinggi derajatnya tidak ada. Contoh (3) merupakan persamaan linear
jika ditinjau dari pangkatnya variabel, tetapi persamaan tersebut merupakan persamaan differensial
ordiner order kedua.
T=
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 58
2
3.
4.
(1 + y ) dx + xy dy = 0
xy xy = y
5.
y =
6.
7.
8.
9.
10.
y = 0 jika x = 5
y = 1 jika x = 1
2 xy 2 x
x 2y y
y =0 jika x =
y = 3 jika x = 1
y = 1 jika x = 2
y = 1 jika x = 1
y = 1 jika x = 1
y = y0 jika x = 0
y =
e I
Q . e I .dx c
dengan I = P dx
(3-2)
atau
ln y =
P dx c
atau:
y = e P dx c = A e P dx
(3-4)
c
dengan A = e . Agar tampak sederhana, marilah untuk selanjutnya kita nyatakan:
I = P dx
sehingga:
dI
=P
dx
(3-5)
(3-6)
I
atau:
y.e =A
(3-7)
Sekarang kita dapat melihat, bagaimana menyelesaikan persamaan (3-1). Jika (3-7) diturunkan
terhadap x dan kita gunakan (3-6):
d
dy
d I
dI
y.e I = e I
e = e I y + y . e I .
+y
dx
dx
dx
dx
= e I y + y . e I . P
Jadi:
d
y.e I = e I (y + Py) = Q . e I
dx
atau:
d (y . e I ) = Q . e I
(3-8)
Jika persamaan (3-8) diintegralkan:
I
y e I = Q . e .dx + c
atau
y = e I Q . e I .dx c
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 59
Contoh 1:
2
2 ln x
Harga e
2 ln x
= x sedang e
= x , jadi:
1 2
2
5
2
2
y = x 3 x dx c. x = x x dx
x
1
c x2
atau:
y=
2
4x
c. x 2
1 4
2
=x x
4
c. x 2
Soal 3
Carilah bentuk umum penyelesaian persamaan differensial berikut:
1)
3)
y + y = ex
dy + (2 xy - x e x 2 )dx = 0
5)
x2 1
+ xy = x
2)
4)
x2 y + 3 x y = 1
2x y + y = 2 x5/3
6)
(1 x2 ) dy (xy + 2x 1 x 2 ) dx = 0
Metode pemisahan variabel dan metode persamaan linear yang sudah kita kenal
adalah dua tipe persamaan order pertama yang akan sering banyak anda pergunakan. Berikut
ini akan kita bicarakan metode lain untuk menyelesaikan persamaan order kesatu yang tidak
dapat diselesaikan dengan dua metode yang telah kita kenal itu.
Persamaan Bernoulli
Yang dimaksud dengan persamaan Bernoulli adalah persamaan differensial linear
order kesatu yang mempunyai bentuk :
y + P y = Q yn
(4-1)
dengan P dan Q adalah fungsi x. Bentuk di atas bukan persamaan linear, tetapi melalui
perubahan variabel, persamaan tersebut dapat dengan mudah direduksi menjadi persamaan
linear. Kita buat perubahan variabel sebagai berikut:
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 60
z = y1-n
(4-2)
sehingga:
z = (1-n) y -n y
(4-3)
(4-4)
Jika (4-2) dan (4-3) disubstitusikan ke dalam (4-4) maka diperoleh bentuk:
z + (1 n) P z = (1 n) Q
(4-5)
z + R z = S ini analog dg y + Py = Q
(4-6)
Persamaan (4-6) di atas sudah merupakan bentuk baku persamaan differensial linear order ke satu
dalam z, sehingga penyelesaiannya adalah :
I
z=e
S dx
+c.e
R dx
dengan I =
atau:
y1
=e
(1 n) Q dx
+c.e
dengan I =
1 n P dx
(4-7)
Contoh:
Carilah bentuk umum penyelesaian dari persamaan x y + 2y + 3y2 = 0.
Penyelesaian:
Kita jadi persamaan yang diketahui ke dalam bentuk Bernoulli, sehingga bentuknya menjadi:
y + ( 2 / x ) y = - ( 3 / x ) y2
dengan demikian maka P = ( 2 / x ) ; Q = -( 3 / x ) dan n = 2, sehingga penyelesaiannya adalah:
y 1 - n = e-I e I (1 n) Q dx + c . e-I
atau:
y 1 - 2 = e-I
atau:
y - 1 = e2l n x
Jadi:
y-1 = -
3
2
dengan I = 1 n P dx
(1 2) dx + c . e-I
x
2 ln x
+ c . x2
3
dx + c . e 2 l n x
x
atau 1/y = -
dengan I =
atau:
3
2
1 2 x dx = - 2 ln x
y - 1 = x2 3 x 3 dx + c . x2
+ c . x2
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 61
d F(x , y) = x
F
diganti P dan
x
Jika
dx +
dy
y
(4-8)
d F(x , y) = P dx + Q dy
(4-9)
Q
F
sebut C(y) dapat dicari harga y . Anda juga dapat mencari F dengan cara sebaliknya,
yaitu mengintegralparsialkan Q terhadap y dan konstanta dari hasil integral itu yang mungkin
F
.
x
Q
x
jadi: Q =
atau
1 3
x +C
3
x2 =
Q
x
atau
dQ = x2 dx
1 3
x .
3
Contoh 2:
Diketahui persamaan differensial: (x2 y + 5) dx + (
1 3
x + 5y) dy = 0. Tentukan apakah
3
1 3
x + 5y) dy = 0 dapat dinyatakan dalam bentuk:
3
dF = P dx + Q dy = 0.
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 62
P
y
= x2
Q
= x2
x
Jadi:
dF = (x2 y + 5) dx + (
1 3
x + 5y) dy = 0 adalah persamaan differensial eksak.
3
dx
= x 2 y 5
dx
1 3
x y + 5 x + C (y)
3
1 3
x +
3
C( y)
F
1 3
Padahal y = Q =
x +5y
3
Jadi:
C( y)
=5y
y
jadi : F =
5
y
2
1 3
5
x y +5x+
y
3
2
Selanjutnya kita juga tahu bahwa dF = 0, jadi F = konstan. Dengan demikian maka
1 3
5
x y +5x+
y = konstan
3
2
y + y = x y2 / 3
2.
y +
3.
3x y 2 y + 3y 3 = 1
4.
(2x e
5.
(y + x + 1) dx + ( x y) dy = 0
6.
e x y dx e x y 2 dy
1
y = 2x 3 / 2 y1 / 2
x
3y
+ e ) dx + (3 x
2 e3 y
- y ) dy = 0
=0
(5-1)
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 63
m x
, ke
d2y
dx
; y' =
dy
dan Q dapat berupa
dx
i m x
d2y
dx
+ a1
dy
+ a2 y = Q
dx
(5-2)
(a0 D 2 + a1 D + a2) y = Q
(5-3)
(5-4)
biasa disebut persamaan karakteristik. Penyelesaian persamaan differensial (5-1) yang kita
bahas ini sangat ditentukan oleh akar-akar persamaan karakteristik tersebut.
Misal dua akar persamaan karakteristik itu adalah a dan b, maka persamaan (5-3)
dapat ditulis sebagai berikut:
(D a) (D b) y = Q
(5-5)
(5-6)
du
a u = Q atau:
dx
u au = Q
(5-7)
Persamaan (5-7) adalah sebuah persamaan differensial linear order ke satu dalam u yang
dengan mudah kita peroleh penyelesaiannya dengan metode Standar. Penyelesaiannya adalah:
u = eI Q . e I
dx
+ c1. eI
(5-8)
Harga u yang diperoleh itu (agar tampak sederhana kita tulis saja R) disubstitusikan pada
persamaan (5-6) sehingga menjadi:
(D b) y = R
y by = R
atau
Dy by = R
atau:
(5-9)
Persamaan (5-9) adalah persamaan differensial linear orde ke satu, sehingga penyelesaiannya
yaitu y dapat diperoleh dengan metode standar. Untuk jelasnya perhatikan contoh berikut:
Contoh 1:
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 64
atau (D 2 + 5D + 4) y = 0
(5-10)
Misal: (D + 1) y = u
(5-11)
atau: u + 4 u = 0
(5-12)
dan:
u e4x = Q . e4x dx + c
Karena Q = 0 maka Q . e4x dx = c sehingga:
u e4x = c + c
Jumlah dua konstanta c + c kita sebut sebagai konstanta baru misal A, maka:
u e4x = A dan
u = A. e4x
(5-13)
atau:
y + 1 y = A e4x
(5-14)
yang merupakan persamaan linear order ke satu dengan P = +1 dan Q = Ae4x jadi I = x dan
penyelesaiannya adalah:
y . eX = Q . e x dx + C
Tetapan yang muncul lagi kita tulis C, karena sebelumnya sudah ada C1. Selanjutnya:
y . eX = A e4 x . ex dx + C =
Jika tetapan baru
Jadi:
A 3 x
e +C
3
A
kita tulis B, maka:
3
y . eX = B e3x + C
y = B e4x + C. ex
(5-15).
(5-16)
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 65
. e I dx
dx
+c
+ c= c+c=A
u = A . eI = A . eax
(5-17)
(5-18)
Persamaan (5-18) adalah persamaan orde 1 bentuk baku dengan P = a dan Q = A . e ax jadi: I
= a x
y. eI = Q
. e I dx
= A . e ax
+c
. e ax dx
+ c = Ax + c
(5-19)
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 66
Untuk penyelesaiannya dilakukan dengan cara yang sama, yaitu kita misalkan (D n ) y = u
sehingga: (D m ) u = R atau u' m u = R
sehingga u diperoleh, selanjutnya kita selesaikan ( D n )y = u atau y' n y = u
sehingga y diperoleh.
Bagaimana Jika R bilangan konstan tidak nol:
Contoh 3:
Tentukan y jika y'' - 7 y' + 12 y = 5
Contoh 2 ini adalah contoh jika ruas kanan bilangan konstan yang bukan nol.
Persamaan tersebut boleh ditulis D2y - 7 Dy + 12 y = 5 atau (D 2 - 7 D + 12) y = 8. Akar
persamaan karakteristiknya adalah 3 dan 4, sehingga persamaan differensialnya dapat ditulis:
(D3)(D4)y=5
misal = u
(D 3 ) u = 5
u . eI = Q . e I
jadi:
u' 3 u = 5 P = 3
atau
dx
+ c = 5 . e 3x dx
dan Q = 5 I = Pdx = - 3 x
+ c = 5/3 e3 x + c
jadi:
u = 5/3 + c . e3x
Selanjutnya:
P = 4 dan Q = 5/3 + c . e3x I = Pdx = - 4
( D 4 ) y = u y' 4 y = u
x jadi:
y .
eI
Q.e
/ 3 e 4 x dx
dx
c. e x .dx
/ 3 c. e3x ). e 4 x
dx
+c
(5-20)
(5-20)
Disebut penyelesaian komplementer atau y c
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 67
y = yp + yc
2. Jika R pada y'' + p y' + q y = R adalah bilangan konstan, ternyata yp = R/q sedang:
jika persamaan karakteristik mempunyai 2 akar berbeda
yc = A. em x + B . en x
yaitu m dan n
u' 3 u = 2x P = 3
atau
dan Q = 2x I = Pdx = -
3 x jadi:
Q.e
dx
+c
+ c = 2x
2
3
=
=
u =
. e 3x
dx
+c =
2
3
x . de
3x
eI
+c
2
2 3x
x . e 3x
e
+ c jadi:
3
9
2
2
x
+ c . e3 x
3
9
Selanjutnya:
( D 5 ) y = u y' 5 y = u
P = dan Q =
2
2
x
+ c . e3 x I =
3
9
5 x jadi:
Q.e
y
dx
Pdx = .
eI
+ c = . . . . . . .dst
Bagaimana jika R = k . e m x
Untuk memperoleh harga k', masukkan saja yp , yp' dan yp'' ke dalam persamaan y'' + p y'
+ q = R.
Contoh 5: Selesaikan y'' + 2 y' 15 y = 3 . e4 x
Akar akar persamaan karakteristiknya adalah 5 dan 3 jadi:
( D 3 ) ( D + 5 ) y = 3 . e4 x
misal = u
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 68
(D 3 ) u = 3 . e4 x atau
jadi:
u . eI = Q . e I
dx
+ c = 3 e 4x . e 3x dx
+c =
3 e x dx
+ c = 3 . ex + c
u = 3 . e4 x + c . e3 x
Selanjutnya:
( D + 5) y = u y' + 5y = 3 . e4 x + c . e3 x ; jadi P = 5 I = 5x dan diperoleh:
y
3.e
9x
eI
dx
c.e
Q.e
=
8x
.dx
dx
3.e
4x
c.e3x . e 5x dx
+c
= 1/3 e9 x + c/8 e8 x + c
x
y = 1/3 e4 x A
. e3x + B. e
(5-21)
Disebut penyelesaian komplementer atau
yc
Disebut Penyelesaian Partikuler atau yp
Tampak bahwa jika ruas kanan PD II adalah fungsi eksponensial ternyata yp juga fungsi
eksponensial sejenis yang berbeda koefisiennnya.
Jadi jika ruas kanan PD II adalah = k em x yp = = k' em x
Cara yang cepat untuk mencari yp adalah memasukkan k' em
ke dalam PD II asalnya
m dan n
y = (ACC + B) em x
sama yaitu m.
sedang yp = k' E.I. m x
Contoh 6: Selesaikan y'' + 2 y' 15 y = 3 . e I 4 x
Akar akar persamaan karakteristiknya adalah 5 dan 3 jadi:
yp = A . e5 x + B. e3x
yp = k' e I 4 x
untuk mencari k' , kita cari turunan pertama dan kedua dari yp kemudian dimasukkan ke
dalam persamaan asal.
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 69
yp' = 4 i k' e i 4 x
k' =
3
3
=
31 8 i
31 8 i
31 8 i
=
31 8 i
93 24 i
1025
Jadi yp =
93 24 i i 4 x
e
1025
93 24 i i 4 x
e
+ A . e5 x + B. e3x
1025
(5-22)
Jika ruas kanan fungsi sinus atau cosinus, maka ia tidak mungkin dapat diselesaikan secara
kronologis, karena kita tidak akan mungkin dapat mengevaluasi bentuk Q. . e I .dx
dengan Q sinus atau cosinus.
Untuk mengatasi itu kita selesaikan dulu bentuk:
Y'' + 2 Y' 15 Y = 3 . e i 4 x
(5-23)
Kita tahu bahwa e i 4 x = cos 4x + i sin 4x , jadi Persamaan (5-22) adalah komponen imajiner
dari (5-23). Mengapa komponen imajiner ? Sebab ruas kanan (5-22) fungsi sinus. Jika ruas
kanan (5-22) adalah cosinus maka (5-22) merupakan komponen real dari (5-2).
Penyelesaian (5-23) dapat dilihat dari contoh 6 di atas, yaitu:
Yc = A . e5 x + B. e3x
Yp =
93 24 i i 4 x
e
1025
Harga yc langsung dapat dipakai karena harganya hanya ditentukan oleh akar-akar persamaan
karakteristik, jadi:
yc = Yc = A . e5 x + B. e3x
tetapi harga Yp harus hanya diambil komponen imajinernya saja untuk diadopsi menjadi yp.
Untuk itu ditempuh langkah sebagai berikut:
Mat-Kim/Peers. Differensial/ 70
Yp =
93 24 i
e
1025
i4x
93
24
93 24 i
i
( cos 4x +
( cos 4x + i sin 4x) =
1025
1025
1025
i sin 4x )
93
93
24
24
cos 4x i
sin 4x i
cos 4x i 2
sin 4x
1025
1025
1025
1025
93
93
24
24
cos 4x i
sin 4x i
cos 4x
sin 4x
1025
1025
1025
1025
24
24
93
93
sin 4x
cos 4 x i
sin 4x
cos 4x
1025
1025
1025
1025
y p komponen imajiner
y p komponen real
Yang digunakan adalah yp komponen imajiner jadi:
93
24
sin 4x
cos 4 x (Komponen imajiner tidak termasuk i nya)
1025
1025
yp =
93
24
sin 4x
cos 4 x A . e5 x + B. e3x
1025
1025
Jika ruas kanan PD II adalah suatu fungsi (bukan bilangan konstan), maka fungsi itu
disebut fungsi gaya contohnya gaya emf (gaya motor listrik). Jika fungsi yang dimaksud
adalah fungsi sinus atau cosinus, maka fungsi gayanya merupakan fungsi gaya periodik
(alternating emf = gaya motor listrik bolak-balik).
Soal 8.5:
Carilah bentuk umum penyelesaian persamaan berikut:
1)
y'' + y 2y = 0
2)
y'' 4y + 4y = 0
3)
y'' + 9y = 0
4)
D(D + 5)y = 0
5)
y'' 4y = 10
6)
y'' + y = 2 e
7)
5y'' + 6y + 2y = x2 + 6x
8)
y'' + y = 2 x ex
9)
10)
==000==