sistem perbankan yang cocok untuk mendukung kegiatan industri kreatif kedepannya
dalam menghadapi MEA 2015.
Metode Penelitian
Untuk menjawab tujuan penelitian di atas, peneliti menggunakan analisis
inferensia yang didukung oleh analisis deskriptif untuk memberikan gambaran ekonomi
kreatif dan stabilitas keuangan lembaga perbankan di Indonesia guna mendukung
industri ekonomi kreatif dalam menghadapi MEA 2015. Kestabilan lembaga perbankan
didekati menggunakan pendekatan z-score.
=
ln( ) = + 1 + 2 + 3 + 4 + 4 +
{
1,
0,
Proporsi
dalam
Ind.Kreatif Nasional
PDB(%)
Pertumbuhan
(%)
2010
132132,1
2314458,8 5,7090
2011
139230,1
2464566,1 5,6493
5,3718968
2012
145589,1
2618932
5,5591
4,5672595
2013
154320
2769053
5,5730
5,9969462
Rata-rata Pertumbuhan
3,9569357
Tenaga Kerja
Proporsi
Ind.Kreatif Nasional
Angkatan
dalam Pertumbuhan
Kerja (%)
(%)
2010
7785980
172001679 4,5267
2011
7928941
172929563 4,5851
1,8361
2012
8064549
175969531 4,5829
1,7103
2013
8135459
179048916 4,5437
0,8793
Rata-rata Pertumbuhan
1,1037
Ind.Kreatif Nasional
Proporsi
Ekspor
Nasional (%)
Pertumbuhan
(%)
2010
71132266
1433352123 4,9627
2011
76141238
1786596365 4,2618
7,0418
2012
78628950
1782464522 4,4112
3,2672
2013
85450025
1907916406 4,4787
8,6750
Rata-rata Pertumbuhan
4,6915
dalam ekspor nasional, pertumbuhan nilai ekspor serta jumlah dan pertumbuhan unit
usaha industri kreatif di Indonesia. Pada Tabel 3, dapat kita lihat bahwa nilai ekspor
industri kreatif terus meningkat sejak tahun 2010 hingga tahun 2013, dengan laju
pertumbuhan rata-rata sebesar 4,69% per tahun dan pertumbuhan pesat terjadi dari
tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu mencapai 8,68%. Industri kreatif menyumbang nilai
ekspor nasional hingga 4-5% pertahunnya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
industri kreatif memiliki dampak yang baik bagi neraca pembayaran Indonesia.
Jumlah
Unit Pertumbuh
Usaha
an (%)
2010
2312179
2011
2342201
1,2984
2012
2366866
1,0531
2013
2380885
0,5923
Rata-rata Pertumbuhan
0,7347
kreatif membutuhkan
keterampilan teknologi tinggi. Seperti, periklanan, arsitektur, fesyen, film dan fotografi,
permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan
komputer dan piranti lunak, televisi dan radio serta riset dan pengembangan.
Dibutuhkan modal yang cukup untuk mengadakan teknologi-teknologi tersebut maupun
untuk mengadakan pelatihan keterampilan tenaga kerja.
Oleh karena itu, peran modal dalam pengembangan industri kreatif menjadi
penting. Agar dukungan modal terhadap industri kreatif dapat berjalan lancar tanpa
hambatan, diperlukan sumber modal yang memiliki stabilitas yang baik, dalam hal ini
sumber modal yang dibahas adalah perbankan.
No.
Nama Bank
z-
z-
No.
Nama Bank
7,14
12
Bank of Tokyo
2,12
3,03
13
BPD Bali
2,04
Deutsche Bank
2,81
14
BRI
1,96
Citibank
2,63
15
1,93
2,47
16
1,86
2,40
17
1,62
BPD Jambi
2,31
18
Central Asia
1,62
2,18
19
1,59
2,17
20
BPD Papua
1,57
10
BPD NTB
2,15
34
1,23
11
2,14
44
0,87
score
score
(0,109)
(0,000)
(0,000)
(0,538)
(0,003)
(0,619)
2 = 0,55
2
= 0,52
Model yang diajukan dapat menjelaskan lebih dari setengah efek perubahan
yang terjadi pada z-score. Tetapi tidak semua variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen secara linier. Salah satu variabel yang tidak
signifikan adalah variabel dummy yang membedakan antara perbankan syariah dan
konvensional, hal ini bisa disebabkan karena ukuran sampel yang kecil dan tidak
seimbang mengingat jumlah bank syariah di Indonesia masih sangat sedikit
independen
lain
dianggap
tetap.
Sehingga
perbankan
konvensional
diindikasikan lebih stabil dibandingkan perbankan syariah. Tetapi, t-statistik yang ada
menunjukan jika perbedaan tersebut tidak signifikan atau tidak berarti. Artinya, sistem
perbankan yang berbeda memberikan resiko dan kestabilan yang sama. Dengan jumlah
bank syariah yang relatif sedikit dan masih berumur jagung, perbankan syariah bisa
menyeimbangkan kestabilan perbankan konvensional yang telah berumur panjang
dengan jumah bank yang lebih banyak.
Meskipun industri perbankan syariah di Indonesia saat ini masih dalam tahap
awal evolusi, namun perlahan sistem perbankan ini memberikan pengaruh yang positif
terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut Aziz Budi Setiawan (2006), jika
dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, perkembangan industri perbankan
syariah di Indonesia saat ini lebih baik. Dari sisi kuantitas, jumlah bank umum yang
menawarkan layanan syariah di Indonesia melebihi Malaysia. Begitu juga dari sisi
kualitas, jumlah pembiayaan yang bermasalah di Indonesia jauh lebih sedikit dari pada
Malaysia. Di dalam tulisan yang sama disebutkan bahwa profitabilitas maupun efisiensi
operasi perbankan syariah di Indonesia jauh lebih baik.
Kesimpulan
Perkembangan industri kreatif di Indonesia memiliki dampak positif bagi
perekonomian di Indonesia. Selain mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,
Industri kreatif mampu meningkatkan nilai ekspor dan menyerap tenaga kerja di
Cihak, M, Hesse. 2008. Islamic Banks and Financial Stability: An Empirical Analysis.
IMF Working Paper, WP/08/16. International Monetary Fund, Wasington.
Gamaginta, et al. 2011. The Stability Comparison between Islamic Banks and
Conventional Banks: Evidence in Indonesia. Paper presenter at 8th International
Conference on Islamic Economics and Finance, 9-21 December, Doha, Qatar.
Hassan, M. K., Kayed. 2010. The Global Financial Crisis and the Islamic Finance
Solution. Paper presented at Durham Islamic Finance Conference, 14-15 July,
Durham University, United Kingdom.
Islam, Muhammad Umar, et al. 2009. Stability of Islamic and Conventional Banks, an
Empirical Comparative Analysis. Lund University, Swedia.
Rahim, Siti Rohaya, et al. 2013. Comparison on Stability Between Islamic and
Conventional Bank in Malaysia. Journal of Islamic and Economic, Banking and
Finance, Vol. 9 No. 3, July- Sept 2013.