SIAM ROMANI
RINGKASAN
Siam Romani. E34101014. Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata
Alam serta Alternatif Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas
Provinsi Jambi. Dibimbing oleh : Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Eva
Rachmawati, S.Hut.
Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) merupakan tempat hidup bagi suku
terasing (Suku Anak Dalam/Orang Rimba), mempunyai keterwakilan ekosistem yang
masih alami dan sudah mengalami degradasi, mempunyai komunitas alam yang unik,
langka, dan indah serta bentang alam dan potensi alam yang dapat dijadikan sebagai
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA). Penelitian lebih rinci mengenai
potensi ODTWA di TNBD belum pernah dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan studi
dan penilaian terhadap potensi-potensi yang ada. Hasil studi dan penilaian tersebut
dapat digunakan dalam menyusun alternatif perencanaan wisata alam di TNBD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai potensi ODTWA serta menyusun
alternatif perencanaan wisata alam di TNBD.
Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi
selama dua bulan yaitu bulan September sampai bulan Oktober 2005. Alat yang
digunakan yaitu alat tulis, GPS (Geografis Position System) dan kamera. Bahan
yang diperlukan adalah Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik
Wisata Alam (ADO-ODTWA) dari Dirjen PHKA (2003) yang telah dimodifikasi,
kuesioner dan panduan wawancara. Data dan informasi yang dikumpulkan adalah
kondisi umum, kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat, potensi obyek dan
daya tarik wisata, pengunjung dan pengelolaan wisata. Metode pengambilan data
dilakukan melalui studi pustaka, wawancara dan kuesioner serta pengamatan lapang.
Pengolahan data mengenai ODTWA di TNBD diolah dengan menggunakan metode
skoring yang selanjutnya diuraikan secara deskriptif.
Obyek wisata alam yang terdapat di dalam kawasan TNBD antara lain Gua
Kelelawar, Demplot Tanaman Obat, Aek Manitik, Air Terjun Talon dan Air Terjun
Lubuk Jering. Penilaian ODTWA dilakukan pada kelima obyek tersebut. Hasil
penilaian menunjukkan bahwa obyek Aek Manitik memiliki nilai tertinggi yaitu
3080 kemudian Demplot Tanaman Obat (3050), Air Terjun Talon (3040), Air Terjun
Lubuk Jering (2790) dan Gua Kelelawar (2760). Berdasarkan hasil penilaian
tersebut dapat ditentukan obyek prioritas untuk dikembangkan di TNBD yaitu
Demplot Tanaman Obat, Aek Ma nitik dan Air Terjun Talon. Selain potensi wisata
alam TNBD juga memiliki ODTW budaya Suku Anak Dalam/Orang Rimba. Di
sekitar kawasan TNBD juga terdapat obyek wisata ya itu Sumber Air Panas Bukit
Suban, Dam Sungai Jernih Air Meruap dan Sumber Air Panas Desa Baru. Semua
obyek wisata tersebut belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal.
Perencanaan wisata yang disusun meliputi perencanaan ODTWA dan
perencanaan pengelolaan wisata kawasan TNBD. Untuk perencanaan ODTWA
dilakukan pada tiga obyek prioritas berdasarkan hasil penilaian. Obyek-obyek
tersebut yaitu Demplot Tanaman Obat, Aek Manitik, dan Air Terjun Talon.
Perencanaan kegiatan wisata untuk obyek Demplot Tanaman Obat adalah pendidikan
dan penelitian, pengobatan ala rimba dan interpretasi alam. Perencanaan wisata
untuk Aek Manitik yaitu wisata petualangan, kemah konservasi, dan interpretasi
alam. Perencanaan untuk kegiatan wisata pada Air Terjun Talon yaitu wisata
petualangan, berenang, interpretasi alam dan bersepeda. Perencanaan pengelolaan
wisata kawasan TNBD yaitu usulan zonasi, pembentukkan UPT (Unit Pelaksana
Teknis), pengelolaan sumberdaya manusia, kebutuhan sarana dan prasarana,
pengelolaan multi pihak dan pemasaran/promosi.
SIAM ROMANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehuta nan pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 29 Juni 1983 dari pasangan
Marsudi dan Siti Aminah.
penulis di SMPN 9 Jambi pada tahun 1995 hingga tahun 1998. Sekolah Menengah
Umum dihabiskan di SMUN 9 Jambi dari tahun 1998-2001.
Penulis diterima
(IFSA LC-IPB),
Praktek Umum
Kehutanan dilaksanakan di Cagar Alam Leuweung Sancang, Cagar Alam dan TWA
Kawah Kamojang Garut.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas rahmat dan karunia -Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan. Penulis melaksanakan penelitian selama dua bulan yaitu
bulan September-Oktober 2005 yang kemudian disusun sebagai sebuah skripsi
dengan judul Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam serta Alternatif
Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi.
Skripsi ini
berisi tentang studi dan penilaian terhadap potensi obyek dan daya tarik wisata alam
yang terdapat di dalam kawasan TNBD. Hasil penilaian tersebut digunakan untuk
menentukan obyek prioritas untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata di TNBD
yang kemudian disusun alternatif perencanaan wisata alamnya.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga dapat terselesaikannya
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut terutama disampaikan kepada
kedua orang tua, kakak dan adik-adik serta seluruh keluarga besar tercinta , Ibu Dr.
E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Eva Rachmawati, S.Hut selaku dosen pembimbing,
serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Siam Romani
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Studi Potensi, Obyek dan Daya Tarik Wisata ......................................... 3
B. Wisata Alam dan Ekowisata .................................................................... 5
C. Taman Nasional....................................................................................... 7
D. Perencanaan Wisata ................................................................................. 8
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kawasan ..................................................................................... 10
B. Kondisi Fisik ........................................................................................... 11
B.1. Letak dan Luas ................................................................................. 11
B.2. Iklim, Topografi, Hidrologi dan Tanah........................................... 11
C. Kondisi Biologi Kawasan........................................................................ 12
C.1. Flora ................................................................................................. 12
C.2. Fauna ................................................................................................ 12
D. Masyarakat Sekitar Kawasan ................................................................. 13
D.1. Masyarakat di Dalam Taman Nasional ........................................... 13
D.2. Masyarakat di Luar Taman Nasional............................................... 14
F. Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata .................................................... 15
IV. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 18
B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 18
B.1. Alat................................................................................................... 18
B.2. Bahan ............................................................................................... 18
C. Metode ..................................................................................................... 18
C.1. Data yang Dikumpulkan................................................................... 18
C.2. Prosedur Kerja .................................................................................. 19
D. Metode Pengambilan Data ...................................................................... 20
D.1. Studi Pustaka ................................................................................... 20
D.2. Wawancara dan Kuesioner .............................................................. 20
D.3. Pengamatan Lapang......................................................................... 20
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Letak Geografis dan Batas Kawasan TNBD......................................11
Tabel 2. Kondisi Topografi, Hidrologi dan Tanah Kawasan TNBD ...............12
Tabel 3. Desa-Desa Interaksi TNBD menurut Wilayah Administrasi.............15
Tabel 4. Daya Tarik Obyek Wisata Alam Di TNBD .......................................24
Tabel 5. Penilaian Kriteria Daya Tarik Wisata Alam Di TNBD .....................25
Tabel 6. Penilaian Kriteria Aksesibilitas Obyek Di TNBD.............................32
Tabel 7. Penilaian Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi ................................ 34
Tabel 8. Penilaian Sarana-Prasarana Penunjang Di TNBD .............................36
Tabel 9. Penilaian Ketersediaan Air Bersih .................................................... 37
Tabel 10. Rekapitulasi Penilaian ODTWA......................................................38
Tabel 11. Pengunjung TNBD Tahun 2005.......................................................45
Tabel 12. Karakteristik Pengunjung TNBD.................................................... 46
Tabel 13. Motif, Aktivitas dan Persepsi Pengunjung TNBD ...........................47
Tabel 14. Sarana dan Prasarana yang Ada Di TNBD Saat Ini.........................52
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian .....................................................................19
Gambar 2. Pintu Masuk Gua Kelelawar...........................................................26
Gambar 3. Demplot Tanaman Obat ................................................................ 27
Gambar 4. Air Terjun Talon .............................................................................29
Gambar 5. Kondisi Jalan Kabupaten Menuju TNBD ......................................31
Gambar 6. Kondisi Jalan Menuju Obyek.........................................................33
Gambar 7. Sungai Sebagai Salah Satu Sumber Air Bersih Di TNBD .............37
Gambar 8. Kelompok Tumenggung Tarip .......................................................39
Gambar 9. Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Orang Rimba................................ 40
Gambar 10. Ambung dan Penjelasan Tumenggung Tarip Mengenai
Adat Istiadat Orang Rimba............................................................ 41
Gambar 11. Sumber Air Panas Desa Baru.......................................................42
Gambar 12. Sumber Air Panas Bukit Suban.................................................... 43
Gambar 13. Dam Sungai Jernih ......................................................................44
Gambar 14. Kegiatan yang Dilakukan Pengunjung TNBD .............................46
Gambar 15. Kegiatan yang Pernah Dilakukan Pengelola Berkaitan
Dengan Wisata Di TNBD ............................................................ 51
Gambar 16. Sarana dan Prasarana yang Ada Di TNBD ..................................52
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Kriteria Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ...66
Lampiran 2. Tabel Daftar Nama Jenis Flora yang Terdapat
Di Kawasan TNBD .....................................................................69
Lampiran 3. Tabel Daftar Nama Jenis Satwaliar Di Kawasan TNBD yang
Biasa Digunakan Untuk Obat......................................................70
Lampiran 4. Tabel Sebaran Komunitas Orang Rimba Di Dalam dan Luar
Kawasan TNBD Menurut Kelompok dan Lokasi .......................71
Lampiran 5. Tabel Gambaran Umum Desa Interaksi TNBD ..........................73
Lampiran 6. Kuesioner Untuk Pengunjung......................................................74
Lampiran 7. Panduan Wawancara.................................................................... 77
Lampiran 8. Peta Potensi Wisata TNBD..........................................................79
Lampiran 9. Peta Akses Jalan TNBD...............................................................80
Lampiran 10. Peta Sebaran Orang Rimba Tahun 2004 Di TNBD...................81
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya tradisional,
keindahan bentang alam, gejala alam serta peninggalan sejarah/budaya adalah
anugerah Tuhan yang berpotensi sebagai obyek dan daya tarik wisata alam
(ODTWA).
pemanfaatan potensi ODTWA untuk kegiatan wisata alam harus dikelola secara
arif dan bertanggung jawab serta benar-benar mempertimbangkan kelestarian
lingkungan.
Pariwisata sebagai green industry akan dapat menekan laju pengrusakan
sumberdaya alam dan lingkungan.
pariwisata sebagai suatu industri tidak lain adalah agar perkembangan industri
pariwisata sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil mencapai
sasaran yang dikehendaki baik itu ditinjau dari segi ekonomi, sosial, budaya dan
lingkungan hidup.
indah serta bentang alam dan potensi alam yang dapat dijadikan sebagai ODTWA.
Penelitian lebih rinci mengenai nilai potens i ODTWA di TNBD belum pernah
dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan studi dan penilaian terhadap potensi-potensi
yang ada. Hasil studi dan penilaian tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam
menyusun alternatif perencanaan wisata alam di TNBD.
B. Tujuan
Penelitian mengenai Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
serta Alternatif Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi
Jambi ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui nilai potensi obyek dan daya tarik wisata alam.
2. Menyusun alternatif pe rencanaan wisata alam di TNBD.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi
pengelola dalam menyusun perencanaan wisata alam dan rencana pengembangan
wisata di TNBD.
sesuatu yang menarik namun belum tentu dikunjungi. Daya tarik tersebut
masih memerlukan pengelolaan dan pengembangan sehingga menjadi obyek
wisata yang mampu menarik kunjungan.
4. Wiwoho (1990) menyatakan bahwa dalam dunia kepariwisataan istilah
obyek wisata mempunyai pengertian sebagai sesuatu yang dapat menjadi
daya tarik bagi seseorang atau calon wisatawan untuk mau berkunjung ke
suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik tersebut antara lain dapat berupa :
a. Sumber-sumber daya tarik yang bersifat alamiah seperti iklim,
pemandangan alam, lingkungan hidup, fauna, flora, kawah, danau,
sungai, karang dan ikan di bawah laut, gua-gua, tebing, lembah dan
gunung.
b. Sumber-sumber buatan manusia berupa sisa-sisa peradaban masa
lampau, monumen bersejarah, rumah peribadatan, museum, peralatan
musik, tempat pemakaman dan lain-lain.
c. Sumber-sumber daya tarik yang bersifat manusiawi. Sumber manusiawi
melekat pada penduduk dalam bentuk warisan budaya misalnya tarian,
sandiwara, drama, upacara adat, upacara penguburan mayat, upacara
keagamaan, upacara perkawinan dan lain-lain.
Daya tarik wisata menurut Kodhyat (1996) adalah segala sesuatu yang
mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di daerah tujuan wisata yang
bersangkutan. Soekadijo (2000) juga menyatakan bahwa wisatawan hanya akan
berkunjung ke tempat tertentu kalau di tempat itu terdapat kondisi yang sesuai
dengan motif wisatawan.
dinilai memiliki daya tarik jika kunjungan ke lokasi tersebut memenuhi harapan
(expectation) pengunjung. Untuk itu perlu dianalisis terlebih dahulu apa yang
Kodhyat (1996)
C. Taman Nasional
Undang-undang RI No. 5 Tahun 1990 menyatakan bahwa taman nasional
adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Menurut PP No. 68
Tahun 1998 kawasan taman nasional dapat dimanfaatkan sesuai dengan sistem
zonasi pengelolaannya.
taman nasional dapat dibagi atas zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba dan atau
zona lain yang ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan pelestarian sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya. Zona pemanfaatan taman nasional adalah bagian
kawasan taman nasional yang dijadikan tempat pariwisata alam dan kunjungan
wisata. Rencana pengelolaan adalah suatu rencana bersifat umum dalam rangka
pengelolaan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam yang
disusun oleh menteri kehutanan (PP No. 18 Tahun 1994).
Pemintakatan adalah alokasi ruang (kawasan) tiap-tiap mintakat mempunyai
fungsi tersendiri dan pengelolaannya berlainan sesuai dengan fungsinya. Menurut
PHPA (1988) taman nasional dibagi kedalam empat mintakat (zonasi) yaitu :
1. Zona inti (Sanctuary zone) ialah daerah yang berada di taman nasional
yang mutlak harus dilindungi dan tidak boleh mengalami perubahan
apapun juga yang disebabkan oleh tindakan-tindakan manusia. Daerah
tersebut sama sekali tidak boleh dikunjungi kecuali oleh pegawai taman
nasional dan para peneliti dengan izin khusus.
2. Zona rimba (Wilderness zone) ialah daerah yang berada di dalam taman
nasional
yang
merupakan
daerah
perlindungan.
Pengunjung
diperkenankan
untuk
membangun
sarana-sarana
kemudahan
bagi
pengunjung.
4. Zona penyangga (Buffer zone) merupakan zona yang umumnya terletak
berbatasan dengan pemukiman serta berfungsi sebagai pelindung potensi
sumberdaya taman nasional dari gangguan atau tekanan masyarakat sekitar
taman nasional atau sebaliknya untuk melindungi masyarakat dari
gangguan satwaliar yang ada di taman nasional.
D. Perencanaan Wisata
Perencanaan merupakan proses pembuatan keputusan tentang apa yang
harus dikerjakan dimasa depan dan bagaimana melakukannya. Perencanaan harus
memperhatikan keadaan sekarang secara realistis dan faktor potensial yang dapat
dikembangkan.
mengenai sifat dan bentuk pengembangan yang direncanakan terutama dalam hal
sumberdaya yang dimiliki (Kusmayadi, 2004).
Page dan Ross (2002) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses
dengan tujuan tertentu yang akan dicapai, menanggulangi dan memonitor
perubahan yang akan terjadi untuk dapat menjaga/memelihara kelangsungan
kawasan serta dapat meningkatkan pengalaman wisatawan terhadap kawasan atau
lokasi tersebut. Hall (2000) mengungkapkan bahwa apabila perencanaan wisata
telah sesuai/mengikuti trend perencanaan regional maka wisata tidak selalu
dipandang sebagai fokus utama dalam proses perencanaan. Menurut Fandeli dan
Nurdin (2005) suatu hal penting dalam membuat perencanaan adalah perlu
mempertimbangkan faktor kemudahan untuk diikuti dan bersifat praktis sehingga
cepat dapat ditindaklanjuti dan mempunyai standar yang memudahkan penilaian
keberhasilan perencanaan.
Aspek-aspek yang perlu diketahui dalam perencanaan pariwisata menurut
Dimjati (1999) adalah :
1. Wisatawan (tourist) dengan melakukan penelitian tentang wisatawan
sehingga dapat diketahui karakteristik wisatawan yang diharapkan datang.
2. Pengangkutan (transportasi) adalah bagaimana fasilitas transportasi yang
tersedia baik dari negara asal atau angkutan ke obyek wisata.
dan
monitoring
perencanaan
wisata.
Perencanaan
B. Kondisi Fisik
B.1. Letak dan Luas
Kawasan TNBD mencakup tiga wilayah kabupaten dengan luas areal
keseluruhan berdasarkan data seme ntara BIPHUT (2004) dalam BKSDA Jambi
(2004) meliputi areal seluas 58.300 Ha dengan rincian luas menurut masingmasing kabupaten adalah sebagai berikut :
a. Kabupaten Batanghari
: 65 %
b. Kabupaten Sarolangun
:15 %
c. Kabupaten Tebo
: 20 %
Batas
a. Batas alam
b. Batas buatan
Utara
Timur
Selatan
01 04435 LS
Kec. Marosebo
Ulu, Kab.
Batanghari
1020 3137 BT
Kec. Batin
XXIV, Kab.
Batanghari
0200315 LS
Kec. Air
Hitam, Kab.
Sarolangun
PT Limbah Kayu
Utama dan PT
Sawit Desa
Makmur
PT Wana
Perintis
Kebun dan
pemukiman
masyarakat
desa-desa di
Kec. Air
Hitam
(Semurung,
Baru, Jernih,
Lubuk Jering,
Pematang
Kabau dan
Bukit Suban)
Barat
10204827 BT
Kec. Tebo Ilir,
Kab. Tebo
Sungai Bernai
Pemukiman
Transmigran
Kuamang
Kuning (SP A.
SP E. dan SP
G)
Uraian
Keterangan
Perbukitan
Datar Bergelombang
Kawasan hulu dari
sejumlah sungai
Tanah
Jenis tanah
didominasi oleh
Podsolik
Sumber : Berbagai sumber dalam BKSDA Jambi (2004).
Orang Rimba
Mereka
Untuk pe menuhan
tradisional yang sudah dikenal meluas oleh komunitas ini adalah tanaman karet
dan buah-buahan.
Kecamatan
Muarasebo Ulu
Tebo Ilir
Desa Interaksi
Batu sawar
Sungai Jernih
Tanah Garo
Lancar Tiang
3. Sarolangun
Air Hitam
Semurung
Baru
Jernih
Lubuk Jering
Pematang Kabau
Bukit Suban (ex trans SPI)
Sumber : Berbagai sumber (diolah kembali) dalam BKSDA Jambi (2004)
Jumlah Penduduk
479
2.158
1.361
2.564
1.141
1.605
1.630
771
1.878
3.124
Masyarakat desa di bagian utara TNBD mayoritas adalah etnis melayu dan
sebagian kecil masyarakat pendatang (transmigran).
berada dalam wilayah bagian selatan TNBD sebagian adalah transmigran dan
selebihnya merupakan etnis melayu.
Islam dan sebagian lain memeluk agama Kristen, Budha dan Hindu. Hasil budaya
masyarakat desa sekitar TNBD berupa kesenian daerah yang meliputi tari-tarian
daerah dan kesenian alunan Biduk Sayak (berupa seni berbalas pantun dengan
diiringi musik biasanya dilakukan oleh muda-mudi).
Mata pencaharian utama masyarakat Desa Batu Sawar, Desa Sungai Jernih,
Desa Tanah Garo, Desa Lancar Tiang, Desa Baru, Desa Semurung, Desa Jernih
dan Desa Lubuk Jering yang sebagian besar merupakan etnis melayu adalah
bertani yang lebih bertumpu pada pertanian karet (alam) dikelola secara ekstensif
melalui sistem perladangan berpindah. Masyarakat pendatang (transmigran) di
Desa Pematang Kabau dan Desa Bukit Suban lebih banyak bertumpu pada
pertanian kelapa sawit dan sebagian lagi dari pertanian karet (unggul) yang
dikelola secara intensif (BKSDA Jambi, 2004). Gambaran umum desa-desa yang
berada di wilayah selatan TNBD disajikan dalam Lampiran 5.
adat/budaya Komunitas Orang Rimba. Secara garis besar potensi wisata kawasan
TNBD terdiri atas :
a. Spektrum ekosistem kawasan yang terbentuk dari per paduan antara alam
hutan perbukitan dan sungai. Kombinasi ini memberikan nuansa lansekap
alamiah yang menarik untuk dinikmati.
b. Adat istiadat, tradisi dan kearifan tradisional Komunitas Orang Rimba.
c. Lingkungan alam hutan primer yang relatif tidak banyak ditemukan lagi di
tempat-tempat lain.
d. Satwaliar terutama jenis-jenis yang dilindungi.
e. Flora yang bernilai tinggi sebagai plasma nutfah, jenis-jenis yang
tergolong langka dan dilindungi dan jenis-jenis yang memiliki daya tarik
visual.
f. Biota obat hutan tropis dan pengetahuan tradisional pengobatan mandiri
Komunitas Orang Rimba.
Potensi-potensi ini merupakan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh
kawasan TNBD yang selanjutnya dapat dikemas dalam bentuk program
interpretasi untuk diketengahkan sebagai produk andalan ekowisata TNBD
(BKSDA Jambi, 2004).
Potensi obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di TNBD menurut PHKA
(2003b) antara lain :
1. Sumber Air Panas Bukit Suban berupa danau seluas 30 m2 di tengahtengahnya keluar gelembung-gelembung air panas dengan suhu 39 0C dan
airnya tidak mengalir.
2. Air Terjun Lubuk Jering adalah air terjun dengan ketinggian 20 m yang
mengalir ke Sungai Telentam.
3. Air Terjun Talon memiliki tiga tingkatan yaitu 7 m, 4 m, dan 2m.
4. Aek Manitik merupakan air terjun dengan ketinggian 5 m di sebelah kanan
air terjun terdapat gua sarang kelelawar dan pada dinding air terjun juga
terdapat lubang dengan diameter 2.5 m.
5. Air Meruap adalah sumber air dengan arus deras keluar dari dasar Dam
memiliki kedalaman 8 m dan airnya sangat jernih.
6. Sumber Air Panas Dusun Baru memiliki panorama yang indah, udara yang
sejuk dan lingkungan yang masih asri.
Disamping itu terdapat banyak sumber mata air dan sungai dengan air yang
mengalir serta adat dan budaya tradisional khas Suku Anak Dalam.
Analisis
deskriptif
Obyek
prioritas
Alternatif
perencanaan
wisata alam
Pengelola
TNBD dan
Pemerintah
Daerah
BKSDA Jambi, kantor LSM KKI WARSI, Dinas Pariwisata, perpustakaan IPB,
perpustakaan daerah Provinsi Jambi dan tempat-tempat lain yang menunjang
pustaka penelitian.
D.2. Wawancara dan Kuesioner
Wawancara dilakukan secara terpandu kepada pihak-pihak terkait antara
lain pengelola (BKSDA Jambi) baik di pusat maupun pengelola di lapangan
meliputi kebijakan pengelolaan wisata TNBD, rencana pengelolaan wisata TNBD,
kegiatan yang berkaitan dengan wisata, pengunjung TNBD, kerjasama yang
dilakukan berkaitan dengan wisata, permasalahan dan kendala yang dihadapi serta
pemecahan dan harapan pengelola.
verifikasi potensi obyek dan daya tarik wisata serta sarana prasarana wisata dari
hasil studi pustaka dan informasi dari petuga s serta masyarakat sekitar TNBD
Komponen-komponen yang
diamati yaitu :
1. Kondisi biologi; unsur yang diamati adalah jenis flora dan fauna yang
dijumpai di sekitar obyek wisata
2. Daya tarik; unsur yang diamati meliputi keunikan, kepekaan, variasi
kegiatan, sumberdaya alam yang menonjol, kebersihan lokasi, keamanan,
kenyamanan.
3. Aksesibilitas; unsur yang diamati yaitu kondisi dan jarak jalan darat, tipe
jalan.
4. Akomodasi; dilakukan dengan melihat dan mencari informasi mengenai
penginapan dalam radius 15 km dari obyek.
5. Sarana-prasarana penunjang meliputi kantor pos, jaringan telepon,
Puskesmas, jaringan listrik, jaringan air minum, rumah makan, pusat
perbelanjaan/pasar, bank, toko souvenir/cinderamata.
6. Ketersediaan air bersih; unsur yang diamati meliputi volume, jarak
sumber air terhadap lokasi obyek, dapat tidaknya/kemudahan air
dialirkan ke obyek, kelayakan dikonsumsi dan kontinuitas.
E. Pengolahan Data
E.1. Metode Skoring
Data mengenai potensi ODTWA diolah dengan me nggunakan Pedoman
Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA)
Direktorat Jenderal PHKA (2003a) yang telah dimodifikasi sesuai dengan
nilai/skor yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria (Lampiran 1).
Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
S=NxB
Keterangan : S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai unsur -unsur pada kriteria
B = bobot nilai
Masing-masing kriteria tersebut dalam penilaiannya terdiri atas unsur dan
sub unsur yang berkaitan. Nilai masing-masing unsur dipilih dari salah satu
angka yang terdapat pada tabel kriteria penilaian ODTWA sesuai dengan potensi
dan kondisi masing-masing lokasi.
Daya tarik merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya
pengunjung untuk itu bobot kriteria daya tarik diberi angka tertinggi yaitu 6.
Penilaian aksesibilitas diberi bobot 5 karena aksesibilitas merupakan faktor yang
sangat penting dalam mendukung potensi pasar.
ekonomi dinilai dalam radius 5 km dari batas intensive use atau jarak terdekat
dengan obyek. Kriteria penilaian kondisi lingkungan sosial ekonomi diberi bobot
5 karena kriteria ini juga sangat penting dalam mendukung potensi pasar.
Penilaian kriteria akomodasi diberi bobot 3.
Penilaian kriteria sarana-prasarana penunjang diberi bobot 3 karena sifatnya
sebagai penunjang.
dan
menentukan
obyek
prioritas
yang
akan
dibuat
alternatif
perencanaannya.
E.2. Analisis Deskriptif
Hasil pengolahan data mengenai obyek dan daya tarik wisata alam tersebut
kemudian diuraikan secara deskriptif.
penilaian yang dipakai sebagai dasar dalam penilaian ODTWA ini yaitu daya
tarik, aksesibilitas, kondisi lingkungan sosial ekonomi, akomodasi, saranaprasarana penunjang dan ketersediaan air bersih.
A.1.1. Daya Tarik
Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang berkeinginan untuk
mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik
tersebut.
gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan
sumberdaya yang tersedia. Menurut PHKA (2003a) daya tarik merupakan modal
utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.
pada kriteria daya tarik ini yaitu keunikan, kepekaan, variasi kegiatan, jenis
sumberdaya yang menonjol, kebersihan obyek, keamanan, dan kenyamanan.
Unsur-unsur daya tarik yang terdapat pada masing-masing obyek wisata alam di
TNBD disajikan pada Tabel 4.
2.
3.
A e k M anitik
4.
5.
Air
Terjun
Jering
Lubuk
Daya Tarik
Gua alam berbatu
Fauna : kelelawar, ular dan landak
Flora : kedundung tunjuk, sebalik sumpah, bambu, rotan
Kegiatan : menikmati keindahan, tracking, berkemah,
penelitian/pendidikan, hiking
Demplot berisi sekitar 52 jenis tanaman obat yang berasal
dari Bukit Duabelas
Flora : meranti, bambu, rotan
Fauna : berbagai jenis burung, simpai, bajing, monyet
ekor panjang
Kegiatan : menikmati keindahan, tracking, berkemah,
penelitian/pendidikan, hiking
Air terjun setinggi 5 m, di sebelah kanan air terjun
terdapat gua sarang kelelawar (lebar 6 m, 1.5 m dan
dalam 4 m)
Pada dinding air terjun juga terdapat lubang berdiameter
2.5 m
Kegiatan : menikmati keindahan, tracking, memancing,
berenang, berkemah, penelitian/pendidikan, hiking
Flora : bulian, kempas, meranti, rotan, bambu
Fauna : burung gagak, simpai, monyet ekor panjang,
bajing
Air terjun bertingkat tiga dengan tinggi sekitar 7 m, 4 m
dan 2 m
Kegiatan : menikmati keindahan, memancing, tracking,
berenang, berkemah, penelitian/pendidikan, hiking
Flora : pisang hutan, bernai, kasai, bayas, dan harendong
bulu
Fauna : kupu-kupu, burung elang, simpai, monyet ekor
panjang, dan ikan hias yang terdapat di sungai
Air terjun setinggi 20 m
Kegiatan : menikmati keindahan, memancing, tracking,
berenang, berkemah, penelitian/pendidikan, hiking
Flora : durian, meranti, bulian
Fauna : berbagai jenis burung, simpai, monyet ekor
panjang, bajing, katak
Unsur-unsur
Penilaian
1.
Keunikan sumberdaya
alam
2.
Kepekaan sumberdaya
alam
3.
Variasi kegiatan
4.
Jenis
sumberdaya
alam yang menonjol
5.
Kebersihan lokasi
6.
Keamanan
7.
Kenyamanan
Jumlah (nilai x bobot (6))
Gua
Kelelawar
Demplot
Tanaman
Obat
Aek
Manitik
Air
Terjun
Talon
15
10
10
15
Air
Terjun
Lubuk
Jering
10
20
25
10
10
10
25
20
25
15
30
25
30
25
30
25
30
20
25
930
30
25
30
960
30
25
30
960
30
25
30
990
30
20
30
930
Penilaian kriteria daya tar ik pada obyek wisata alam di TNBD terlihat
bahwa Air Terjun Talon memiliki nilai daya tarik tertinggi yaitu sebesar 990
kemudian Demplot Tanaman Obat dan Aek Manitik memiliki nilai daya tarik
yang sama yaitu 960 selanjutnya Gua Kelelawar dan Air Terjun Lubuk Jering
mendapat nilai paling rendah yaitu sebesar 930.
Gua Kelelawar
Daya tarik Gua Kelelawar adalah keunikan berupa gua berbatu besar. Gua
ini terletak di Bukit Punai Banyak. Gua ini sangat gelap karena tidak ada lubang
yang dapat ditembus cahaya kecuali dari mulut gua. Mulut gua berada diantara
dua buah batu besar dan tidak terlalu lebar hanya bisa dimasuki orang secara satu
persatu dengan posisi badan miring dan sedikit membungkuk. Namun ruang di
bagian dalam gua cukup luas. Di dalam gua ini banyak sekali terdapat kelelawar
sehingga Orang Rimba menyebutnya Gua Kelelawar.
Menurut kepercayaan
Orang Rimba gua ini merupakan gua setan yang apabila kita masuk ke dalamnya
maka akan membuat kita menjadi sakit.
Variasi kegiatan yang dapat dilakukan pada obyek ini antara lain menikmati
keindahan alam hutan Bukit Punai Banyak, tracking, berkemah, penelitian, dan
hiking. Jenis sumberdaya alam yang menonjol adalah batuan yang menyusun gua.
Flora yang terdapat disekitar gua antara lain kedundung tunjuk (sala h satu pohon
sialang pohon yang terdapat sarang lebah madu milik Orang Rimba), sebalik
sumpah (sejenis jambu-jambuan yang bijinya digunakan untuk kalung dan gelang
yang dipercaya dapat menangkal sumpah serapah orang), bambu dan rotan. Fauna
yang dapat dijumpai selama perjalanan menuju Gua Kelelawar antara lain
siamang, burung gagak, burung pelatuk, kangkareng, dan katak bertanduk. Selain
itu di dalam gua juga terdapat fauna antara lain kelelawar, ular dan landak.
Kebersihan lokasi Gua Kelelawar ini sangat baik, bebas dari pengaruh industri,
jalan ramai, pemukiman penduduk, sampah, vandalisme dan pencemaran lain.
Keamanannya cukup baik meskipun ada kepercayaan Orang Rimba mengenai gua
ini namun cukup aman karena tidak ada arus sungai yang berbahaya, tidak ada
penebangan dan perambahan serta tidak ada pencurian.
cukup nyaman walaupun ada bau yang cukup mengganggu berasal dari kotoran
kelelawar namun udaranya sejuk, bebas kebisingan dan tidak ada lalu lintas umum
yang mengganggu. Gua Kelelawar ini sama sekali belum dikelola. Pengunjung
yang datang pun belum ada.
pengkajian secara mendalam tentang gua ini sehingga dapat menarik minat
pengunjung untuk datang.
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Demplot Tanaman Obat dan (b) salah satu jenis tanaman obat yang
terdapat di demplot
Pengunjung yang datang umumnya para peneliti yang bertujuan untuk
penelitian dan menambah pengetahuan mengenai tumbuhan obat yang biasa
digunakan oleh Orang Rimba. Demplot Tanaman Obat ini belum dikelola secara
optimal.
Hal ini terlihat dari kondisi demplot yang kurang terawat dan
perjalanan menuju Aek Manitik antara lain burung gagak, bajing, simpai, dan
monyet ekor panjang. Obyek Aek Manitik ini sangat bersih, tidak ada pengaruh
dari industri, jalan ramai, pemukiman, sampah, vandalisme dan pencemaran lain.
Keamanannya baik, tidak ada arus berbahaya, tidak ada penebangan dan
perambahan, tidak ada pencurian dan tidak ada kepercayaan yang mengganggu.
Aek Manitik juga dinilai sangat nyaman, udaranya sejuk, bebas bau yang
mengganggu, bebas kebisingan dan tidak ada lalu lintas umum yang mengganggu.
Pengunjung yang datang ke lokasi ini masih sangat jarang. Obyek ini cukup
potensial untuk dikembangkan karena lokasinya yang tidak begitu jauh dengan
Demplot Tanaman Obat.
Air Terjun Talon
Secara geografis Air Terjun Talon terletak pada 010 5808 LS dan 1020
4318 BT. Air Terjun Talon tidak terlalu tinggi namun memiliki tiga tingkat
dengan tinggi masing-masing tingkat sekitar 7 m, 4 m dan 2 m. Debit air 60
liter/detik berasal dari Sungai Karang mengalir ke hulu Sungai Jernih. Air yang
mengalir pada air terjun ini sangat jernih. Terdapat kolam di bawah air terjun
dengan kedalaman 4 m (Tim Identifikasi Obyek Wisata Alam Taman Nasional
Bukit Duabelas dan Hutan Wisata Bukit Sari, 2002) . Kolam ini dapat digunakan
untuk berenang/mandi, kegiatan lain yang dapat dilakukan di lokasi ini yaitu
memancing, trecking, berkemah, dan hiking.
(a)
(b)
Gambar 4. Air Terjun Talon : (a) tingkat satu setinggi 7 m, (b) tingkat dua
setinggi 4 m.
Jenis sumberdaya alam yang menonjol yaitu air sungai yang jernih, batuan
yang terdapat di sungai, flora yang terdapat di sekitar air terjun antara lain pisang
hutan, bernai (buahnya enak dan bisa dimakan), kasai (buah seperti buah enau dan
bisa dimakan), bayas, dan harendong bulu. Fauna yang dapat dijumpai antara lain
kupu-kupu, burung elang, simpai, monyet ekor panjang, dan ikan hias.
Kebersihan Air Terjun Talon sangat baik, tidak ada pengaruh dari industri, jalan
ramai, pemukiman, sampah, vandalisme dan pencemaran lain. Keamanannya
cukup baik, tidak ada arus sungai yang berbahaya, tidak ada penebangan dan
perambahan, tidak ada pencurian dan tidak ada kepercayaan yang mengganggu.
Namun di lokasi ini sangat rawan pohon tumbang karena kondisi pohon yang
sudah tua. Air Terjun Talon juga sangat nyaman, udaranya sejuk, bebas bau yang
mengganggu, bebas kebisingan dan tidak ada lalu lintas umum yang mengganggu.
Umumnya masyarakat Desa Jernih sudah ada yang mengetahui keberadaan Air
Terjun Talon ini meskipun belum banyak yang datang mengunjunginya. Obyek
ini sama sekali belum dikelola padahal daya tarik Air Terjun Talon memiliki nilai
yang tertinggi dari obyek lain. Hal ini perlu diperhatikan untuk dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengembangan wisata alam di TNBD.
Flora yang
terdapat disekitar jalur menuju air terjun ini antara lain durian hutan, bulian dan
meranti.
Fauna yang dapat dijumpai ketika menuju air terjun ini antara lain
simpai, monyet ekor panjang, bajing, katak dan berbagai je nis burung.
Kebersihan Air Terjun Lubuk Jering sangat baik, tidak ada pengaruh dari
industri, jalan ramai, pemukiman, sampah, vandalisme dan pencemaran lain.
Keamanannya dinilai cukup baik meskipun rawan perambahan namun tidak ada
arus sungai yang berbaha ya, tidak ada pencurian dan tidak ada kepercayaan yang
mengganggu. Air Terjun Lubuk Jering juga sangat nyaman, udaranya sejuk,
bebas bau yang mengganggu, bebas kebisingan dan tidak ada lalu lintas umum
yang mengganggu.
mengetahui keberadaan air terjun ini hanya sebagian kecil saja yang sudah
mengetahuinya. Pengelolaan dan pemanfaatan Air Terjun Lubuk Jering ini sama
sekali belum dilakukan.
A.1.2. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan suatu indikasi yang me nyatakan mudah tidaknya
suatu obyek untuk dijangkau. Soekadijo (2000) menyatakan bahwa aksesibilitas
merupakan syarat yang penting sekali untuk obyek wisata. Tanpa dihubungkan
dengan jaringan transportasi tidak mungkin suatu obyek mendapat kunjungan
wisatawan. Obyek wisata merupakan akhir perjalanan wisata dan harus mudah
dicapai dan dengan sendirinya juga mudah ditemukan. Oleh karena itu harus
selalu ada jalan menuju obyek wisata. Jalan itu merupakan akses ke obyek dan
jalan akses itu harus berhubunga n dengan prasarana umum. Kondisi jalan umum
dan jalan akses menentukan aksesibilitas suatu obyek wisata.
Akses menuju TNBD dapat dicapai melalui jalan darat (jalan kabupaten)
yang kondisinya kurang baik dan berlubang. Jarak TNBD dari ibukota kabupaten
(Kabupaten Sarolangun) sekitar 56 km dapat ditempuh dengan kendaraan roda
empat/roda dua dalam waktu sekitar 3 jam sedangkan dari ibukota provinsi
(Jambi) TNBD berjarak sekitar 220 km dapat ditempuh dalam waktu 5 jam
(BKSDA Jambi, 2004). Aksesibilitas me nuju TNBD meliputi :
1. Akses Regional
Letak geografis kawasan TNBD yang berada di bagian tengah wilayah
Provinsi Jambi memberikan kemudahan pencapaian darat Lintas Tengah
Sumatera.
Hasil penilaian
Unsur-unsur
Penilaian
Gua
Kelelawar
Demplot
Tanaman
Obat
Aek
Manitik
Air
Terjun
Talon
Air
Terjun
Lubuk
Jering
20
25
15
5
30
10
60
25
15
5
30
10
60
25
15
5
30
10
40
25
15
5
30
10
20
25
15
5
30
10
525
725
725
625
525
1.
Tanaman Obat dapat ditempuh dari Pauh maupun dari Bangko menuju Desa
Pematang Kabau berhenti pada Km 43. Jarak demplot ini sekitar 500 m dari jalan
kabupaten Desa Pematang Kabau. Jalan menuju Demplot Tanaman Obat berupa
jalan tanah dengan lebar jalan sekitar 3 meter dan sangat licin jika dilalui pada
saat atau setelah hujan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 6. Kondisi jalan menuju obyek (a) Demplot Tanaman Obat, (b) Aek
Manitik dan (c) Air Terjun Lubuk Jering
Air Terjun Talon dapat ditempuh melalui Pauh atau Bangko menuju Desa
Jernih berhenti pada Km 25 di Desa Jernih (pasar jernih) kemudian menyusuri
jalan setapak ke arah Timur dengan menggunakan kendaraan roda dua sekitar 1.5
km dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 750 m atau dengan waktu tempuh
sekitar 20 menit. Kondisi jalan menuju obyek Air Terjun Talon akan menjadi
sulit ditempuh pada saat hujan karena tanahnya menjadi licin dan berbahaya untuk
dilewati.
Jalur yang ada sudah cukup jelas meskipun belum terdapat papan
petunjuk arah namun untuk menemukan letak air terjun masih diperlukan
pemandu yang dapat menunjukkan lokasinya karena jalan untuk menemukan letak
air terjun masih kurang jelas karena tertutup tumbuhan bawah.
Air Terjun Lubuk Jering ini dapat ditempuh dari Pauh dan Bangko menuju
Desa Lubuk Jering pada Km 33 dilanjutkan dengan kendaraan roda dua atau
berjalan kaki melewati jalan setapak ke arah Timur melewati perkebunan karet
milik penduduk Desa Lubuk Jering sejauh 3.5 km kemudian berjalan kaki naikturun bukit sejauh 1.5 km. Jalur menuju Air Terjun Lubuk Jering saat ini dalam
kondisi yang buruk karena sudah tidak dapat diketahui secara jelas jalur yang ada
akibat penutupan oleh tumbuhan bawah (semak belukar) dan belum ada papan
petunjuk arah sehingga obyek ini sulit ditemukan. Sama halnya dengan kondisi
jalur pada Air Terjun Lubuk Jering jalur menuju Gua Kelelawar juga tidak begitu
jelas akibat penutupan tumbuhan bawah. Untuk menemukan lokasi gua harus
menggunakan pemandu dari Orang Rimba karena pihak pengelola sendiri belum
mengetahui adanya obyek Gua Kelelawar ini.
A.1.3. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi
Penilaian kriteria kondisi lingkungan sosial ekonomi diperlukan karena
sangat penting dalam mendukung potensi pasar.
lingkungan sosial ekonomi dinilai dalam radius 5 km dari batas kawasan intensive
use atau jarak terdekat dengan obyek. Unsur -unsur yang dinilai adalah tata ruang
wilayah obyek, status lahan, mata pencaharian penduduk dan tingkat pendidikan.
Penilaian kriteria kondisi lingkungan sosial ekonomi pada obyek wisata alam di
TNBD disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Penilaian kondisi lingkungan sosial ekonomi
Obyek Wisata Alam
No.
1.
Unsur-unsur
Penilaian
Gua
Kelelawar
Demplot
Tanaman
Obat
Aek
Manitik
Air
Terjun
Talon
Air
Terjun
Lubuk
Jering
5
30
20
30
20
30
20
30
20
30
20
20
375
20
375
20
375
20
375
20
375
Mata
pencaharian penduduk sekitar obyek sebagian besar adalah petani karet dengan
tingkat pendidikan sebagian besar adalah lulus Sekolah Dasar.
A.1.4. Akomodasi
Akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan
wisata khususnya dari pengunjung yang cukup jauh. Unsur -unsur yang dinilai
adalah jumlah penginapan dan jumlah kamar (radius 15 km dari obyek). Hasil
pengamatan di lapangan dan informasi dari petugas serta masyarakat sekitar
diketahui bahwa di sekitar TNBD belum terdapat penginapan yang disediakan
bagi pengunjung TNBD.
1.
Prasarana
20
20
20
30
Air
Terjun
Lubuk
Jering
20
2.
Sarana
30
30
30
30
10
150
150
150
180
90
Unsur-u nsur
Penilaian
No.
Gua
Kelelawar
Demplot
Tanaman
Obat
Aek
Manitik
Air
Terjun
Talon
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui obyek Air Terjun Talon memiliki nilai
tertinggi yaitu sebesar 180 kemudian Gua Kelelawar. Demplot Tanaman Obat
dan Aek Manitik memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 150 selanjutnya Air
Terjun Lubuk Jering memiliki nilai terendah sebesar 90.
Desa Bukit Suban merupakan desa terdekat dengan Gua Kelelawar. Sarana
dan prasarana penunjang yang terdapat di desa tersebut adalah rumah makan,
pasar tradisional yang hanya buka pada hari Selasa dan Puskesmas pembantu.
Demplot Tanaman Obat dan Aek Manitik merupakan obyek wisata terdekat
dengan Desa Pematang Kabau.
warung makan, pasar tradisional yang hanya buka pada hari Jumat dan Puskesmas
pembantu.
jaringan listrik. Menurut informasi dalam waktu dekat kedua desa tersebut akan
dilengkapi jaringan listrik.
Terjun Talon. Sarana-prasarana penunjang yang terdapat di desa ini yaitu warung
makan, pasar tradisional yang hanya ada hari Selasa, Puskesmas pembantu dan
jaringan listrik. Air Terjun Lubuk Jering diberi nama sesuai dengan nama desa
terdekat dengan obyek ini yaitu Desa Lubuk Jering. Prasarana penunjang yang
ada di desa ini hanya jaringan listrik.
Angkutan umum menuju TNBD (Desa Pematang Kabau) hanya tersedia
satu unit dan waktunya pun hanya satu kali sehari. Jenis angkutan umum yang
bisa digunakan adalah bis atau travel atau kendaraan sewaan (carter) dari Jambi
menuju Bangko dan dari Bangko menuju TNBD (Desa Pematang Kabau). Ada
kendaraan berupa mobil pribadi milik Bapak Surung yang dijadikan angkutan
umum Bangko-Pematang Kabau namun hanya satu kali sehari yaitu sekitar jam 2
sampai jam 4 sore.
Hasil penilaian
Unsur-unsur
Penilaian
Volume/ketercukupan
Jarak
sumber
air
terhadap lokasi obyek
3.
Dapat
tidaknya/kemudahan
air dialirkan ke obyek
4.
Kelayakan dikonsumsi
5.
Kontinuitas
Jumlah (ni lai x bobot (6))
Gua
Kelelawar
25
30
30
30
30
30
30
30
Air
Terjun
Lubuk
Jering
30
30
20
25
30
30
30
25
30
780
25
30
840
25
30
870
25
30
870
25
30
870
1.
2.
TNBD
merupakan
kawasan
hulu
dari
sejumlah
sungai.
Jarak
sumber air terhadap lokasi obyek sangat dekat (<1 km) dan sangat mudah untuk
dialirkan.
Dok
Kriteria penilaian
Gua
Kelelawar
Demplot
Tanaman
Obat
Aek
Manitik
Air
Terjun
Talon
1.
2.
3.
Daya Tarik
Aksesibilitas
Kondisi Lingkungan Sosial
Ekonomi
Akomodasi
Sarana-Prasarana Penunjang
Ketersediaan Air Bersih
Jumlah
930
525
375
960
725
375
960
725
375
990
625
375
Air
Terjun
Lubuk
Jering
930
525
375
150
780
2760
150
840
3050
150
870
3080
180
870
3040
90
870
2790
4.
5.
6.
Bunga ini
digunakan untuk memanggil para dewa. Apabila bunga sudah tidak ada lagi di
dalam rimba maka dewa tidak akan datang dan perkawinan tidak dapat terlaksana
sehingga Orang Rimba tidak dapat lagi mempunyai keturunan dan lama-kelamaan
akan habis. Kelompok Orang Rimba yang selama ini menjadi tujuan wisata di
TNBD adalah Kelompok Tumenggung Tarip di Kecamatan Air Hitam.
Tumenggung
Tarip
merupakan
Orang
Rimba
yang
dapat
dijadikan
mendapat KEHATI award dalam kategori perintis lingkungan pada tahun 2000.
penggunaan lantak (patok dari kayu) untuk memanjat pohon sialang tersebut.
Hal ini sangat menarik untuk dilihat dan diketahui.
(a)
(b)
(c)
Gambar
sebalik sumpah (terbuat dari biji sebalik sumpah yang dipercaya dapat menangkal
sumpah serapah orang lain). Hasil kerajinan ini belum dipasarkan hanya untuk
keperluan sehari-hari.
(a)
(b)
Gambar 10. (a) Ambung, salah satu hasil kerajinan tangan Orang Rimba dan (b)
penjelasan oleh Tumenggung Tarip mengenai adat istiadat Orang
Rimba.
C. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Sekitar Kawasan TNBD
Selain obyek dan daya tarik wisata alam yang ada di dalam kawasan TNBD
terdapat pula potensi wisata alam di luar kawasan TNBD yang dapat menunjang
potensi wisata TNBD. Potensi wisata tersebut belum dikelola dan dimanfaatkan
secara optimal oleh masyarakat desa sekitar TNBD. Potensi tersebut antara la in :
1. Sumber Air Panas Desa Baru
Letak geografis Sumber Air Panas Desa Baru adalah 0200214 LS dan
10204508 BT. Obyek ini dapat ditempuh dari arah Pauh menuju Desa Baru
berhenti pada Km 23. Sumber air panas ini berada di Desa Baru sekitar 300 m
dari ja lan desa. Kondisi jalan berupa jalan setapak dari tanah selebar 1 m. Jalan
menuju sumber air panas ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua
dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 75 m.
Air panas ini berbentuk kolam-kolam kecil yang muncul di tiga tempat
dengan suhu air sekitar 32 0C. Kondisinya sangat memprihatinkan karena sama
sekali tidak dikelola.
bergambut tebal dengan air berwarna hitam sehingga sulit diketahui seberapa
besar sumber air panas tersebut. Sumber air panas ini terletak di bawah pohon
beringin yang besar. Airnya tidak mengalir dan selalu ada (tidak pernah kering)
meskipun musim kemarau. Flora yang terdapat di lokasi ini antara lain beringin,
pulai, harendong raja, dan anggrek hutan.
(a)
(b)
Gambar 11. (a) Sumber Air Panas Desa Baru yang terletak dibawah pohon
beringin dan (b) pohon beringin
2. Sumber Air Panas Bukit Suban
Air panas ini terletak di Desa Bukit Suban. Secara geografis terletak pada
posisi 010 5704 LS dan 10203404 BT. Dapat ditempuh dari Pauh menuju
Bukit Suban tepatnya pada Km 53, dari jalan raya dapat ditempuh dengan
kendaraan roda dua atau berjalan kaki sejauh 300 m.
berbentuk danau kecil seluas kurang lebih 30 m2. Di tengah-tengah danau keluar
gelembung-gelembung air panas. Suhu air panas tersebut sekitar 390 C dan tidak
mengalir. Di lokasi ini sama sekali belum ada fasilitas. Disekitar lokasi sebagian
berawa dengan limpahan air panas tidak berbentuk sungai melainkan menuju ke
segala arah sekitarnya. Flora yang terdapat disekitar sumber air panas antara lain
bambu kuning dan semak belukar. Fauna yang dapat dijumpai yaitu monyet ekor
panjang, burung gagak, bajing, dan kutilang.
Menurut
kepercayaan
masyarakat
sumber
air
panas
ini
dapat
menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, lumpuh, mata rabun dan
lain-lain.
Sumber air panas ini pertama kali ditemukan oleh Orang Rimba.
1986/1987 sumber air panas ini sempat menjadi dingin selama setengah bulan.
Menurut penduduk desa hal ini disebabkan karena banyak yang menyalahgunakan
sumber air panas ini. Adanya beberapa oknum dukun yang mengaku dapat
menyembuhkan penyakit padahal penyembuhan penyakit tersebut adalah dari
sumber air panas. Kejadian tersebut menyebabkan pengunjung menjadi semakin
berkurang. Dahulu pernah ada pengunjung dari Sumatera Barat yang lumpuh
kemudian ia berobat ke air panas Desa Bukit Suban. Mengingat kondisi fisiknya
yang sudah tua dan pada waktu itu banyak sekali pengunjung yang berendam di
kolam tersebut akhirnya pengunjung itu meninggal dunia di lokasi sumber air
panas. Di dekat jalan besar setelah masuk ke lokasi sumber air panas Bukit Suban
( 100 m dari danau) terdapat makam Orang Rimba bernama Tumenggung
Besiring. Beliau adalah Orang Rimba yang sudah memeluk agama Islam dan
berganti nama menjadi Muhammad Ali.
(a)
(b)
Gambar 12. (a) Sumber Air Panas Bukit Suban dan (b) jalan menuju sumber air
panas
3. Dam Sungai Jernih Air Meruap
Kawasan ini secara geografis terletak pada 0105955 LS dan 1020 4238
BT. Perjalanan menuju lokasi ini dapat ditempuh dari Pauh menuju Desa Jernih
Km 25 dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah timur (kanan) menyusuri saluran
irigasi sepanjang 300 m.
mengeluarkan air yang bersuara (meruap). Sumber air dengan arus deras keluar
dari dasar Dam yang kedalaman se kitar 8 m. Air meruap artinya air yang keluar
dari dasar sungai dengan debit yang tinggi sehingga terdengar sampai kejauhan.
Kenyataan dilapangan lokasi tersebut terletak di tengah bendungan dan sudah
tidak diketahui dimana sumbernya karena ditumbuhi rumput yang tebal dan tidak
pernah dibersihkan.
Menurut Kepala Desa Jernih bahwa danau ini angker dan di dalam danau ini
terdapat buaya putih yang tidak memiliki ekor tapi buaya ini tidak mengganggu.
Selain itu juga terdapat ular dan ikan Toman yang jahat.
seorang warga yang bermimpi melihat ular berkepala manusia menyerupai putri
yang sangat cantik. Di dalam danau ini juga terdapat banyak sekali batu untuk
cincin yang sudah dapat langsung digunakan karena telah digosok oleh air yang
ada di danau. Cara mengambilnya adalah dengan memasukkan keranjang ke
dalam sungai.
(a)
(b)
Gambar 13. (a) Dam Sungai Jernih dan (b) Air Meruap
Bulan
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Jumlah
Penelitian
DN
LN
5
5
7
4
1
4
3
3
1
25
8
Widyawisata
DN
LN
1
48
49
-
Rekreasi
DN
LN
35
35
-
Jumlah
DN
LN
5
5
7
4
1
4
3
3
36
49
109
8
LN = luar negeri/mancanegara
Dok. KKI-Warsi
(a)
Dok. BKSDA Prov. Jambi
(b)
Gambar 14. Kegiatan yang dilakukan pengunjung TNBD : (a) pengkajian
kebudayaan Orang Rimba dan (b) outbond.
D.2. Karakteristik Pengunjung
Karekteristik pengunjung sangat penting diketahui untuk menentukan
bentuk dan kegiatan wisata yang sesuai dengan karakter pengunjung yang datang
dan diharapkan datang.
kuesioner. Karakter pengunjung yang perlu diketahui tersebut antara lain umur,
jenis kelamin, asal, pendidikan terakhir, pekerjaan dan status perkawinan.
Karakteristik pengunjung TNBD dari hasil penyebaran kuesioner secara lengkap
tersaji pada Tabel 12.
Tabel 12. Karakteristik pengunjung TNBD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Karakteristik
Umur (tahun) :
17-25
26-35
36-45
>45
Jenis kelamin :
Perempuan
Laki-laki
Asal :
Sarolangun
Jambi
Pendidikan terakhir :
SD
SMP
SMA
Diploma/Sarjana
Pekerjaan :
Swasta
Persentase (%)
50
20
10
20
20
80
90
10
30
40
30
0
20
Persentase (%)
30
30
20
50
50
2.
3.
4.
5.
Parameter
Motif
Sumber informasi mengenai TNBD :
Sendi ri
Teman
Keluarga
Cerita orang
Media massa/elektronik
Frekuensi kunjungan :
Pertama kali
Kedua kali
Ketiga kali
> tiga kali
Dengan siapa :
Sendiri
Teman
Keluarga
Lamanya berada di dalam kawasan :
Satu hari
Dua hari
> dua hari
Kapan biasa berkunjung :
Hari libur
Hari biasa
Persentase (%)
30
60
10
0
0
40
10
0
50
0
100
0
20
30
50
50
50
Persentase (%)
40
10
10
20
0
40
0
50
20
0
30
50
10
30
0
10
0
0
30
20
10
10
10
0
20
10
90
10
30
60
20
60
20
100
0
100
0
libur dan hari biasa. Tujuan mereka mengunjungi kawasan bermacam-macam ada
yang sekedar menikmati pemandangan dan mengisi waktu luang.
Pengunjung TNBD umumnya datang dengan menggunakan kendaraan
pribadi. Kegiatan yang banyak disukai yaitu menikmati pemandangan alam dan
menjelajah.
menjadi unggulan TNBD adalah Sumber Air Panas Bukit Suban. Pengunjung
sebagian besar menyatakan tidak mengalami hambatan untuk mengunjungi
kawasan meskipun kondisi jalan yang masih buruk terutama saat musim hujan.
Kondisi sarana dan prasarana dinilai masih kurang Baik.
pengelolaan dinilai cukup baik oleh pengunjung (60%).
Untuk sistem
Semua pengunjung
Mereka juga
enam desa interaksi yang semuanya berada di wilayah bagian selatan TNBD
tepatnya di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. Desa-desa tersebut
yaitu Desa Bukit Suban, Desa Pematang Kabau, Desa Lubuk Jering, Desa Jernih,
Desa Semurung dan Desa Baru.
Desa-desa tersebut memiliki kebudayaan berupa tari-tarian tradisional.
Pertunjukan tari-tarian tersebut kini sudah jarang sekali diselenggarakan. Taritarian tersebut meliputi tari tauh, tari hitam manis, tari dana, tari cerai kasih, tari
kain, tari payung, tari piring 12, pencak silat, lukah gilo dan kesenian biduk sayak
(seni berbalas pantun, biasanya dilakukan oleh muda -mudi).
Selain tari-tarian
tradisional masyarakat desa juga memiliki kerajinan tangan antara lain nyiru
(tempat untuk menampi beras), tikar pandan, ambung, bakul nasi, kursi rotan,
topi, tudung nasi, sangkek (keranjang), dan atap daun pandan. Hasil kerajinan
tersebut hanya dimanfaatkan untuk keperluan sendiri (belum diperjual belikan).
Pengetahuan masyarakat desa mengenai wisata di TNBD dinilai masih
kurang. Umumnya masyarakat hanya mengetahui potensi wisata yang ada namun
masyarakat tidak mengetahui rencana pengelola terhadap potensi tersebut.
Pelibatan masyarakat desa dan Orang Rimba dalam kegiatan wisata yaitu sebagai
peserta pelatihan pemanduan wisata alam yang diselenggarakan oleh pengelola
dan dilibatkan sebagai pemandu yang menunjukkan kepada pengelola dan
pengunjung mengenai lokasi obyek yang mereka ketahui.
Hasil wawancara
(Polisi Hutan). Petugas tersebut secara bergiliran melaksanakan piket (per 15 hari
sebanyak dua orang PEH dan dua orang Polhut) yang bertugas mengawasi TNBD.
Komposisi dan jumlah pegawai BKSDA Jambi masih belum mencukupi
untuk mengelola beberapa kawasan konservasi yang ada di Provinsi Jambi begitu
pula halnya dengan kawasan TNBD. Jumlah petugas yang sedikit dan bertugas
mengawasi sebuah taman nasional yang mempunyai luas wilayah sebesar 60.500
Ha dirasa tidak efektif.
kawasan TNBD juga belum ada. Hal ini merupakan salah satu kendala yang
dihadapi pengelola. Untuk itu perlu adanya penambahan dan peningkatan kualitas
dan kuantitas pegawai sehingga pengelolaan dapat menjadi lebih optimal.
Pelayanan pengunjung yang ada berupa kegiatan pemanduan kepada pengunjung.
Kerjasama dan kegiatan yang pernah dilakukan pengelola dalam kegiatan wisata
di TNBD antara lain :
1. Ekspedisi Biomedika oleh Tim Gabungan DepkesIPBUILIPI di kawasan
ex Cagar Biosfer tahun 1998.
2. Eksplorasi flora oleh Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI Bogor tahun
2003.
3. Eksplorasi Rotan Manau (Calamus manan Miq) oleh Balai Pengembangan
Kebun Raya LIPI Bogor di kawasan ex Cagar Biosfer Kecamatan Pauh
tahun 2003.
4. Inventarisasi anggrek hutan oleh BKSDA Provinsi Jambi tahun 2003.
5. Kegiatan identifikasi obyek wisata alam pada tahun 2002.
6. Kegiatan pelatihan pemandu wisata alam bagi masyarakat desa sekitar
kawasan TNBD Kabupaten Sarolangun pada tahun 2005 bekerjasama
dengan LSM KKI Warsi dan Dinas Pariwisata, Olah Raga dan Seni Budaya
Kabupaten Sarolangun.
Gambar 15. Kegiatan yang pernah dilakukan pengelola berkaitan dengan wisata
di TNBD
Jumlah (Unit)
Lokasi
1.
2.
Pos Jaga
3.
4.
Pondok Kerja
Pusat Informasi
1
1
Pematang Kabau
Pematang Kabau
5.
Gerbang
Pematang Kabau
6.
Shelter
Pematang Kabau
Sarana dan prasarana yang terdapat di TNBD dinilai masih sangat kurang
sehingga perlu adanya penambahan fasilitas yang mendukung kegiatan wisata dan
perbaikan fasilitas yang sudah ada.
TNBD antara lain shelter sebanyak satu buah yang terletak pada jalur menuju
Demplot Tanaman Obat dengan kondisi baik. Jalan trail yang belum terdapat
petunjuk arah menuju obyek sehingga agak menyulitkan pengunjung. Papan
informasi/pengumuman juga masih kurang hanya berupa papan larangan dan
himbauan untuk tidak berburu dan menebang pohon dengan kondisi yang tidak
terlalu baik dan ada yang roboh bahkan sudah tidak dapat dibaca lagi.
(a)
(b)
Gambar 16. Sarana -prasarana : (a) shelter, (b) pondok kerja (Satker) di Desa
Pematang Kabau
F.2. Kebijakan Wisata
Landasan hukum yang digunakan dalam pengelolaan wisata alam di TNBD
antara lain :
G. Alternatif Perencanaan
G.1. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
Pada dasarnya perecanaan wisata dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
keuntungan ekonomi. Namun di dalam perencanaan ini harus diupayakan juga
agar tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan kerusakan lingkungan.
Mempertahankan kualitas lingkungan pada obyek wisata alam mutlak diperlukan
sebab daya tarik utamanya justru terletak pada lingkungan.
Hasil penilaian
Kegiatan ini
Wisata petualangan
Kondisi alam sekitar Aek Manitik yang cukup menantang merupakan daya
tarik tersendiri bagi pengunjung yang menyukai petualangan di alam.
Kegiatan
yang
mungkin
dilakukan
antara
lain
menikmati
Kegiatan
Kondisi
Kegiatan
yang
mungkin
dilakukan
antara
lain
menikmati
Kegiatan ini
merupakan wisata terbatas bukan untuk wisata massal. Kondisi jalan yang
alami dan cukup menantang menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara
sepeda gunung.
dan
loket
ticketing ,
pusat
informasi/visitor
center,
Sarana dan
A. Kesimpulan
Hasil penilaian menunjukkan bahwa obyek Aek Manitik memiliki nilai
tertinggi yaitu 3080 kemudian Demplot Tanaman Obat (3050), Air Terjun Talon
(3040), Air Terjun Lubuk Jering (2790) dan Gua Kelelawar (2760). Berdasarkan
hasil penilaian tersebut dapat ditentukan obyek prioritas untuk dikembangkan di
TNBD yaitu Demplot Tanaman Obat, Aek Manitik dan Air Terjun Talon. Selain
potensi wisata alam TNBD juga memiliki ODTW budaya Suku Anak
Dalam/Orang Rimba. Di sekitar kawasan TNBD juga terdapat obyek wisata yaitu
Sumber Air Panas Bukit Suban, Dam Sungai Jernih Air Meruap dan Sumber
Air Panas Desa Baru.
pengelolaan
wisata
kawasan
TNBD
yaitu
usulan
zonasi,
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan tapak yang
tepat sesuai dengan kondisi lingkungan, daya dukung kawasan dan perencanaan
interpretasi di kawasan TNBD.
DAFTAR PUSTAKA
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Unsur/Sub Unsur
Keunikan sumberdaya alam:
a. Sumber air panas
b. Gua
c. Air terjun
d. Flora
e. Fauna
Kepekaan
sumberdaya
alam,
memiliki:
a. Nilai pengetahuan
b. Nilai budaya/sejarah
c. Nilai pengobatan
d. Nilai kepercayaan
Variasi kegiatan wisata alam:
a. Menikmati keindahan
b. Memancing
c. Tracking
d. Berenang
e. Berkemah
f. Pendidikan/penelitian
g. Hiking
Banyaknya jenis sumberdaya alam
yang menonjol:
a. Batuan
b. Flora
c. Fauna
d. Air
e. Gejala alam
Kebersihan lokasi, tidak ada
pengaruh dari:
a. Industri
b. Jalan ramai
c. Pemukiman penduduk
d. Sampah
e. Vandalisme
f. Pencemaran lain
Keamanan:
a. Tidak ada arus berbahaya
b. Tidak ada penebangan liar
dan perambahan
c. Tidak ada pencurian
d. Tidak ada kepercayaan
yang mengganggu
e. Bebas penyakit berbahaya
seperti malaria
Kenyamanan:
a. Bebas
bau
yang
Bobot : 6
Ada 5
30
Ada 4
25
Nilai
Ada 3
20
ada 4
(30)
ada 3
(25)
ada 2
(20)
>5
(30)
ada 5
(25)
ada 4
(20)
ada 3
(15)
ada 12
(10)
Ada 5
(30)
Ada 4
(25)
Ada 3
(20)
Ada2
(15)
Ada 1
(10)
ada 5-6
(30)
ada 3-4
(20)
ada 2-3
(15)
ada 5
(30)
ada 4
(25)
Ada 3
(20)
ada 4
(30)
ada 3
(25)
ada 2
(20)
Ada 2
15
Ada 1
10
ada 1
(10)
ada 1-2
(10)
ada 2
(15)
ada 1
(10)
ada 1
(15)
No
Unsur/Sub Unsur
mengganggu
b. Tidak ada lalu lintas
umum yang mengganggu
c. Bebas kebisingan
d. Udara sejuk
Jumlah
Nilai
b. Aksesibilitas
No.
Bobot : 5
Unsur/Sub Unsur
Baik
Cukup
Sedang
Buruk
1.
2.
3.
80
60
40
20
Jalan aspal
lebar > 3 m
10
1-2 Jam
30
60
40
20
10
Jalan aspal
lebar < 3m
20
2-3 Jam
25
40
25
15
5
20
15
5
Jalan tanah
Jalan
batu/makadam
25
3-4 Jam
20
30
>5 Jam
10
Unsur/Sub Unsur
Tata ruang wilayah
obyek
2.
Status lahan
3.
Mata pencaharian
penduduk
4.
Pendidikan
Ada dan
sesuai
30
Hutan negara
30
Sebagian
besar buruh
tani
30
Sebagian
besar lulus
SLTA keatas
30
Nilai
Ada tapi tidak Dalam proses
sesuai
penyusunan
20
15
Hutan adat
Hutan hak
25
20
Sebagian
Petani
besar
pedagang
kecil, industri
kecil dan
kerajinan
25
20
Sebagian
Sebagian
besar lulus
besar lulus
SMP ke atas
SD
25
20
Tidak ada
5
Tanah milik
15
Pemilik
lahan/pegawai
15
Sebagian
besar tidak
lulus SD
15
Jumlah
unsur
Jumlah Penginapan
Jumlah kamar
Jumlah
> 10
30
Sampai
dengan 30
10
Bobot : 3
7-10
25
30-50
15
Nilai
5-7
20
50-75
20
3-5
15
75-100
1-3
10
> 100
25
30
Unsur/Sub Unsur
3
Macam
2
1.
Prasarana:
Kantor pos
Jaringan telepon
Puskesmas
Jaringan listrik
Jaringan air minum
50
40
30
20
Tidak
Ada
10
2.
Sarana penunjang:
Rumah makan
Pusat perbelanjaan/pasar
Bank
Toko
souvenir/cinderamata
Angkutan umum
50
40
30
20
10
Jumlah
Bobot : 6
Unsur/sub unsur
Volume
Nilai
Banyak
Cukup
Sedikit
Sangat
(30)
(25)
(20)
sedikit
(15)
2.
3.
Dapat
tidaknya/kemudahan
0-1 km
1.1-2 km
2.1-4 km
> 4 km
(30)
(25)
(20)
(15)
sangat
mudah
agak sukar
sukar
mudah
(25)
(20)
(15)
dapat
perlu
Perlakuan
tidak layak
langsung
perlakuan
dengan
(10)
dikonsumsi
sederhana
bahan kimia
(30)
(25)
(20)
sepanjang
6-9 bulan
3-6 bulan
< 3 bulan
tahun
(25)
(20)
(10)
(30)
4.
5.
Kelayakan dikonsumsi
Kontinuitas
(30)
Jumlah
Lampiran 2. Tabel daftar nama jenis flora yang terdapat di kawasan TNBD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
Nama Lokal
Terap
Bakil/Sepan
Beringin
Meranti
Keruing
Cengal/Merawan
Sindur
Kedondong/Lalan
Kempas
Kenari
Bintangur
Mangga
Tembesu
Jelutung
Rotan
Kopi-kopian
Mempisang/Terpis
Mempisang
Kayu Hitam
Jambu-jambuan
Mendarahan
Pala
Kenanga
Pasang
Pala hutan
Bayur
Saninten
Rambai/Kepundang
Manggis
Manggis -manggis
Rotan manau
Rotan
Pasang bungkus
Tembesu
Kulim
Kantong semar
Pandan-pandanan
Pinang
Bintangur
Petai
Simpur
Pulai
Kemenyan
Gaharu
Kayu manis
Pinang
Kaca piring
Rotan
Lansatan
Durian
Cempaga
Keranji
Nama Ilmiah
Artocarpus elasticus
Artocarpus anisophyllus
Ficus spp
Shorea sp
Dipter ocarpus sp
Hopea sp
Sindora sp
Santiria densyphylla
Koompassia sp
Canarium spp
Calophyllum spp
Mangifera sp
Fragraera fragrans
Dyera costulata
Calamus spp
Psychotria sp
Polyalthia sp
Desmos sp
Diospyr os buxifolia
Syzygium spp
Knema sp
Myristicaceae
Cananga odorata
Quercus sp
Horsfieldia sp
Pterospermum javanicum
Cartanopsis sp
Baccaurea sp
Garcinia spp
Garcinia nervosa
Calamus mannan
Calamus ciliaris
Lithocarpus sp
Fragrea sp
Scorodocarpus borneensis
Nepenthes ampularia
Pandanus sp
Pinanga sp
Calophyllum dasypodum
Parkia sp
Dillenia spp
Alstonia scolaris
Stirax benzoin
Aquilaria malaccensis
Cinnamomum culilawan
Pinanga malayana
Gardenia augusta
Calamus ornatus
Aglaia sp
Durio sp
Dysoxyllum sp
Diallium sp
Keterangan
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu, unik
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu, buah
Kayu
Resin, dilindungi
Rotan
Buah
Unik
Tanaman hias
Langka
Kayu, buah
Kayu
Kayu, buah
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu, Palm
Rotan
Dilindungi
Kayu
Kayu
Dilindungi
Obat
Obat
Obat, Palm
Unik
Buah
Kayu
Kayu
Obat, dilindungi
Dilindungi
Kayu, buah
Obat
Buah
Rotan
kayu, buah
Buah
Buah
kayu
No.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
Nama Lokal
Gerunggang
Gandaria/Raman
Mempisang
Nenga gajah
Bulian
Sengon
Balam durian
-
Nama Ilmiah
Cratoxyllum sp
Bouea appositifolia
Mezettia sp
Palmae
Eusideroxylon zwagerii
Paraserianthes sp
Payena sp
Piper sp
Dinochloa sp
Euricoma longifolia
Alocasia sp
Cytrosperma sp
Archidendron sp
Keterangan
kayu
Langka
Kayu
Dilindungi
Dilindungi
Kayu
Kayu, buah
Kayu
-
Lampiran 3. Tabel daftar nama jenis satwaliar di kawasan TNBD yang biasa
digunakan untuk obat
No.
1.
2.
Nama Lokal
Kijang
Beruang
Nama Ilmiah
Muntiacus muntjak
Helarctos malayanus
3.
Landak
Hystryx brachyura
4.
Biawak
Varanus salvator
5.
Buaya
Crocodylus porosus
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Sumber
Keterangan
Beri-beri
Mules, campak, berak
darah
Batuk kering,
keracunan
Sakit mata (mata
merah)
Keluarnya alat
reproduksi wanita
Sakit lambung
Keracunan jengkol,
petai
Harimau sumatera
Panthera tigris sumatrae
Kucing hutan
Felis bengalensis
Rusa sambar
Cervus unicolor
Babi hutan
Sus spp
Tapir
Tapirus indicus
Tupaia tanah
Lariscus spp
Musang
Paradoxurus hermaphroditus
Monyet ekor panjang
Macaca fascicularis
Beruk
Macaca nemestrina
Burung balam
Streptopelia sp
Burung murai batu
Copsycus malabaricus
Ayam hutan
Gallus gallus
Kuau
Argusianus argus
Enggang gading
Rhinoplax vigil
: Laporan Ekspedisi Biota Medika TNBD, Depkes, IPB, UI, LIPI (1998) dalam BKSDA
Jambi (2004)
Lampiran 4. Tabel sebaran Komunitas Orang Rimba di dalam dan luar kawasan
TNBD menurut kelompok dan lokasi
No.
Kelompok
1.
Air Hitam
2.
3.
Makekal
Kejasung
Pemimpin
Kelompok
Tumenggung Tarip
Lokasi
S. Paku Aji
Jumlah
Jiwa
38
Betaring
S. Semapuy
50
Nyuyut
S. Semapuy Ulu
16
Segrib/Nugraha
76
Tumenggung Majid
S. Keruh
76
Tumenggung Mirak
Menti Ngandun
Tuha
Setapak
S. Gemuruh
S. Pengelaworon
S. Aek Behan
90
Tumenggung
Ngukir
S. Bernai Ulu
100
Wakil Tuha
Pelindung
67
Depati Pengelam
S. Bernai
65
Depati Laman
Senjo
Tumenggung
Nggrib
S. Sungkai/S. Tabir
41
S. Kedundung
Muda
83
Mangku Tuha
Besuai
Laman
S. Sako Jenang
146
S. Tengkuyungon
29
Tumenggung Tuha
Bayu
S. Depari/Seranten
14
Tumenggung
Celetai
S. Kejasung Besar
Ulu
65
Tumenggung
Meladang
S. Kejasung besar
Ulu
72
134
10
Keterangan
Ke-3 kelompok ini
masih
mempertahankan jati
diri
dan
tradisi
kehidupan dalam hutan
Sudah memeluk agama
Islam dan menjadi
warga masyarakat desa
Bukit Suban
Sebagian
anggota
kelompok
sudah
memeluk agama Islam
dan
sudah
mengorient asikan diri
dengan
masyarakat
desa
Masih
Mempertahankan jati
diri
dan
tradisi
kehidupan alam hutan
Sebagian
Anggota
kelompok
sudah
mengorientasikan diri
dengan
masyarakat
desa
Sudah
mengorientasikan diri
dengan
masyarakat
desa
Sebagian
besar
anggotya
kelompok
pindah ke TNBT
Sudah
mengorientasikan diri
dengan
lingkungan
luar/masyarakat desa
No.
4.
Kelompok
TerabSerengam
Pemimpin
Kelompok
Tumenggung
Besulit
S. Kejasung kecil
Ulu
Depati Gerak
S. Keruh Ulu
Tumenggung
Mariytua
Tumenggung
Nggirang
Tumenggung Kecik
144
S. Kejasung Kecil
Ulu
S. Kejasung Kecil
Ulu
31
Tumenggung
Mulung
Lokasi
Jumlah
Jiwa
49
Keterangan
35
Masih
mempertahankan jati
dir i
dan
tradisi
kehidupan alam huta n
Masih
mempertahankan jati
diri
dan
tradisi
kehidupan alam hutan
Tumenggung
Ngamal
S. Jern ang
Tumenggung
Nyenong
S. Sakolado
Total
Sumber: KKI WARSI (2004) dalam BKSDA Jambi (2004 )
1.524
D e s a
No.
Lubuk Jering
Desa Baru
6.400 ha
Semurung
3.000 ha
Jernih
12.000 ha
9.600 ha
Pematang Kabau
2.500 ha
U: TNBD
S: S. Mentawak
B: Jernih
T: Baru
U: TNBD
S: S. Mentawak
B: Lubuk Jering
T: Semurung
U: TNBD
S: S. Mentawak
B: Pematang Kabau
T: Jernih
U: TNBD
S: Mentawak Baru
B: Bukit Suban
T: Lubuk Jering
1.
Luas Wilayah
2.
Batas Wilayah
U: TNBD
S: S. Mentawak
B: Semurung
T: Lubuk Kepayang
3.
352 KK
4.
Jumlah Kepala
Keluarga
Jumlah Jiwa
5.
345 KK*
483 KK
219 KK
619 KK ^
2327 orang ^
Bukit Suban
6.400 ha
U: TNBD
S: Papit
B: Bungo Antoi
T: Pematang
Kabau
888 KK
1493 orang
1360 orang *
1902 orang
1012 orang
742 orang
672 orang *
956 orang
440 orang
1221 orang ^
1331 orang
6.
Jumlah Perempuan
751 orang
688 orang *
945 orang
572 orang
1106 orang ^
1141 orang
7.
35 Km
37 Km
40 Km
48 Km
56 Km
64 Km
8.
198 Km
200 Km
203 Km
212 Km
220 Km
228 Km
2472 orang
Hari/Tanggal
Nama
Umur
Jenis Kelamin
: Perempuan / Laki-laki*
Asal/tempat tinggal :
Pekerjaan
Status Perkawinan
: menikah/belum menikah*
*) Coret yang tidak perlu
B. Mohon pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda X pada pilihan
anda:
1. Dari mana anda mengetahui informasi mengenai kawasan ini?
a. sendiri b. teman c. keluarga d. cerita orang e.media massa/elektronik
2. Berapa kali anda pernah mengunjungi kawasan ini?
a. pertama kali
b. teman..orang
c. keluarga..orang
b. dua hari
d. lainnya.
c. alasan pendidikan/penelitian
e. menikmati kebudayaan
g. lainnya..
8. Kegiatan apa yang anda lakukan/sukai di kawasan ini?
a. melihat pemandangan alam b. melihat/mengamati flora-fauna
c. menjelajah
d. berkemah e. penelitian/pengamatan
f. fotografi
g. lainnya
c. Udara sejuk
e. Bebas kebisingan
11. Menurut anda obyek wisata manakah yang dapat dijadikan sebagai wisata
unggulan di kawasan ini?
a. Sumber air panas Bukit Suban
e. Air Meruap
g. lainnya, sebutkan..
b. cukup baik
c. kurang baik
b. cukup baik
c. kurang baik
17.
yang
dihadapi
berkaitan
dengan