NAMA PARTNER
: 08 SEPTEMBER 2015
: 15 SEPTEMBER 2015
N I L A I
KETERANGAN
: .................................................
..................................................
..................................................
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
3. ALAT DAN KOMPONEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4. DASAR TEORI
Pada umumnya kita mengenal system analog untuk mentransmisikan suara,
misalnya dalam jalur telepon dan informasi lainnya. Tetapi system analog semakin
hari semakin terasa kekurangannya dengan meningkatnya jumlah permintaan
sambungan serta jauhnya jarak antara pemancar dan penerima. Sebuah pemancar
analog, misalnya sebuah microfon memancarkan sinyal yang jauh lebih besar
daripada noise, umumnya 60 dB.
Dengan merambatnya sinyal sepanjang saluran transmisi, sinyal teredam dan
noise menjadi tinggi, sehingga perbandingan S/N semakin jauh semakin kecil. Bisa
juga digunakan penguat/amplifier pada jarak-jarajk tertentu untuk menekan redman,
tetapi sebenarnya tiap amplifier menambahkan noise pada sinyal. Sehingga output
dari amplifier memiliki S/N yang lebih buruk daripada S/N inputnya. Akibatnya S/N
menurun terus sampai akhirnya sinyal lenyap dalam noise. Dalam pengembangannya
dihasilkan system transmisi PAM (Pulse Amplitude Modulation) yang terdiri atas
proses sampling.
Gambar 4
Teori sampling dari Niquist menyatakan jika sebuah fungsi continue f(t) tidak
mengandung frekuensi lebih besar daripada f (Hz), maka level-level dari fungsi itu
dapat digambarkan dengan sempurna tidak cacat dalam interval waktu tidak kurang
dari f/2 detik. Berarti jika spectrum sebuah sinyal mempunyai batas atas frekuensinya
sebesar f/Hz dan jika frekuensi sampling sekurang-kurangnya 2f, tidak ada informasi
yang hilang dalam proses sampling itu.
Dalam parakteknya sebuah sinyal analog dilewatkan pada sebuah LPF
sehingga frekuensi tertinggi yang dimilikinya adalah f. Sinyal analog yang telah
difilter ini kemudian disampel oleh pulsa periodic dengan frekuensi sample sebesar 2
f. Hasilnya adalah sinyal PAM.
Gambar 5
5. DATA PERCOBAAN
TP 1
A
= 2,6 Vpp
F
= 0,2 KHz
TP 2
A
= 5,2 Vpp
F
= 0,2 KHz
TP 3
= 5 Vpp
F
TP 4
= 0,2 KHz
= 3 Vpp
F
TP 5
TP 6
TP 7
= 0,2 KHz
= 4 Vpp
Fs = 4 KHz
TP 8
A
= 4 Vpp
Fs = 8 KHz
TP 9
A
= 4 Vpp
Fs = 11 KHz
TP 7
= 1,4Vpp
F
= 2 KHz
TP 8
A
= 1,4Vpp
F
6. ANALISA DATA
= 2 KHz
sinyal sampling.
Semakin tinggi frekuensi sinyal sampling maka semakin akurat dan presisi
keluaran yang dihasilkan.
8. REFRENSI