I. PENDAHULUAN
Berdasarkan Inpres No. 10 Tahun 2005 tentang
penghematan energi, maka perlu dilakukan manajemen
energi agar penggunaan energi terutama energi listrik
menjadi lebih efisien. Manajemen energi dilaksanakan
melalui beberapa tahapan, langkah awal yang harus
dilakukan adalah dengan melaksanakan audit energi. Tujuan
dari audit energi untuk mengetahui profil penggunaan energi
dan peluang penghematan energi sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
Namun pada kenyataannya proses audit energi masih
jarang diterapkan di Indonesia, terutama bagi gedunggedung komersial seperti gedung perkantoran, sekolah,
universitas, rumah sakit maupun gedung-gedung komersial
lainnya. Oleh karena itu dilakukan penelitian audit energi di
Rumah Sakit Angkatan Laut dr.Ramelan Surabaya dengan
tujuan untuk mengetahui profil penggunaan energi, untuk
mengetahui besarnya nilai Intensitas Konsumsi Energi di
RSAl dr.Ramelan Surabaya serta untuk mengetahui
besarnya biaya penghematan yang diperoleh.
2
Prosedur Audit Pada Bangunan Gedung Menurut SNI 036196-2000
a. Audit Energi Awal
Audit energi awal adalah pengumpulan contoh data awal
dan memperkenalkan istilah-istilah seperti audit singkat dan
survey awal. Audit energi awal pada prinsipnya dapat
dilakukan pemilik/pengelola bangunan gedung yang
bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi
yang dikeluarkan dan pengamatan visual. Kegiatan audit
energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan
dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan
pengukuran serta melakukan perhitungan Intensitas
Konsumsi Energi berdasarkan data yang telah
dikumpulkan.[7]
b. Audit Energi Rinci
Audit energi rinci merupakan tindak lanjut yang
dilakukan jikalau dari analisa sebelumnya nilai IKE lebih
besar dari nilai target yang ditentukan. Audit energi rinci
juga perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan
energi pada bangunan gedung, sehingga dapat diketahui
peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian
energinya cukup besar. Kegiatan yang dilakukan pada audit
energi rinci diantaranya: penelitian dan pengukuran
konsumsi energi. [7]
c. Analisis Peluang Hemat Energi
Setelah melakukan audit energi awal dan audit energi
rinci maka perlu adanya identifikasi peluang hemat energi.
Hasil pengumpulan data selanjutnya ditindak lanjuti dengan
perhitungan besarnya IKE dan penyusunan profil
penggunaan energi bangunan gedung. Apabila besarnya IKE
hasil perhitungan ternyata sama atau kurang dari IKE target
maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau
diteruskan untuk memperoleh IKE yang lebih rendah lagi.
Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang
untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya guna
memperoleh penghematan energi. [7]
Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi,
selanjutnya perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang
hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi
perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar
untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang
direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan
gedung harus tetap memperhatikan kenyamanan penghuni.
[7]
Gbr
Temperatur
dan
Zona
3
Tabel 2.5. Standard Pencahayaan Gedung Radialogi
Diagnostik[4]
Nama
Ketegori
Bidang Kerja
Ruangan
Pencahayaan
Ruang tunggu
Penerimaan pasien
C
& pengantar
Administrasi
Membaca, menulis,
D
mengetik &
pengarsipan
Aula
Ruang serba guna
C
R.sub tunggu
Penerimaan pasien
C
& pengantar
Kepala UPF
Membaca &
C
menulis
Staf
s.d.a
C
Locker
Penyimpanan/ ganti
B
pakain
Kamar gelap
Pemrosesan film XA
ray
Monitoring
Pemantauan
C
Mamography
Pemeriksaan pasien
B
Thorax
s.d.a
B
Tomography
s.d.a
B
Angiocap
s.d.a
B
diovasticular
X-Ray
s.d.a
C
Operator
Pengendalian alat
C
X-ray
Dapur
Distribusi makanan
C
Gudang film
Penyimpanan film
B
Aplikasi
Persiapan peralatan
C
kerja
Storing isotop
Pemeriksaan dan
C
persiapan alat kerja
Recieving
Penerimaan
C
bahan/alat
Gudang
Penyimpanan
B
peralatan
Genaral
Pemeriksaan pasien
E
Examinasi
Barium
Penyimpanan dan
C
pengolahan bahan
Enema
Penyuntikan ke
E
pasien
III. METODOLOGI PENELITIAN
Pengerjaan Tugas Akhir ini dilakukan melalui beberapa
tahapan seperti pada digambarkan pada diagram alir berikut:
4
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya biasanya
untuk angkutan dan mobil-mobil dinas sedangkan solar
digunakan untuk angkutan, generator set (genset), boiler,
dan pompa banjir. Sedangakan pamakaian LPG di Rumah
Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya hanya
digunakan untuk memasak.
b. Data Tingkat Hunian (Occupancy Rate)
Data tingkat hunian diambil berdasarkan data pasien di
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Data
tingkat hunian dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Data Tingkat Hunian RSAL dr.Ramelan
Surabaya Tahun 2008-2011
Occupancy Rate (%)
Bulan
2008
2009
2010
2011
Jan
52,5
52,1
48,5
51,0
Peb
51,7
40,5
51,6
45,4
Mar
52,4
47,4
55,7
52,3
Apr
57,5
58,3
54,9
39,7
Mei
56,5
56,4
56,4
57,2
Jun
49,7
50,0
50,6
52,3
Jul
47,7
55,4
50,8
51,7
Agust
46,2
47,9
49,0
42,4
Sep
42,6
41,6
42,8
45,9
Okt
46,5
46,9
50,4
57,3
Nop
48,3
43,6
49,5
Des
51,0
46,5
48,1
Rata-rata
50,2
48,9
50,7
49,5
Sumber : Bagian Midmet RSAL dr.Ramelan Surabaya
Data Kebutuhan Energi
Data kebutuhan energi yang diperoleh dari Rumah Sakit
Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya yaitu dalam jangka
waktu empat tahun (periode bulan Januari 2008 - Oktober
2011).
Berikut adalah data rata-rata pemakain energi selama
kurun waktu 4 tahun :
Tabel 3.2. Data Konsumsi Energi Rata-rata
Listrik
BBM
Air (m3)
Bulan
(kWh)
(liter)
Jan
490925
35424
29525
Feb
466308
42565
32762
Mar
426799
46297
31320
Apr
498128
35635
31050
Mei
487632
42771
31326
Jun
379532
41894
31048
Jul
478404
43371
29659
Agust
479031
43127
29711
Sept
472160
39409
29901
Okt
499098
35329
31228
Nop
322537
28130
23617
Des
318765
29774
24194
rata-rata
443276
38644
29612
LPG
(kg)
6253
5577
6146
5721
6268
6083
5585
4803
4324
4812
3797
3912
5273
Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil dengan
pengamatan atau pengukuran secara langsung. Adapun data
primer yang diambil diantaranya: data pemakaian energi
listrik di RSAL dr.Ramelan Surabaya dengan melakukan
5
diperoleh tanpa hasil pengukuran) serta data bangunan
gedung Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya. Dalam
analisisnya, akan ditampilkan gambaran mengenai profil
penggunaan energi di Rumah Sakit Angkatan Laut dr.
Ramelan Surabaya.
a. Konsumsi Energi Listrik
Konsumsi Air
6
Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa pemakaian air
paling banyak yaitu pada tahun 2010, hal ini terjadi karena
tingkat hunian di RSAL dr.Ramelan Surabaya mengalami
peningkatan pada tahun tersebut dengan rata-rata tingkat
hunian sebesar 50,7 % dapat dilihat pada Tabel 3.1.
d.
Konsumsi LPG
TotalkWh 2008
Luasgross
5 . 221 . 221 kWh
IKE =
= 106 . 29 kWh / m 2 pertahun
49 . 123 m 2
IKE =
7
a. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi Listrik
Pada audit energi rinci, diperoleh nilai Intensitas
Konsumsi Energi Listrik untuk RSAL dr.Ramelan Surabaya
yaitu sekitar 0,33 kWh/m2 per hari pada hari kerja
sedangkan pada hari libur diperoleh nilai IKE rata-rata
sebesar 0,17 kWh/m2 per hari. Oleh karena itu diperoleh
nilai rata-rata IKE listrik sebesar 0,28 kWh/m2 per hari atau
7,93 kWh/m2 per bulan. Nilai IKE listrik pada audit energi
rinci masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan IKE
listrik standar dan IKE listrik hasil audit awal, dimana IKE
listrik standar yaitu sebesar 31,67 kWh/m2.hari sedangkan
nilai IKE listrik hasil audit awal sebesar 9,44 %. Sedangkan
untuk gafik IKE listrik pada setiap blok atau gedung dapat
dilihat pada Gbr 4.11
8
Implementasi Peluang Hemat Energi
a. Perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi Listrik
Setelah dilakukan penghematan energi, nilai IKE Listrik
di Gedung Radiologi mengalami penurunan menjadi 17,9
kWh/m2 per bulan atau 0,9 kWh/m2 per hari. Penurunan
nilai IKE listrik pada Gedung Radiologi berpengaruh pada
nilai IKE total rumah sakit dimana nilai IKE RSAL
dr.Ramelan Surabaya berkurang menjadi 7,70 kWh/m2 per
hari.
b. Perhitungan Biaya Penghematan
Tabel 4.1 Penghematan Energi Tanpa Biaya
Rekomendasi
Biaya penghematan
Sistem
Pengaturan jam
Rp. 108.779,-/bln
Penerangan pemakaian lampu
Pengaturan jam
Rp. 1.295.668,-/bln
pemakaian AC
Sistem
Pengaturan jumlah
Rp. 987.360,-/bln
Tata Udara nyala AC
Perawatan AC secara
Rp. 533.707,-/bln
berkala
Biaya total penghematan apabila mengimplementasikan
Peluang Hemat Energi (PHE) No Cost adalah sebesar Rp.
2.925.514,-/bulan.
Tabel 4.2 Penghematan Energi dengan Biaya Tinggi
Rekomendasi
Biaya penghematan
Mengganti tipe lampu
Sistem
dan menambah
Rp. 34.993,-/bln
Penerangan
jumlah lampu
Sistem
Mengganti tipe AC
Rp. 6.164.224,-/bln
Tata Udara
Biaya total penghematan apabila mengimplementasikan
Peluang Hemat Energi (PHE) High Cost adalah sebesar Rp.
6.199.217,-/bulan. Sedangkan biaya investasi yang
dikeluarkan untuk mengganti tipe lampu dan AC yaitu
sebesar Rp. 157.114.600,-. Waktu pengembalian investasi
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
investasipembelianlampu & AC
Penghema tan/ bulan
Rp157.114.600,
=
Rp6.199.217 / bulan
= 25,3bulan = 2,1tahun
SPB =
rezz_thee@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1.
2.
3.
4.
5.