Anda di halaman 1dari 3

Pelapukan batuan

Pelapukan batuan adalah proses yang berhubungan dengan perubahan sifat (fisis dan
kimiawi) batuan di permukaan bumi oleh pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban,
atau angin). Secara umum pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan
menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses
pelapukan batuan di bumi berlangsung sangat lambat, yakni satu inci dalam 2000 tahun.
Faktor utama yang mempengaruhi proses pelapukan batuan, yaitu:
a. Struktur batuan.
b. Iklim.
c. Topografi.
d. Tumbuh-tumbuhan yang menutupi batuan.
e. Waktu.
1. Pengaruh struktur batuan terhadap pelapukan
Setiap batu memiliki struktur batuan yang berbeda-beda, sifat itu muncul dari perbedaan
sifat kimiawi dan sifat fisisnya. Perbedaan sifat fisis yang di amksud adalah berupa perbedaan
kenampakan baik warna, kekerasan, dll. Sedangkan yang dimaksud perbedaan sifat kimiawi
dilihat dari unsur-unsur penyusun batuan itu sendiri. Struktur batuan sangat mempengaruhi
kecepatan pelapukan karena daya tahan batuan terhadap faktor yang mempengaruhi proses
pelapukan berbeda-beda. Batuan yang yang pejal akan memiliki daya tahan pelapukan yang
berbeda dengan batuan yang berpori. Jadi struktur batuan bisa memudahkan atau menyulitkan
batuan untuk mengalami pelapukan pada kondisi yang sama.
2. Pengaruh iklim terhadap pelapukan
Iklim sangat berpengaruh dalam proses pelapukan batuan khususnya pada daerah lembab
dan panas pelapukan lebih cepat terjadi. Jadi suatu batuan yang memiliki struktur batuan
yang sama (sifat fisis dan kimiawi sama) akan memiliki kecepatan pelapukan yang berbeda
apabila berada di daerah dengan iklim yang berbeda.
3. Pengaruh topografi terhadap pelapukan
Pengaruh topografi terhadap pelapukan terjadi secara tidak langsung. Sebagai contoh
letak suatu tempat yang berada di daerah yang tinggi akan memiliki suhu yang rendah, suhu
rendah ini akan mempengaruhi proses pelapukan. Kemiringan suatu tempat juga akan
mepengaruhi pelapukan. Semakin curam suatu tempat semakin mudah hasil pelapukan
batuan diangkut, sehingga batuan induk akan nampak dan akan lebih mudah mengalami
pelapukan. Berbeda dengan daerah yang landai, hasil pengangkutan pelapukan lain akan
berada di daerah itu dan semakin lama akan semakin tebal dan akan menutupi batuan induk
di daerah tersebut sehingga mengurangi kecepatan pelapukan di daerah tersebut.

4. Pengaruh tumbuh-tumbuhan yang menutupi batuan

Tumbuhan-tumbuhan mempengaruhi pelapukan dengan dua cara, yaitu mekanis dan


kimia. Secara mekanis yakni karena pertumbuahn akar-akar tumbihan yang bertambah
panjang akan menebus batuan dan menyebabkan batuan akan pecah. Secara kimia, yakni
sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami pembusukan akan mengahasilkan zat asam yang
merupakan salash satu faktor yang mempercepat pelapukan. Antara tumbuhan dan hasil
pelapukan sebenarnya terdapat hubungan timbal balik. Tumbuh-tumbuhan hidup di tanah
yang merupakan hasil dari pelapukan batuan dan tumbuh-tumbuhan akan mempercepat
proses pelapukan.
Jenis pelapukan dibagi menjadi dua, yakni pelapukan fisis atau mekanis, dan pelapukan
kimiawi.
Pelapukan fisis adalah proses penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami
perubahan sifat kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian,
pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang
dan malam. Pelapukan fisis disebut juga dengan pelapukan mekanis. Faktor-faktor yang
memiliki peran penting dalam proses pelapukan mekanis, yaitu:
1) Pemuaian batuan akibat berkurangnya beban.
2) Pembentukan kristal-kristal dalam celah batuan.
3) Perubahan suhu.
4) Kegiatan organisme
5) Penarikan oleh koloid-koloid tanah.
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang ditimbulkan oleh reaksi kimia terhadap massa
batuan sehingga membentuk mineral baru yang menyebabkan batuan cepat pecah. Air pada
proses pelapukan kimia merupakan faktor penting karena air berfungsi sebagai zat pelarut.
Proses pelapukan kimiawi terdiri dari proses hidrasi, hidrolisa, oksidasi, karbonasi, dan
pelarutan biasa.
a) Hidrasi
Hidrasi adalah penarikan air yang terjafi hanya di permukaan saja dan tidak sampai
masuk ke dalam zat tersebut. Hidrasi biasa disebut juga sebagai adsorpsi. Adsopsi
berbeda dengan absorpsi karena absorpsi menarik air ke semua bagian zat tersebut yaitu
bagian dalam dan permukaan.
b) Hidrolisa
Hidrolisa adalah penguraian air (dissosiasi) menjadi H+ (ion positif) dan OH- (ion
negatif). Ion-ion H bersama dengan unsur K, Na, C, dan Mg mebentuk senyawa basa,
dan senyawa basa ini akan mudah bereaksi dengan senyawa lain membentuk garam yang
mudah larut.
c) Oksidasi
Oksidasi sangat mudah diamati pada batuan yang mengandung besi. Proses oksidasi
ditandai dengan bercak-bercak coklat yang terdapat pada batuan yang mengandung besi.
Reaksi tersebut dapat dituliskan :
4FeO + 3H2O + O2
2Fe2O3 3H2O
d) Karbonasi
Pada proses karbonasi, air yang menagndung gas arang (CO2) mempunyai daya
pelapukan yang sangat tinggi. Batuan yang mudah mengalami karbonasi adalah batuan

kapur (CaCO3). Batuan kapur sangat meudah larut dalam air, tetapi akan lebih cepat
prosesnya jika didalam air tersebut mengandung CO2 yang berasal dari udara.
e) Pelarutan biasa
Pelarutan ini juga termasuk proses kimia seperti batu garam dan batu kapur yang
mudah larut dalam air.
Pelapukan memiliki peran yang sangat penting dalam segi geomorfologi, yaitu :
1. Sebagai suatu proses dalam pembentukan tanah yang merupakan unsur yang membuat
perubahan bentuk permukaan bumi.
2. Sebagai titik tolak untuk terjadinya erosi, sedimentasi, serta masswasting.
3. Sebagai faktor dalam perubahan permukaan bumi yaitu merendahkan suatu tempat
yang tinggi.

REFERENSI
Tisnasomantri, Akub. 1998. Dasar-dasar Geomorfologi Umum. Bandung: IKIP
Bandung Press.

Anda mungkin juga menyukai