STATUS PASIEN
I.
II.
Identitas
1. Nama
2. Jen Kelamin
3. Umur
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Alamat
: An R.
: Perempuan
: 4 tahun 11 bulan
: TK
:: RT 07 Olak Kemang
:: 2 orang
: Cukup
: Rumah panggung berdinding kayu
IV.
Anamnesa : Alloanamnesa
a. KeluhanUtama
Demam sejak 3 hari yang lalu
b. KeluhanTambahan
Sesak,batuk, muntah
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Diare : disangkal
TB Paru : disangkal
2.
Umur
16 tahun
11
4 th 11 bln
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3500 gr
Berat badan : 18 kg
Panjang badan 90 cm
Status Gizi
Interpretasi pertumbuhan
Perawakan normal
L. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sadar, komposmentis, aktif, sesak, tidak sianosis
Tanda vital
Frekuensi nafas
: 50 x / menit, reguler
Suhu
: 38.1C
Status Internus :
Kepala
: normosefal
Rambut
Kulit
: kering (-)
Mata
Telinga
Hidung
Bibir
Mukosa
: kering (-)
Mulut
Lidah
Tenggorok
Leher
Toraks
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: suara dasar
: vesikuler (+/+)
Paru Depan
Paru Belakang
Cor
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
Ekstremitas
superior
inferior
Sianosis
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Edema
-/-
-/-
<2/<2
<2/<2
M. Pemeriksaan anjuran
preparat darah hapus, kultur darah dan dahak
Rontgen thorax
N. Diagnosa
Bronkopneumonia
O. Diagnosa Banding
1. Bronkiolitis
2. TB paru
P. Manajemen
- Promotif :
o Menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa anak sedang mengalami
gangguan pernafasan
o Menjelaskan
kepada
orangtua
pasien
tentang
pemeriksaan
Preventif
Kuratif
Non Farmakologi
1. Istirahat di rumah
2. Makan makanan yang bergizi untuk menjaga imunitas tubuh,
bila dianggap perlu dapat diberikan vitamin tambahan
F armakologi
Paracetamol 3x 1 cth
Amoxicilin 3x1 cth
Tradisional
Anjuran untuk ibu pasien
Rebus 30 gram seledri, 10 gram kulit jeruk mandarin kering
dengan 3 gelas air,tambahkan 25 gram gula aren. Angkat
rebusan jika air tersisa setengahnya,saring dan tiriskan. Ramuan
siap di gunakan. Minum ramuan pagi dan sore, masing-masing
Rehabilitatif
Menjalankan pengobatan dengan teratur
Sebisa mungkin untuk tidak melakukan kontak kontak dengan
bergizi tinggi
Jika keluhan tidak membaik dan dirasa semakin sesak segera
berobat ke RS/Puskesmas terdekat
Q. Resep
Pro
: An R
Umur : 4th 11 bln
Alamat : Rt 07 olak Kemang
Pro
: An R
Umur : 4th 11 bln
Alamat : Rt 07 olak Kemang
I. DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Pneumonia intertisial (bronkiolitis)
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak infiltrat.
Bronkopneumonia adalah frekuensi komplikasi pulmonary, batuk
produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu tubuh meningkat,
nadi dan petnafasan meningkat.
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paruparu yang disebakan oleh bakteri, jamur,virus, dan benda asing.
Jikadigabungkandapatmenjadi,
bronkopneumonia
disebut
juga
ETIOLOGI YANG
Lahir 20 hari
SERING
BAKTERI
BAKTERI
E. colli
Streptococcus group B
Listeria monocytogenes
3 minggu 3 bulan
4 bulan 5 tahun
BAKTERI
Chlamydia trachomatis
Streptococcus
Bakteri anaerob
Streptococcus group D
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
VIRUS
Virus Sitomegalo
Virus Herpes simpleks
BAKTERI
Bordetella pertussis
Haemophillus influenzae tipe B
pneumoniae
VIRUS
Virus Adeno
Virus Influenza
Virus Parainfluenza 1,
Moraxella catharalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
VIRUS
2, 3
Respitatory Syncytical
Virus Sitomegalo
Virus
BAKTERI
Chlamydia pneumoniae
Mycoplasma
BAKTERI
Haemophillus influenzae tipe B
Moraxella catharalis
pneumoniae
Streptococcus
Neisseria meningitidis
pneumoniae
VIRUS
Virus Adeno
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Synncytial
5 tahun remaja
Staphylococcus aureus
VIRUS
Virus Varisela-Zoster
virus
BAKTERI
Chlamydia pneumoniae
Mycoplasma
BAKTERI
Haemophillus influenzae
Legionella sp
pneumoniae
Streptococcus
Staphylococcus aureus
pneumoniae
VIRUS
Virus Adeno
10
Virus Epstein-Barr
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Syncytial Virus
Virus Varisela-Zoster
III.
EPIDEMIOLOGI
Pneumonia
hinggasaatinimasihtercatatsebagaimasalahkesehatanutamapadaanak di negara
berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir
seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak meninggal
setiap tahunnya akibat pneumonia. Menurut survei kesehatan nasional (SKN)
2001, 27,6% kematian bayi, 22,8% kematian balita di indonesia disebabkan
oleh penyakit respiratori, terutama pneumonia.
11
kondisi
tersebut
meningkatkan
predisposisi
dari
pneumonia.
V. KLASIFIKASI
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang
memuaskan, dan pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan
etiologi.
Pembagian secara anatomis :
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia lobularis
c. Pneumonia interstisialis (bronkiolitis)
Pembagian secara etiologi :
a. Bakteri : Pneumococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia,
Staphylococcus pneumonia, Haemofilus influenzae.
b. Virus : Respiratory Synctitial virus, Parainfluenzae
virus,
Adenovirus
c. Jamur : Candida, Aspergillus, Mucor, Histoplasmosis,
Coccidiomycosis, Blastomycosis, Cryptoccosis.
d. Corpus Alienum
e. Aspirasi
f. Pneumonia hipostatik
WHO memberikan pedoman klasifikasi pneumonia, sebagai berikut :
1. Usia kurang dari 2 bulan
a. Pneumonia berat
- Chest indrawing (subcostal retraction)
- Bila ada napas cepat (> 60 x/menit)
b. Pneumonia sangat berat
a.tidak bisa minum
b.kejang
c.kesadaran menurun
d.hipertermi / hipotermi
e.napas lambat / tidak teratur
12
tahun
b.
kejang
c.
kesadaran menurun
d.
malnutrisi.
VI. PATOGENESIS
Normalnya,
saluran
pernafasan
steril
dari
daerah
sublaring
13
PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukan kuman pada alveoli.
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara,
warna menjadi merah. Stadium ini disebut hepatisasi merah.
Deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di
alveoli dan terjadi fagositosis cepat. Lobus masih tetap padat dan warnanya
menjadi pucat kelabu. Permukaan pleura suram diliputi oleh fibrin. Alveolus
terisi fibrin dan leukosit. Kapiler tidak lagi kongestif. Disebut stadium
hepatisasi kelabu.
Selanjutnya jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel mengalami
degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. Eksudat berkurang.
Disebut stadium resolusi. Sistem jaringan bronkopulmoner jaringan paru yang
tidak terkena akan tetap normal.
Secara patologi anatomi bronkopneumonia berbeda dari pneumonia
lobaris dalam hal lokalisasi sebagai bercak-bercak dengan distribusi yang
tidak teratur.
VII. GEJALA KLINIS
Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar dari
ringan hingga sedang. Hanya sebagian kecil yang berat, mengancam
kehidupan, dan mungkin terjadi komplikasi sehingga perlu dirawat.
Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak
bergantung berat ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai
a.
berikut:
Gambaran infeksi umum :
- Demam suhu bisa mencapai 39-40oC dan kadang dapat juga
14
1)
15.000-40.000/mm3
dengan
15
4) Pemeriksaan mikrobiologis
Rontgen toraks
Posisi AP. Gambaran difus merata pada kedua paru berupa bercak
infiltrat
b.
Bronkioloitis
Diawali infeksi saluran nafas bagian atas, subfebris, sesak nafas, nafas
cupung hidung, retraksi intercostal dan suprasternal, terdengar
wheezing, ronki nyaring halus pada auskultasi. Gambaran labarotorium
dalam batas normal, kimia darah menggambarkan asidosis respiratotik
c.
d.
ataupun metabolik.
Aspirasi benda asing
Ada riwayat tersedak
Atelektasis
16
0
Tidak
2
Laporan keluarga
jelas
tdk jelas
Postif ( 10mm,
Uji Tuberkulin
negatif
atau 5 mm pada
keadaan
imunosupresi
Berat
badan/
keadaan gizi
atau
BB/U<80%
atau BB/U<60%
Demam yg tdk
diketahui
2 minggu
penyebabnya
Batuk kronik
Pembesaran
3 minggu
1 cm jumlah
kelenjar
kolli,
limfe
>
aksila,
panggul,
falang
Fototoraks
tidak
nyeri
inguinal
Pembengkakan
tulang/sendi
1,
Ada
-
lutut,
pembengkaka
n
Normal/k
Gambaran
elainan
sugestif TB*
17
tdk jelas
X. PENATALAKSANAAN
a. Antibiotik
Pilihan empiris antibiotik untuk pasien bronkopneumonia yang tidak
memerlukan perawatan intensive biasanya berespon terhadap beta
laktam generasi ke tiga (seperti Ceftriakson atau Cefotaxim) dengan atau
tanpa Macrolid (Claritromisin atau Azitromicin dianjurkan jika ada
kecurigaan
infeksi
H.
influenza)
atau
Fluoroquinolon
(dengan
Pemberian cairan
18
Usia
Rawat jalan
0-2 minggu
Rawat Inap
1. Ampisillin +
Gentamisin
2. Ampisillin +
Cefotaksim
>2-4
1. Ampisillin +
minggu
Cefotaksim atau
Bakteri Patogen
- E. Coli
- Streptococcus B
- Nosokomial
Enterobacteria
- E. Coli
- Nosokomial
Ceftriaxon
Enterobacteria
2. Eritromisin
- Streptococcus B
- Klebsiella
- Enterobacter
- C. Trachomatis
>1-2 bulan
1. Ampisillin +
Gentamisin
Enterobacteria
2. Cefotaksim atau
Ceftriaxon
- H. influenza
- S. pneumonia
- C. Trachomatis
>2-5 bulan
1. Penisilin
1. Ampisillin
- H. Influenza
2. Sefuroksim
2. Ampisillin +
- S. Pneumonia
Sefiksim
-Amoksisilin
Kloramfenikol
Sefuroksim
- Mycoplasma
Ceftriaxon
19
>5 tahun
1. Penisillin A
1. Penisillin G
- S. Pneumonia
2. Amoksisilin
2. Sefuroksim
- Mycoplasma
Eritromisin
Seftriakson
Vankomisin
X . PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap pneumonia dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi/vaksinasi. saat ini sudah tersedia banyak vaksin untuk mencegah
pneumonia. Setiap vaksin mencegah infeksi bakteri/virus tertentu sesuai jenis
vaksinnya. Berikut vaksin yang sudah tersedia di Indonesia dan dapat mencegah
pneumonia :
1. vaksin PCV (imunisasi IPD) untuk mencegah infeksi pneumokokkus
(Invasive Pneumococcal diseases, IPD). vaksin PCV yang sudah tersedia
adalah PCV-7 dan PCV-10. PCV 13 belum tersedia di Indonesia
2. vaksin Hib untuk mencegah infeksi Haemophilus Influenzae tipe b
3. vaksin DPT untuk mencegah infeksi difteria dan pertusis
4. vaksin campak dan MMR untuk mencegah campak
5. vaksin influenza untuk mencegah influenza
XI.
Komplikasi
Bila bronkopneumonia tidak ditangani secara tepat, maka komplikasinya
adalah sebagai berikut :
20
1. Otitis media akut (OMA) : Terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang
berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi
masuknya udara ke telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara,
kemudian gendang telinga akan tertarik kedalam dan timbul efusi.
2. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau
kolaps paru.
3. Efusi pleura.
4. Emfisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam
rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
6. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang.
7. Endokarditis bakterial yaitu peradangan pada katup endokardial.
XII.
PROGNOSIS
Secara umum, prognosisnya adalah baik, Gangguan jangka panjang
pada fungsi paru jarang, bahkan pada anak dengan pneumonia yang telah
terkomplikasi dengan empiema dan abses paru. Sekuele yang signifikan
muncul pada penyakit adenoviral, termasuk bronkiolitis obliterans. Kematian
dapat muncul pada anak dengan kondisi yang mendasari, seperti penyakit
paru kronik pada bayi prematur, penyakit jantung bawaan, imunosupresi,
malnutrisi energi. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat,
mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%.
21
22
BAB III
ANALISA KASUS
a. Hubungan Diagnosis dengan keadaan Rumah dan Lingkungan Sekitar
Jawab : Rumah panggung berdinding kayu dan beratap seng dengan ukuran
rumah 10 x 8 meter. Samping kanan dan depan
23
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Said M. Pneumonia. In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku Ajar
Respirologi Anak. 1st ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. H. 350-65.
2. Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia.
Pneumonia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3. Cetakan kesebelas. Jakarta:
Infomedika Jakarta; 1985. H. 1228-35
25
DOKUMENTASI
26
27
28