Mahasiswa tingkat akhir/S1 jurusan Teknologi Pangan, dengan IPK min 3.00
Mahasiswa tingkat akhir / S1 Jurusan Teknik Industri, dengan IPK min. 3.00
Saya mampu memunculkan ide-ide cemerlang dalam kondisi sulit dan kebuntuan
Jika R&D dilakukan di suatu perusahaan, maka diharapkan agar hasilnya dapat
diterapkan di perusahaan tersebut. Bagaimana kalau kegiatan ini dilakukan di
lembaga pemerintah? Mengingat bahwa terdapat keberagaman daya tangkap,
serap dan adopsi masyarakat, maka hasil dari R&D yang dihasilkan terkadang perlu
pula ditambahkan dengan kegiatan diseminasi dari hasil R&D tersebut ke
masyarakat.
Dapat dikatakan, profesi di bidang R&D merupakan pekerjaan yang membawa
kemajuan. R&D menjadi salah satu ujung tombak dalam perkembangan produk dan
perusahaan ke arah yang lebih baik. Anda berminat menekuni profesi di bidang
R&D? Segera persiapkan diri Anda dengan keterampilan yang memadai ya!
Jawab:
Bagian Research & Development (R&D) di suatu perusahaan bertanggung jawab untuk segala
aktivitas riset dan pengembangan di perusahaan tersebut. Bagian R&D juga bertanggung jawab
untuk memastikan kualitas performansi dalam perusahaan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan perusahaan.
Bagian R&D biasanya bertanggung jawab mengelola sejumlah dana tertentu yang telah
dianggarkan perusahaan untuk riset dan pengembangan. R&D melakukan test dan tak jarang
membuat alat test sendiri dan terus mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkan perusahaan.
R&D juga adalah bagian yang dihubungi apabila pihak luar hendak melakukan kerjasama
dengan perusahaan berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa untuk aktivitas riset dan
pengembangan perusahaan.
Secara umum, demikianlah tugas dan tanggung jawab bagian R&D. Di dalam setiap perusahaan
dapat terjadi variasi tergantung dari jasa yang ditawarkan masing-masing perusahaan serta
ukuran perusahaan tersebut.
Mudah-mudahan membantu.
- See more at: http://www.konsultankarir.com/perspective/konsultasi/2009/05/15/researchdev#sthash.nBJsSzjv.dpuf
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah produk yang memiliki perputaran
omset dengan cepat, dan biaya yang relatif rendah. Produk FMCG memiliki masa
simpan yang relatif singkat karena sifatnya yang cepat rusak. Kategori produk
FMCG umumnya mencakup berbagai macam produk konsumen yang sering dibeli
termasuk peralatan mandi, sabun, kosmetik, pasta gigi, pisau cukur dan deterjen,
serta non-durable seperti gelas, lampu, baterai, produk berbahan kertas dan
barang-barang plastik. FMCG juga termasuk obat-obatan, barang elektronik, produk
makanan & minuman kemasan, meskipun ini sering dikategorikan secara terpisah.
Perusahaan-perusahaan FMCG yang dikenal luas konsumen Indonesia: Nestle,
Unilever dan Procter & Gamble. Di Indonesia, kita mengenal Kaldu Sari Nabati,
Garuda Food, Orang Tua, Mayora, dan lainnya. Contoh merek FMCG adalah CocaCola, Pepsi. Konsumen umumnya tidak berpikir lama dalam menentukan pilihan
pembelian dibandingkan dengan yang mereka lakukan untuk produk lain. Maka dari
itu, jenis produk ini sangat sering dibeli oleh konsumen.
Peluang Pasar FMCG di Indonesia
Data Kantar Worldpanel Indonesia menunjukkan bahwa dari tahun 2012 ke 2013 telah terjadi
peningkatan penjualan produk-produk FMCG sebesar 14% di seluruh Indonesia, baik di kawasan
perkotaan (urban) maupun pedesaan (rural). Dalam sudut pandang yang lebih mikro, tren
konsumen di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang sangat menggiurkan bagi pelaku
industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG).
Apa itu Fast Moving Consumer Goods?
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah produk yang memiliki perputaran omset dengan
cepat, dan biaya yang relatif rendah. Produk FMCG memiliki masa simpan yang relatif singkat
karena sifatnya yang cepat rusak. Kategori produk FMCG umumnya mencakup berbagai macam
produk konsumen yang sering dibeli termasuk peralatan mandi, sabun, kosmetik, pasta gigi,
pisau cukur dan deterjen, serta non-durable seperti gelas, lampu, baterai, produk berbahan kertas
dan barang-barang plastik. FMCG juga termasuk obat-obatan, barang elektronik, produk
makanan & minuman kemasan, meskipun ini sering dikategorikan secara terpisah.
Perusahaan-perusahaan FMCG yang dikenal luas konsumen Indonesia: Nestle, Unilever dan
Procter & Gamble. Di Indonesia, kita mengenal Kaldu Sari Nabati, Garuda Food, Orang Tua,
Mayora, dan lainnya. Contoh merek FMCG adalah Coca-Cola, Pepsi. Konsumen umumnya tidak
berpikir lama dalam menentukan pilihan pembelian dibandingkan dengan yang mereka lakukan
untuk produk lain. Maka dari itu, jenis produk ini sangat sering dibeli oleh konsumen.
Peluang Pasar FMCG di Indonesia
Konsumen Indonesia adalah konsumen tersibuk jika dibandingkan dengan konsumen di negara
lain. Selama setahun, konsumen Indonesia berbelanja lebih dari 400 kali atau sekitar 31 kali
dalam sebulan atau hampir setiap hari. Ini menunjukkan betapa menggiurkannya kondisi pasar
FMCG di Indonesia.
Berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan riset Kantar Worldpanel terhadap 7 ribu rumah
tangga untuk 70 kategori produk FMCG (produk makanan ataupun non-makanan) setiap minggu
di Indonesia, tentang tren perilaku konsumen Indonesia, ternyata ada empat tipe loyalitas
pelanggan di Indonesia, yakni 100% Loyals, Shifting Loyals (loyalitas di antara dua pilihan
merek), Split Loyals, dan Switcher (yang suka gonta-ganti merek).
Dengan menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur seberapa banyak
rumah tangga diseluruh dunia membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering (rata-rata
berapa kali konsumen membeli suatu produk). Metode yang terbilang unik karena memadukan
penetrasi dan frekuensi tersebut untuk membantu perusahaan FMCG memperoleh pemahaman
yang jelas mengenai jangkauan merek mereka secara global. Caranya, dengan melihat berapa
kali merek mereka berhasil masuk ke dalam keranjang belanja konsumen, serta memberikan
panduan penting wilayah mana yang memberikan kesempatan paling besar.
Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia-Vietnam-Philippines Kantar WorldPanel (KWP),
sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki perilaku konsumtif dan menyukai barang-barang
baru. Bahkan rela untuk menghabiskan sebagian pendapatan mereka untuk membeli produk baru
yang sedang tren.
Di tengah ramainya perusahaan-perusahaan FMCG menawarkan produk dengan ukuran kecil
(sachet), produk kemasan besar menawarkan potensi yang besar dalam meningkatkan tingkat
konsumsi konsumen Indonesia. Produk dalam kemasan sachet memang belum bisa digantikan
peranannya, khususnya dalam menarik konsumen baru agar mencoba suatu brand.