Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL REVIEW

KASUS KRISIS MAKIN PARAH,


CARREFOUR CABUT DARI YUNANI

OLEH :
ASTUTI MARINA
MARIA ESTY
MARIETA EKANANDA U

(F0210036)
(F0210107)
(F0210086)

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen


Universitas Sebelas Maret Surakarta
2012
Kasus:
Krisis Makin Parah, Carrefour 'Cabut' Dari Yunani
Rista Rama Dhany - detikfinance

Sabtu, 16/06/2012 13:23 WIB


Jakarta - Kondisi krisis utang yang kian parah melanda Yunani membuat perusahaan ritel
terbesar di Eropa, Carrefour, dikabarkan hengkang dari negara tersebut.
Carrefour menarik bisnisnya dari Yunani karena daya beli di negara tersebut terus menurun
dan membuat bisnis menjadi tidak menguntungkan.
Carrefour menjual kepemilikannya pada perusahaan joint venture di Yunani kepada
perusahaan lokal Marinopoulos. Kebijakan ini dilakukan sebagai akibat makin parahnya
kondisi Eropa akibat krisis utang di banyak negara. Belum lagi muncul kekhawatiran Yunani
akan keluar dari Uni Eropa.
Penjualan Carrefour di Yunani pada kuartal I-2012 ini dikabarkan turun 16% akibat
penurunan daya beli di negara tersebut. Carrefour yang merupakan perusahaan ritel kedua
terbesar di dunia setelah Wal-Mart, berhasil memperoleh penjualan 2,2 miliar euro di Yunani
tahun lalu. Namun para analis memperkirakan, Carrefour akan rugi 40 juta euro tahun ini.
"Ini tindakan yang tidak buruk, meskipun Carrefour akan kehilangan uangnya," ujar analis
Laurence Hoffman dikutip dari CNBC, Sabtu (16/6/2012),
Penjualan bisnis Carrefour di Yunani ini merupakan kebijakan pertama bos baru Carrefour
yaitu Georges Plassat. Kebijakan ini terpaksa diambil karena kondisi ekonomi Eropa makin
tak menentu.
Kebijakan ini direspons positif pasar, dengan kenaikan saham Carrefour 2,8% pada
perdagangan di bursa Paris kemarin.
Di Yunani, Carrefour hadir sejak 1999 dengan nama Carrefour Marinopoulos. Namun
akhirnya Carrefour menjual bagian bisnisnya ke Marinopolous yang juga merupakan partner
dari berbagai merek dunia seperti, Marks & Spencer, Gap Inc, dan Starbucks.

Menurut kami, penjualan saham Carrefour ke Marinopoulos sudah benar dilakukan


karena

apabila daya beli semakin menurun dan krisis di Yunani semakin buruk, maka

carrefour akan merugi. Walaupun Yunani pernah tercatat sebagai pasar kelima terbesar

Carrefour di Eropa, namun krisis ekonomi di negara tersebut yang berdampak pada
penurunan omzet Carrefour Yunani sebesar 8,1% sepanjang 2011 membuat penjualan saham
menjadi hal terbaik yang harus diambil. Supaya tidak merugi terlalu jauh, kebijakan pertama
bos baru Carrefour yaitu Georges Plassat untuk menjual bisnis Carefour di Yunani sangat
tepat, dilihat dari kondisi perekonomian Eropa yang semakin tidak menentu. Kondisi Yunani
terus memburuk meski Uni Eropa terus berusaha membantu negeri ini agar tidak bangkrut.
Yunani bahkan dikhawatirkan akan terdepak dari kesatuan mata uang tunggal euro.
Carrefour melakukan penjualan saham sebelum pemilu Yunani karena berspekulasi
mengenai masa depannya di Yunani dengan pemimpin yang baru apakah akan mampu untuk
menyelesaikan krisis ekonomi di Yunani atau malah memperburuk kondisi ekonominya.
Kondisi politik Yunani yang akan mengalami perubahan dikhawatirkan pula akan
mempengaruhi kondisi perekonomian carefour. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran dan
pertimbangan utama carrefour untuk mengambil keputusan menjual sahamnya kepada
perusahaan joint venture di Yunani kepada perusahaan lokal Marinopoulos.
Dengan menjual kepemilikannya pada Marinopolous membuat carefour merugi tidak
terlalu jauh, karena masih mendapatkan hasil dari penjualan saham tersebut dibandingkan
hanya mempertahankan perusahaan tersebut dengan keadaan daya beli konsumen dan kondisi
ekonomi Yunani yang telah menurun.

Anda mungkin juga menyukai