LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. A
Umur
: 1 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kendal
Agama
: Islam
Bangsal
: Dahlia
: Tn. M
: 31 tahun
: Karyawan
Nama Ibu
Umur
Pekerjaan
: Ny. I
: 26 tahun
: Ibu Rumah Tangga
B. DATA DASAR
1. Anamnesis (Alloanamnesis)
Alloanamnesis dengan Ayah dan ibu penderita tanggal 26 April 2012 pukul
10.00 WIB dan didukung catatan medis.
Keluhan Utama : kejang
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sampai dengan HMRS sekitar pukul 07.00 WIB, penderita panas (+) ,
kejang (-).
Penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien adalah demam, batuk,
pilek, diare, tetapi tidak sampai dirawat di rumah sakit atau balai
pengobatan.
: 9 bulan
: 3000 gram
Panjang badan
: tidak ingat
DPT
: 3 x ( 2,3,4) bulan
Polio
: 4 x (1,2,3,4) bulan
Hepatitis B
Campak
: 1x umur 9 bulan
Susu formula
: 9 kg
Tinggi badan : 70 cm
Usia
: 1 tahun
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan lahir tidak ingat, berat
badan sekarang 9 kg, panjang badan sekarang 70 cm
Kesan : Normal Growth
Perkembangan :
o
: perempuan
Usia
: 1 tahun
Berat badan
: 9 kg
Panjang badan
: 70 cm
Tanda vital
: HR
: RR
:t
= 38o C (aksila)
KU/Kesadaran
: Sedang / komposmentis
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
: Bibir kering (-), sianosis (-), karies dentis (-), lidah kotor
(-), gusi berdarah (-), T1-1 Hiperemis (+/+), faring
hiperemis (+/+)
Leher
limfe, kaku
kuduk (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Redup
Batas atas
Pinggang
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: peristaltik normal
Genital
Sianosis
Akral dingin
Oedem
Capillary refill
Inferior
-/-/-/< 2
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Fisiologis
Tendon achilles
Patella
Biceps
Triceps
: +/+,
: +/+,
: +/+,
: +/+,
normal
normal
normal
normal
Refleks Patologis
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Tonus
: Normotonus
Clonus
:-
Rangsang Meningeal
Kaku kuduk
: -
Brudzinski I
: -
Brudzinski II
: -
Brudzinski III
:-
Brudzinski IV
:-
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin ( 10 Mei 2012 )
6
Leukosit
Eritrosit
Hb
Hematokrit
Trombosit
Kesan
:
:
:
:
:
:
10.300 / uI
5,42 x 106 / uI
12,1 g / dl
34,0 %
174.000 / uI
dbN
( 4.000 11.000 / uI )
( 3,5 x 106 5,6 x 106/ul )
(11 18 g/dl )
( 32 54 % )
( 120.000 500.000 / uI )
C. DIAGNOSA BANDING
I. Observasi kejang dengan penurunan kesadaran disertai demam
DD/ Cerebral
DD/ Akut Sesaat
DD/ Infeksi
DD/ Ekstrakranial
KDS
DD/ Intrakranial
Meningitis
Meningoencephalitis
Tonsilofaringitis Akut
E. PENATALAKSANAAN
a. Suportif
-
Kompres hangat
b. Medikamentosa
7
Infus 2A N 480/20/5tpm
c. Diit
-
3 x makanan lunak
3 x 200 cc susu
: ad bonam
Qua ad sanam
: ad bonam
Qua ad fungsionam
: ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEJANG DEMAM
1. Definisi
6 tahun
Lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari 20 menit
Kejang tidak bersifat fokal
Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologis atau
abnormalitas perkembangan
8. Kejang tidak berulang dalam waktu singkat
Bila tidak memenuhi kriteria di atas, maka digolongkan ke dalam kejang
demam komplek.
3. Insiden
Dari penelitian oleh berbagai pakar didapatkan bahwa sekitar 2,2 5 %
anak pernah mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5
tahun.
Insiden kejang demam sering dijumpai pada anak laki-laki daripada
perempuan dengan perbandingan berkisar antara 1,4 : 1 dan 1,2 : 1.
Berdasarkan penelitian Lumbantobing pada 297 anak dengan kejang demam,
sebanyak 165 adalah anak laki-laki dan 132 anak perempuan dengan
perbandingan 1,25 : 1.
4. Etiologi demam pada kejang demam
Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kejang
demam adalah :
1. Demam itu sendiri
2. Efek produk toksik dari mikroorganisme (kuman atau virus) terhadap
otak
3. Respon alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi
4. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit
5. Ensefalitis viral yang ringan yang tidak diketahui
6. Gabungan semua faktor tersebut di atas
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan, tapi dapat dikerjakan
untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab, seperti darah
perifer, elektrolit dan gula darah.
2. Pungsi Lumbal
10
4. Pencitraan
Foto X-ray kepala dan neuropencitraan seperti CT atau MRI jarang sekali
dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi, seperti a. kelainan neurologik
fokal yang menetap (hemiparesis) b. parese nervus VI c. papiledema
6. Penatalaksanaan
a. Terapi pada fase akut
- Penderita dimiringkan agar jangan terjadi aspirasi ludah atau lendir
-
dari mulut
Jalan nafas dijaga agar tetap terbuka, bila perlu beri oksigen
Monitor tanda vital, keadaan umum dan kesadaran
Bila penderita belum sadar dan berlangsung lama, perhatikan
11
12
13
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.,
http://www.idai.or.id/tips/artikel.asp?q=2009421101559,
Kejang
Demam, IDAI
2. Lumbantobing SM. Kejang Demam (Febrile Convulsions). Jakarta : Balai
Penerbit FK UI. 2002 : 1-45
3. Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Anak, 2004, IDAI
4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 1985:847-54, 930-32
5. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Konsensus
Penanganan Kejang Demam, Jakarta, 2005
15