Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada pasien psikiatri yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan.
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan, khususnya Ruang Elang 2, adalah salah
satu ruangan intermediet yaitu untuk persiapan pasien pulang, yang pada
umumnya mengalami gangguan kejiwaan seperti, isolasi sosial, defisit
perawatan diri, waham dan halusinasi.
Setelah dilakukan observasi diruangan elang 2 maka rata-rata pasien
mengalami gangguan kejiwaan halusinasi. Dalam kesehariannya, sebagian
besar waktu pasien dihabiskan dengan kegiatan harian yang telah dijadwalkan
oleh perawat ruangan tersebut dan ada sebagian kecil yang masih belum bisa
mengikuti kegiatan tersebut.
Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri
terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya
sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Selain
itu, halusinasi dapat mengakibatkan resiko perilaku kekerasan ataupun resiko
bunuh diri apabila stimulus yang didapatkan pasien mengarahkan dirinya
untuk melakukan tindakan yang dapat menciderai orang lain ataupun dirinya
sendiri.
Terapi Aktivitas
Kelompok
(TAK)
adalah
upaya
memfasilitasi
dan mengontrol halusinasi yang dialaminya atas dasar tersebut, maka kami
menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi dapat tertolong dan dalam hal
sosialisasinya dengan lingkungan disekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
Maka dengan data yang ada, kami mahasiswa Program Studi Profesi
Ners UPN Veteran Jakarta akan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK)
yaitu Stimulasi Sensori Persepsi : mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan.
B. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Persepsi : mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
D. Landasan Teori
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi
merupakan
gangguan
persepsi
dimana
klien
psikotik)
Tanda dan Gejala : Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai
menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,
respon verbal yang lambat jika sedang asyik, diam dan asyik
b. Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan.
- Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan
atau klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk
mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien
mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan
-
melebur
dalam
halusinasinya
- Karakteristik : pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari
beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik
-
berat)
Tanda dan Gejala : perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude
atau nomiede aktifitas perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri atau
katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah kompleks,
tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
3. Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara
bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar
sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat
dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan,
menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek,
memaki.
b. Halusinasi Penglihatan
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakitorganik) biasanya
sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan
rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.
c. Halusinasi Penciuman
Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan
dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita.
Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita
sebagai suatu kombinasi moral.
d. Halusinasi Pengecapan
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi
penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.
e. Halusinasi Perabaan
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak
dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.
f. Halusinasi Gerak
c.
Alat mewarnai
1) Krayon
Krayon merupakan media pewarna yang terbuat dari lilin berwarna,
air, serta kapur.
2) Pensil warna
Seperti pensil pada umumnya, pensil warna terbuat dari campuran
tanah grafit yang terbungkus kayu. Adapula pensil warna yang
terbungkus dalam bahan plastik. Grafit yang digunakan tidak hanya
berwarna hitam, namun terdapat berbagai pigmen warna sebagai
campurannya.
3) Spidol
Hasil mewarnai dengan spidol lebih cerah dibandingkan krayon
atau pensil warna namun jika pewarnaan terlalu tebal tintanya bisa
E. Klien
1. Kriteria
- Pasien Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
- Klien yang tenang dan koperatif.
- Klien dengan riwayat gangguan persepsi sensori halusinasi.
- Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
2. Proses seleksi
Klien diseleksi berdasarkan pengkajian dari perawat. Penyeleksian
masalah berdasarkan masalah keperawatan. Selanjutnya dilakukan kontrak
dengan klien.
F. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari / tanggal
b. Jam
c. Acara
d.
e.
Fase Orientasi
Fase Kerja
: 30 menit
Fase Terminasi
: 5 menit
Tempat
Jumlah pasien
: 5 menit
: Ruang Elang 2
: 5 orang
2. Tim terapis
a. Leader : Siti hayuni
- Membuka jalannya kegiatan
- Memperkenalkan diri dan anggota kelompok.
- Memimpin dalam menginstruksikan terapi aktivitas kelompok
- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
-
dimulai
Memberi reinforcement positif
tersedia).
Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
Keterangan :
MEJA
L
CL
F
: Leader
L
CL
: Co leader
: Observer
: Fasilitator
: Klien
G. Antisipasi Masalah
1. Jika ada klien lain yang ingin masuk mengikuti kegiatan, akan diseleksi
terlebih dahulu. Jika klien memenuhi kriteria, maka klien diizinkan masuk
dan mengikuti TAK yang sedang berlangsung.
2. Jika ada klien yang ingin pergi, ditanyakan terlebih dahulu. Jika klien
ingin kekamar mandi, klien ditemani oleh salah satu fasilitator dan izin
terlebih dahulu kepada leader.
3. Jika ada klien ingin keluar dari kegiatan tanpa alasan, maka fasilitator
memberikan motivasi terlebih dahulu. Jika klien memaksa keluar, maka
klien dianggap gagal mengikuti TAK.
H. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1). Salam dari terapis kepada klien
Selamat siang bapak-bapak .
2). Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
Perkenalkan nama saya Siti hayuni suka dipanggil Yuni.
3). Menanyakan nama dan panggilan semua teman kelompok (Beri
papan nama)
Perkenalkan nama saya Diah widiarti biasa dipanggil Diah,
perkenalkan nama saya Marsiska devi fitriyani biasa dipanggil
siska dan saya M. Ari tri wibowo suka dipanggil Bowo.
Kami mahasiswa dari UPN Veteran Jakarta. Sekarang giliran
Bapak-Bapak disini yang memperkenalkan diri (menanyakan
semua nama dan panggilan semua klien).
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
Bagaimana perasaan Bapak-Bapak hari ini? Ada yang mempunyai
keluhan tidak?
c. Kontrak :
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. 2015.
1) Tujuan
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan.
Bapak-Bapak, hari ini kita akan melakukan kegiatan mengontrol
halusinasi
meningkatan
dengan
cara
kemampuan
melakukan
Bapak-Bapak
kegiatan,
untuk
tujuannya
mengontrol
halusinasi.
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK :
Bapak-Bapak, sebelum saya mulai, saya akan membacakan
peraturannya dulu ya.
Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
Jika akan keluar kelompok, klien semua harus meminta izin
terapis.
Lama kegiatan 40 menit.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan cara ketiga, yaitu mencegah terjadinya halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
Baiklah, bapak-bapak kegiatan yang bisa bapak lakukan disini untuk
mengontrol suara-suara yang bapak dengarkan adalah bapak bisa
menyapu, membereskan tempat tidur, membersihkan kamar mandi,
dan membereskan meja setelah makan. pada hari ini suster akan
mengajarkan bapak-bapak untuk melakukan kegiatan mewarnai
gambar, diatas meja depan bapak sudah disediakan pensil warna dan
kertas yang sudah ada gambarnya tetapi belum diwarnai, bapak-bapak
bisa memilih pensil warna yang bapak sukai dan bapak anggap cocok
untuk mewarnai gambar ini. misalnya bapak bisa mengambil warna
biru untuk mewarnai ini, atau warna coklat, kuning, merah.
Sekarang silahkan bapak-bapak warnai gambar ini ya.... dengan
waktu 10 menit
Kita mulai sekarang ya pak...
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang bisa
dilakukan sehari-hari :
Oke pak., sudah selesai waktu menggambarnya
Baik Bapak-Bapak, sekarang saya mau bertanya kembali kegiatan
apa saja yang bisa bapak lakukan disini setiap harinya..?? Contohnya
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. 2015.
10
11
selesai
dilaksanakan
kemudian
dilanjutkan
dengan
mengevaluasi kegiatan.
b. Evaluasi proses
TAK yang dilakukan di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan berhasil dilakukan dimana jumlah mahasisiwa yang
melakukan TAK berjumlah 3 orang dan pasien yang hadir 5-7 orang.
Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan
dilakukan dalam TAK hari ini, dimulai dari leader, co leader,
fasilitator, dan observer serta pendokumentasiannya. Peserta aktif
dalam mengikuti kegiatan, 80% pasien dapat mengikuti kegiatan
sampai selesai, leader dan co leader dapat mengarahkan peserta untuk
aktif melaksanakan kegiatan, fasilitator dapat memotivasi peserta
untuk aktif menyelesaikan kegiatan, observer dapat melaporkan
jalannya kegiatan.
c. Evaluasi hasil
Target yang ingin kami capai dalam kegiatan aktivitas kelompok
(TAK) yang dilakukan pada hari selasa, 7 juli 2015 pukul 10.00
10.40 WIB di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan. Target
yang ingin kami capai dalam pengembangan kemampuan klien untuk
melakukan TAK ini sekitar 80%. Dengan kriteria hasil :
1) Kemampuan verbal :
a) Klien mampu menyebutkan nama dan panggilannya : 80%
b) Klien mampu menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan :
80%
c) Klien mampu menyusun jadwal kegiatan harian : 80%
d) Klien mampu menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi :
80%
2) Kemampuan non verbal
a) Klien dapat memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan :
80%
b) Kontak mata : 80 %
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. 2015.
12
c)
Klien
menggunakan
bahasa
tubuh
yang
sesuai
saat
memperagakan : 80%
d) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir : 80 %
Evaluasi dan dokumentasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Formulir evaluasi sebagai
berikut.
1
2
3
4
Petunjuk :
1.
2.
13
No
1
2
3
4
Kontak mata
memperagakan kegiatan yang biasa
dilakukan
Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Petunjuk :
1.
2.
14
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Marifatul. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi A., Arkemat. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta: EGC
15
OLEH :
SITI HAYUNI
1410721005
16
17