teknologi
komunikasi,
lebih
merujuk
kepada
proses
Sedangkan
istilah
teknologi
komunikasi
lebih
menitikberatkan
pada
segi
informasi pembelajaran. Media televisi dan radio memegang peranan penting dalam hal
pemanfaatan teknologi untuk penyebarluasan materi pembelajaran selama abad ke-20. Radio
telah dimanfaatkan untuk mengantarkan informasi pembelajaran ke tempat-tempat terpencil
seperti pelosok desa atau kota yang jauh dari pusat pemerintahan, sedangkan televisi
digunakan untuk menyampaikan informasi pembelajaran ke seluruh penjuru dunia.
Menjelang akhir abad ke-20 di mana teknologi komputer dan jaringan komputer
mulai berkembang, peranan televisi dan radio sebagai aplikasi teknologi penyampaian materi
pembelajaran mulai tergeser dengan hadirnya teknologi internet dan aplikasi-aplikasi
pembelajaran elektronik. Akan tetapi sesuai dengan hakikat perkembangan teknologi di mana
kehadiran teknologi baru tidak bertujuan untuk menggantikan fungsi teknologi yang telah ada
sebelumnya, pemanfaatan teknologi komputer dan internet pun bertujuan untuk menambah
media-media yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Tren yang
berkembang saat ini, seluruh teknologi informasi dan komunikasi yang ada digunakan secara
beriringan sesuai dengan fungsi dan keunggulannya untuk menyampaikan materi-materi
pembelajaran yang sesuai.
Tren penggunaan komputer dan jaringan internet dalam kegiatan pembelajaran baru
dimulai di tahun 1970an dan terus berkembang hingga saat ini. Leeinonen (2005) merangkum
sejarah penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran itu dalam bagan
sebagai berikut,
Bagan 1
Sejarah Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
tanpa multimedia. Pada saat itu muncul pemikiran bahwa sebuah informasi bisa
berkembang dengan sangat cepat setiap saatnya, sehingga materi-materi pembelajaran
haruslah terus diperbaharui. Dengan pemikiran seperti itu, para pakar pembelajaran
mulai mengembangkan model pembelajaran berbasis internet agar para peserta didik
bisa terus mempelajari materi pembelajaran yang selalu diperbaharui. Pada
pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis internet ini lebih banyak digunakan
oleh pihak korporat untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya yang tersebar
di seluruh penjuru negeri, dengan pertimbangan bahwa pelatihan berbasis internet bisa
lebih menghemat anggaran perjalanan dan waktu kerja para pegawainya.
4. Tahun 1990an hingga awal 2000an (e-learning)
Penggunaan teknologi komputer di masa ini merupakan perkembangan dari
era sebelumnya di mana pembelajaran berbasis internet lahir. Di masa ini, model
pembelajaran berbasis internet terus disempurnakan hingga lahir apa yang saat ini kita
kenal sebagai Learning Management System (LMS). Di masa ini e-learning bahkan
sudah menjadi sebuah industri di mana banyak pihak yang mengembangkan produk
aplikasi e-learning dengan keunggulannya masing-masing dan diklaim dapat lebih
meningkatkan hasil pembelajaran pada aspek-aspek tertentu. Satu hal yang patut
diperhatikan dari perkembangan e-learning pada masa ini adalah para pakar
pembelajaran mulai menyadari bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan TIK tetap
memerlukan keberadaan aspek sosial. Dampak dari pemikiran ini adalah munculnya
model-model e-learning yang lebih dinamis di mana peserta didik tidak hanya bisa
mempelajari materi pelajaran mereka, tapi juga bisa bersosialisasi dan berinteraksi
dengan peserta didik lainnya maupun dengan para pengajar mereka.
5. Tahun 2000an hingga sekarang (aplikasi TIK berbasis sosial dan materi
pembelajaran yang bersifat gratis dan terbuka)
Era ini merupakan perkembangan mutakhir dari pemanfaatan TIK dalam
bidang pembelajaran. Di era ini komputer dan internet sudah berkembang sedemikian
rupa hingga bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan berbagai macam format
multimedia. Satu aspek yang paling menonjol di masa ini adalah kesadaran akan
esensi utama dari berbagi ilmu pengetahuan untuk pembelajaran. Para pakar mulai
sadar bahwa esensi utama dari pemanfaatan TIK untuk pembelajaran bukanlah
beragamnya content yang tersedia, canggihnya materi multimedia yang disajikan, atau
cepatnya suatu pengetahuan yang tersampaikan. Esensi dari pemanfaatan TIK untuk
keperluan pembelajaran sesungguhnya sama dengan esensi kegiatan berbagi
pengetahuan yang sudah ada semenjak awal manusia bisa belajar dan berkomunikasi.
Di sini muncul kesadaran bahwa pengetahuan haruslah gratis dan bisa diakses oleh
siapa saja. Maka dari itu muncullah berbagai website atau aplikasi yang menawarkan
materi-materi ilmu pengetahuan secara gratis dan terbuka, seperti Wikipedia
(http://en.wikipedia.org) yang merupakan ensiklopedia gratis di mana semua
pengguna internet bisa mengakses dan memberikan kontribusi kepadanya, Google
Earth (http://earth.google.com) yang merupakan aplikasi peta digital yang memuat
peta seluruh planet bumi, beberapa planet lain dan beberapa bagian dari galaksi secara
komprehensif, yang bisa digunakan peserta didik untuk lebih mengenal alam semesta
mereka. Selain kedua aplikasi di atas, masih banyak aplikasi-aplikasi TIK lain yang
berlandaskan dari pemikiran bahwa ilmu pengetahuan haruslah gratis dan bisa diakses
siapa saja.
Dari perkembangan terakhir dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran tersebut,
muncul sebuah harapan bahwa di masa depan TIK akan mampu lebih mengakomodir
keperluan seluruh masyarakat dunia untuk belajar. Sesuai dengan yang telah dicanangkan
oleh UNESCO (2012) bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di dalam
kegiatan pembelajaran harus mampu membuka akses universal kepada pendidikan (universal
access to education), memberikan pendidikan yang adil (equity in education), mengantarkan
kegiatan pembelajaran dan pengajaran yang berkualitas (the delivery of quality learning and
teaching), mengembangkan profesionalisme tenaga pengajar (teachers professional
development), serta menciptakan administrasi, pengaturan kebijakan dan manajemen
pendidikan yang lebih efisien (more efficient education management, governance and
administration).
Lebih lanjut, visi pemanfaatan TIK seperti yang dicanangkan oleh UNESCO di atas
bisa tercapai karena TIK sendiri memiliki beberapa karakteristik seperti yang dituliskan oleh
Abdulhak (2010: 2) sebagai berikut:
1. Memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan
yang dimiliki, termasuk bagi siswa yang lambat belajar, siswa dengan
kebutuhan khusus, dan mereka yang tinggal di daerah terpencil;
2. Membuat belajar lebih efektif, karena melibatkan lebih banyak dalam
memanfaatkan multimedia dan hubungan dalam konteks media tingkat tinggi;
dan
3. Menyediakan informasi yang bersifat internasional secara lebih luas, terutama
untuk mendekati pemecahan masalah serta lebih sensitif dalam menanggapi
kebutuhan lokal.
6) mengemukakan bahwa setidaknya ada lima kondisi efektif pembelajaran yang bisa dicapai
melalui pemanfaatan TIK sebagai berikut:
1. Pembelajaran Aktif; Dengan pemanfaatan TIK, suasana pembelajaran tidak akan lagi
menjadi abstrak, melainkan lebih nyata dan relevan dengan kebutuhan belajar peserta
didik. Keterlibatan peserta didik akan meningkat, dan peserta didik akan dengan lebih
mudah memilih materi pelajaran yang dibutuhkannya.
2. Pembelajaran Kolaboratif; TIK memungkinkan peserta didik untuk belajar secara
kolaboratif, baik dengan sesama peserta didik, dengan pengajar, maupun narasumber
yang berhubungan dengan topik yang sedang mereka pelajari. TIK telah memudahkan
peserta didik untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan beragam
format kapanpun dan di manapun mereka sedang berada.
3. Pembelajaran Kreatif; TIK telah memungkinkan peserta didik untuk menghasilkan
produk yang unik dan menarik, karena TIK memiliki kemampuan untuk
menggabungkan berbagai format sajian ke dalam satu kesatuan, seperti materi
multimedia, flm, website dll.
4. Pembelajaran Integratif; Penggunaan TIK telah memungkinkan peserta didik untuk
lebih mudah menggabungkan berbagai informasi dari ragam disiplin ilmu ke dalam
satu kesatuan informasi. Dengan informasi yang lebih mudah didapat, peserta didik
akan memiliki pemahaman yang lebih komprehensif mengenai topik yang sedang
mereka bahas.
5. Pembelajaran Evaluatif; TIK memungkinkan peserta didik untuk mengevaluasi
sendiri kegiatan pembelajaran mereka. Dengan menggunakan aplikasi tertentu, peserta
didik mampu mengukur sejauh mana pemahaman mereka terhadap sebuah materi
pembelajaran dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan mereka agar bisa lebih
menyempurnakan pemahamannya.
Selain berguna untuk membuat suatu kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat
kepada siswa (student centered), lebih lanjut Haddad & Jurich (2002: 29) mengemukakan
hasil risetnya mengenai pemanfaatan TIK dalam pendidikan di beberapa negara berkembang.
Dalam hasil risetnya tersebut mereka mengatakan bahwa bila dimanfaatkan dengan baik dan
tepat guna, maka TIK memiliki potensi untuk memperluas akses pendidikan (expanding
access), meningkatkan efisiensi (promoting efficiency), memperbaiki kualitas belajar dan
meningkatkan kualitas pengajaran (improving the quality of learning and enhancing the
quality of teaching), serta memperbaiki sistem pengelolaan dan administrasi pendidikan
(improving management system).
dalam
bidang
pendidikan berarti
sebuah pendidikan
bisa
tersampaikan dengan kualitas terbaik dan menuju hasil yang optimal tanpa biaya yang
mahal. Pemanfaatan TIK memungkinkan hal itu terjadi. Melalui pemanfaatan TIK,
peserta didik dapat melakukan kegiatan akademik sesuai dengan tuntutan kurikulum
walaupun mereka tidak menghabiskan waktunya di kelas. Selain itu bagi siswa yang
memiliki disiplin diri dan motivasi belajar yang tinggi, pemanfaatan TIK dapat
mempercepat proses untuk mencapai tingkat penguasaan, dan memperluas pilihan
belajar sesuai dengan kemampuan dan kondisi diri peserta didik melalui kegiatan
belajar mandiri (self learning) (Abdulhak 2010: 4).
3. Memperbaiki proses belajar mengajar
TIK dengan segala potensi dan kemampuannya dalam menyajikan materi yang
variatif dalam berbagai format mampu mengantarkan proses belajar mengajar yang
lebih baik guna memberikan hasil belajar yang lebih optimal pada diri peserta didik.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bila dibandingkan dengan mengikuti
pembelajaran konvensional tatap muka dan ceramah yang monoton di dalam kelas,
peserta didik akan lebih memiliki ketertarikan untuk belajar melalui penggunaan
media yang bisa mengantarkan beragam format seperti gambar, suara, video, animasi,
atau program interaktif. Selain itu Haddad & Jurich dalam Abdulhak (2010: 5) juga
mengemukakan bahwa,
... TIK memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
melalui peningkatan motivasi, memfasilitasi penguasaan keterampilan dasar,
membantu meningkatkan inkuiri dan eksplorasi, serta menyiapkan individu
untuk dunia yang dikendalikan oleh teknologi.
Dalam pemanfaatannya, TIK diharapkan bisa menghasilkan suatu kegiatan
pembelajaran efektif yang dapat mendorong keingintahuan intelektual siswa dan yang
yang mampu menyediakan data pendidikan yang akurat, mudah dipergunakan, serta
dapat diperoleh dengan tepat waktu. Hal ini sesuai dengan salah satu visi UNESCO
mengenai pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang menyebutkan bahwa TIK dapat
menciptakan suatu administrasi, pengaturan kebijakan, dan manajemen pendidikan
yang lebih efisien (more efficient education management, governance and
administration).
6. TIK sebagai sistem pendukung keputusan.
Ketersediaan data-data pendidikan yang akurat dapat digunakan oleh para
pembuat keputusan dan pemegang kewenangan untuk membuat keputusan yang tepat
bagi sistem pendidikan yang berlangsung. Sistem kerja TIK yang membuat suatu data
bisa selalu diperbaharui dan tersedia setiap saat akan memberikan jaminan terhadap
ketersediaan data-data yang valid dan reliabel guna terciptanya keputusan dan
kebijakan yang menguntungkan suatu pihak.
Satu hal yang jelas dari kegiatan pemanfaatan TIK dalam pendidikan, bahwa TIK kini
memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan suatu sistem pendidikan guna
menjamin terciptanya pendidikan yang berkualitas, perkembangan ilmu pengetahuan dan
kemajuan umat manusia. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi harus selalu
dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat selalu memenuhi kebutuhankebutuhan yang senantiasa berkembang di dunia pendidikan dan pembelajaran.