Anda di halaman 1dari 29

Administrasi Kesehatan dan Evaluasi Program

Puskesmas

Adatya stevani paulins P

102010253

Maulana Malik Ibrahim

102011158

Muhammad Hasa Narej

102011450

Roswita Arliani

102012049

Teo Wijaya

102012121

Tiffany Cindy Claudia

102012197

Egidius Ian Andrian

102012346

Tiffany

102012368

Ninanda Widakdo

102012469

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Pendahuluan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam undangundang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud
kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan
terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai salah satu
organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan promotif
(peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem yang mengatur mulai dari
perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan dokter puskesmas yang selain dapat menjadi
dokter yang merawat pasien, dokter juga dapat menjadi seorang manager ataupun pendamping ahli dari
kepala desa/camat.1

Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan


Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya


Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:

Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat
Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan
Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan,
dan pelayanan kesehatan masyarakat

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu


dan berkesinambungan.1

Azaz Penyelenggaraan Puskesmas


Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
tersebut dikembangkan dan ketiga fungsi puskesmas . Dasar pemikiran adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan pengembangan, azas penyelenggaraan puskesmas yang di
maksud adalah :
1. Azas pertanggung jawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya,
berbagai kegitan yang harus dilaksanakan puskesmas antara lain:
a) Mengerakkan pembangunan di berbagai sektor di kecamatan sehingga berwawasan
kesehatan.
b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
c) Memelihara setiap upaya kesehatanstrata pertama yang di selenggarakan oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d) Menyelenggarakan upya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di
wilayah kerja.1
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memperdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam setiap upaya puskesmas. Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a) Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita(BKB)
b) Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
c) Upaya kesehatan sekolah : Dokter Kecil, Dokter Remaja.

d) Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok


e)
f)
g)
h)
i)

Pemakai Air (polmair Desa Percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL)Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN).


Upaya Usia Lanjut : Posyandu Lansia
Upaya Kesehatan Kerja : Pos UKK.
Upaya Kesehatan Jiwa : Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra.
Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan: Dana Sehat,Tabungan Ibu Bersalin(Tabulin)

3. Azas Keterpaduan
Dibedakan manjadi
Keterpaduan Lintas Program
Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang bertujuan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Keterpaduan Lintas Sektor
Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan.
4. Azas Rujukan
1. Perorangan
Rujukan Kasus
Rujukan Bahan Pemeriksaan
Rujukan Ilmu Pengetahuan
2. Masyarakat
KejadianLuar Biasa (KBL)
Pencemaran Lingkungan
Bencana
1. Upaya kesehatan puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:4
a) Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan

derajat

kesehatan

masyarakat.Upaya

kesehatan

wajib

ini

harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.Upaya kesehatan


wajib tersebut adalah: 4
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien
dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang
diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu
program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan

Survailans

Gizi,

dan

Perberdayaan

Usaha

Perbaikan

Gizi

Keluarga/Masyarakat.5
b) Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari

daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:5


Upaya Kesehatan Sekolah.
Upaya Kesehatan Olah Raga.
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat .
Upaya Kesehatan Kerja.

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.


Upaya Kesehatan Jiwa.
Upaya Kesehatan Mata.
Upaya Kesehatan Usia Lanjut .
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan


pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara
optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.5
Peran Dokter Puskemas
1. Care Provider Mampu menyediakan perawatan.
Dalam hal ini dokter dituntut untuk menangani pasien secara holistik sebagai
individu, sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat, serta yang menyediakan
perawatan berkelanjutan yang berkualitas dalam lingkup hubungan dokter-pasien yang
berdasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan.
Dokter sebagai seorang yang mampu mengobati pasiennya yang merupakan
bagian integral dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya dengan kualitas pelayanan
kesehatan yang memadai serta melakukan berbagai pencegahan khusus dalam jangka
waktu yang cukup lama. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain menghargai
kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya serta
penggunaan bahasa yang santun, mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sesuai
dengan umur, tingkat pendidikan. Selain itu, seorang dokter harus mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologis pasien. Kewajiban yang harus
ditangani yaitu pelayanan yang maksimal sesuai kondisi pasien, menjawab segala
pertanyaan pasien maupun keluarga, jujur atau memberi informasi apa adanya.1
2. Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusan.
Dalam hal ini dokter dituntut untuk mampu memilih teknologi tepat guna untuk
digunakan dalam mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan berbiaya terjangkau,
dengan kata lain dokter adalah pengambil keputusan, menentukan teknologi mana yang
akan dipakainya dalam pengobatan pasien dengan memperhatikan cost-effectiveness.

Dalam melakukan prosedur klinis, seorang dokter dalam hubungannya sebagai decision
maker melakukan

perlakuan

sesuai

masalah,

kebutuhan

pasien,

dan

sesuai

kewenangannya.1
3. Communicator Mampu menjadi komunikator yang baik.
Dalam hal ini dokter dituntut seorang yang mampu meningkatkan gaya hidup
yang sehat dengan penyuluhan yang efektif dan nasehat yang tepat dalam konteks budaya
dan ekonomi, dengan demikian kesehatan pada perorangan dan masyarakat akan
meningkat dan terjaga sehingga membantu individu maupun kelompok masyarakat dalam
mengubah gaya hidupnya ke arah perilaku sehat. Sebagai communicator, dokter
diharapkan mampu menguasai area komunikasi efektif yaitu menggali dan bertukar
informasi secara verbal atau non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota
keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain. Proses yang harus diperhatikan baik dalam
berkomunikasi dengan pasien maupun keluarganya yaitu rasa kesinambungan,
pengumpulan informasi, mendiagnosa, dan memberi penjelasan.1
4. Community Leader Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat.
Dalam hal ini dokter sebagai seorang yang mendapatkan kehormatan dan
kepercayaan masyarakat setempat, mampu mengetahui kebutuhan kesehatan perorangan
maupun kelompok sehingga dapat berperan dalam memotivasi masyarakat untuk turut
berpartisipasi meningkatkan kesehatan umum serta khususnya pada masyarakat. 1
5. Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan
fungsi-fungsi diatas.
Dalam hal ini dokter sebagai seorang yang dapat bekerja secara efektif dan
harmonis dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi sistem pelayanan
kesehatan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasien dan masyarakat. Dokter
menjadi orang yang memperdalam dan mengembangkan ilmunya untuk mengetahui
berbagai penyakit yang berada di lingkungannya dalam upaya meningkatkan pelayanan
kualitas hidup manusia, dan bukan menjadi seorang yang bisa menyembuhkan penyakit
saja

tetapi

mereka

juga

dididik

untuk

berpikir

masyarakat/lingkungannya dari berbagai penyakit.1

bagaimana

memerdekakan

Manajemen dan Administrasi Puskesmas6


Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana pusat
kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses
penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

administrasi,

baik

dalam

pengertian

luas

penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi

maupun

sempit

di

dalam

manajemen, yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.


Masukan
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen
Menurut (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) input ada 3 macam:
1. Sumber (resources)
2. Tatacara (prosedures)
3. Kesanggupan (capacity)
Sumber
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1) Sumber tenaga (labour resources), dibagi menjadi:
a.Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
b.Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
2) Sumber modal (capital resources), dibagi menjadi:
a.Modal bergerak (working capital): uang, giro
b.Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan
3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang tidak
termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
Tatacara
Tatacara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang
diterapkan.
Kesanggupan
Kesanggupan (capacity) adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M: Man, Money, Material,
Method.

Untuk organisasi yang mencari keuntungan, macam input ada 6M: Man, Money, Material, Method,
Machinery, Market.

Man

Keberhasilan puskesmas sangat dipengaruhi oleh penataan dan pengelolaan tenaga untuk melaksanakan
kegiatan pokok puskesmas. Keberhasilan puskesmas dalam menjalankan program ditentukan oleh sumber
daya manusia yang seimbang antara tenaga pengobatan disatu pihak dengan tenaga promotif dan
preventif dipihak lain.
Ditetapkan untuk satu Puskesmas sekurang-kurangnya harus ada:
a.
b.
c.
d.
e.

1 orang bidan atau perawat bidan


1 orang perawat atau pembantu perawat
2 orang petugas P3M
1 orang petugas sanitasi
1 orang juru tulis

Jika jumlah tenaga cukup, maka susunan tenaga tersebut ialah:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

1 orang dokter
1 orang bidan
1 orang perawat
2 orang pembantu perawat
1 orang petugas sanitasi
2 orang petugas P3M
1 orang laboran
1 orang perawat kesehatan masyarakat untuk 3 Puskesmas
1 orang dokter gigi untuk 5 Puskesmas
1 orang perawat gigi
1 orang juru tulis

Berikut ini peran utama sesuai fungsi profesi dari masing-masing petugas puskesmas.
A. PETUGAS MEDIS :
1. Dokter Umum : melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu, posyandu
2. Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel, pustu
3. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada kunjungan dokter spesialis
sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan penyakit dalam
B. PETUGAS PARA MEDIS :
1. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan

2. Perawat Umum : pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan keperawatan umum
3. Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan gigi
4. Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat
5. Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan institusi lainnya
6. Sarjana Farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan
7. Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi, penyuluhan, pencegahan dan pelacakan
masalah kesehatan masyarakat
C. PETUGAS NON MEDIS :
1. Administrasi : pelayanan administrasi pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas
2. Petugas Dapur : menyiapkan menu masakan dan makanan pasien puskesmas perawatan
3. Petugas Kebersihan : melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan lingkungan puskesmas
4. Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan rawat inap
5. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel di luar gedung puskesmas

Money

Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama didalam peningkatan
pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja barang.
1. pemerintah
Dana anggaran pembangunan
Dana anggaran rutin
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, diajukan dalam daftar usulan kegiatan
ke pemerintah kabupaten dan dibahas bersama DPRD kabupaten.
Penanggung jawab anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas.
2. pendapatan puskesmas
Masyarakat wajib dikenakan kewaqjiban membiayai upaya kesehatan perseorangan dan besarnya di
tentukan oleh Peraturan Daerah masing-masing, disebut dana retribusi.
3. sumber lain, antara lain dari:PT ASKES, JAMSOSTEK, JPS

Material

Komponen lain didalam sumber daya kesehatan yang paling penting adalah ketersedian sarana kesehatan
yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas bangunan yang menggambarkan unit sarana pelayanan
kesehatan yang bermutu baik bangunan utama, pendukung dan sanitasi kesehatan lingkungan.
Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan

laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi, kendaraan roda
empat dan kendaraan roda dua.
Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa katagori yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis kesehatan lainnya,
setiap pembangunan unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, pembangunan unit pelayanan berdasarkan katagori diatas
harus dapat berpedoman terhadap populasi penduduk yang akan dilayani sehingga fungsi unit pelayanan
kesehatan dapat berjalan sesuai target yang yang diharapkan. Selain fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
juga dibangun dan dikembangkan fasilitas pelayanan berbasis masyarakat antara lain Pondok Bersalin
Desa (Polindes) dan POSKESDES.

Method

Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan
dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Proses
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen
secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen iainnya akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan mai.ajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh
terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif.
Batasan perencanaan. Di bidang kesehatan, perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutu'nan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Manfaat Perencanaan :
Melalui perencanaan program akan dapat diketahui:
1) Tujuan dan cara mencapainya.
2) Jenis/struktur organisasi yang dibutuhkan.
3) Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya.

4) Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.


5) Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Selain itu perencanaan juga mempunyai keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan dengan tersusunnya perencanaan yang baik:
1. Perencanaan menyebabkan berbagai macam aktifitas organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu dapat dilakukan secara teratur.
2. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
3. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai.
4. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya,
terutama fungsi pengawasan.
Kerugiannya ialah:
1. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang
masa yang akan datang.
2. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak.
3. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis.
4. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif.
5. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil.
Langkah-langkah Perencanaan
Sebagai suatu proses, perencanaan mempunyai beberapa langkah penting. Ada lima langkah penting yang
perlu dilakukan pada setiap menjalankan fungsi perencanaan.
1. Analisis situasi. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta
2. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah.
Terbatasnya sumber daya dan kemampuan organisasi, serta kompleksnya permasalahan yang dihadapi,
mengharuskan para manajer untuk menetapkan prioritas masalah yang perlu dipecahkan.
3. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
Perumusan tujuan ini akan dapat dilakukan apabila rumusan masalah pada langkah 2 sudah dilakukan
dengan baik.
4. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program. Kajian
terhadap hambatan ditujukan yang bersumber di dalam organisasi dan yang bersumber dari
lingkungan masyarakat dan sektor lain.

5. Menyusun rencana kerja operasional (PJCO).


PROSES ANALISIS DATA DALAM SUATU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Data Analitis Presentasi Informasi Perencanaan pelaksanaan program pemantauan
evaluasi
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan cukup penting
seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) dapat dipadukan dan diatur uniuk dapat digunakan
seefisien mungkin untuk mencapai nijuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat melaksanakan
fungsi pengorganisasian dengan baik seorang manajer perlu memahami berbagai prinsip pengor
-ganisasian.
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, dan pendelegasian wewenang
dalam rangka mencapai tujuan.
organisasi dapat dipandang sebagai wadah kerjasama sekelompok orang (organisasi sifatnya statis) dan
sebagai suatu proses kerjasama dan bagaimana tata cara staf mencapai tujuan (organisasi sifatnya
Dinamis). Organisasi juga dapat dipandang sebagai alat pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi.
Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui:
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2. Hubungan organisatoris antar orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang
dilakukannya.
3. Pendelegasian wewenang.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
Langkah-langkah pengorganisasian :
Ada enam langkah atau aspek penting dalam fungsi pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi perencanaan.

2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan. Dari
sini akan ada pembagian tugas (depanementasi, bidang-bidang,
seksi-seksi dsb).
3. Menggolongkan kegiatan-kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang praktis (elemen
kegiatan). Pembagian tugas staf harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
4. Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas
yang diperlukan. Pengaturan ruang kerja adalah salah satu contohnya.
5. Penugasan personil yang cakap (memilih staf yang dipandang mampu melaksanakan tugas).
6. Mendelegasikan wewenang.
Tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang
dianut. Untuk organisasi seperti Puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang
lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan.
Dengan mengguna-kan prinsip kerja integrasi diharapkan semua kegiatan pokok Puskesmas dapat diselesaikan.
Contohnya seperti dalam kegiatan imunisasi. Juru imunisasi hanya satu tetapi sasaran penduduk dan
wilayahnya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini staf lainnya juga diberikan tugas memh.-.nm
melaksanakan kegiatan imunisasi sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi
secara efisien dan efektif.
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas
dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I, adapun pola organisasi
meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terajdi tumpang tindih dalam
pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi dan tata kerja :
Struktur organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan
dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha

Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan
pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi,
kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan
jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhankesehatan
masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
Wewenang dalam Organisasi
Wewenang: adalah kekuasaan atau hak untuk memerintah atau meminta orang lain berbuat sesuatu.
Wewenang seseorang dalam sebuah organisasi dibatasi melalui uraian tugasnya sesuai dengan fungsi Jan
kedudukan staf di dalam sebuah organisasi.
Wewenang dapat didelegasikan kepada staf bawahan, tetapi manajer tetap bertanggung jawab penuh
terhadap wewenang yang telah didelegasikan kepada staf bawahannya. Untuk meningkatkan preduktifitas
kerja staf, manajer sebaiknya mengatur agar wewenang yang diberikan kepada staf dan tanggung jawab
yang melekat pada tugas-tugasnya berimbang. Berdasarkan wewenang, akan dapat dibedakan tipe-tipe
organisasi (lini, staf, lini dan staf atau panitia).
1.Wewenang Lini (Linie authority)
Wewenang yang mengalir secara vertikal yaitu pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan organisasi
yang menggunakan wewenang lini disebut organisasi lini
2.Wewenang staf (staff authority)
3. Wewenang staf dan lini

Perpaduan antara wewenang lini dan staf merupakan bentuk struktur organisasi yang paling umum dianut
saat ini. Bentuk pelimpahan wewenang di jajaran organisasi kesehatan dan kerjasamanya dengan
Departemen Dalam Negeri akan dikenal empat jenis pola kerja kerjasama yaitu:
a) Sentralisasi
b) Desentralisasi
c) Dekonsentrasi
d) Perbatuan (Medebewyn)
3. Pelaksanaan
Fungsi manajemen merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi
pengorganisasian untuk mencaoai tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Oleh
karena itu fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan
menggerakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam meggerakan dan
mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, peran pimpinan, motivasi staf, kerjasama dan
komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer. Fungsi
aktuasi ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja sama diantara staf pelaksana program
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Penentuan masalah penetapan tujuan penetapan tugas dan sumber daya penunjang menggerakan
dan mengarahkan menilai keberhasilan sumber daya manusia
Tujuan fungsi aktuasi
-

Menciptakan kerjasama yang lebih efisien


Menggembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja

staf
Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Aktuasi lebih memusatkan pada pengelolaan sumber daya manusia. Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari
diri manajer. Manajer harus menunjukan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai
kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerja sama dengan
orang lain secara harmonis. Ia harus bersifat objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi
melalui pengamatan, objektif terhadap perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik secara individu
maupun kelompok manusia.

Kegagalan manajer menumbuhkan motivasi stafnya merupakan hambatan utama fungsi aktuasi. Hal ini
dapat terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seorang
manajer yang berhasil akan menggunakan pengetahuannya tentang perilaku manusia untuk menggerakan
stafnya agar mereka bekerja secara optimal dan lebih produktif.
Teori Abraham H Maslow membahas tentang jenjang kebutuhan manusia, sebagai berikut:
-

Keseimbangan faali
Rasa aman dan tentram
Diterima oleh lingkungan sosialnya
Diakui
Menunjukan kemampuan diri

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh kepada perubahan perilaku
orang lain baik secara langsung maupun tidak. Manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif, ia
harus mampu:
-

Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja dan banyak membaca


Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi
Menggerakan stafnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi sesuai
dengan kewenangan yang diberikan kepadanya dan tanggung jawab yang melekat pada setiap
tugas.

Sifat-sifat pemimpin:
-

Memberi semangat pengikutnya


Menyelesaikan pekerjaan dan menggembangkan pengikutnya
Menunjukan kepada pengikutnya bagaimana menjalankan suatu pekerjaan
Memikul tanggung jawab
Memperbaiki kegagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas

Motivasi staf
Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994) motivasi adalah
karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal in
termasuk faktor faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia
dalam arah tekad tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang tepat dapat
memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi terdiri dari 2 kelompok
orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer
bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan
motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnay
menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua,
jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain lain. Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi
yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi
negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini
tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama.
Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan,
dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik
fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan
adalah akhir dari suatu siklus motivasi.
Komunikasi
1) Proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan pendapat dan
memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama. Komunikassi juga
merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang muadah
sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.
2) Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage), penerima
pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal. Lingkungan internal maupun
eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal adalah nilai nilai, kepercayaan,
temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.
3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Tahapan komunikasi :
a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan keputusan
b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi. Manajer harus
mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg dipimpinnya.
c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratan komunikasi.
e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi:

Credibility

Content

Context

Continue & consistent

Clarity

Channel

Capability of the audience

Beberapa

aspek komunikasi

yang

perlu diperhatikan manajer

untuk lebih

mengefektifkan

kepemimpinannya
-

Kurangi kesimpang siuran arus informasi dalam organisasi


Sesuaikan dengan pengalaman penerima informasi
System umpan balik perlu dikembangkan
Penggunaan media
Komunikasi langsung juga perlu sering dilakukan antara pemimpin dan staf

Semua bentuk komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan puskesmas haruslah bersifat dua arah dan
mempunyai tujuan yang jelas untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program
kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Jenis jenis pengembangan staff :
1. Pelatihan induksi
Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program, kebijaksanaan dan
peraturan yang diberikan kepada masing masing pekerja selam atiga hari pertama kerja untuk
memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma norma.
2. Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan
tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.
3. Kelanjutan pendidikan
Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan
dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan praktek
keperawatan.
Konsep konsep pengembangan staff
1. Daya saing
Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya dengan tingkat
daya saing ayng diinginkan.

2. Minat
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan.
3. Kebutuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran tertentu.
4. Pembelajaran teknis
Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor yang terjadi
sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.
Pengarahan
Proses pengarahan:
-

Menyusun perintah

Melaksanakan pelatihan

Motivasi

Memelihara ketertiban dan kepatuhan

Manfaat pengarahan:
-

Informasi tepat dan lengkap

Terhindar berbuat kesalahan

Proses belajar mengajar

Suasana kerja menguntungkan

4. Pengawasan dan pengendalian


Fungsi pengawasan dan pengendalian memiliki kaitan yang erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya
terutama perencanaan. Melalui fungsi ini maka standart keberhasilan selalu harus dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan
diupayakan agar penyimpangan dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi.
Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat
lebih berkembang dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebuh terjamin.
Tugas seorang manajer perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:
-

Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan

organisasi
Standart kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf. Bila hal ini dapat
dilaksanakan, staf akan dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmennya

terhadap kegiatan program sehingga penerapan standart pengawasan dapat dilakukan secara lebih
objektif.
Ada 2 jenis standart pengawasan yaitu:
-

Norma: didasarkan pada masa lau dalam pelaksanaan program yang sejenis atau dalam situasi

yang sama
Criteria: standart yang diharapkan dari upaya-upaya pelayanan tertentu.

Manfaat pengawasan
-

Dapat diketahui apakah suatu kegiatan program telah dilaksanakan sesuai dengan standart atau
rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan Dapat diketahui adanya

penyimpangan pada pengertian dan pengetahuan staf dalam melaksanakan tuganya.


Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan

secara benar
Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
Dapat diketahui staf yang perlu dibeikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjut

Proses pengawasan
-

Mengukur hasil yang telah dicapai


Membandingkan dengan hasil yang telah dicaoai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan

sebelumnya
Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan factor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan.

Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dapat dikembangkan oleh pimpinan sebelum kegiatan
program dilaksanakan sehingga fungsi pengawasan lebih banyak bersifat pencegahan (deteksi sini untuk
mencegah terjadinya penyimpangan). Pengawasan juga dapat dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung formatif untuk mengurangi kesalahan staf dan lebih mengembangkan motivasi mereka.
Hal ini juga dapat dilaksanakan pada akhir program untuk mengetahi produktifitas kerja staf dan kualitas
pekerjaannya.
Objek pengawasan:
-

Objek tentang kualitas dan kuantitas barang atau jasa. Ini merupakan objek pengawasan yang

bersifat fisik.
Keuangan.
Pelaksanaan program lapangan sesuai dengan Rencana Kerja Operasional yang dibuat oleh

masing-masing staf
Hal-hal yang bersifat strategis

Pelaksanaan kerjasama dengan pihak kecamatan, peraturan daerah tentang penggunaan anggran
tersebut

Cara mendapatkan data untuk melakukan pengawasan:


-

Pengamatan langsusng

Supervise oleh pimpinan kelapangan untuk mengamati kegiatan staf dan membandingakan dengan
standart. Data tentang pelaksanaan suatu program yang diperoleh melalui cara seperti ini mempunyai
kualitas yang terbaik, tetapi memerlukan motivasi yang baik juga dari pimpinan untuk turun
kelapangan (objektif)
-

Laporan lisan

Pimpinan juga mendapatkan data langsusng tentangg pelaksanaan program dengan mendengarkan
secara lisan staf. Dengan cara ini, pimpinan hanya memperoleh informasi terbatas tentang kemajuan
program.
-

Laporan tertulis

Staf penanggung jawab program diminta membuat laporan singkat tentang hasil kegiatannya.
Informasi hanya terbatas pada hal-hal yang dianggap penting oleh staf. System pencatatan dan
pelaporan program secara rutin dibuat dapat dimanfaatkan oleh pimpinan untuk lebih
mengembangkan program.
Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar professional
dan dapat diterima oleh klien.
- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996)
- Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional, praktek
keperawatan professional.
3. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien, sumberpenggunaan/
pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak menyenangkan.

- Syarat pelayanan berkualitas


Efficacy
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)
- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
c) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.
e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu pelayanan.
Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi program. Perbedaannya pada sifat, sumber data,
siapa yang melaksanakannya dan waktu pelaksanaan. Antara evvaluasi dan pengawasan memiliki
persamaan yaitu keduanya bertujuan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program
melalui perbaikan fungsi manajemen.
Prinsip prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah
laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk
valuasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam pelaksanaan
kerja.

Alat evalausi :
1. laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan ayng sederhana
3. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian grafik (Henderson, 1984)

Formatif

Evaluasi terhadap input biasanya dilaksanakan sebelum kegiatan program dimulai untuk mengetahui
apakah pemilihan sumber daya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini juga bersifat pencegahan.

Promotif

Evaluasi proses dilaksanakan pada saat kegiatan yang sering berlangsung untuk mengetahui apakah
metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi antar staf sudah berkembang dengan
baik.

Summative

Evaluasi terhadap output dilaksakan setelah program selesai untuk mengetahui apakah out put effect atau
out program sudah sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya.
Perbandingan evaluasi dan pengawasan
Criteria
Sumber data
Pelaksana
Waktu

Evaluasi
Data primer dan sekunder
Pihak luar (agar lebih objektif)
Biasanya dilaksanakan setelah

Pengawasan
Data primer
Pihak dalam (manajer)
Setiap saat sesuai dengan fungsi

kegiatan selesai dilaksanakan.

seorang manajer

Evaluasi juga sering dilakukan


sebelum
input
Sifat

(evaluasi

atau

selama

terhadap
kegiatan

berlangsung/ evaluasi proses)


Formatif: evaluasi proses

Formatif

Sumatif:

Sebagai

evaluasi

hasil/dampak

terhadap

bagian

dari

manajer untuk perbaiki tugastugas

staf,

kualitas

produktifitas kerjanya
Lingkungan

upaya
dan

Segala sesuatu yang di luar daripada system dan tidak dikelola oleh system, tetapi mempengaruhi
system yang ada
1. Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun
terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari:

Udara

keadaan tanah

geografis

air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit

zat kimia atau polusi

radiasi, dll.

2. Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis adalah segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme yang hidup.
Lingkungan biologis meliputi:

agen penyakit

reservoir penyakit

vektor sebagai transmisi

tumbuhan dan hewan.

3. Lingkungan Sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang
berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi:

Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang
berlaku

Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat

Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat

Kebiasaan hidup masyarakat

Kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial
lainnya.

Mata pencaharian dan tingkat pendapatan

4. Lingkungan Budaya
Lingkungan Budaya adalah lingkungan yang berisikan berbagai paham/keyakinan serta komponen karya
manusia sebagai hasil aktivitas dan interaksi yang terjadi selama kurun waktu tertentu membentuk tatanan
masyarakat . Lingkungan budaya meliputi norma, nilai, ide, adat, serta simbol-simbol yang bermakna.
Termasuk didalamnya adalah tingkat pendidikan dari masyarakat setempat.
Dampak
Dampak program yang diukur dengan peningkatan status kesehatan masyarakat. Ada empat indikator
yaitu :

Tingkat dan jenis morbiditas (kejadian sakit)

Mortalitas ( tingkat kematian spesifik berdasarkan sebab penyakit tertentu) Indikator yang paling
peka untuk menentukan status kesehatan masyarakat disuatu wilayah : IMR dan MMR)

Fertilitas ( tingkat kelahiran, tingkat kesuburan)

Life expentancy semakin tinggi, semakin baik

Dampak program itu tidak diukur langsung oleh pihak Puskesmas, melainkan oleh Depkes RI, BKKBN,
atau lembaga lain melalui survei kesehatan rumah tangga (SKRT), survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI), Surkernas yang dilakukan setiap 5 tahun sekali
Umpan balik
LOKAKARYA MINI PUSKESMAS7
Lokakarya Mini Puskesmas adalah suatu forum pertemuan yang diikuti oleh petugas Puskesmas dan
jaringannya termasuk Poskesdes, atau pada kondisi
tertentu dapat mengundang lintas sektor seperti Kecamatan, Kepala Desa/Kelurahan, PKK, termasuk
unsur tokoh masyarakat. Pada Lokakarya Mini
Puskesmas dilakukan pembahasan mengenai:
a. Penyusunan Perencanaan Bulanan, yang merupakan bagian dari perencanaan tahunan yang telah
disusun pada awal tahun dan akan dilaksanakan pada bulan tersebut. Perencanaan bulanan ini lebih
dikenal dengan Plan of Action (POA) atau Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
bulanan, yang minimal berisikan tentang jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, sasaran, target, lokasi,
pelaksana, dan pembiayaan.
b. Laporan hasil kegiatan periode satu bulan. Karena dalam Lokakarya Mini yang dibahas adalah kegiatan
yang akan dilaksanakan, maka laporan

yang dibahas adalah laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan atau laporan bulan sebelumnya.
Rekapitulasi laporan hasil kegiatan tersebut disusun laporan bulanan kegiatan sesuai dengan format yang
sudah ada dalam SP2TP atau SP3
atau format lain yang berlaku di wilayah tersebut. Hasil rekapitulasi laporan bulanan tersebut kemudian
dievaluasi dengan membandingkan antara hasil pencapaian dibandingkan dengan target sehingga dapat
dinilai tingkat keberhasilan kegiatan (cakupan kegiatan). Dalam melaksanakan evaluasi juga dilakukan
analisis sederhana tingkat keberhasilan termasuk analisis
masalah dan penyebabnya serta langkah-langkah pemecahan masalah dan dukungan lintas sektor terkait.
Agar mudah dimengerti oleh semua petugas termasuk peserta lintas sektor, maka hasil pencapaian
kegiatan di Puskesmas secara umum dipaparkan dalam bentuk grafik/tabel, atau dikenal dengan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Di Puskesmas sudah dikenal beberapa PWS, antara lain PWS
KIA, PWS Imunisasi, PWS Gizi, dan lainlain.
Untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang telah disusun dalam forum Lokakarya Mini
Puskemas dan mengetahui apakah perencanaan yang disusun sudah dilaksanakan dengan tepat, maka
dilakukan kegiatan pembinaan dan supervisi oleh Kepala Puskesmas dan atau petugas yang ditetapkan
sebagai pembina wilayah.
Tempat Kegiatan
Lokakarya Mini Puskesmas diadakan di Aula Puskesmas
Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim
dan membia kerja sama lintas program serta lintas sektoral.
2. Tujuan Khusus
a. Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan terlaksa
b. Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kerja
tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil
kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta
tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
c. Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran serta
masyarakat secara terpadu.
d. Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka mengkaji kegiatan kerjasama
lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.

Manfaat
Manfaat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada bulan lalu dan untuk merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan.
3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim.
Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan Puskesmas sendiri, dalam
rangka meningkatkan kerjasama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
4. Lokakarya Bulanan Puskesmas.
Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim, setiap awal bulan
berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang
lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan daerah binaan. Bilaman dijumpai masalah, dibahas dan
dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya bagi setiap tenaga.
5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan
diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang dilaksanakan dalam satu pertemuan setahun sekali.
Untuk itu perlu dijelasklan manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana
kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembanngkan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan. Khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.
DAFTAR ISI
1. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.

2. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.


3. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa
Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.
4. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat: keputusan
menteri kesehatan RI nomor 128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti Husada;2004.h.5-31.
5. Fauziah M, Apriningsih, Widyastuti P, Sugiarti M, Ratnawati. Epidemiologi suatu
pengantar. Jakarta : EGC; 2001.h.366.
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti
Husada;1991.h.B1-6, C2-4.
7. Sigarlaki H.J.O F. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Cv.Informedika,
Jakarta 2003; hal 42-172, 194-257

Anda mungkin juga menyukai