Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PDA ( PATENT DUCTUS ARTERIOUS)

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang

Masalah kesehatan merupakan hal yang tidak asing lagi bagi manusia dan merupakan hal yang dinamis.
Masalah kesehatan bisa menggerogoti siapa saja tanpa terkecuali. Maka dari itu muncullah semboyan lebih
baik mencegah dari pada mengobati, dan ini adalah cara atau langkah yang baik sebelum masalah kesehatan
berlarut-larut. Masalah kesehatan semakin kompleks, banyak ditemukan jenis-jenis penyakit baru yang
mengancam kehidupan manusia. Hal tersebut terjadi karena faktor pola hidup manusia yang dinamis pula
mengikuti perkembangan zaman dengan melimpahnya makanan-makanan, maupun minuman-minuman
instan dengan bahan pengawet berdasarkan survey memang faktor pencetus beberapa jenis penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang terjadi adalah masalah jantung yang terbagi-bagi lagi menjadi beberapa
masalah atau penyakit. Dalam penulisan makalah ini penulis membahas mengenai kelainan jantung
kongenital atau bawaan sejak lahir. Insiden penyakit jantung bawaan di dunia diperkirakan 8/1000 kelahiran
hidup (Nelson, 1999).penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak.Apa
bila tidak dilakukan tindakan yang cepat dan tepat kebanyakan akan meninggal pada waktu bayi. Oleh
karena itu, penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa penderita
tersebut mampu melalui seleksi alam atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang
dewasa.
B.

Tujuan Penulisan

1.

Tujuan umum

Memperoleh gambaran umum dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan Patent Ductus
Arterious (PDA) sesuai kondisi dan kebutuhan klien.

2.
a.

Tujuan khusus
Diharapkan agar mahasiswa/i keperawatan dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Patent

Ductus Arterious (PDA).


b.

Dapat menyusun diagnosa keperawatan dan mempriotitaskan masalah pada klien dengan Patent Ductus

arterious (PDA).
c.

Mampu membuat dan menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan Patent Ductus

Arterious (PDA).
d.

Dapat memberikan tindakan keperawatan dengan baik dan benar pada klien dengan Patent Ductus

Arterious (PDA).

e.

Untuk memperoleh gambaran dan mampu melaksanakn evaluasi hasil tindakan keperawatan yang di

berikan pada klien dengan Patent Ductus Arterious (PDA).


f.

Untuk memperoleh gambaran bagaimana membuat perencanaan pulang pada klien dengan Patent

Ductus Arterious ( PDA)


g.

Diharapkan mahasiswa/i keperawatan Mampu membuat dokumentasi keperawatan pada klien dengan

Patent Ductus Arterious.


C.
1.

Metode Penulisan
Studi kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan Patent Ductus Arterious (PDA)


2.

Mengunjungi situs tertentu yang berkaitan dengan Patent Ductus Arterious (PDA)

3.

Diskusi kelompok

D.

Sistematika Penulisan

Dalam penulisan makalah ini di susun secara sistematis yang terdiri atas tiga BAB yaitu: Bab I Pendahuluan,
yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II yang
membahas tentang tinjauan pustaka yang terdiri konsep dasar penyakit dan konsep asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.

Konsep Dasar Penyakit


Anatomi Fisiologi

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena
kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai
otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
a.

Bentuk

Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di
sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
b.

Letak

Di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), seblah kiri bawah dari pertengahan
rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di
bawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung yang disebut iktus kordis.
c.

Ukuran

Lebih kurang sebesar genggaman tangan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
d.
1)

Lapisan-lapisannya
Endokardium

Merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau
selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.

2)

Miokardium

Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalanbundalan otot yaitu:
a)

Bundalan otot atria, yang terdapat di bagian kiri/kanan dan basis kordis yang membentuk serambi

atau aurikula kordis.


b)

Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik janung yang dimulai dari cincin atrioventrikuler

sampai di apeks jantung.


c)

Bundalan otot atrioventrikuler, yang merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung.

3)

Perikardium

Lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
parietal dan viseral yang bertemu di pangkal jantung yang membentuk kantung jantung.Diantara kedua
lapisan jantung ini terdapat terdapat lendir sebagi pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara perikardum
pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung.Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah
untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.Jantung dipesarafi oleh nervus
simpatikus/nervus akselerantis, untuk menggiatkan kerja jantung dan Nervus parasimpatikus, khususnya
cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung.
e.

Pergerakan Jantung

Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan
yang berasal dari susunan saraf otonom.Rangsangan ini diterima oleh jantung pada simpul saraf yang terletak
pada atrium dekstra dekat masuknya vena cava yang disebut Nodus Sino Atrial.Dari sisi rangsangan akan
diteruskan ke dinding atrium dan juga ke bagian septum kordis oleh nodus atrio ventrikular atau simpul
tawara melalui berkas wenkebach.Dari simpul tawara rangsangan akan melalui bundel atrio ventrikuler
(berkas his) dan pada bagian cincin yang terdapat antara atrium dan ventrikel yang disebut anulus fibrosus,
rangsangan akan terhenti kira-kira 1/10 detik.Seterusnya rangsangan tersebut akan diteruskan ke dalam apeks
kordis dan melalui berkas purkinye disebarkan ke seluuh dinding ventrikel dengan demikian jantung
berkontraksi. Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode yaitu:
1)

Periode kontraksi (periode sistole)

Suatu keadaan di mana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan trikuspidalis
dalam keadaan tertutup valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonaris terbuka, sehingga
darah dari ventrikel dextra mengalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan, sedangkan
darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
2)

Periode dilatasi (periode diastole)

Suatu keadaan di mana jantung mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah dari
atrium sinistra masuk ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra. Selanjutnya

darah yang ada di paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmoalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari
seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
3)

Periode istirahat

Waktu antara periode kontraksi dan dilatasi di mana jantung berhenti kira-kira 1/10 detik. Pada waktu kita
beristirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada tiap-tiap kontriksi jantung akan
memindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc. Kalau kita bekerja maka jantung maka akan lebih cepat
berkontraksi sehingga darah lebih banyak dialirkan ke seluruh tubuh. Kerja jantung dapat diketahui dengan
jalan memeriksa perjalanan darah dalam arteri, oleh karena dinding arteri dan mengembang jika ke dalamnya
mengalir gelombang darah.
Gelombang darah ini menimbulkan denyutan pada arteri. Sesuai dengan kuncupnya jantung yang disebut
denyut nadi atau pulse. Baik buruknya dan teratur tidaknya denyut nadi tergantung dari kembang kempisnya
jantung.
2.
a.

Definisi
Patent Ductus Arteriosus ( PDA ) adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang

menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan
mengalirnya darah dari aorta bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. ( Suriadi, Rita
Yuliani, 2001)
b.

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang

menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara
fungsional 10 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 3
minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus: PDA) (
Kapita selekta,1999,hal:435 ).
c.

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang

menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner
(tekanan lebih rendah) (Betz & Sowden, 2002).
PATENT DUKTUS ARTERIOSUS (PDA)
3.

Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan:
a.

Faktor prenatal

1)

Ibu penderita penyakit infeksi: rubella,herpes simpleks.

2)

Ibu alkoholisme.

3)

Umur ibu lebih dari 40 tahun.

4)

Ibu penderita penyakit diabetes melitus ( DM ) yg memerlukan insulin.

5)

Ibu meminum obat-obatan penenang/jamu.

6)

Bayi yang lahir prematur.

b.

Faktor genetika

1)

anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

2)

ayah/ibu penderita penyakit jantung bawaan.

3)

kelainan kromosan seperti sindrom down.

4)

lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan
Kita, 2001)
4.

Patofisiologi

Akibat hemodinamika pada PDA tergantung pada ukuran dari duktus dan pembuluh darah pulmonal yang
resisten. Saat lahir resistensi dalam pulmonal dan sirkulasi sistemik adalah sedikit identik sehingga terjadi
persamaan resistensi dalam aorta dan artery pulmonal. Sebagaimana tekanan sistemik melebihi tekanan
pulmonal, darah memulai shunt dari aorta menuju duktus ke arteri pulmonal. (kiri ke kanan shunt ).Darah
tambahan yaitu terbaliknya sirkulasi paru-paru dan kembali ke atrium kiri dan ventrikel kiri, akibat dari
perubahan sirkulasi adalah peningkatan beban kerja pada jantung bagian kiri, penngkatan pulmonari vaskuler
bawaan dan kemungkinan terjadi resistensi dan peningkatan potensial tekanan ventrikel kanan dan
hypertropy ( Pediatric, edisi 2 Whooley and Wrong )

Anda mungkin juga menyukai