Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OSTEONECROSIS
A. PENDAHULUAN
Osteonecrosis diderita mencapai 20.000 warga Amerika Serikat setiap
tahunnya. Meskipun semua kelompok umur dapat menderita osteonecrosis, namun
kebanyakan pasien yang menderita penyakit ini berada diusia antara 20 sampai 50
tahun, dengan usia rata-rata di akhir 30-an. Diagnosis osteonecrosis tidak
mempengaruhi harapan untuk hidup, dan untuk alasan ini beberapa ratus ribu
pasien hidup sendiri dengan penyakit ini di Amerika Serikat.1
Tulang merupakan jaringan yang hidup dengan sel-sel yang hidup dan
suplay darah Osteonekrosis adalah kematian tulang yang dapat terjadi karena
hilangnya suplay darah mengakibatkan struktur tulang kolaps, destruksi pada
tulang, nyeri, dan kehilangan fungsi dari sendi.. Telah dikenal beberapa nama lain
dari Osteonekrosis, yaitu Avaskular Nekrosis, Nekrosis Aseptik, dan Iskemik
Tulang. Avaskular Nekrosis (AVN). Yang paling sering digunakan adalah Avaskular
nekrosis.1,2
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada intra-seluler. Tulang berasal dari
embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses Osteogenesis menjadi
tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses
mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium.
garam kalsium mulai mengendap pada osteoid dan mengeras selama beberapa
minggu atau bulan berikutnya. Sebagian osteoblast tetap menjadi bagian dari
osteoid, dan disebut osteosit atau sel tulang sejati. Seiring dengan terbentuknya
tulang, osteosit dimatriks membentuk tonjolan-tonjolan yang menghubungkan
osteosit satu dengan osteosit lainnya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik
di tulang.
Kalsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang, sebagian ion
kalsium di tulang tidak mengalarni kristalisasi. Garam nonkristal ini dianggap
sebagai kalsium yang dapat dipertukarkan, yaitu dapat dipindahkan dengan cepat
antara tulang, cairan interstisium, dan darah.
Sedangkan penguraian tulang disebut absorpsi, terjadi secara bersamaan dengan
pembentukan tulang. Penyerapan tulang terjadi karena aktivitas sel-sel yang
disebut osteoklas. Osteoklas adalah sel fagositik multinukleus besar yang berasal
dari sel-sel mirip-monosit yang terdapat di tulang. Osteoklas tampaknya
mengeluarkan berbagai asam dan enzim yang mencerna tulang dan memudahkan
fagositosis. Osteoklas biasanya terdapat pada hanya sebagian kecil dari potongan
tulang, dan memfagosit tulang sedikit demi sedikit. Setelah selesai di suatu daerah,
osteoklas menghilang dan muncul osteoblas. 0steoblas mulai mengisi daerah yang
kosong tersebut dengan tulang baru. Proses ini memungkinkan tulang tua yang
telah melemah diganti dengan tulang baru yang lebih kuat.
Keseimbangan antara aktivitas osteoblas dan osteoklas menyebabkan tulang terus
menerus diperbarui atau mengalami remodeling. Pada anak dan remaja, aktivitas
osteoblas melebihi aktivitas osteoklas, sehingga kerangka menjadi lebih panjang
dan menebal. Aktivitas osteoblas juga melebihi aktivitas osteoklas pada tulang
yang pulih dari fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas osteoblas dan osteoklas
biasanya setara, sehingga jumlah total massa tulang konstan. Pada usia
pertengahan, aktivitas osteoklas melebihi aktivitas osteoblas dan kepadatan tulang
mulai berkurang. Aktivitas osteoklas juga meningkat pada tulang-tulang yang
mengalami imobilisasi. Pada usia dekade ketujuh atau kedelapan, dominansi
3
beberapa
kondisi
medis,
termasuk
kanker,
systemic
lupus
ke tulang
Iskemia pada tulang, terjadi jika aliran darah ke tulang cukup rendah
Infark pada tulang, terjadi jika aliran darah ke tulang masih rendah
Pada umumnya osteonecrosis menyerang tulang-tulang panjang, misalnya
kaput femoris atau kaput humeri, tetapi dapat juga menyerang tulang lainnya.
Kematian tulang terjadi akibat putusnya vaskularisasi, emboli lemak, perdarahan,
kelainan jaringan tulang, maupun akibat penekanan sinusoid, misalnya pada proses
infiltrative (seperti pada penyakit Gaucher) atau peningkatan adiposity di dalam
sumsum tulang karena efek toksik terhadap liposit (misalnya akibat glukokortikoid
atau alcohol). Akibat osteonecrosis akan terjadi peningkatan tekanan intraoseus
(IOP) yang akhirnya akan menjadi lingkaran setan, karena iskemia dan kerusakan
sel akan bertambah berat.7
Osteonekrosis karena penggunaan kortikosteroid diduga terjadi karena obatobatan tersebut mengganggu kemampuan tubuh untuk memecah substansi lemak
G. DIAGNOSIS
1. Gambaran klinis
Perkembangan nekrosis avaskular awalnya asimptomatik lalu berkembang
seiring dengan waktu, Pada awalnya tulang yang mengalami nekrosis akan
terasa sakit jika ditekan, kemudian terasa sakit bahkan saat beristirahat. Nyeri
berkembang secara bertahap. Jika osteronekrosis terus berkembang, tulang dan
daerah pada sendi kolaps makan nyeri akan semakin meningkat. Rasanya nyeri
akan semakin bertambah sehingga gerakan akan terbatas terutama abduksi dan
rotasi internal. Nyeri merupakan keluhan utama, jalan pincang, paha
mengecil/otot atrofi dan tungkai dapat memendek 1 2 cm. Gerakan terbatas
terutama abduksi dan rotasi internal. 8,9,10
2. Pemeriksaan Radiologi
Dugaan untuk penyakit ini didiagnosis ketika seseorang dengan faktor
resiko osteonekrosis mengalami nyeri yang terlokalisir (terbatas diarea
tertentu). Pasien dengan nyeri pada daerah pinggul karena osteonekrosis sering
merasa nyeri pada pangkal paha. Nyeri pada pinggul dan lutut karena
osteonekrosis semakin memberat dengan berjalan atau dengan mengangkat
beban yang berat.
Langkah berikutnya dalam diagnosis adalah dengan menggunakan X-ray pada
daerah yang sakit. Pada tahap awal penyakit ini X-ray akan terlihat normal,
maka dilakukan pencitraan lain. Pencintraan yang dimaksud adalah scan tulang
atau Magnetic Resonance Image (MRI). MRI sangat baik untuk membantu
mendeteksi osteonekrosis tahap awal.11
a. X-ray
X-ray adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet tapi dengan panjang
gelombang yang sangat pendek.
10
11
H. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Osteonekrosis dapat didiagnosis banding dengan osteoartitis dan osteoporosis.
1. Osteoartitis
Osteoartitis adalah penyakit degenerative yang umum terjadi pada sendi dan
berciri khas hilangnya kartilago sendi dan adanya formasi tulang baru.
Osteoartitis paling parah menyerang sendi yang menahan berat badan seperti
panggul, lutut dan tumit, serta sendi-sendi pada jari.15
Osteoartitis mula-mula ditandai dengan penyempitan celah sendi karena
penipisan rawan sendi dan pembentukkan osteofit. Erosis terus menerus pada
cortex disendi menimbulkan lesi seperti kista subkondral dekat sendi. 15
12
Gambar 10:
A: X-ray : tampak adanya sclerosis subchondral, penyempitan ruang sendi,
dan osteofit
B: MRI : tampak adanya sclerosis subchondral15
2. Osteoporosis
Definisi Osteoporosis menurut WHO adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan berkurangnya massa tulang dan kelainan mikroarsitektur jaringan
tulang, dengan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dan resiko terjadinya
fraktur tulang.
Deteksi osteoporosis pada foto polos setidaknya membutuhkan penurunan
massa tulang 30%. Osteoporosis menyebabkan hilangnya desitas tulang, suatu
penurunan jumlah trabekula, dan lapisan-lapisan kasar.
13
Gambar 11: Proses degenerative pada panggul kiri disertai pembentuk osteofit
(tanda panah).16
3. Osteomyelitis
Osteomyelitis adalah penyakit infeksi pada tulang, yang ditandai dengan
adanya peradangan sumsum tulang dan tulang yang berdekatan dan sering
dikaitkan dengan hancurnya kortikal dan trabekular tulang.
14
Non-Surgical
Joint Replacement
15
Jika tulang sudah kolaps atau pengobatan lain tidak membantu, bilsa
dilakukan bedah untuk menggganti bagian sendi yang rusak dengan plastik atau
bahan yang terbuat dari logam.
J. PROGNOSIS
Prognosis dari penyakit ini tergantung dari:17
- Penyebab osteonekrosis
-
Prognosis bervariasi mulai dari sembuh total sampai dengan kerusakan yang
permanen pada tulang.
16