2.2
2.1 Definisi
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar
dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi
(radiation) .
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Guyton & Hall, 1997).
Etiologi
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :
1. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini, seorang penderita akan
berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat
setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi
dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada
fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal
yang berdampak sistemik. Problema sirkulasi yang berawal dengan kondisi syok (terjadinya
ketidakseimbangan antara paskan O2 dan tingkat kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang
bersifat hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih ditingkahi
dengan problema instabilitas sirkulasi.
2. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas
dan atau pada struktur atau organorgan fungsional.
Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi
organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur
2.4
Klasifikasi
Kedalaman dan
Bagian kulit
penyebab luka
yang terkena
Gejala
Penampilan luka
Perjalanan
kesembuhan
bakar
Derajat
satu Epidermis
Kesemutan,
Memerah,
(superfisial):
hiperestesia
menjadi
tersengat
(supersensivitas),
ketika
matahari, terkena
api
jika didinginkan
dengan
Kesembuhan
putih lengkap
dalam
tanpa edema
kulit
intensitas rendah
Derajat-dua
(partial-
bagian dermis
thickness):
tersiram
nyala api
terhadap luka
mendidih,
terbakar
sensitif
bintik
merah, pembentukan
epidermis
retak, dan
permukaan
oleh
basah,
edema
parut
depigmentasi,
luka infeksi
dapat
terdapat mengubahnya
menjadi derajat-tiga
Derajat-tiga
Epidermis,
(full-thickness):
keseluruhan
syok,
terbakar
nyala dermis
hematuria bakar
dan (adanya
darah putih
dalam
mendidih
dalam jaringan
urin)
tersengat
listrik
berwarna diperlukan
seperti pencangkokan,
kemungkinan
yang
fungsi
tampak, atau
Umur klien.
ekstrenitas
dapat terjadi
kulit,
parut
Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak.
Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.
Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c.