Anda di halaman 1dari 1

Bagian zona subduksi dari palung sampai kedalaman 40 km-an, umumnya

mempunyai sifat regas (elastik) dan batas kedua lempeng ini di beberapa tempat
terekat/terkunci erat Karena itu dorongan terus menerus dari Lempeng Hindia
menyebabkan terjadinya akumulasi energi-potensial regangan pada bidang kontak
yang merekat erat ini berupa pengkerutan (Gambar 1.5a)

Apabila tegangan tersebut telah sedemikian besar sehingga melampaui


lempeng tersebut, maka akan terjadi patahan pada lempeng tersebut di daerah
terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi atau
tegangan sebagian maupun seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula.
Peristiwa pelepasan energi ini disebut gempabumi.

[Chlieh et al., in press]. Bidang kontak zona subduksi dangkal ini biasa disebut
sebagai megathrust (= mega-patahan naik yang berkemiringan landai).
Inilah yang menjadi sumber gempabumi di lepas pantai barat Sumatra. Di bawah
kedalaman 40 km-an, temperatur disekitar bidang kontak melebihi 300-400C
sehingga tidak lagi memungkinkan adanya akumulasi energi elastik (gempa).
Dengan kata lain pada kedalaman ini lempeng yang menunjam akan bergeseran
dengan lempeng di atasnya tanpa terkunci atau menimbulkan pengkerutan seperti
proses yang diterangkan di atas, sehingga di kedalaman ini umumnya tidak ada
gempa-gempa besar, tapi hanya gempa-gempa kecil saja.

Anda mungkin juga menyukai