II.
III.
Judul Percobaan
Waktu Percobaan
Tujuan Percobaan
IV.
Dasar Teori
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan
zat tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana
adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari
pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang
dalam hal ini berupa senyawa karbon.
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat
padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gayagaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat
cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi
zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang
diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990).
Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah
tempat terjadinya penyerapan disebut
Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.
Tabel 1. Perbedaan adsorpsi fisik dan kimia
Adsorpsi Fisik
Adsorpsi Kimia
Molekul terikat pada adsorben oleh Molekul terikat pada adsorben oleh
gaya van der Waals
ikatan kimia
-40 kJ/mol
-800 kJ/mol
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu di Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
bawah titik didih adsorbat
Jumlah
adsorpsi
pada
permukaan Jumlah
adsorpsi
pada
permukaan
Tidak
melibatkan
energi
tertentu
Bersifat tidak spesifik
1) Adsorpsi fisika
Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarik antara zat
terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut
dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan
adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses kondensasi dan biasanya terjadi
pada temperatur rendah pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida
pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi
molekul pada fase cair (gaya van der waals) mempunyai derajat yang sama
dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol.
Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat
tercapai dan bersifat reversibel.
2) Adsorpsi Kimia
Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi.
Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar
daripada Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas
reaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan
oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom
dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent
akan terbentuk suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut
akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent
sehingga efektifitasnya berkurang.
Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada beberapa
faktor, yaitu : (1). Jenis adsorben. (2). Jenis adsorbat. (3)Luas permukaan adsorben
(4)Konsentrasi zat terlarut (5) Temperatur (Atkins, 1990).
1) Jenis adsorben dan jenis adsorbat
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari
adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan
komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan
adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat
polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang
polar.
2) Massa adsorben yang ditambahkan
Jumlah adsorben yang ditambahkan kedalam larutan sangat memengaruhi hasil
adsorpsi karena adsorben mempunyai titik jenuh tertentu. Pada titikk ini
adsorben tidak dapat lagi mengadsorpsi adsorbat dari larutan. Seluruh adsorbat
dalam larutan dapat diambil jika jumlah adsorben yang ditambahkan
proporsional dengan dengan jumlah adsorbat dalam larutan atau dengan kata
lain adsorbat telah terambil semua kedalam permukaan aktif adsorben sebelum
mencapai titik jenuh
3) Luas permukaan
Daya adsorpsi akan meningkat dengan ukuran partikel yang semakin kecil.
Oleh karena itu, kecepatan adsorpsi suatu adsorben yang berbentuk powder
lebih besar daripada adsorben yang berbentuk granular atau bongkahan.
4) Temperatur
Laju adsorpsi akan meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur dan
menurun jika temperatur dikurangi. Hal ini terjadi jika terdapat perbedaan
temperatrur yang cukup besar. Sedangkan perbedaan temperatur yang kecil
tidak memengaruhi proses adsorpsi
5) Pengadukan
Proses adsorpsi dipengaruhi olek difusi film dan difuusi pori. Tahapan ini
sangat bergantung pada kecepatan pengadukan. Pada pengadukan yang rendah,
maka tahapan adsorpsi hanya terjadi pada difusi film saja.
6) Lama pengadukan
Adsorpsi terjadi saat adsorben mulai menyerap adsorbat dalam jangka waktu
yang tertentu. Besarnya hasil penyerapan bergantung dari lamanya interaksi
yang diberikan kepada adsorben dan adsorbat. Interaksi ini terjadi ketika proses
pengadukan, dalam proses pengadukan tersebut terjadi kesempatan bagi
adsorben untuk menyerap sebanyak-banyaknya zat pengotor.
Adsorben
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik
cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik,
hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi,
disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi.
Karbon Aktif atau Karbon Aktif mempunyai warna hitam, tidak berasa dan
tidak berbau, berbentuk bubuk dan granular, mempunyai daya serap yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan karbon yang belum mengalami proses aktifasi,
mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat dasar dan disusun oleh atomatom karbon C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi yang heksagon. Platplat ini bertumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal dengan sisa-sisa
hidrokarbon yang tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan hidrokarbon
tersebut melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu karbon atau karbon yang
membentuk struktur jaringan yang sangat halus atau porous sehingga permukaan
adsorpsi atau penyerapan yang besar dimana luas permukaan adsorpsi dapat
mencapai 300-3500 cm2/gram.
Karbon Aktif
Karbon adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung
karbon. Karbon tersusun dari atom-atom karbon yng berikatan secara kovalen
membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya
(Gambar 3). Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti
pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya.
terikat, abu, air, nitrogen, dan sulfur. yang mempunyai luas permukaan dan jumlah
pori sangat banyak (Baker 1997)
Setyaningsih (1995) membedakan karbon aktif menjadi 2 berdasarkan
fungsinya, yaitu Karbon adsorben gas (gas adsorbent carbon): Jenis karbon ini
digunakan untuk mengadsorpsi kotoran berupa gas. Pori-pori yang terdapat pada
karbon aktif jenis ini tergolong mikropori yang menyebabkan molekul gas akan
mampu melewatinya, tetapi molekul dari cairan tidak bisa melewatinya. Karbon
aktif jenis ini dapat ditemui pada karbon tempurung kelapa. Selanjutnya adalah
karbon fasa cair (liquid-phase carbon). Karbon aktif jenis ini digunakan untuk
mengadsorpai kotoran atau zat yang tidak diinginkan dari cairan atau larutan. Jenis
pori-pori dari karbon aktif ini adalah makropori yang memungkinkan molekul
berukuran besar untuk masuk. Karbon jenis ini biasanya berasal dari batu bara,
misalnya ampas tebu dan sekam padi.
Penyerapan Bahan - bahan Terlarut Dengan Karbon Aktif
Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dalam air, biasa menggunakan karbon aktif
dengan mengubah sifat permukaan partikel karbon melalui proses oksidasi. Partikel
ini akan menyerap bahan-bahan organik dan akan terakomulasi pada bidang
permukaannya. Pada umumnya ion organik dapat diturunkan dengan karbon aktif.
Adsorpsi oleh karbon aktif akan melepaskan gas, cairan dan zat padat dari
larutan dimana kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan tergantung pada pH,
suhu, konsentrasi awal, ukuran molekul, berat molekul dan struktur molekul.
Penyerapan terbesar adalah pada pH rendah. Dalam Laboratorium Manual
disebutkan bahwa pada umumnya kapasitas penyerapan karbon aktif akan
meningkat dengan turunnya pH dan suhu air. Pada pH rendah aktifitas dari bahan
larut dengan larutan meningkat sehingga bahan-bahan larut untuk tertahan pada
karbon aktif lebih rendah.
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
a) Sifat serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya
untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan
bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari
struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi
oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, dan struktur rantai dari
senyawa serapan.
b) Temperatur
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada
saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses
adsorpsi adalah viskositas dan stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak
mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna
maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk
senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila
memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.
c) pH (derajat keasaman)
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan
asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya
apabila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi
akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
d) Waktu
Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah karbon aktif yang digunakan.
Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi
waktu. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel
karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan.
Secara garis besar penyerapan karbon aktif terhadap zat yang terlarut adalah
(a) Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben
(karbon).(b) Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan karbon aktif dan (c)Zat
teradsorpsi akhirnya diserap oleh permukaan dalam atau permukaan porous karbon.
Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari
karbon aktif adalah (a) Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada karbon
aktif sehingga menimbulkan gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya
serap.dan (b) Adanya permukaan yang luas (300 3500 cm2/gram) pada karbon
aktif sehingga mempunyai kemampuan daya serap yang besar.
Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang
teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorpsi ini dinyatakan
sebagai:
x/m = k. Cn.........................................................................................................(3)
dalam hal ini :
x = jumlah zat teradsorpsi (gram)
Log X/m
Log k
Log C
V.
Jumlah
6 buah
1 buah
secukupnya
1 buah
@1 buah
1 buah
1 buah
6 lembar
1 buah
b. Bahan
Bahan
Jumlah / spesifikasi
Asam Klorida 0,5 M ; 0,25 Masing masing 100 mL
M ; 0,125 M ; 0,0625 M ;
0,0313 M ; dan 0,0156 M
Karbon aktif
NaOH
Aquades
Indikator PP
VI.
Alur Kerja
Karbon
-
Dimasukkan masing masing pada 100 ml larutan asam klorida dengan kons
Di kocok secara periodic selam 30 menit
Volume NaOH
VII.
Data pengamatan
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
Karbon
V2 = 19,6 ml
V3 = 24,6 ml
ml
4 = 24,0asam
Campuran karbon aktif + V
larutan
V5 = 13,7 ml
V6 = 7,2 ml
Disaring tiap campuran
Volume NaOH
Kesimpulan
Disimpulkan
bahwa
ini
adalah
isoterm
adsorpsi
Freundlich,
adsorben
larutan
dimana
mengadsorpsi
organic
(asam
adsorben
(karbon
aktif),
maka
semakin
tinggi
daya
adsorpsinya
terlarut.
pada
zat
VIII. Pembahasan
Pada percobaan yang telah kami lakukan adalah percobaan tentang isoterm
adsorpsi yakni menurut Freundlich. Yang bertujuan untuk menentukan isoterm
adsorpsi bagi proses adsorpsi asam klorida pada karbon.
Pada percobaan ini adsorban yang digunakan adalah karbon, dimana
sebelum digunakan karbon harus diaktifkan dulu dengan cara ditimbang sebanyak
1,000 gram karbon dengan neraca ohauss setelah itu karbon dipanaskan dalam oven
dengan menggunakan suhu yang tinggi (60 0C) selama 15 menit, dan tidak sampai
membara yang hal ini dimaksudkan agar karbon tersebut tidak menjadi abu.
Pengaktifan karbon ini bertujuan agar pori-pori karbon semakin besar sehingga
dapat memepermudah penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka
daya penyerapannya pun semakin tinggi.
Kemudian menyiapkan larutan organik yaitu yang digunakan adalah asam
klorida dengan variasi 6 konsentrasi yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N;
0,0313 N; 0,0156 N dan masing-masing volume asam klorida yang digunakan
dalam adsorpsi adalah 100 mL.
Langkah pertama, memasukkan masing-masing masa karbon aktif yang ada
kedalam Erlenmeyer yang berbeda-beda dan menambahkan asam klorida dengan
konsentrasi yang ada yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N
dan kemudian Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit dan
temperature tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan
adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat. Setelah 30 menit, larutan disaring dengan
kertas saring. Didapatkan filtrat, filtrat inilah yang akan digunakan untuk proses
selanjutnya. Filtrat yang ada diambil sebagai masing-masing 10 mL untuk
konsentrasi 0,5 N dan 0,25 N, 25 mL untuk konsentrasi 0,125 N, dan 50 mL untuk
konsentrasi 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N. Kemudian masing-masing larutan
tersebut ditambahkan 3 tetes indicator PP dan terakhir dititrasi dengan NaOH 0,1 N
dan catat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm
Freundlich pada proses adsorpsi HCl terhadap karbon. Variabel yang terukur atau
yang didapatkan pada percobaan ini adalah volume larutan NaOH 0,1 N yang
digunakan untuk menitrasi HCl. Dari data volume tersebut dapat digunakan unutk
menentukan mmol HCl yang teradsorpsi oleh karbon aktif (C), dengan cara
menghitung selisih mmol HCl sebelum diadsorbsi dengan mmol HCl setelah
diadsorbsi. Unutk mmol HCl setelah adsorbsi didapatkan dari perkalian antara
volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi filtrat dengan normalitas dari NaOH
tersebut.setelah didapatkan konsentrasi HCl yang teradsorbsi oleh karbon aktif (C).
Langkah selanjutnya adalah menentukan perbandingan nilai dari jumlah
HCl yang teradsorpsi (x) dengan jumlah adsorben (m). Kemudian menghitung x/m
dan C dari masing-masing percobaan, berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan
data :
Tabel 1. Hasil perhitungan dan pengolahan data percobaan adsorpsi isoterm
Freundlich antara HCl dengan karbon aktif.
No
Massa
(gram)
mmol HCl
Mmol
mmol
mmol
Volum
HCl
Awal
Akhir
Sisa
(mL)
C
(teradsorpsi)
(M)
x/m
Log x/m
Log C
1,000
4,05
0,95
10
0,095
0,34675
-0,45998
-1,0222
1,000
2,5
1,96
0,54
10
0,054
0,1971
-0,70531
-1
1,000
3,125
2,46
0,266
25
0,0266
0,09709
-1,01283
1,57511
-1,27633
1,83863
-1,84618
2,40893
-2,35852
2,92081
4
5
6
1,000
1,000
1,000
3,125
1,565
0,78
2,4
1,37
0,72
0,145
0,039
0,012
50
50
50
0,0145
0,0039
0,0012
0,052925
0,01425
0,00438
Teori :
Secara teori Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas
terbentuknya lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan
adsorben. Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan
adsorben bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat
dituliskan dengan Log (x/m) = log k + 1/n log c membentuk kurva isoterm
adsorpsinya disajikan pada Gambar 5
Gambar 5.
Kurva
IsotermAdsorpsi
Freundlich
Bagi suatu
sistem
tertentu,
hubungan
adsorpsi
antara
banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben
dengan konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur tertentu. persamaan ini
mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorpsi menuruti isoterm Freundlich,
maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dan grafiknya
linier.
Percobaan
Berdasarkan tabel 1. Dapat diketahui bahwa konsentrasi asam klorida
sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena pada selang
waktu tertentu (30 menit) asam klorida telah diadsorpsi oleh karbon aktif.
Berdasarkan tabel diatas juga dibuat suatu grafik dimana log x/m diplotkan sebagai
ordinat dan log C sebagai absis. Berikut grafik hubungan antara log x/m dengan log
C:
-3.5
-3
-2.5
-2
-1.5
0
-1 -0.5
f(x) = 1x + 0.56
R = 1
-0.5
-1
log x/m
-1.5
log x/m
Linear (log x/m)
-2
-2.5
Log C
x
1
=log k + log C
m
n
dengan intersep log k dan slope 1/n. Sehingga dari tabel grafik di atas didapatkan
persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlichnya adalah
y = 0,999x + 0,562
1
n
log k
sehingga, didapat nilai Log k = sebesar 0,562 dan 1/n =0,999. Maka harga k adalah
-0,2502 dan harga n adalah 1,001.
IX.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan pada percobaan yang telah kami lakukan dapat
disimpulkan terdapat kesesuaian antara teori dengan hasil percobaan bahwa isoterm
yang terjadi pada percobaan ini adalah isoterm adsorpsi Freundlich, dimana
X.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Nishio. 2008. ADSORPSI. Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Ferra. 2012. Laporan Kimia Fisika Isotherm Adsorpsi Karbon Aktif.
http://ferrapramadewi. wordpress.com/2012/04/03/laporan-kimia-fisikaisoterm-adsorpsi-karbon-aktif/ (diakses pada 15 Desember 2013)
Mugugan, T dan Ganapathi, A. 2012. Kinetics and Freundlich Isotherm studies on to
removal of Grey BL dye by using Arasu (Ficusrelegosia) Leaf Powder. India:
International Journal of Research in Environmental Science and Technology
Tim Dosen Kimia Fisika IV . 2013. Panduan Praktikum Mata Kuliah Kimia Fisik IV.
Surabaya: Jurusan Kimia, FMIPA, UNESA.
Reski, Wahyudi. 2011. Isotherm Adsorpsi. http://udinreskiwahyudi.blogspot.com/2011 /07/isotherm-adsorpsi.html (diakses pada 15
Desember 2013)
Jawaban Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil percobaan dan kurva linier, tentukan apakah proses adsorbsi
asam oleh karbon termasuk isotherm Freundlich?
Jawab : Berdasarkan hasil percobaan dan kurva linier, proses adsorbsi asam oleh
karbon termasuk isotherm Freundlich termasuk isoterm adsorpsi Freundlich, dimana
adsorben mengadsorpsi larutan organic (asam klorida). Semakin luas permukaan
adsorben (karbon aktif), maka semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat terlarut.
Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak
pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya. Dan dari perhitungan di peroleh
harga k adalah -0,2502dan harga n adalah 1,001.
2. Tentukan tetapan k dan n !
Jawab : dari persamaan garis y = 0,999x + 0,562
1
n
log k
1
=1,001
0,999
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui :
Akhir
Volum HCl yg
dititrasi
Volum NaOH yg
dibutuhkan
(mL)
(mL)
0,5000
10
40,5
0,2500
10
19,6
0,1250
25
24,6
0,0625
50
24
0,0313
50
13,7
0,0156
50
7,2
0,95mmol
= 0,095 M
10 mL
0,54 mmol
= 0,054 M
10 mL
0,665mmol
= 0,0266 M
25 mL
0,725mmol
= 0,0145 M
50 mL
0,195mmol
= 0,0039 M
50 mL
0,06 mmol
= 0,0012 M
50 mL
1.
2.
3.
x
C x Mr HCl x V / 1000
=
m
madsorben
0,095mol / L x 36,5 g /mol x 100 L/1000
=
1,000 g
= 0,34675
x
C x Mr HCl x V / 1000
=
m
madsorben
0,054 mol/ L x 36,5 g/mol x 100 L/1000
=
1,000 g
= 0,1971
x
C x Mr HCl x V / 1000
=
m
madsorben
x
C x Mr HCl x V / 1000
=
m
madsorben
0,0215mol / L x 36,5 g /mol x 100 L/1000
=
1,001 g
= 0,052925
4.
x
C x Mr HCl x V / 1000
=
m
madsorben
0,0113 mol/ L x 36,5 g/mol x 100 L/ 1000
=
1,000 g
= 0,01425
5.
x
C x Mr HCl x V / 1000
=
m
madsorben
0,0016 mol/ L x 36,5 g /mol x 100 L/1000
=
1,004 g
= 0,00438
6.
Pengolahan Data
No
Massa
(gram)
mmol HCl
mmol
mmol
mmol
Volum
HCl
Awal
Akhir
Sisa
(mL)
C
(teradsorpsi)
(M)
x/m
Log x/m
Log C
1,000
4,05
0,95
10
0,095
0,34675
-0,45998
-1,0222
1,000
2,5
1,96
0,54
10
0,054
0,1971
-0,70531
-1
1,000
3,125
2,46
0,266
25
0,0266
0,09709
-1,01283
1,57511
-1,27633
1,000
3,125
2,4
0,145
50
0,0145
0,052925
1,83863
5
6
1,000
1,000
1,565
0,78
1,37
0,72
0,039
0,012
50
50
0,0039
0,0012
-1,84618
2,40893
-2,35852
2,92081
0,01425
0,00438
0
+ 0.23
-3.5 -3 f(x)
-2.5= 0.84x
-2 -1.5
-1 -0.5 0
R = 0.97
-0.5
-1
log x/m
-1.5
log x/m
Linear (log x/m)
-2
-2.5
Log C
DOKUMENTASI