Anda di halaman 1dari 7

SARBANES OXLEY ACT (SOA)

PENGERTIAN SOA (Sarbanes Oxley Act)


SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres
Amerika Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company
Accounting and Investor Protection Act of 2002 atau undang-undang
perlindungan investor dan pengaturan akuntansi perusahaan publik yang sering
kali disebut SOX atau Arbox.
Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru dalam
proses audit perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level
baru dari proses pelaporan audit pada perusahaan publik. Untuk manajemen
perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan jaminan terhadap konflik
kepentingan, sertifikasi yang jelas atas penyimpanan dokumen penting,
pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan perbaikan atas kriteria
pengungkapan. Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah lanjutan dari
peraturan bagi perusahaan-perusahaan publik termasuk tanggung jawab
langsung untuk memantau proses audit eksternal, persetujuan awal atas
seluruh jasa audit ataupun jasa bukan audit, revisi peraturan mengenai
independensi dan keahlian keuangan dan pengawasan, menerima dan mencari
pemecahan yang mungkin atas keluhan mengenai pelaporan keuangan
perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.
Tujuan SOA (Sarbanes Oxley Act) :
SOA memiliki 5 tujuan utama yaitu:
1.

Meningkatkan kepercayaan publik akan pasar modal.

2.

Menerapkan tata pemerintahan yang baik.

3.
Menyediakan akuntabilitas yang lebih baik dengan membuatmanajemen
dan direksi bertanggung jawab akan laporan keuangan.
4.

Meningkatkan kualitas audit.

5.
Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar dunia
usaha untuk mencegah, mendeteksi, menginvestigasi kecurangan dan
perbuatan tidak baik.

Sejarah Sarbanes Oxley Act (SOA)


Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum federal
Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. ). Undang-undang ini
merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya
dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate governance sejak
diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator Paul
Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang
disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3dan oleh Senat dengan suara 99-0
serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush.Undang-undang ini
dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai
skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco International,
Adelphia, PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems,
Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing,
HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen danXerox, yang juga
melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam the big five seperti: Arthur
Andersen, KPMG dan PWC.
Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor
karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini
mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal
ini merupakan contoh tragis bagaimana kecurangan (fraud schemes)
berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para pegawai.
Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan
pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self
regulatory bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas
perusahaan, transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil
kemungkinan bagi perusahaanatau organisasi untuk melakukan dan
menyembunyikan fraud , serta membuat perhatian padatingkat sangat tinggi
terhadap corporate governance.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi
semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik
walaupun tidak berlaku bagiperusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab
atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan
Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga menuntut Securities
and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan baru
untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian
internal bukan lagi sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah
disyaratkan oleh undang-undang. Dengan diberlakukannya undang-undang
Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush

pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai
profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik
(KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US
(termasuk direksi, komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara
(broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik;
investor perbankan serta para analis keuangan. Penerapan undang-undang
tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya sejumlah korporasi di Amerika
Serikat.
Legalisasi Sarbanes-Oxley Act (SOA)
Seperti yang telah disinggung di atas, beberapa perusahaan AS melakukan
kecurangan yang sangat merugikan investor. Menurut beberapa pengamat,
penyebab jatuhnya harga saham di bursa bukan karena accounting scandal
semata, tetapi lebih dikarenakan keputusan bisnis yang salah (bad bussiness
management). Sebagai akibat dari keputusan yang salah tersebut, kinerja
perusahaan menjadi menurun dan menuntut manajemen melakukan
windowdressing untuk menutupi adanya kerugian perusahaan. Total kerugian
yang harus ditanggung investor pada saat itu tercatat lebih dari US$ &
triliun!. Salah satu kasus yang menyebabkan timbulnya kritik keras terhadap
profesi akuntansi adalah kasus Enron yang mulai mencuat pada tahun 2001,
dalam kasus ini menegaskan bahwa banyak dysfunctional behavior yang
dilakukan oleh banyak auditor, beberapa prilaku yang sering dilakukan adalah
semisal creative accounting, earning management ataukah income smoothing,
di Indonesia sendiri bahkan seorang akuntan disebut dengan tukang angka.
Fenomena yang ada menyebabkan pemerintah (Amerika) mengambil tindakan
yang reaktif dalam hal ini untuk melakukan pengawasan terhadap para akuntan
dengan mengeluarkan UU pertanggungjawaban auditor atau yang lebih dikenal
dengan nama Sarbanes Oxley Act, UU ini lahir dari kongres yang dianggotai oleh
Sarbanes dan Oxley sendiri, UU tersebut ditandatangani oleh presiden George
W. Bush pada tanggal 20 Juli 2002 di Washington, USA.
Beberapa hal penting yang disajikan dalam UU Sarbanes Oxley Act 2002,
adalah:
1.

Tanggungjawab perusahaan

2.

Tanggungjawab Auditor

3.

Pengungkapan di perluas

4.
Analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik
kepentingan
5.
SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan
perusahaan
Aktivitas SOA Pada Perusahaan
Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governance yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang
lebih banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang
dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat dibidang keuangan, pembatasan
kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen. Selain
itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:
a)
Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris,
komiteaudit, dan pihak manajemen.
b)
Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah
dewanyang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal.
c)
Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC (Securities Exchange
Commision) secara signifikand. Mendefinisikan jasa non audit yang tidak
boleh diberikan oleh KAP kepada klien.
d)
Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud (manipulasi
perusahaan)
e)
Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of
interestf. Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru
Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publik
untukmembuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau
pengadu untukmelaporkan terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan ini
diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan dapat menggunakan jasa
pelaporan hotlines seperti ACFEs EthicsLine. ACFE dapat membantu menyusun
hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan,dan
memberikan informasi kepada perusahaan agar dapat mengambil tindakan
yang tepat. Sistemhotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan
karena mereka merasa aman daritindakan pembalasan dari yang dilaporkan,
dan inilah elemen penting dan kritis bagi programpencegahan fraud yang kuat.

Isi Ringkas SOX


Sarbanes-Oxley terdiri dari 3 sections (bagian). Section 1 merupakan bagian
yang terdiri dari 11 judul, yaitu:
1.

Title I : Public Company Accounting Oversight Board

2.

Title II : Auditor Independence

3.

Title III : Corporate Responsibility

4.

Title IV : Enhanched Financial Disclosures

5.

Title V : Analyst Conflict of Interest

6.

Title VI : Commission Resources and Authority

7.

Title VII : Studies and Report

8.

Title VIII : Criminal and Fraud Accountability

9.

Title IX : White-Collar Crime Penalty Enhancements

10.

Title XI : Corporate Fraud Accountability

Adapun Section 2 merupakan DEFINITIONS terdiri dari dua sub bagian yaitu
bagian a) In General (ada 16 pengertian) dan bagian b) Confirming
Amandement. Ke enam belas sub bagian adalah:
1.
2.

Appropriate state Regulatory Authority


Audit

3.

Audit Committee

4.

Audit Report

5.

Board

6.

Commission

7.

Issuer

8.

Non-Audit Services

9.

Person Associated with Public Company Firm

10. Professional Standars


11. Public Accounting Firm
12. Registered Public Accounting Firm
13. Rules of The Board
14. Security
15. Securites Laws
16. State
Adapun Section 3 yaitu COMMISSION RULES AND ENFORCEMENT yang
terdiri dari tiga sub bagian, yaitu:
a)

Regulatory Action

b)

Enforcement

c)

Effect on Commission Authority

Adapun ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act adalah sebagai berikut:
Membentuk public company board untuk melakukan pengawasan
terhadap public company,
Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli
dalam bidang keuangan
Perusahaan harus melakukan full disclosure kepada para pemegang saham
berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks,
Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) harus
melakukan sertifikasi validitas pembuatan laporan keuangan perusahaan.
Kantor Akuntan Publik dilarang menerima tawaran jasa lainnya, seperti
konsultasi, ketika sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama,

Peusahaan harus mempunyai kode etik yang terdaftar pada SEC.


Mutual Fund Professional harus menyampaikan suaranya kepada wakil
pemegang saham.
Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan
menyimpang kepada pihak berwenang.
Penasihat hukum perusahaan harus mengkap adanya penyimpangan kepada
pejabat senior dan kepada dewan komisaris.

Anda mungkin juga menyukai